Disusun Oleh:
MUHAMMAD MAJID
ASRI
KHOIRUL ANWAR
2019
1. Tujuan peraktek
Setelah melakukan praktek automatic transfer switch (ATS) diharapkan dapat :
1. Membuat rangkaian control ATS dengan kontaktor secara tepat dan benar
2. Membuat rangkaian control start / off otomatis pada genset
a. Memilih komponen yang diperlukan untuk rankaian control ATS sesuai
dengan jobsheet
3. Menginstalasi rangkaian control ATS dengan kontaktor
4. Menginstalasi rangkaian start / off otomatis pada genset
5. Menguji coba rangkaian control ATS dengan kontaktor
6. Mencari / memperbaiki gangguan pada rangkain control ATS
2. Latar belakang
Untuk menjaga kontinuitas ketersedian sumber daya listrik pada beban listrik
baik untuk industry, pusat perdagangan, badan social maupun perhotelan
diperlukan suatu system yang mampu mengatur penyaluran tenaga listrik
sedemikian rupa sehingga bila salah satu sumber listrik mengalami gangguan,
maka dapat diambil oleh sumber lainnya.
Pada umumnya beban beban listrik mengambil sumber dari PLN sebagai
sumber utama dan genset sebagai sumber cadangan. Apabila sumber PLN
mengalami gangguan, secara otomatis genset akan otomatis mengambil alih
sumber daya kebeban dengan suatu alat yang mentransfer dari PLN ke suplai
genset.
Sebaliknya, apabila sumber PLN sudah normal kembali, maka unit alat tersebut
secara otomatis akan mengembalikan suplai dari genset ke PLN. Alat yang dapan
mentranfer kedua dumber listrik tersebut desebut sebagai Automatis Transfer
Switch (ATS).
GAMBAR RANGKAIAN DIAGRAM KERJA
h13a
1,3,5,13
K28 1,3,5,13
2,4,6,14 K23
2,4,6,14
F14 F16
F17 F18
F19
F15
F16a
PE
PE
PE
11
12
13
14
21
22
23
24
31
32
33
34
KEPADA BEBAN
SUPLAY DARI
SUPLAY DARI
OUTPUT
GENSET
PLN
Phasa PLN
Phasa Genset
5
8 1
S20
3 K26T K29
6
S20 4
11
4
1
5 61 1
K24 K28 K26T K24
6 62 3 4
K27T
11
71
K23
72
A2 A2 A2 A2 A2 10 10 A2 10
N PLN
N Genset
NO NC NO NC NO NC NO NC NO NC NO NC NO NC NO NC NO NC
Dari PLN
Relay Bantu
Genset
PLN
S20
1
2
Selektor Switch
Repair/Genset/Auto
7
8
Term. 1 : + 12V DC
Term. 2 : Stop Genset
Term. 3 : Start Genset
K23
1 2 3 H
14
13
K27T
Term. H : Pemanasan
K20
K22T
11
K21T
58
57
66
65
K24
K20T
K20
58
57
22
21
DISKRIPSI KERJA
1. Posisi otomatis
Pada situasi awal, beban disuplai dari PLN. Apabila suplai PLN mati /padam
maka hubungan ke beban akan dipuutus oleh K28. Saat PLN padam genset akan
memulai proses pemanasan selama setting waktu K20T. ketika setting K20T
berakhir genset akan starting dan beakhir dengan beroperasinya genset. Sinyal
starting untu genset hanya terdapat pada K21T sudah mati dan K22T masih
beoperasi. Beban terhubung dengan genset (dengan beopersinya K23T), jika
tegangan genset sudah nominal, jadi beban sudah disuplai oleh genset.
Ketika beban sedang disuplai oleh genset, hidupnya PLN yang kurang dari
setting waktu K26T, tidak akan mempengaruhi rangkaian (beban akan masih tetap
disuplai oleh genset ). Sedangkan bila PLN hidup kembali selama lebih dari
setting waktu K26T, hubungan antara beban dengan genset akan dapat diputuskan
oleh K23. Kemudian sesuai dengan setting K27T, genset akan mati. Rangkaian
beban akan dihubungkan kembali dari PLN oleh K28, jika setting K27T sudah
habis. Dengan demikian beban disiplai oleh PLN.
Apabila beban setting sedang disulai oleh PLN, kemudian PLN padam, maka
hubungan PLN akan diputuskan oleh K28. Pada saat itu pemanasan genset mulai
dilakukan sesuai setting waktu K20T. Jika proses pemanasan akan diberhentikan
oleh selang waktu antara PLN padan dan hidup K20T. Maka pemanasan akan
dihentikan oleh K20T. Kemudian sesuai dengan setting waktu K27T, beban akan
dihungkan kembali lagi dengan PLN oleh K28, akibatnya beban tidak pernah
terhubung dengan genset.
2. Posisi genset
Posisi ini digunakan untuk proses pemeliharaan pada genset sesuai dengan
petunjuk pada buku manual. Genset tipe ini harus dioperasikan setiap satu bulan
sekali selama satu jam. Fungsi proses pemansan ini adalah untuk memanaskan oli
(menguapkan air / kelembaban dalam oli, sekaligus untuk melumasi mesin diesel
genset). Proses ini harus dilakukan pada 50% beban beban nominal dengan tujuan
mendapatkan suhu yang cukup untuk menguapkan kelembaban dalam oli, adapun
diskripsi kerja dari rangkaian kontrol dari proses ini adalah sebagai berikut :
Pada saat selector switch di posisi “ genset “, K29 akan beroperasi dan
memutuskan sumber yang menuju K26T dan K28, sehingga akan memutuskan
dari sulpai ke PLN ke beban. Selain itu posisi selector switch tersebut, akan
memutuskan sumber yang menuju ke K20T, K21T, dan K22T akibatnya genset
akan dipanaskan dan start. Pada saat tegangan genset mencapai nominal, maka
K23 akan hidup, sehingga beban akan terhubung dengan suplai genset.
Setelah waktu pemanasan genset mencapai waktu satu jam maka genset akan
dimatikan kembali dengan cara memindahkan selector switch ke posisi “ otomatis
“, dengan demikian genset akan mati dan beban kembali disuplai oleh PLN.
3. Posisi repair
Posisi ini digunakan untuk keperluan proses perbaikan pada genset. Apabila
genset mengalami kerusakan atau gangguan yang memerlukan pembongkaran
pada mesin diesel atau generator. Maka rangkain kontrol yang dapat
mengoperasikan genset harus segera diputuskan. Hal ini dapat membahaya bagi
orang yang memperbaiki genset.
Pada saat selectror switch diposisi “ repair “ maka sekalipun terdapat situasi
dimana PLN padam atau hidup, rangkaian kontrol tidak akan dapat mengidupkan
genset, karena sambungan dari baterry untuk proses pemanasan dan starting
diputuskan oleh selector switch. Pada posisi ini, beban hanya disuplai oleh PLN,
dengan catatan PLN tidak padam.
4. Alat dan bahan
a. bahan
b. Alat
1. obeng min kecil
2. obeng plus
3. obeng min besaar
4. test pen
5. tang potong
6. tang kupas
7. multi meter
5.Langkah kerja
1. Mempelajari gambar diagram kontrol ATS dengan kontaktor yang ada di
jobsheet sampai mengerti.
2. Mempelajari system kerja suplai daya PLN dan genset.
3. Mempelajari system start dan dan diesel generator.
4. Meminjam bahan dan alat yang akan di gunakan dan memeriksa terlebih dahulu
sebelum di pasang.
5. Merangkai sitem suplai daya dan rangkaian kontrol dengan baik.
6. Memeriksa kembali rangkain yang sudah dibuat, memastikan semua sudah
terhubung dengan benar.
7. Melaporkan pada instruktur.
8. Menguji semua fungsi rangkaian rang telah dibuat bersama-sama instruktur.
9. Mendokumentasikan hasil percobaan
Kelebiahan
1. Medah diadaptasi untuk tegangan yang berbeda
2. Tidak banyak dipengaruhi temperature sekitarnya (80°C sampai -30°C)
3. Cara kerjanya sanggat , yaitu mengunakan sitem otomatis dari kontaktor
4. Komponen terpisah , sehingga memudahkan dalam merangkai
5. Rangkaian yang mengontrol relay dan rangkaian yang membawa arus
terhubung dan secara fisik terpisah satu sama lainnya
6. Mudah di mengerti dalam pemasangan komponen komponen ATS
Kerugian
1. Kontak dibatasi pada keausan dari bunga api atau dari oksidasi
2. Menghabiskan banyak tempat dan kabel dibandingkan dengan menggunakan
PLC
3. Menimbulkan bunyi selama proses kontak
4. Kecepatan kontak terbatas 3 ms sampai 17 ms
5. Kontaminasi (debu) dapat mempengaruhi umur kontak
7. foto hasil praktek
1. Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan ini, dapat di simpulkan beberapa hal yaitu :
a. ATS akan sangat memberikan kemudahan bagi pengguna karena tidak harus di
kerjakan secara manual.
b. Merangkai ATS menggunakan kontaktor konvensional lebih sulit dari pada
menggunakan PLC.
2. Saran
Dari pembuatan laporan ini mungkin ada beberapa kesalahan baik dalam
penulisan atau kata - kata yang sangat kita tidak inginkan, maka dari itu penulis
ingin di berikan beberapa saran maupun koreksi dalam bentuk yang mendukung
penulis agar dalam pembuat laporan akhir workshop untuk kedepannya jauh lebih
baik.