Anda di halaman 1dari 5

PROSIDING SEMINAR

PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR


Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan
Yogyakarta, 26 September 2012

OTOMATISASI PERPINDAHAN JALUR LISTRIK ANTARA PLN


DENGAN GENERATOR

I Wayan Widiana, Jakaria, M. Subhan, Mulyono


Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR)-BATAN
e-mail : prr@batan.go.id

ABSTRAK
OTOMATISASI PERPINDAHAN JALUR LISTRIK ANTARA PLN DENGAN
GENERATOR.Telah dibuat otomatisasi perpindahan jalur listrik antara PLN dengan
generator yang digunakan untuk mendukung stabilitas pasokan listrik Pusat
Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR) terutama Gedung 11.Tujuannya adalah agar
pasokan listrik di Gedung 11 PRR BATAN tetap terjaga pada saat pasokan listrik dari
PLN gagal. Metode yang digunakan adalah dengan melakukan penggantian Air
Circuit Breaker dari konvensional menjadi motorize, melakukan modifikasi unit
pengatur kecepatan pada generator dan menambahkan Change Over Switch (COS)
pada Emergency Distribution Panel (EDP). Hasil yang telah dicapai adalah generator
dapat beroperasi secara otomatis dan dapat memasok listrik ke Gedung 11 pada saat
pasokan listrik PLN gagal, serta generator dapat berhenti beroperasi pada saat
pasokan listrik PLN kembali normal.
Katakunci: otomatisasi, perpindahan jalur listrik, Generator, Air Circuit Breaker,
Change Over Switch.

ABSTRACT
AUTOMATION SWITCHING OF ELECTRICAL LINES BETWEEN PLN WITH
GENERATOR .It has been made the automation switching of electrical lines between
PLN withgenerator that is used to support the stability of electrical supply for Centre
Radioisotop and Radiofarmaka (PRR), especially the building number 11. The aim is
that the power supply in Building number 11 of PRR BATAN stay awake at the time of
supply of electricity fails. The method used is to replacement of conventional Air
Circuit Breaker to motorize, to modify the speed control unit of the generator and add
the Change Over Switch (COS) in the Emergency Distribution Panel (EDP). Results
have been achieved is the generator can operate automatically and can supply the
electricity to the buildingnumber 11 at the time of electricity supply from PLN is failed,
and generators can be shut down operations at the time of electricity supply from PLN
back to normal.
Keywords: automation, switching electrical lines, Generator, Air Circuit Breaker,
Change Over Switch.

PENDAHULUAN membutuhkan waktu dan koordinasi yang cukup


lama. Hal ini akan menghambat kegiatan litbang di
J alur listrik emergency untuk Gedung 11 PRR
BATAN dipasok dari generator (genset) yang
terdapat di Gedung 12. Pada saat terjadi kegagalan
PRR BATAN. Solusinya adalah perlu dibuat sistem
otomatisasi yang dapat mengoperasikan genset,
kemudian melakukan koneksi dengan jaringan
pada pasokan listrik PLN maka personel Sub
listrik Gedung 11, serta menjaga stabilitas genset.
Bidang Pengelolaan Sarana yang bertanggung
Otomatisasi pengoperasian genset pada saat listrik
jawab dengan genset akan mengoperasikan
PLN gagal dilakukan oleh unit Automatic Main
gensetdan kemudian melakukan koneksi dari genset
Failure (AMF)[1], koneksi ke jaringan listrik
ke jaringan listrik Gedung 11 secara manual.
Gedung 11 dilakukan oleh Air Circuit Breaker
Kegiatan mulai dari mengoperasikan sampai dengan
(ACB)[2]dan Change OverSwitch (COS), sedangkan
koneksi ke jaringan listrik Gedung 11

I Wayan Widiana, dkk ISSN 1410 – 8178 Buku II hal. 337


PROSIDING SEMINAR
PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR
Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan
Yogyakarta, 26 September 2012

untuk menjaga kestabilan genset dilakukan panel Genset terdapat jalur pengkabelan bawah
modifikasi pada governoor system. tanah menuju Emergency Distribution Panel (EDP)
yang terdapat di Gedung 11. Di panel EDP tersebut
LANDASAN TEORI terdapat fasilitas perpindahan jalur antara jalur
normal (PLN) dengan jalur emergency (genset)
Jaringan Listrik Gedung 11 PRR BATAN berupa MCCB dan kontaktor[4].
Jaringan listrik Gedung 11 PRR BATAN
dipasok oleh dua sumber yaitu dari PLN dan dari TATA KERJA
genset dengan kapasitas 350 kVA[3]. Pasokan listrik
dari PLN melalui dua unit transformator stepdown Bahan dan Peralatan
dengan kapasitas 625 kVA untuk setiap Bahan dan peralatan yang digunakan dalam
transformator sehingga total daya sebesar 1250 otomatisasi perpindahan jalur listrik emergency
kVA. Dari transformator aliran listrik PLN menuju adalah; generator listrik 350 kVA, Panel distribusi
dua unit panel LVMDP (Low Voltage Main Genset, Air Circuit Breaker (ACB) motorize,
Distribution Panel) sebelum didistribusikan ke Automatic Main Failure (AMF),Emergency
panel-panel distribusi dan selanjutnya menuju Distribution Panel (EDP), Change Over Switch
beban.Sedangkan pasokan listrik dari genset akan (COS) motorize, alat ukur dan Tool Set.
terintegrasi ke jaringan listrik Gedung 11 melalui
Cara Kerja
Emergency Distribution Panel (EDP) yang terdapat
di ruang panel listrik Gedung 11. Dalam EDP Langkah-langkah yang dilakukan dalam
terdapat rangkaian pemindah jalur antara jalur PLN otomatisasi perpindahan jalur listrik emergency
dengan jalur dari genset. Jaringan listrik Gedung 11 adalah mengganti ACB konvensional dengan ACB
PRR BATAN dapat dilihat pada Gambar 1. motorize, melakukan modifikasi unit pengatur
kecepatan, melakukan koneksi antara ACB dengan
AMF, memasang COS pada EDP, dan uji fungsi.
Skema perpindahan jalur listrik emergency secara
otomatis dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Skema Perpindahan Jalur Listrik


Gambar 1. Jaringan Listrik Gedung 11 PRR Emergency secara Otomatis
BATAN
Pasokan Listrik Emergency PRR HASIL DAN PEMBAHASAN
Pasokan listrik emergency diperoleh dari Penggantian ACB
generator listrik yang dimiliki PRR BATAN dengan ACB konvensional terletak pada panel
kapasitas sebesar 350 kVA. Generator tersebut generator yang memiliki fungsi sebagai alat
terletak di Gedung 12 yang lokasinya bersebelahan pemutus pasokan listrik dari generator.
dengan Gedung 11 (PRR). Pengoperasian generator Penggantinya adalah ACB motorize dengan
listrik secara manual dilakukan pada panel kapasitas 800 Amper 50 HZ. Pengoperasian secara
operasional yang berada dekat genset. Dari genset otomatis diintegrasikan ke dalam modul AMF
dipasang sebuah panel distribuasi yang sekaligus sehingga ACB akan ON secara otomatis pada saat
berfungsi sebagai monitor status genset, dimana pasokan listrik PLN gagal dan ACB akan OFF
pada panel tersebut dilengkapi indikator seperti volt secara otomatis pada saat pasokan listrik PLN
meter, frekuensi meter, ampere meter, kWH meter kembali normal[5]. ACB konvensional dapat dilihat
dan Cos φ meter. Pada panel tersebut juga terdapat pada Gambar 3, sedangkan ACB motorize dapat
Air Circuit Breaker (ACB) yang berfungsi untuk dilihat pada Gambar 4.
memutus atau menyambungkan aliran listrik dari
generator. Pengoperasian ACB secara manual
dilakukan dengan menggunakan tuas ACB. Dari

Buku II hal. 338 ISSN 1410 – 8178 I Wayan Widiana, dkk


PROSIDING SEMINAR
PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR
Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan
Yogyakarta, 26 September 2012

Gambar 6. Actuator
Koneksi ACB dengan AMF
Gambar 3. ACB konvensional ACB dengan AMF saling terkait, dimana
sinyal ON/OFF untuk ACB diberikan oleh AMF
pada saat terdeteksi adanya kegagalan listrik PLN
maupun pada saat listrik PLN kembali normal.
Dalam koneksi tersebut dilakukan pengaturan
waktu ON ACB setelah generator hidup. Pengaturan
waktu tersebut bertujuan untuk memberikan
kesempatan agar generator menjadi stabil.
Generator yang dimiliki PRR mempunyai waktu
stabil sekitar 30 detik. ACB kembali pada keadaan
OFF setelah generator mati. Gambar 7
menunjukkan proses koneksi antara ACB dengan
AMF.
Gambar 4. ACB motorize 800 Ampere
Modifikasi Unit Pengatur Kecepatan
Tingkat kecepatan yang tersedia pada
mesin generator listrik merupakan unit yang tidak
dapat dirubah (fix) sehingga dikhawatirkan akan
terjadi penurunan kecepatan mesin pada saat terjadi
perubahan beban. Penurunan kecepatan berakibat
pada penurunan frekuensi. Hal ini dapat merusak
peralatan yang bekerja pada frekuensi standar PLN
50 Hz. Untuk itu dilakukan modifikasi dengan
menambahkan unit kontrol kecepatan. Sensor
kecepatan juga dipasang untuk memberikan inputan
ke unit pengatur kecepatan apabila terjadi
penurunan kecepatan akibat dari perubahan
beban[6]. Unit pengatur kecepatan disajikan pada Gambar 7. Melakukan koneksi pada AMF
Gambar 5 dan Gambar 6 adalah actuator yang akan
dikontrol oleh unit pengatur kecepatan. Pemasangan COS
COS (Change Over Switch) di pasang di
EDP (Emergency Distribution Panel) yang
berfungsi untuk memindahkan jalur listrik secara
otomatis antara pasokan PLN dengan pasokan dari
generator. Sehingga diharapkan tidak terjadi
benturan listrik pada saat kedua sumber listrik
tersebut hidup. COS beroperasi dengan sistem
motorize,pada saat pasokan listrik PLN gagal maka
listrik dari generator akan menghidupkan COS
sehingga terjadi koneksi antara jalur listrik dari
generator menuju jalur listrik Gedung 11. Dan
sebaliknya, pada saat listrik dari PLN kembali
Gambar 5. Unit Pengatur Kecepatan normal maka listrik dari PLN akan mengaktifkan

I Wayan Widiana, dkk ISSN 1410 – 8178 Buku II hal. 339


PROSIDING SEMINAR
PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR
Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan
Yogyakarta, 26 September 2012

COS sehingga terjadi koneksi antara jalur listrik kegagalan pasokan listrik PLN. ACB ON sekitar 30
PLN dengan jalur listrik Gedung 11. detik setelah generator hidup, hal ini disebabkan
karena proses hidupnya generator dari start sampai
Uji Fungsi
dengan kipas pendingin radiator beroperasi
Uji fungsi dilakukan mulai dari uji fungsi membutuhkan waktu sekitar 25 detik. Kondisi
untuk mengetahui unjuk kerja generator listrik tersebut dinyatakan aman untuk menghidupkan
setelah modifikasi unit pengatur kecepatan. Hasil ACB. Stabilitas keluaran generator (frekuensi dan
uji fungsi dapat dilihat pada Tabel 1. Pada uji fungsi tegangan) sebenarnya dapat terpenuhi kurang dari
tersebut dapat dilihat bahwa dengan adanya 20 detik namun pendingin radiator baru beroperasi
perubahan atau penambahan beban tidak setelah 25 detik, maka 30 detikmerupakan waktu
menyebabkan terjadinya perubahan frekuensi, aman untuk menghidupkan ACB.
perubahan tegangan phasa-netral dan perubahan Uji fungsi selanjutnya adalah untuk
tegangan phasa-phasa. mengetahui unjuk kerja Change Over Switch (COS)
Tabel 1. Unjuk kerja generator listrik terhadap yang dipasang pada panel EDP. Uji fungsi
perubahan atau penambahan beban. dilakukan dengan simulasi dan tanpa beban.
Pertamakali dilakukan simulasi untuk
No. Uraian Waktu menghidupkan genset dengan memutuskan aliran
listrik PLN ke AMF yang berfungsi sebagai sensor
1 PLN padam 16.55.13 tegangan PLN. Caranya dengan menurunkan
2 Generator Start 16.55.16 breaker yang memasok panel AMF. Setelah Genset
hidup, kemudian perlu dipastikan bahwa ACB telah
3 ACB ON 16.55.49 ON. Simulasi COS dilakukan dengan memutus
4 PLN hidup (normal) 17.05.05 aliran listrik PLN yang ke panel EDP dengan
menurunkan breaker pada panel DP 1 (distribution
5 Generator Stop 17.07.28 Panel 1). Kemudian dilakukan pengamatan
6 ACB OFF 17.07.20 terhadap keluaran dari COS. Dari hasil uji fungsi
tersebut diperoleh bahwa pada saat breaker pada
DP 1 diturunkan (OFF) maka jalur COS berpindah
Kemudian dilakukan uji fungsi untuk dari jalur listrik PLN menjadi jalur listrik dari
pemasangan ACB yang diintegrasikan dengan generator (emergency). Tabel 3 menunjukkan
fungsi AMF. Uji fungsi dilakukan tanpa beban dan keluaran COS yang merupakan pasokan listrik dari
dilakukan simulasi gagalnya pasokan listrik dari
generator.
PLN. Kemudian diamati proses hidupnya generator
dan waktu yang dibutuhkan untuk menghidupkan Tabel 3. Keluaran COS pada saat listrik PLN gagal
ACB. Pasokan listrik dari PLN dinormalkan
kembali untuk mengamati proses matinya generator No URAIAN VOLT Frek. (Hz)
dan matinya ACB. Hasil uji fungsi terlihat pada 1 Teg. R/N 226 50
Tabel 2.
2 Teg. S/N 230 50
Tabel 2. Simulasi pemadaman aliran listrik PLN 3 Teg. T/N 224 50
terkait dengan unjuk kerja ACB yang
4 Teg. R/S 385 50
diintegrasikan dengan AMF
5 Teg. R/T 388 50
No Beban Frek. Teg. P/N Teg. P/P 6 Teg. S/T 382 50
1 15 Amp 50 Hz 224 VAC 386 VAC
Terakhir dilakukan uji fungsi secara
2 33 Amp 50 Hz 224 VAC 388 VAC keseluruhan dengan simulasi padamnya listrik PLN
dengan cara memutus pasokan listrik dari panel
3 48 Amp 50 Hz 226 VAC 389 VAC LVMDP (Low Voltage Main Distribution Panel).
Hasilnya adalah sesaat setelah aliran listrik PLN
4 82 Amp 50 Hz 224 VAC 386 VAC dipadamkan generator hidup dan setelah ACB ON
makakeluaran dari COS dapat terdeteksi
5 152 Amp 50 Hz 224 VAC 382 VAC
adanyaaliran listrik dari generator. Kemudian
dilakukan penambahan beban secara bertahap untuk
6 180 Amp 50 Hz 224 VAC 386 VAC
melihat respon generator. Hasilnya hampir sama
dengan Tabel 1 dimana tidak terjadi penurunan
Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa respon kualitas listrik atau dengan kata lain bahwa pasokan
generator sangat cepat pada saat diketahui terjadi listrik dari genset menuju Gedung 11 stabil

Buku II hal. 340 ISSN 1410 – 8178 I Wayan Widiana, dkk


PROSIDING SEMINAR
PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR
Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan
Yogyakarta, 26 September 2012

(frekuensi dan tegangan). Hasil uji fungsi dapat Cyclotron Building, Badan Tenaga Atom
dilihat pada Tabel 4. Nasional, 1989
4. PRIH SUMARDJATI, Teknik Pemanfaatan
Tabel 4. Unjuk kerja generator listrik terhadap
Tenaga Listrik, available:
perubahan atau penambahan beban pada
http://www.scribd.com/doc/30406266/27/ACB-
saat dilakukan uji fungsi secara
Air-Cicuit-Breaker, diakses tanggal 4 Juli 2012
keseluruhan
5. ANONYMOUS, Level 1 Power Quality
No Beban Frek. Teg. P/N Teg. P/P Training, PT. Tridinamika Jaya Instrument,
2012
1 14 Amp 50 Hz 222 VAC 385 VAC 6. ANONYMOUS, ESD5550/5570 Series Speed
2 33 Amp 50 Hz 224 VAC 385 VAC Control Unit, Product Technical Information,
3 46 Amp 50 Hz 224 VAC 386 VAC PTI 1003, May 1999
4 79 Amp 50 Hz 222 VAC 386 VAC
5 151 Amp 50 Hz 222 VAC 382 VAC
6 178 Amp 50 Hz 224 VAC 385 VAC
TANYA JAWAB
KESIMPULAN Muhamad Subhan
 Mengapa beban trafo 2 lebih kecil dibanding
Modifikasi perpindahan jalur listrik trafo 1 (lihat slide 3)?
emergency secara otomatis pada saat terjadinya  Mengapa harus digantijika Interlock antara PLN
kegagalan pasokan listrik PLN telah dilakukan dan dengan genset sudah ada ?
dinyatakan berhasil dengan dilakukannya beberapa
uji fungsi.Perubahan beban sampai dengan beban I Wayan Widiana
maksimal yang terpasang pada jalur emergency  Sebenarnya beban trafo 2 juga besar arena
tidak membuat kualitas listrik dari generatormenjadi trafo 2 mensuplai 3 unit chiller, karena beban
menurun.Hal tersebut disebabkankarena telah sama hanya di Gambar 1 blok saja.
dipasang unit pengatur kecepatan.Selain itu  Interlock diganti dengan COS karena usia
generator dapat beroperasi secara otomatis dan sudah  20 tahun sehingga unjuk kerja sudah
dapat memasok listrik ke Gedung 11 pada saat menurun dan ada peremajaan komponen serta
pasokan listrik PLN gagal, serta generator dapat adanya penambahan beban untuk jalur
berhenti beroperasi pada saat pasokan listrik PLN emergency.
kembali normal. Irianto
 Dalam modifikasi perpindahan jalur secara
DAFTAR PUSTAKA otomatis, parameter-parameter apa yang perlu
1. ANONYMOUS, DKG-307 Modul AMF diatur ?
Product Information, DATAKOM, 2007 I Wayan Widiana
2. ANONYMOUS, M-PACT Air Circuit Breakers  Parameter yang perlu diatur adalah “GAIN”
Operating and Installation Instructions, GE pada modul speed control bertujuan untuk
Industrial Systems, tidak bertahun memperoleh frekuensi 50 Hz.
3. Konsultan PT. Panca Perkasa Inti Kontruksi,
Nuclear Mechano Electronic Instalation for

I Wayan Widiana, dkk ISSN 1410 – 8178 Buku II hal. 341

Anda mungkin juga menyukai