Anda di halaman 1dari 6

TUGAS PENCEGAHAN PRIMER

DISUSUN OLEH :

Kelompok 1

- Tazkiya (201601000) - Annisatul Ulfiati R (201701006)


- A. Heuna Ega W (201701001) - Auliya Alfatika W (201701007)
- Adelia Wiranto P (201701002) - Bintoro Krisdiyanto (201701010)
- Anda Mar Atus S (201701003) - Daila Rahayu M D (201701011)
- Anggita Rachma P (201701004) - Dian Citra P (201701012)
- Anindia Putri Y Y (201701005) - Duwitayati Latifah (201701013)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D-III KEPERAWATAN PONOROGO
2019
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Kesehatan Jiwa
1.2 Pengertian Kesehatan Jiwa
Kesehatan jiwa merupakan suatu bagian yang tidak terpisahkan dari kesehatan atau
bagian integral dan merupakan unsur utama dalam menunjang terwujudnya kualitas hidup
manusia yang utuh. Kesehatan jiwa menurut UU No. 3 tahun 1966 tentang kesehatan jiwa
didefinisikan sebagai suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual,
dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan secara selaras
dengan keadaan orang lain.

Adapun kriteria sehat jiwa menurut (Riyaldi & Riyaldi, 2013) dalam bukunya yang
berjudul Asuhan Keperawatan Jiwa meliputi :

1. Sikap positif terhadap diri sendiri


Individu dapat menerima dirinya secara utuh, menyadari adanya kelebihan dan
kekurangan dalam diri dan menyikapi kekurangan atau kelemahan tersebut dengan
baik.
2. Tumbuh kembang dan beraktualisasi diri
Individu mengalami perubahan kearah yang normal sesuai dengan tingkat
pertumbuhan dan perkembangan dan dapat mengepresikan potensi dirinya.
3. Integrasi
Individu menyadari bahwa semua aspek yang dimilikinya adalah suatu kesatuan yang
utuh dan mampu bertahan terhadap stres dan dapat mengatasi kecemasannya
4. Persepsi sesuai dengan kenyataan
Pemahaman individu terhadap stimulus eksternal sesuai dengan kenyataan yang ada.
Persepsi individu dapat beubah jika ada informasi baru, dan memiliki empati terhadap
perasaan dan sikap orang lain
5. Kecakapan dan beradaptasi dengan lingkungan
Stresor yang menstimulasi adaptasi mungkin berjangka pendek, seperti demam atau
berjangka panjang seperti paralisis anggota gerak tubuh. Agar dapat berfungsi
optimal, seseorang harus mampu berespon terhadap stresor dan beradaptasi terhadap
tuntutan atau perubahan. Adaptasi membutuhkan respon aktif dari seluruh individu.
Jika seseorang tidak mampu untuk beradaptasi, maka kemungkinan untuk mengalami
ganggaun jiwa adalah besar (Kusumawati, 2015).
2. Masalah-masalah Kesehatan Jiwa
Perawat perlu memahami memahami konsep gangguan jiwa dengan menggunakan
pendekatan medis sebagai dasar dalam pemberian asuhan keperawatan pasien yang
mengalami gangguan jiwa. Fungsi jiwa yang mungkin terganggu meliputi fungsi biologis,
psikologis, sosial, dan spiritual. Secara umum gangguan fungsi jiwa yang dialami seorang
individu dapat terlihat dari penampilan, komunikasi, proses berfikir, interaksi dan
aktivitas sehari-hari
1. Psikotik
Psikotik adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan ketidakmampuan
ndividu melihat kenyataan yang terjadi, misalnya terdapat halusinasi, waham
atau perilaku aneh.
2. Depresi
Depresi adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan sedih yang
berkepanjangan, proses pikir melambat disertai penurunan motivasi dan
perilaku lamban yang terkesan malas (trias depresi). Depresi bukan
merupakan kelemahan atau kemalasan tapi ketidakberdayaan pasien untuk
mengatasi maalahnya. Depresi adalah penyakit yang lazim terjadi dan
tersedia teapi efektif yang mengatasi depresi.
3. Panik
Panik diartikan sebagai gangguan akibat kecemasan yang memuncak dan
pasien merasakan “rasa yang tidak dapat dijelaskan”, sering disertai dengan
keluhan fisik atau aktivitas motorik tertentu.
4. Gangguan penyesuaian
Ganggaun penyesuaian adalah keluhan kejiwaan dalam berbagai bentuk
setelah mengalami trauma.

3. Faktor Pelayanan Perawat


3.1. Peran dan Fungsi Perawat Kesehatan Jiwa

Perawat kesehatan jiwa komunitas dan perawat komunitas merupakan tenaga


perawatan dan puskesmas yang bertanggung jawab memberikan pelayanan keperawatan di
wilayah kerja puskesmas. Fokus pelayanan pada tahap awal adalah anggota masyarakat yang
mengalami gangguan jiwa. Peran dan fungsi perawat kesehatan jiwa komunitas meliputi :
 Pemberian asuhan keperawatan secara langsung (practitioner)
 Pendidik (educator)
 Koordinator (coordinator)

3.2. Pelayanan kepada pasien


Puskesmas memiliki pelayanan kesehatan jiwa untuk rawat jalan dan
kunjungan ke masyarakat sesuai wilayah kerja puskesmas. Tenaga kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan jiwa adalah perawat yang dilatih CMHN dan
dokter yang telah dilatih kesehatan jiwa yang bekerja secara tim yang disebut tim
kesehatan jiwa puskesmas
Pelayanan keperawatan jiwa komprehensif adalah pelayanan keperawatan jiwa
yang diberikan pada masyarakat pascabencana dan konflik, dengan kondisi
masyarakat yang sangat beragam dalam rentang sehat-sakit yang memerlukan
pelayanan keperawatan pada tingkat pencegahan primer, sekunder, dan tersier.
Pelayanan keperawatan kesehatan jiwa yang komprehensif mencakup 3 tingkat
pencegahan salah satunya adalah pencegahan primer
1. Pencegahan primer
Fokus pelayanan keperawatan jiwa adalah pada peningkatan kesehatan dan
pencegahan terjadinya jiwa. Tujuan pelayanan adalah mencegah terjadinya
gangguan jiwa, mempertahankan dn meningkatkan kesehatan jiwa. Target
pelayanan yaitu anggota masyarakat yang belum mengalami ganggaun jiwaa.
Aktivitas pada pencegahan primer adalah program pendidikan kesehatan, program
stimulasi perkembangan, program sosialisasi kegiatan jiwa, manajemen stres, dan
persiapan menjadi orang tua
Target pelayanan yaitu anggota masyarakat yang sehatn jiwa dan belum
mengalami gangguan jiwa sesuai dengan kelompok umur yaitu anakanak, remaja,
dewasa, dan usia lanjut
Aktivitas pada pencegahan primer adalah :
a. Program pendidikan kesehatan, program stimulasi perkembangan, program
sosialisasi, manajemen stress, perisapan orang tua.
Beberapa kegiatan yang dilakukan adalah :
1) Pendidikan kesehatan orang tua
 Pendidikan menjadi orang tua
 Perkembangan anak usia dini
 Memantau dan menstimulasi perkembangan
 Mensosialisasi anak dengan ligkungan
2) Cara mengatasi stress
 Stress perkawinan
 Stress pekerjaan
 Stress sekolah
 Stress pasca bencana
b. Program dukungan sosial diberikan pada anak yatim, kehilangan pasangan,
kehilangan pekerjaan, kehilangan rumah atau tempat tinggal, yang semua
ini memungkinkan terjadi akibat bencana.
Beberapa kegiatan yang dilakukan adalah :
1) Memberikan informasi cara mengatasi kehilangan
2) Menggerakan dukungan masyarakat seperti menjadi orang tua asuh
bagi anak yatim piatu
3) Melatih keterampilan sesuai kehilangan masing-masing untuk
mendapatkan pekerjaan
4) Mendapatkan dukungan pemerintahan dan LSM untuk memperoleh
tempat tinggi
c. Program pencegahan penyalahgunaan obat
Penyalahgunaan obat sering digunakan sebagai koping untuk mengatasi
masalah. Kegiatan yang dapat dilakukan :
1) Pendidikan kesehatan melatih koping positif untuk mengatasi stress
2) Latihan asertf yaitu mengungkapkan keinginan dan perasaan tanpa
menyakiti orang lain
3) Latihan afirmasi dengan menggunakan aspek-aspek positif yang
ada pada diri seseorang
d. Program pencegahan bunuh diri
Bunuh diri merupakan salah satu cara penyelesaian masalah oleh individu
yang mengalami keputusan. Oleh karena itu perlu dilakukan program :
1) Mmberikan informasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat
tentang tanda-tanda bunuh diri
2) Menyediakan lingmungan yang aman untuk mencegah bunuh diri
3) Melatih keterampilan koping yang adaptif

Anda mungkin juga menyukai