1393 2363 1 SM PDF
1393 2363 1 SM PDF
Dengan penuh rasa syukur kehadirat Allah SWT, Media Farmasi Vol. 11 No. 1 Tahun
2014 telah terbit.
Pada edisi ini, Jurnal Media Farmasi menyajikan 11 artikel yang kesemuanya
merupakan hasil penelitian. Sembilan artikel dari luar Fakultas Farmasi UAD membahas, (1)
Uji aktivitas penangkapan radikal (2) Perbandingan penggunaan sumber asam terhadap sifat
fisik granul effervescent (3) Optimasi formula tablet floating nifedipin (4) Formulasi gel
menggunakan serbuk daging ikan haruan (Channa striatus) (5) Formulasi dan aktivitas
antibakteri lotion minyak atsiri buah adas (Foeniculum vulgare Mill) (6) Efek hepatoprotektor
fraksi etil asetat daun sangitan (Sambucus canadensis l.) (7) Kombinasi ekstrak etanol
rimpang Zingiber officinale Roscoe dengan Zn (8) Konseling farmasis merubah perilaku
pasien hipertensi rawat jalan (9) Evaluasi penggunaan antibiotika dengan metode DDD
(defined daily dose). Dua artikel dari peneliti Fakultas Farmasi UAD yang membahas
tentang : (1) Evaluasi toksisitas hematologi akibat penggunaan 6-merkaptopurin (2) Evaluasi
penggunaan antibiotika pada pasien pediatri leukimia limfoblastik akut.
Harapan kami, jurnal ini dapat bermanfaat bagi pembaca atau menjadi referensi
peneliti lain. Kritik dan saran membangun, senantiasa kami terima dengan tangan terbuka.
Dewan editor
Perbandingan Penggunaan Asam Rahma Elfiyani, dkk 7
ABSTRAK
Kulit buah manggis kaya akan xanthon yang bersifat antioksidan. Agar
penggunaannya lebih praktis dibuatlah dalam sediaan granul effervescent.Tujuan
penelitian ini adalah untuk membandingkan penggunaan asam sitrat, asam tartrat,
dan kombinasi keduanya terhadap sifat fisik granul effervescent ekstrak kulit buah
manggis. Ekstrak kering kulit buah manggis dimaserasi dengan air, setelah itu
dibuat serbuk dengan spray drying, kemudian serbuk kering yang dihasilkan
dibuat granul effervescent secara granulasi basah menggunakan sumber asam
berbeda-beda yaitu asam sitrat(FI), asam tartrat (FII), kombinasi asam sitrat :
asam tartrat (1:2) (FIII) dalam konsentrasi 30%. Evaluasi granul meliputi uji
organoleptis, susut pengeringan, sifat alir, distribusi ukuran partikel, waktu
melarut, uji pH dan indeks kompresibilitas. Hasil evaluasi waktu melarut
diperoleh: FI 3’2‖; FII 3’34‖; dan FIII 4’20‖.Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa penggunaan asam sitrat sebagai sumber asam meningkatkan
sifat fisik granul yaitu waktu melarut granul effervescent ekstrak kulit buah
manggis (Garcinia mangostana L.) menjadi lebih cepat.
ABSTRAK
asam (asam sitrat, asam tartrat dan terjadi warna merah jingga sampai
kombinasi keduanya) terhadap sifat merah ungu menunjukkan adanya
fisik granul effervescent dari ekstrak flavonol, flavon dan xanton
kering kulit buah manggis. (flavonoida) (Robinson, 1995).
Jika warna kuning jingga
METODE PENELITIAN menunjukkan adanya flavon,
kalkon dan auron (DepKes RI.,
Bahan utama yang digunakan 1979).
ekstrak kering kulit buah manggis 3. Susut Pengeringan
dari PT. Borobudur Herbal, Digunakan alat moisture balance,
Semarang. Maltodekstrin, PVP, PEG yaitu dimasukkan 2,0 gram
6000, asam sitrat, asam tartrat, serbuk dalam pinggan berlapis
natrium bikarbonat, etanol 96%, aluminium foil yang telah ditara
aspartam, laktosa, dan aqua terlebih dahulu kemudian diukur
destilata.Neraca analitik, oven, mesin kadar susut pengeringannya pada
pengering semprot (Buchi 190), suhu 105°C hingga alat dengan
dehumidifier, moisture balance, sendirinya berbunyi dan muncul
pengayak No. 14 dan No. 16, angka % MC pada display, maka
granule flowtester, lumpang dan alu, akan didapat persen susut
pengayak bertingkat, stopwatch, pH pengeringan (Agoes, 2012).
meter,dan alat gelas lainnya. 4. Uji Kelarutan
Jalannya Penelitian Dilakukan sesuai dengan istilah
Evaluasi serbuk kering ekstrak kulit kelarutan (DepkesRI., 1995).
buah manggis Pembuatan dan karakterisasi ekstrak
1. Pemeriksaan Organoleptis air kulit buah manggis
meliputi pemeriksaan warna, Ekstrak kering sebanyak 486 gram
aroma dan rasa. diayak dengan pengayak nomor 24,
2. Identifikasi Flavonoid kemudian dimaserasi dengan air
Sebanyak 0,5 g serbuk simplisia sampai negatif flavonoid. Hasil
ditambahkan 10 ml metanol P, ekstrak air yang diperoleh masih
dipanaskan di atas penangas air dipisahkan secara sentrifugasi,
suhu 70-80° C selama 10 menit, karena dengan penyaringan saja
kemudian disaring dan masih terdapat endapan. Ekstrak air
didinginkan. 0,1 g serbuk yang diperoleh dievaluasi meliputi
ditambahkan magnesium P dan 10 pemeriksaan organoleptis,
ml asam klorida pekat P, jika identifikasi flavonoid, dan uji pH.
10 Media Farmasi, Vol. 11 No.1Maret 2014 :7-17
Komposisi Formula
I II III
Serbuk Kering Ekstrak Air (%) 5,5 5,5 5,5
Asam Sitrat (%) 30 - 10
Asam Tartrat (%) - 30 20
Na. Bikarbonat (%) 36 34 35
PVP (%) 1 1 1
PEG 6000 (%) - - -
Aspartam (%) 0,85 0,85 0,85
Laktosa ad (%) 100 100 100
4,0 dan pH 7,0. Setelah dikalibrasi serendah mungkin. Syarat kadar air
dicelupkan pH meter elektrik ke granul effervescentantara 0,4 - 0,7%.
dalam larutan effervescent yang (Fausett et al., 2000). Hasil evaluasi
sudah netral atau tidak ada kadar air yang memenuhi syarat
gelembung gas lagi. Dicatat nilai adalah formula II. Sedangkan pada
pH yang diperoleh. formula I dan III tidak mencapai
persyaratan walaupun mendekati
Analisa Data persyaratan
Data waktu melarutyang Uji waktu melarut merupakan
dihasilkan dianalisa dengan statistika hal yang paling penting pada sediaan
menggunakan ANAVA satu arah. granul effervescent. Uji waktu
Kemudian dilanjutkan dengan uji melarut ini dilihat dan dihitung
Tukey dengan taraf kepercayaan 95% dimulai pada saat masuknya granul
( = 0,05) untuk mengetahui effervescent sampai tidak adanya
perbedaan yang bermakna antar gelembung gas. Pada proses melarut,
formula hasil pengujian. granul effervescent akan
menghasilkan reaksi asam dan basa
HASIL DAN PEMBAHASAN yang akan menghasilkan gas CO2.
Dengan adanya gas CO2 proses
Hasil karakterisasi ekstrak pecahnya granul akan lebih cepat dan
kering kulit buah manggis dapat secara tidak langsung mempercepat
dilihat pada Tabel II, hasil proses melarutnya granul dalam air.
karakterisasi ekstrak air kulit buah Syarat waktu larut granul
manggis dapat dilihat pada Tabel III, effervescent yang baik kurang dari 5
dan evaluasi granul effervescent menit menghasilkan larutan yang
ekstrak kulit buah manggis dapat jernih (Siregar, 2007). Berdasarkan
dilihat pada Tabel IV. hasil penelitian, ketiga formula
Uji susut pengeringan (jika memenuhi pesyaratan. Untuk
bahan tidak mengandung minyak perbedaan sumber asam terlihat
atsiri dan sisa pelarut organik bahwa granul effervescent dengan
menguap) identik dengan kadar air asam sitrat mempunyai waktu larut
(Depkes RI, 2002). Pengujian kadar yang paling cepat dan menghasilkan
air penting dilakukan karena larutan yang paling jernih, hal
berkaitan dengan reaksi effervescent, tersebut karena adanya asam tartrat
jika granul effervescent mempunyai pada formula granul effervescent
kadar air yang tinggi akan memicu yang lain yang diketahui membentuk
terjadinya reaksi effervescent gas CO2 lebih banyak tetapi lambat
sehingga diperlukan kadar air waktu melarutnya (Agoes, 2012).
.
Perbandingan Penggunaan Sumber Rahmah Elfiyani 13
Tabel II. Hasil Karakterisasi Serbuk Kering Esktrak Kulit Buah Manggis
Uji sifat alir granul dilakukan kurang dari 25°. Uji waktu alir
dengan menguji sudut diam, waktu bertujuan untuk mengetahui berapa
alir, dan indeks kompresibilitas. lama waktu yang dibutuhkan oleh
Granul yang dapat mengalir bebas granul untuk mengalir melalui
jika sudut diamnya kurang dari sama corong aluminium. Hasil uji waktu
dengan 35° yang menunjukkan alir ketiga formula memenuhi syarat
mempunyai sifat alir yang baik yaitu kurang dari 10 detik (Voigt
(Agoes, 2012). Hasil evaluasi sudut 1995). Hasil indeks kompresibilitas
diam ketiga formula memenuhi dari ketiga formula menunjukkan
persyaratan mempunyai sifat alir skala keteberaliran yang baik sekali
yang baik sekali karena secara karena nilai indeks kompresibilitas
keseluruhan mempunyai sudut diam
14 Media Farmasi, Vol. 11 No.1Maret 2014 :7-17
yang diperoleh kurang dari 10% tengah harus besar. Pada formula III
(Agoes, 2012). terlihat persentase penyebaran granul
Evaluasi distribusi ukuran tertinggal di nomor mesh 18 dan di
partikel bertujuan untuk mengetahui nomor mesh 60 hampir sama,
kisaran ukuran partikel granul, dan sedangkan persentase penyebaran
penyebaran ukuran partikelnya yang granul tertinggal yang paling besar di
dapat diketahui dari berapa banyak nomor mesh 30. Hal tersebut
fraksi yang tertinggal pada setiap disebabkan karena kombinasi asam
nomor mesh, tersaji pada gambar 1- sitrat dan asam tartrat sehingga
3. Dengan makin kecilnya ukuran granul yang dihasilkan lebih baik.
granul akan memperbesar luas Sedangkan penyebaran partikel yang
permukaan sehingga akan tidak homogen adalah formula II
mempercepat granul untuk melarut. karena sebagian besar granul
Grafik distribusi yang baik adalah tertinggal pada nomor ayakan mesh
grafik yang menunjukkan hasil besar (ukuran lubang 0,25 mm)
persentase penyebaran granul menunjukkan bahwa granul mudah
tertinggal di nomor mesh kecil dan di rapuh, oleh sebab itu penggunaan
nomor mesh besar harus seimbang, bahan pengikat pada formula asam
sedangkan persentase penyebaran tartrat harus lebih besar.
granul tertinggal di nomor mesh
manggis (Garcinia mangostana L.) Jung HA, Su BN, Keller JW, Metha
dibandingkan dengan asam tartrat RG, Kinghorn AD, 2006,
ataupun kombinasi asam sitrat : asam Antioxidant Xanthones from
tartrat (1:2). the Pericarp of Garcinia
mangostana (Mangosteen).
Dalam : Jurnal Agricultural
DAFTAR PUSTAKA and Food Chemistry.
http://www.herbs777.com/arti
Agoes G., 2012, Sediaan Farmasi cles/articles_sources/Product
Padat (SFI-6). Penerbit ITB. %20Guide/Taigo/x_AntiOxid
Bandung. Hlm. 280, 282 ants_Agriculture_FoodChemi
stry_OhioState.pdfdiakses
Departemen Kesehatan RI, 1979,
tanggal 23 Desember 2012
Farmakope Indonesia. Edisi
III. Jakarta : Direktorat Martin A, Swarbrick J, Cammarata
Jenderal Pengawasan Obat A., 1993, Farmasi Fisik II.
dan Makanan; Hlm. XXXI Edisi 3. Terjemahan :
Yoshita. UI Press. Jakarta.
Departemen Kesehatan RI, 1995,
Hlm. 1037
Farmakope Indonesia. Edisi
IV. Jakarta : Direktorat Nugroho AE, 2007, Manggis: Dari
Jenderal Pengawasan Obat Kulit Buah Yang Terbuang
dan Makanan; Hlm. l, 48, 53, Hingga Menjadi Kandidat
488, 601, 1033-1036, 1039, Suatu Obat. Dalam: Jurnal
1043 Bahan Alam Indonesia.
UGM. Yogyakarta. Hal 1-3.
Departemen Kesehatan RI, 2002,
www.69manggis_agungbaru.
Buku Panduan Teknologi
com. Diakses tanggal 6
Ekstrak. Direktorat Jendral
Desember 2012
Pengawasan Obat dan
Makanan. Jakarta. Hal 13-14, Parrot EL, Saski W., 1971,
17-18 Pharmaceutical Technology
Fundamental Pharmaceutics.
Fausett H, Gayser C. and Dash AK.,
Edisi III. Mineapolis. Burgess
2000, Evaluation of Quick
Publishing Company. Hal 76
Disintegrating Calcium
Carbonate Tablets. Dalam: Permana AW., 2010, Kulit Buah
Jurnal AAPS Manggis Dapat Menjadi
PharmScitech.http://www.ph Minuman Instan Kaya
armscitech.com. Diakses Antioksidan. Warta Penelitian
tanggal 05 Januari 2013 dan Pengembangan
Pertanian. Bogor. Hlm. 5-6
Perbandingan Penggunaan Sumber Rahmah Elfiyani 17