Anda di halaman 1dari 5

Tugas dan Kewajiban Orang Tua Terhadap

Tugas dan Kewajiban Orang Tua Terhadap Anak

A. Pendahuluan.

Setiap kali datang tahun ajaran baru, para orang tua biasanya disibukkan oleh sang
buah hati, anak-anak mereka. Mengapa demikian? Karena sebagian anak-anak
mereka ingin melanjutkan study ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dari TK/RA
ke SD/SDI, Dari SD/SDI ke SMP/MTS, dari SMP/MTs ke SMA/MA dan dari SMA/MA ke
Perguruan Tinggi. Begitulah kegiatan rutin para orang tua yang biasa dilakukan
menjelang tahun ajaran baru.

Agar anak-anak mendapatkan pendidikan yang baik dan berkualitas, para orang tua
terkadang memilih sekolah-sekolah favorite, meskipun dengan biaya tinggi. Dalam
hal ini, sebagai orang tua harus cermat dan cardas. Sebab, sekolah yang baik dan
mendapat predikat favorite belum tentu baik dan cocok buat anak-anak mereka.
Para orang tua juga harus jujur dan sportif dalam menilai anak-anak mereka.
Janganlah kita memaksakan anak-anak untuk belajar di sekolah-sekolah favorite,
sementara kemampuan intelektualitas anak kita biasa-biasa saja. Pilihlah sekolah
yang tepat dan janganlah sekali-kali mengorbankan anak-anak demi gengsi dan
ambisi kita.

Sebagai orang tua, tentu menginginkan anak-anaknya mendapatkan pendidikan


yang baik, layak dan berkualitas. Namun demikian, terkadang mereka kurang
menyadari bahwa proses dan interaksi pendidikan bukan hanya terjadi di
lingkungan sekolah saja, akan tetapi juga terjadi di lingkungan rumah tangga
(pendidikan informal), lingkungan masyarakat (pendidikan non formal) dan
lingkungan Pendidikan formal (sekolah). Apalah artinya, orang tua mengirimkan
anak-anaknya ke sekolah favorit, Sekolah Berstandar Internasional (SBI) akan tetapi
kondisi rumah tangganya berantakan, anak-anak tidak terurus dengan baik.
Sementara itu, lingkungan masyarakat tidak kondusif dan kurang mendukung
terhadap perkembangan intelektulitas, afektif dan psikomotorik anak-anak mereka.

B. Tugas dan Kewajiban Orang Tua Terhadap Anak

Jika kita kembali merujuk kepada leteratur agama Islam, maka sesungguhnya setiap
orang tua memiliki tugas dan tanggung jawab terhadap masa depan anak-anak
mereka. Diantara tugas dan tannggung jawab tersebut adalah :

1. Memberi Nama Anak Yang Baik.

Seorang pujangngga inggris bernama William Shakespeare boleh saja berkata :


“Apalah arti sebuah nama.” Namun dalam ajaran Islam, nama memiliki arti yang
sangat penting. Sebab, Pertama, memberi nama yang baik atau jelek bisa
mempengaruhi dan berdampak terhadap psikologi anak. Kedua, nama yang baik
seperti, Ahmad, Muhammad, Mahmud, Abdurrahman, Abdurrahim dst merupakan
do’a dari kedua orang tua mereka. Ketiga, memberi nama yang baik untuk anak-
anaknya merupakan perintah atau anjuran Nabi Muhammad saw. Hal ini didasarkan
pada hadist yang mengatakan :
“Sesungguhnya
kamu sekalian akan dipanggil pada hari kiamat dengan nama-nama kalian dan
nama-nama ayah kalian. Oleh sebab itu, perindahlah nama-nama kalian.” (HR.Abu
Dawud dari Abu Darda’).

2. Memberi Nafkah Yang Baik Dan Wajar.

Tugas dan kewajiban orang tua terhadap anak-anaknya selain memberi nama yang
baik juga memberi nafkah yang baik dan wajar . Nafkah yang baik artinya nafkah
yang dihasilkan dari cara yang baik dan halal menurut syariah agama, bukan dengan
cara yang bathil seperti merampok, mencuri, korupsi, kolusi dsb. Sedangkan Wajar
artinya tidak terlalu berlebihan yang dapat menye-babkan anak menjadi manja dan
orang tua melakukan tindak kemaksiatan dan juga tidak terlalu minim sehingga
kekurangan gizi. Allah swt mengingatkan para orang tua berkaitan dengan
pemberian nafkah terhadap anak-anaknya dengan firmanNya :

“Dan kewajiban (orang tua)


ayah memberi makan dan pakaian kepada anak dan ibu-ibunya dengan cara yang
makruf (baik dan wajar). (QS Al-Baqarah : 233).

Dalam sebuah hadits Nabi Muhammad saw yang diriwayatkan oleh Aisyah, Istri Nabi
mengatakan :“Seorang wanita bernama Hindun binti Utbah berkata :”Ya, Rasulullah
sesungguhnya Abu Sufyan adalah seorang lelaki yang pelit. Ia tidak memberiku dan
anak-anakku kecuali apa yang aku ambil darinya dan ia tidak mengetahui. Lalu Nabi
saw menjawab :”Ambillah secukupnya untukmu dan anak-anakmu dengan cara yang
baik dan wajar (makruf).”(HR Bukhari dan Muslim dari Aisyah).

3. Mendidik Anak Dalam Masalah Aqidah, Ilmu dan Akhlak.

Tugas dan kewajiban orang tua terhadap anak-anaknya tidak cukup hanya memberi
nama yang baik dan nafkah saja, akan tetapi masih ada tugas dan kewajiban
lain yang sangat penting demi keselamatan dan kesejahteraan kehidupan mereka
di masa yang akan datang, yaitu mendidik anak dalam masalah Aqidah, Ilmu dan
Akhlak.

Dalam Al-Qur’an Al-Karim Allah swt memberikan tamsil bagaimana seharusnya


orang tua mendidik anak-anaknya dalam masalah Aqidah, Ilmu dan Akhlak.

a. Masalah Aqidah.

Allah swt berfirman :


“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata
kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah
kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah
kezaliman yang besar.” (QS Luqman :13)

b. Masalah Ilmu.

Allah swt
berfirman : “Hai anakku dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan
yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah
terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-
hal yang diwajibkan (oleh Allah).” (QS Luqman : 17).

c. Masalah Akhlak.

Allah swt
berfirman : “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena
sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh.
Sesungguhnyka Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi
membanggakan diri. Dan sederhanakanlah kamu dalalm berjalan dan lunakkanlah
suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.” (QS Luqman :
18-19).

4. Berlaku Adil Terhadap Anak.

Sudahkah anda berbuat adil terhadap anak-anak anda? Kalau sudah, itu sangat
baik. Akan tetapi kalau belum, berhati-hatilah. Karena Islam mewajibkan setiap
umatnya untuk berbuat adil, termasuk orang tua berbuat adil terhadap anak-
anaknya. Masyarakat kafir Qurasy Jahiliyyah, sebelum datangnya Islam memang
sangat terkenal tidak adil dalam memperlakukan anak-anaknya. Ketika anaknya
yang baru lahir seorang bayi laki, mereka menyambutnya dengan suka cita. Akan
tetapi, jika yang baru lahir seorang bayi perempuan, mereka berduka cita, hitam
(merah padam) mukanya dan dia sangat marah. (QS An-Nahl : 58-59).

Dalam sebuah riwayat hadits, suatu ketika datang seorang sahabat Nabi saw lalu
duduk disamping beliau. Ketika anak lakinya datang ia mempersilakannya untuk
duduk di atas paha sebelah kanan. Namun, ketika anak perempuannya datang ia
menyuruhnya untuk duduk di atas lantai. Lalu Nabi menegur :
” Apakah anda
memperlakukan anak-anakmu seperti ini?.” Lalu Nabi berkata :”Berbuat adillah
kalian kepada anakmu dalam pemberian sebagaimana kamu sekalian menyukai
anak-anakmu berbuat adil terhadap dirimu dalam berbuat kebaikan.” (HR Muslim).
Dalam riwayat lain Nabi saw mengatakan : “Sama ratakanlah (Berbuat adillah)
dalam pemberian terhadap anak-anakmu. Sekiranya aku disuruh untuk memberikan
keistimewaan (terhadap anak-anakku) tentu akan mengistimewakan terhadap anak-
anakku yang perempuan.” (HR Tabrani).

5. Menghormati Anak.

Ada orang bijak berkata :” Jika anda ingin dihormati orang, maka hormatilah orang
lain.” Pepatah yang sangat adil dan bijak ini sesungguhnya telah memberikan
pelajaran kepada kita semua. Bahwa setiap orang tidak boleh memiliki sifat egoisme
yang berlebihan. Ia mau dihormati, tapi tidak mau menghormati orang lain. Ia mau
dihargai, tapi tidak mau menghargai orang lain. Ia mau dimulyakan, tapi tidak mau
memulyakan orang lain.

Dalam ajaran Islam, saling menghormati dan saling menghagai sesama merupakan
tindakan terpuji dan akhlak yang baik. Bahkan orang tua menghormati anak-
anaknya juga merupakan anjuran dan perintah. Hal ini didasarkan kepada hadits
Nabi Muhammad saw yang mengatakan :

“Hormatilah anak-anakmu dan


perbaikilah akhlak mereka.” (HR Ibnu Majah).

Jadi dalam Islam, orang tua menghormati anak-anaknya merupakan bagian dari
pelajaran yang harus diberikan orang tua kepada anak-anaknya.

6. Mewasiatkan Anak Sebagai Seorang Muslim.

Tugas dan kewajiban orang tua yang juga sangat penting adalah memberikan wasiat
kepada anak-anaknya agar mereka senantiasa menjadi seorang muslim. Muslim
artinya orang yang berserah diri kepada Allah swt. Orang muslim adalah orang yang
senantiasa taat dan patuh dalam menjalankan semua perintah-perintah Allah swt
dan menjauhi seluruh larangan-laranganNya. Allah swt memberikan tamsil di dalam
Al-Qur’an sebagai berikut.

Arti
nya :”Apakah kamu hadir ketika Ya’kub kedatangan (tanda-tanda) kematian, ketika
ia berkata kepada anak-anaknya: “Apa yang kamu sembah sepeninggalkku?” Mereka
menjawab : “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu,
Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk dan
patuh kepada-Nya.” (QS Al-Baqarah : 133).

C. PENUTUP

Demikianlah uraian singkat mengenai Tugas dan Tanggung Jawab Orang Tua
Terhadap Anak-anaknya. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi bagi kita, para orang
tua dan pembaca.**

Anda mungkin juga menyukai