Anda di halaman 1dari 16

ek

SIPIL’ MESIN ’ARSITEKTUR ’ELEKTRO

FAKTOR FAKTOR PENENTU DALAM ANALISIS SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN


DALAM SUATU KAWASAN
(Studi kasus: Kota Parigi)
Rusli*

Abstract
Incidence of fires can occur anywhere and anytime. For that reason this paper aims to identify
understand the important factors that determine the level of success in the prevention and
mitigation of fire hazards in a region or area. Efforts are not only focusing on the building but also
on the site where the building stood up to answer the needs challenges of fire hazards in the
future.
The discussion includes studies of the related theory and regulations using rationalistic paradigm
qualitative methods. Fire Management Area (WMK) concept theory with the parameters and
indicators contained in it is implemented without ignoring the specific local policies the potential
they have.
Final conclusion shows that the intensity, the volume of buildings, transportation network systems,
facilities and infrastructure including water potential and the potential fire, the distance between
regions and the location of water sources are factors that are very important for the in the
prevention and control of fire hazards. Other important factors are the participation of society,
aspects of rescue, and finally aspects of law enforcement.
Key words : factors, fire hazards, area

Abstrak
Kejadian kebakaran dapat terjadi di mana dan kapan sapa. Untuk itu tulisan ini bertujuan untuk
mengetahui dan memahami faktor-faktor penting yang sangat menentukan tingkat keberhasilan
upaya pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran di suatu kawasan atau wilayah.
Upaya tidak hanya berfokus pada bangunan (building) tetapi juga terhadap lingkungan (site)
dimana bangunan tersebut berdiri guna menjawab kebutuhan-kebutuhan dan tantangan
bahaya kebakaran dimasa-masa mendatang.
Pembahasan menggunakan kajian teori dan peraturan-peraturan terkait menggunakan metode
paradigma rasionalistik dan metode kualitatif. Teori konsep Wilayah Manajemen Kebakaran
(WMK) dengan parameter dan indikator yang tercakup di dalamnya diimplementasikan tanpa
mengabaikan kebijakan lokal (local logic) dan potensi khusus yang dimiliki.
Kesimpulan akhir menunjukkan bahwa intensitas, volume bangunan, sistem jaringan transportasi,
sarana dan prasarana termasuk potensi air serta potensi kebakaran, jarak antar wilayah dan
letak sumber air adalah faktor-faktor yang sangat penting bagi upaya pencegahan dan
penanggulangan bahaya kebakaran. Faktor yang tak kalah penting lainnya adalah partisipasi
masyarakat, aspek rescue dan akhirnya aspek penegakan hukum.
Kata Kunci : faktor-faktor, kebakaran, kawasan

1. Pendahuluan infrastruktur maupun suprastruktur


Pertumbuhan serta pendukung guna menunjang eksistensi
perkembangan berbagai kegiatan wilayah yang bersangkutan. Upaya
didalam suatu wilayah baik perkotaan tersebut juga penting untuk
maupun pedesaan senantiasa harus diberlakukan di Wilayah Kota Parigi
diiringi oleh pengembangan

* Staf Pengajar Jurusan Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tadulako, Palu
Faktor Faktor Penentu dalam Analisis Sistem Proteksi Kebakaran dalam Suatu Kawasan
Studi kasus: Kota Parigi
(Rusli)

sebagai Pusat Pemerintahan Wilayah kota tetap menjadi pertimbangan


Kabupaten Parigi Moutong. dan acuan demi kepentingan
Musibah kebakaran yang seringkali pengembangan kota pada masa
meminta banyak korban harta benda yang akan datang. Pertimbangan ini
dan bahkan merenggut jiwa, terjadi diimplementasikan dalam proses
karena beberapa penyebab antara analisis yang dilakukan terhadap
lain : peletakan bangunan yang aspek-aspek yang terkait dengan
berdekatan dan tidak memungkinkan Rencana Induk Sistem Proteksi
adanya sirkulasi udara yang cukup Kebakaran (RISPK) Kota Parigi.
dan memadai sehingga kebakaran
tidak bisa dilokalisir, armada mobil 2.2 Faktor-Faktor Penentu Dalam
pemadam kebakaran tidak bisa Manajemen Pencegahan dan
melaksanakan tugasnya dengan baik, Penanggulangan Kebakaran dan
sistim jaringan jalan yang kurang Permasalahan yang Ada di
memadai untuk sirkulasi kendaraan, Kawasan Kota Parigi
penempatan hidran air yang tidak
tepat untuk pengisian tangki a. Sistem Manajemen Kebakaran Kota
kendaraan pemadam secara cepat Parigi
termasuk jumlahnya, serta Aspek manajemen merupakan
penempatan lokasi parkir kendaraan salah satu faktor yang menjadi
pemadam yang tepat dan pokok permasalahan dalam upaya
memungkinkan untuk memberi pencegahan dan
pertolongan secara akurat. penanggulangan bahaya
kebakaran di Kota Parigi. Sampai
Sejatinya setiap bangunan
saat ini instansi pengelola
gedung yang berfungsi sebagai pusat
manajemen kebakaran belum ada
pelayanan umum dan fasilitas sosial
dan untuk sementara tugas
memiliki sistem penanggulangan
tersebut didelegasikan kepada
bahaya kebakaran sendiri. Syarat-
Satuan Polisi Pamong Praja
syarat minimal untuk mencegah
dibawah koordinasi Sekretariat
bahaya kebakaran dan
Daerah Kabupaten Parigi Moutong.
memadamkan api secara dini
Pendelegasian yang dimaksud juga
harusnya tersedia.
masih terbatas pada aspek
operasional di lapangan. Kondisi
2. Kondisi Eksisting dan permasalahan seperti ini minimal memunculkan
manajemen kebakaran di Kota persoalan baru bagi Satuan Polisi
Parigi Pamong Praja secara internal yakni
terjadi over lopping tugas yang
2.1 Kondisi Eksisting Kawasan Studi
harus diembannya; di satu sisi
RISPK Kota Parigi
melaksanakan tugas pokok sebagai
Rencana Induk Sistem Proteksi satuan pengamanan/tata tertib
Kebakaran (RISPK) Kota Parigi dibatasi sementara disisi lain harus
dan difokuskan pada kawasan inti melaksanakan operasional
kota yang mencakup 6 (enam) desa penanggulangan kebakaran kota,
dan kelurahan yaitu Loji, Bantaya, sehingga efektivitas tugas dan
Kampal, Masigi, Maesa dan Mertasari pekerjaan tidak akan memperoleh
tanpa mengabaikan area lain yang hasil yang optimal. Kota Parigi juga
ada dalam kawasan pengembangan belum memiliki pembagian wilayah
kota diluar ke enam wilayah tersebut manajemen kebakaran yang
di atas. Kawasan pengembangan

197
Jurnal SMARTek, Vol. 9 No. 3. Agustus 2011: 196 - 211

memungkinkan efisiensi dan penanggulangan kebakaran


efektifitas pencegahan dan adalah karena adanya masalah
penanggulangan bahaya diseputar kelengkapan sarana dan
kebakaran setempat. prasarana yang dibutuhkan.

1) Prasarana penanggulangan
b. Perencanaan tapak untuk proteksi
kebakaran
Lingkungan dan kawasan Pasokan air yang cukup untuk
permukiman, perdagangan, mengatasi bahaya kebakaran
industri,perkantoran, kawasan hutan serta transportasi yang
lindung maupun kawasan-kawasan menunjang merupakan
strategis lainnya yang merupakan komponen-komponen yang
elemen-elemen penting dari sangat vital dalam perencanaan
sebuah kota yang juga Rencana Induk Kebakaran. Selain
membutuhkan penanganan khusus itu yang tak kalah pentingnya
dan menjadi unsur yang penting adalah tesedianya alat
dalam perencanaan induk komunikasi serta bangunan
kebakaran.Oleh sebab itu kawasan- pemadam kebakaran pada
kawasan tersebut harus daerah perencanaan.
direncanakan sedemikian rupa
sehingga di dalamnya tersedia a) Pasokan air
fasilitas pemadam kebakaran Secara khusus untuk lingkup
seperti pos-pos pemadam kawasan Kota Parigi belum
kebakaran, hidran lingkungan, memiliki prasarana
sumur kebakaran/reservoir air penampung dan pemasok air
sehingga memudahkan instansi yang memadai untuk
pemadam kebakaran untuk dimanfaatkan sebagai sumber
mengakses dan menggunakannya. air dalam rangka
Demikian pula dengan sarana menanggulangi ancaman
lainnya termasuk alat komunikasi, bahaya kebakaran di kota
sehingga dengan demikian sangat secara cepat dan tepat.
penting untuk membagi kota ke Pemasok air yang ada
dalam beberapa wilayah untuk hanyalah sumber air alami
memudahkan pengaturan yang dapat diperoleh dari
penanggulangan bahaya Sungai Parigimpu’pu yang
kebakaran dan penempatan mengaliri Kelurahan Baliara,
sarana dan prasarananya. Aspek ini Kelurahan Bambalemo dan
menjadi salah satu permasalahan Kelurahan Kampal. Sungai
yang muncul secara khusus di Kota Parigimpu’u sendiri jaraknya ±
Parigi, sebab pembagian wilyah 6,8 Km dari pusat kota,
seperti yang tergambar di atas sementara bagian sungai yang
belum ada dan bahkan belum melintasi Kelurahan Baliara
pernah direncanakan. yang juga menjadi sumber
pasokan air jaraknya ± 4 Km
dari pusat kota, meskipun
c. Sarana dan prasarana kebakaran kondisi airnya tidak pernah
Kota Parigi kering selama ini. Potensi
Dari berbagai kendala dan lainnya adalah sungai Olaya
kegagalan yang ditemukan dalam yang berjarak ±800 Meter dari
usaha pencegahan dan

198
Faktor Faktor Penentu dalam Analisis Sistem Proteksi Kebakaran dalam Suatu Kawasan
Studi kasus: Kota Parigi
(Rusli)

lokasi depot Pertamina Parigi telpon dibawah kendali


Moutong. operasi PT. Telkom. Sehingga
dengan demikian tidak
b) Sistem transportasi
tertutup kemungkinan terjadi
Ada beberapa persoalan yang
keterlambatan tindakan akibat
muncul ketika mengaitkan
komunikasi yang terganggu
sistem penanggulangan
oleh berbagai kesibukan dan
kebakaran dengan kondisi
frekwensi komunikasi yang
jalan sebagai salah satu unsur
padat pada pihak Telkom
transportasi yang ada di Kota
sendiri.
Parigi. Persoalan-persoalan
tersebut diidentifikasi sebagai d) Bangunan pemadam
berikut: kebakaran
• Belum adanya prasarana Prasarana lain yang juga
jalan khusus bagi kendaraan sangat penting dalam
pemadam kebakaran yang Perencanaan Induk Kebakaran
berfungsi khusus untuk adalah fasilitas bangunan
mengakses langsung ke pemadam kebakaran sebagai
lokasi sumber air. wadah bagi pihak
• Lebar jalan di beberapa penyelenggara semua aspek
lokasi yang dianggap rawan yang berhubungan langsung
belum memadai untuk dengan aktivitas
menjamin kelancaran arus penanggulangan dan
kendaraan pemadam pencegahan bahaya
kebakaran ke lokasi kebakaran. Dari bangunan ini
kebakaran. pulalah gerakan dan
• Kualitas jalan terutama komando penyelenggaraan
beberapa ruas jalan penanggulangan tersebut
lingkungan bila ditinjau dari dikendalikan oleh personil-
aspek kekuatan konstruksi personil yang dilengkapi
agar terhindar dari kerusakan dengan sarana dan prasarana
ketika dilalui kendaraan pendukung yang belum dimiliki
pemadam. termasuk pos-pos pemadam
• Belum adanya lapisan pada lokasi-lokasi yang rawan
perkerasan (hard standing) terbakar serta penempatan
dan akses masuk (access hydrant-hidrant umum di titik
way) bagi jalur masuk mobil penting. Hidrant umum hanya
pemadam kebakaran pada terdapat di lingkungan kantor
bangunan-bangunan yang Bupati Parigi Moutong
memiliki spesifikasi khusus. sebanyak 7 (tujuh) buah.

c) Alat komunikasi 2) Sarana penanggulangan


Sebagai alat komunikasi yang kebakaran
paling handal untuk dapat Kendaraan operasional
segera melaporkan kejadian lapangan, peralatan teknik
atau musibah kebakaran operasional serta kelengkapan
kepada pihak yang personil merupakan komponen-
berwenang saat ini adalah komponen penting dan harus
alat komunikasi yang dimiliki oleh Instansi Pemadam
konvensional yakni fasilitas Kebakaran di sebuah kawasan

199
Jurnal SMARTek, Vol. 9 No. 3. Agustus 2011: 196 - 211

baik dalam skala kota maupun baik dengan hasil yang


kabupaten. memuaskan.
a) Kendaraan operasional
c) Kelengkapan perorangan
lapangan
Saat ini peralatan personil yang
Kendaraan operasional yang
ada pada institusi operasional
ada pada Satuan Polisi
pemadam kebakaran Kota
Pamong Praja sebagai
Parigi hanya masih sebatas
pengendali operasional
lampu sorot dan topi (helm)
pemadam kebakaran Kota
pengaman dengan jumlah
Parigi adalah 2 (dua) unit
yang sagat terbatas. Sebagai
kendaraan pemadam dengan
contoh konkrit helm pengaman
kapasitas 3000 L dan 5000 L.
yang tesedia sebanyak 2 (dua)
Dari dua unit itu hanya 1 (satu)
buah sementara jumlah
unit yang dapat beroperasi
anggota terlatih telah
secara maksimal sebab satu
mencapai 40 (empat puluh)
unit lainnya sering macet
orang diluar driver sebanyak 3
karena mengalami kerusakan.
(tiga) orang. Dengan demikian
Dengan demikian penanganan
bila dibandingkan dengan
peristiwa kebakaran juga tidak
jumlah pasukan pemadam
akan optimal secara
terlatih maka masih terdapat
operasional sebab idealnya
kekurangan helm pengaman
dibutuhkan 2-3 unit kendaraan
sebanyak 41 (empat puluh
pemadam agar pemadaman
satu) buah.
bisa berkelanjutan (continue)
secara estafet antara satu
3) Aspek peran serta masyarakat
kendaraan (tim) pemadam
Peran aktif masyarakat secara
dengan kendaraan pemadam
menyeluruh dan terpadu adalah
lainnya. Selain itu juga tidak
salah satu potensi yang sangat
terdapat kendaraan komando
penting dalam perencanaan
yang menjadi sarana penting
penanggulangan bahaya
bagi pengendali operasi di
kebakaran sampai pada tahap
lapangan, sehingga
implementasi di lapangan. Oleh
penanganan dan
karena itu partisipasi masyakat
penanggulangan kebakaran
secara langsung mutlak
dapat berjalan sesuai dengan
diperlukan dalam berbagai aspek
standar-standar operasional.
yang terkait dengan tugas
b) Peralatan Teknik operasional tersebut diatas. Selain itu
Peralatan teknik operasional kebiasaan-kebiasaan atau tradisi
yang tersedia untuk kebutuhan yang berlaku dalam kelompok
pemadam kebakaran masih masyarakat (local genius) untuk
sangat minim bila menunjang penanggulangan
dibandingkan dengan standar bahaya kebakaran menjadi
ideal yang ada. Peralatan sangat penting untuk
yang dimaksud hanya sebatas dipertahankan, bahkan
peralatan pendobrak antara dikembangkan sebagai potensi
lain kapak, tangga dan linggis lokal. Namun demikian
sehingga penanganan berasarkan interview di lapangan
peristiwa musibah kebakaran diperoleh gambaran bahwa
juga tidak berjalan dengan

200
Faktor Faktor Penentu dalam Analisis Sistem Proteksi Kebakaran dalam Suatu Kawasan
Studi kasus: Kota Parigi
(Rusli)

partisipasi masyarakat masih keamanan pasar tidak terjaga


sangat minim. sebagaimana mestinya. Disisi
lain struktur bangunan yang
dimaksud terkait dengan
3. Hasil dan Pembahasan kebutuhan minimal keamanan
3.1 Kajian dan Analisis Manajemen dan keselamatan khususnya
Pencegahan dan pasar tersebut.
Penanggulangan Kebakaran Kota Tingkat kualitas struktur dan
Parigi material bangunan sangat
1) Analisis potensi kebakaran rentan terhadap bahaya
Berdasarkan hasil pengamatan kebakaran.
lapangan yang dilakukan c) Kawasan khusus
dengan mengacu pada • Dermaga/pelabuhan
intensitas dan jarak bangunan, Dermaga pelabuhan di
material bangunan dan sejarah Kelurahan Loji merupakan
kejadian kebakaran yang salahsatu fasilitas yang vital
pernah terjadi maka kawasan bagi aktivitas kapal-kapal
yang dianggap potensial penangkap ikan yang pada
terhadap kebakaran adalah dasarnya menggunakan
sebagai berikut: bahan bakar yang rentan
a) Permukiman Nelayan di terhadap bahaya
Kelurahan Bantaya kebakaran. Sementara itu
Secara umum pemukiman tidak satupun fasilitas
nelayan yang ada di pencegahan dan pemadam
Kelurahan Bantaya diwarnai kebakaran yang tersedia di
oleh tidak memadainya sekitar lokasi
kondisi sarana dan prasarana • Depot Pertamina
dasar, bahkan hampir Bahan bakar minyak adalah
sebagian rumah tangga bahan yang paling mudah
mempunya akses yang sangat terbakar, apalagi jika
terbatas terhadap pelayanan terkonsentrasi pada satu
sarana dan prasarana dasar tempat penampungan
tersebut. dalam jumlah yang tidak
Disamping itu akses langsung sedikit seperti yang ada di
sangat sulit dilakukan untuk Depot Pertamina di Desa
kendaraan roda empat Olaya. Oleh karena itu
sebagai akibat dari lebar jalan fasilitas strategis dan sangat
yang tidak memadai (lebar rentan terhadap resiko
jalan 2,8 meter. Aspek lain kebakaran ini perlu
yang sangat rentan adalah penanganan yang lebih
material bangunan setempat khusus terhadap ancaman
yang pada umumnya terdiri bahaya kebakaran.
dari rumah-rumah non
permanen. 2) Analisis manajemen
penanggulangan kebakaran
b) Pasar tradisional
Bercampur aduknya • Pembagian WMK dan
pedagang yang ada dalam Kebutuhan Pos Pemadam
kawasan pasar sehingga Kebakaran
tingkat kenyamanan serta

201
Jurnal SMARTek, Vol. 9 No. 3. Agustus 2011: 196 - 211

Manajemen pelengkap pada lokasi-lokasi


Pengamanan Kebakaran (Fire yang berada dalam radius
Safety Management) jangkauan 2,5 km dengan
merupakan bingkai tetap memperhatikan kawasan
pengamanan total terhadap yang potensial dan rawan
bahaya kebakaran. Dalam terhadap ancaman
rangka upaya untuk kebakaran.
meningkatkan kulitas
pengamanan tersebut maka 3) Analisa tapak untuk proteksi
dalam suatu kota perlu • Peruntukan lahan
dibentuk Wilayah Manajemen Lahan permukiman dan sektor
Kebakaran (WMK) yang perdagangan/jasa dalam
dibentuk berdasarkan wilayah perencanaan
pengelompokan hunian yang terkonsentrasi pada pusat kota
memiliki kesamaan kebutuhan dengan pola linier mengikuti
proteksi kebakaran dalam pola jalan Trans Sulawesi
batas wilayah tertentu, dengan jumlah yang lebih
dilengkapi dengan system besar daripada area lainnya
alarm dalam rangka diluar kawasan pusat kota.
pemberitahuan kebakaran Oleh karena itu di lokasi-lokasi
yang terintegrasi dalam WMK permukiman, perdagangan
serta ditentukan oleh waktu dan jasa pada pusat kota perlu
tanggap (response time) dari disediakan prasarana untuk
pos pemadam kebakaran menunjang proteksi terhadap
terdekat.Berdasarkan hal-hal kebakaran berupa hidran
tersebut maka daerah layanan lingkungan atau reservoir yang
WMK ditentukan oleh respons diletakkan di sepanjang jalur
time yang tidak boleh lebih dari akses mobil pemadam
15 menit dengan radius daerah sehingga setiap bangunan
layanan tidak lebih dari 7,25 KM hunian maupun bangunan
setiap WMK. lainnya dapat terjangkau oleh
Kota Parigi terdiri dari 5 (lima) pemadam kebakaran.
wilayah desa/kelurahan • Arah pengembangan kota
dengan jarak minimal 1 Km dan Bertitik tolak pada belum
maksimal 2 kilometer dari pusat adanya RUTRK maka
kota yakni Kelurahan Loji. berdasarkan kondisi eksisting
Mengacu pada (existing condition )
Keputusan Menteri Pekerjaan perkembangan kota arah
Umum Republik Indonesia No. selatan terjadi secara linier
11 Tahun 2000, luas dan jarak sebatas lapis pertama pada
antar wilayah maka kawasan jalur jalan trans Sulawesi.
studi Kota Parigi dibagi atas 1 Sementara itu pada arah utara
(satu) Wilayah Manajemen terutama di Kelurahan Kampal
Kebakaran (WMK) yang dan Bambalemo kota
meliputi Kelurahan Loji, Baliara, berkembang sesuai dengan
Kampal, Bambalemo, Lebo arah rencana Tata Guna Lahan
dan Petapa. Setiap WMK (Land Use). Indikator lainnya
dilengkapi pos-pos pemadam adalah pembangunan fasilitas
kebakaran dengan fasilitas infrastruktur kota yaitu

202
Faktor Faktor Penentu dalam Analisis Sistem Proteksi Kebakaran dalam Suatu Kawasan
Studi kasus: Kota Parigi
(Rusli)

pembangunan jalan-jalan baru bangunan maksimal 4 (empat)


serta pembangunan fasilitas meter sehingga perlu
umum yakni Pasar Sentral. pengaturan khusus bagi jarak-
Perkembangan kota ke arah jarak bangunan di wilayah
Utara perlu mendapat yang terbangun sehingga
perhatian khusus dalam rangka mudah diakses oleh kendaraan
mengantisipasi kerawanan pemadam kebakaran.
akan terjadinya musibah
kebakaran dengan 4) Analisis Sumber Daya Manusia
bertambahnya jumlah dan dan Kinerja Instansi Kebakaran
volume bangunan baik Perlu segera dibentuk sebuah
permukiman dan perkantoran institusi / instansi yang khusus
maupun fasilitas lainnya menangani masalah kebakaran
sehingga bagian area tersebut di wilayah perencanaan yang
menjadi bagian dari Wilayah sampai saat ini belum ada dan
Manajemen Kebakaran. segera dilengkapi dengan
• Jalan lingkungan, jalur akses personal yang kapabel untuk
masuk dan hard standing dapat menduduki jabatan
Untuk memudahkan proteksi sebagai Kepala Kantor, Kepala
terhadap meluasnya Satuan dan Komandan Pos.
kebakaran dan memudahkan Sebagai tindak lanjut dari
operasi pemadaman, maka pembentukan institusi diatas
pada jalan-jalan lingkungan adalah perlu adanya
yang reatif padat dengan pembinaan terhadap sumber
bangunan perlu disediakan daya manusia dan
jalan untuk perkerasan (hard mengikutsertakan mereka pada
standing) dan jalur akses masuk pelatihan-pelatihan yang terkait
atau area belokan mobil dengan tugas utama sebagai
pemadam dengan radius satuan pemadam kebakaran.
terluar belokan tidak kurang
5) Analisis Sistim Sirkulasi Transportasi
dari 10,5 M sesuai dengan
Kota
persyaratan yang berlaku.
Sistim sirkulasi dan jaringan jalan
Prasarana sepeti ini sangat
dalam kota Parigi belum
dibutuhkan di area
menunjang sirkulasi kendaraan
permukiman nelayan di
pemadam secara optimal,
Kelurahan Bantaya yang
utamanya pada jalur transportasi
padat dan aksesibilitas yang
utama yang melintasi jalan trans
kurang terhadap armada
Sulawesi, dari berbagai aspek
pemadam kebakaran.
tidak mampu lagi mendukung
• Jarak antar bangunan
kepadatan arus kendaraan
Untuk wilayah perencanaan
yang melintasi jalan tersebut dari
kelompok ketinggian
berbagai kabupaten di tiga
bangunan maksimal ada pada
Propinsi yakni Sulawesi Selatan,
kategori 1 (satu) dengn
Sulawesi Utara dan dari
ketinggian maksimal 8 meter
kabupaten yang ada dalam
dan terkonsentrasi pada pusa-
wilayah Popinsi Sulawesi Tengah
pusat kota mengikuti pola jalan
sendiri. Sebagai jalur transportasi
Trans Sulawesi. Sedangkan
utama (primer) kota Parigi
diluar area tersebut ketinggian
dengan beban lintas kendaraan

203
Jurnal SMARTek, Vol. 9 No. 3. Agustus 2011: 196 - 211

yang begitu padat dengan masyarakat dan Pihak


ruang manfaat jalan (rumaja) Pemerintah selaku pengambil
“hanya” 10 M. Ditambah keputusan dalam setiap aspek
dengan dominasi bangunan kehidupan masyarakatnya. Oleh
komersil pada kedua sisi jalan karena itu peran serta
yang berdampak terhadap masyarakat tidak dapat
penggunaan bahu jalan bagi diabaikan dalam berbagai hal
kebutuhan parkir, maka termasuk persoalan-persoalan
selayaknyalah kondisi seperti ini yang terkait dengan kebakaran.
mendapat perhatian khusus, Masyarakat Parigi harus
antara lain dengan membuat dilibatkan dalam pengambilan
jalan alternatif bagi kendaraan keputusan yang terkait dengan
angkutan luar kota, misalnya penyusunan Rencana Induk
dengan membangun jalan Kebakaran Kota Parigi yang
lingkar untuk mengurangi jumlah dapat dilakukan melalui 2 (dua)
kendaraan yang melintasi jalan cara:
trans Sulawesi. • Pelibatan secara pasif, dimana
Kondisi jalan yang digambarkan masyarakat berperan sebagai
di atas tidak berbeda jauh kelompok yang mematuhi
dengan kondisi jalan kolektor keputusan Pemerintah melalui
dalam kota antara lain Jalan komunikasi satu arah.
Pelabuhan Loji dengan rumaja 8 • Pelibatan secara aktif,
M, jalan Pasar Tagonu 8 M yang masyarakat berperan aktif
pada jam-jam tertentu sangat bersama pemerintah
padat dan dibebani lagi dengan merancang dan
penggunaan bahu jalan melaksanakan upaya-upaya
sebagai sarana parkir bagi pencegahan kebakaran
kendaraan angkutan kota, dalam wilayah Kota Parigi.
motor dan kendaraan Peran serta masyarakat juga
pengangkut barang dari dan dapat diakomodir melalui
keluar pasar. pembentukan SATLAKAR (Satuan
Dalam kondisi yang demikian Relawan Kebakaran) yang
sangat dibutuhkan merupakan wadah partisipasi
penambahan pelebaran jalan dan rasa tanggung jawab
dan jembatan khususnya masyarakat dalam rangka
jembatan Bambalemo serta mengatasi ancaman bahaya
pemisahan sistim transportasi kebakaran dan menjadi bagian
jalur cepat dan lambat untuk dari pelayanan pemadaman
memberi ruang gerak yang lebih kebakaran. Keanggotaan
bebas bagi kendaraan Satlakar direkrut dari organisasi
Pemadam Kebakaran dalam kemasyarakatan seperti Karang
rangka efektivitas Taruna, Pramuka serta organisasi
penganggulangan bahaya kemasyarakatan lainnya dalam
kebakaran yang terjadi dalam rangka membantu
kota. penanggulangan kebakaran.

6) Analisis Peran Serta Masyarakat 7) Analisis Aspek Penegakan Hukum


dan Pihak Terkait Salah satu aspek yang juga tidak
Ada dua komponen dalam dapat diabaikan dalam
sebuah kota yaitu kelompok

204
Faktor Faktor Penentu dalam Analisis Sistem Proteksi Kebakaran dalam Suatu Kawasan
Studi kasus: Kota Parigi
(Rusli)

perencanaan RIK adalah aspek Tentang Ketentuan Teknis


legal hukum yang menguatkan Manajemen Penanggulangan
penerapan dan pengetatan Kebakaran di Perkotaan, maka
implementasi terhadap standar Rencana Induk Kebakaran Kota
dan aturan di lapangan. Oleh Parigi terbagi atas satu wilayah
karena itu peraturan-peraturan pelayanan (WMK) mencakup
yang ada seperti: UU No. 28 kawasan inti perencanaan yakni
Tahun 2002 Tentang Bangunan wilayah kota Parigi yang terdiri dari
Gedung, Peraturan Pemerintah 6 (enam) desa dan kelurahan.
No. 36 Tahun 2005 Tentang Maksud dari penerapan
Peraturan Pelaksanaan SNI dan pembagian wilayah pelayanan
standar-standar baku, untuk masa sekarang maupun yang
Kepmenneg PU No. 10/KPTS/2000 akan datang adalah :
Tentang Ketentuan Teknis • Meningkatkan kemampuan dan
Pengamanan Terhadap Bahaya layanan proteksi bahaya
Kebakaran pada Bangunan kebakaran
Gedung dan Lingkungan, • Mempermudah pendistribusian
Kepmenneg PU No. 11/KPTS/2000 fasilitas sarana dan prasarana
Tentang Ketentuan Teknis kebakaran
Manajemen Penanggulangan • Aksessibilitas kendaraan
Kebakaran di Perkotaan perlu Pemadam Kebakaran tiba
segera diresponi dengan dilokasi kebakaran yang
menerbitkan Perda yang didasarkan pada Respon Time
menguatkan aspek yuridis
peraturan-peraturan diatasnya
b. Rencana Pengembangan
yang terkait langsung dengan
Prasarana Kebakaran
kebakaran. Dalam hal ini
• Rencana Kebutuhan Pos
Pemerintah Kota Parigi dapat
Pemadam Kebakaran
segera menyusun dan
menerbitkan Peraturan Khusus Rencana kebutuhan pos
mengenai hal tersebut lengkap pemadam kebakaran Kota Parigi
dengan aparat penegaknya. disajikan pada Tabel 1.
Agar peraturan yang dibuat bisa
dipatuhi maka diperlukan Tabel 1. Rencana kebutuhan pos
kerjasama dengan aparat pemadam kebakaran
hukum lainnya yang ada dalam Tahun Jumlah Pos
wilayah kota seperti pihak
2007 (eksisting) 1
kepolisian, kejaksaan dan
kehakiman. 2007 - 2012 5
Jumlah 6
Sumber: Fakta dan analisa
3.2 Konsep Rencana Induk Sistem
Standar Kepmen PU No.
Proteksi Kebakaran (RISPK) Kota 11/KPTS/Tahun 2000
Parigi
a. Rencana Manajemen Wilayah • Rencana kebutuhan hidrant dan
Pelayanan/Wilayah Manajemen penampungan air
Kebakaran
Rencana kebutuhan hidrant dan
Mengacu kepada RUTR Kota Parigi
penampunagn air disajikan pada
serta KepMen PU No.11/KPTS/2000
Tabel 2.

205
Jurnal SMARTek, Vol. 9 No. 3. Agustus 2011: 196 - 211

• Rencana pengembangan ƒ Relokasi pasar dan terminal


transportasi dalam Kota Parigi Tagunu dalam rangka
ƒ Penambahan ukuran lebar jalan mengurangi kemacetan jalan
baik jalan primer maupun jalan di sekitar fasilitas umum tersebut.
kolektor
ƒ Pembukaan jalur transportasi c. Rencana pengembangan sarana
baru khusus bagi kendaraan kebakaran
angkutan antar propinsi • Rencana kebutuhan kendaraan
berupa jalan lingkar dalam operasioal lapagan
wilayah kota Parigi Rencana kebutuhan kendaraan
ƒ Pelebaran jembatan sungai operasional lapangan disajikan
Bambalemo pada Tabel 3.

Tabel 2. Rencana kebutuhan hidran dan bak penampungan air


2007
No. Pelayanan 2007 -2012
( Kondisi sekarang)
POS 1

A Hidrant Kota - 455

Bak Penampungan - 1
POS 2
B Hidrant Kota - 65
Bak Penampungan - 1
POS 3
C Hidrant Kota - 60
Bak Penampungan - 1
POS 4
D Hidrant Kota - 60
Bak Penampungan - 1
POS 5
E Hidrant Kota - 60
Bak Penampungan - 1
Sumber: KepMen PU No.11/KPTS/2000

Tabel 3. Rencana kebutuhan kendaraan operasional lapangan


2007
No. Pelayanan 2007 – 2010 2010 - 2012
( Kondisi sekarang)
POS 1
Mobil Pengangkut - 1 1
A Air
Mobil Tangki - 1 1

206
Faktor Faktor Penentu dalam Analisis Sistem Proteksi Kebakaran dalam Suatu Kawasan
Studi kasus: Kota Parigi
(Rusli)

Tabel 3. (lanjutan)
2007
No. Pelayanan 2007 – 2010 2010 - 2012
( Kondisi sekarang)
POS 1
Mobil tangga 17
- 1 1
Mtr
Mobil Komando - - 1
Mobil Resque - - 1
A
Mobil Ambulans - - 1
Mobil Pemadam
- 1 1
Khusus
Mobil alat bantu
pernafasan - 1 1

POS 2
Mobil Pengangkut
- 1 1
Air
Mobil Tangki - 1 1
Mobil Komamdo - - 1
B Mobil Resque - - 1
Mobil Ambulans - - 1
Mobil Pemadam
- 1 1
Khusus
Mobil alat bantu
pernafasan - 1 1

POS 3
Mobil Pengangkut
- 1 1
Air
Mobil Tangki - 1 1
Mobil tangga 17
- - 1
Mtr
C Mobil Komando - - 1
Mobil Resque - - 1
Mobil Ambulans - 1 1
Mobil Pemadam
- 1 1
Khusus
Mobil alat bantu
pernafasan 1 1

207
Jurnal SMARTek, Vol. 9 No. 3. Agustus 2011: 196 - 211

Tabel 3. (lanjutan)
2007
No. Pelayanan 2007 – 2010 2010 - 2012
( Kondisi sekarang)
POS 4
Mobil Pengangkut
- 1 1
Air
Mobil Tangki - 1 1
Mobil tangga 17
- - 1
Mtr
D Mobil Komamdo - - 1
Mobil Resque - - 1
Mobil Ambulans - 1 1
Mobil Pemadam
- 1 1
Khusus
Mobil alat bantu
- - 1
pernafasan
POS 5
Mobil Pengangkut
- 1 1
Air
Mobil Tangki - 1 1
Mobil tangga 17
- - 1
Mtr
E Mobil Komamdo - - 1
Mobil Resque - - 1
Mobil Ambulans - 1 1
Mobil Pemadam
- 1 1
Khusus
Mobil alat bantu
pernafasan - - 1

Sumber: - Fakta dan Analisa


- Standart KepMen PU No.11/KPTS/2000

• Rencana kebutuhan personil 1 (satu) set kelengkapan personil


pemadam kebakaran untuk pemadam kebakaran terdiri
Rencana kebutuhan personil yang dari:
dimaksud disajikan pada Tabel 4. o Pakaian dan Sepatu tahan
panas
• Rencana Kebutuhan Peralatan
o Topi (Helm tahan api)
Teknik Operasional
o Alat pernafasan buatan jinijing
Rencana kebutuhan peralatan o Peralatan komunikasi
teknik operasional disajikan pada perorangan (HT)
Tabel 5.
• Rencana Kebutuhan Kelengkapan • Rencana Kebutuhan peralatan
Perorangan komunikasi

208
Faktor Faktor Penentu dalam Analisis Sistem Proteksi Kebakaran dalam Suatu Kawasan
Studi kasus: Kota Parigi
(Rusli)

Sehubungan dengan jumlah ditempatkan masing-masing di


kebutuhan Pos layanan Pos.
Pemadam di Kota Parigi, maka Dimasa yang akan datang perlu
kebutuhan akan sarana dikembangkan pusat alarm
komunikasi akan bertambah pula. kebakaran untuk bangunan vital
Kebutuhan sarana komunikasi dan beresiko tinggi terhadap
untuk kelima pos tersebut yakni bahaya kebakaran yang
dua buah sarana telekomunikasi terhubung secara langsung
berupa telepon khusus yang akan dengan Kantor Wilayah
Pemadam Kebakaran.

Tabel 4. Rencana kebutuhan personil


Kebutuhan Personil
No. Tahun POS
POS 1 POS 3 POS 4 POS 5 WMK
2
1 2007 ( Kondisi sekarang) - - - - - -

2 2007 – 2012 12 12 12 12 12 24

Jumlah 12 12 12 12 12 24

Tabel 5. Rencana kebutuhan peralatan teknik operasional


2007
No. Pos Pelayanan 2007 – 2012
( Kondisi sekarang)
1
Peralatan Pendobrak - 4

A Peralatan Pemadam - 4
Peralatan Ventilasi - 4
Peralatan Penyelamat - 4
2
Peralatan Pendobrak - 4

B Peralatan Pemadam - 4
Peralatan Ventilasi - 4
Peralatan Penyelamat - 4
3
Peralatan Pendobrak - 4

C Peralatan Pemadam - 4
Peralatan Ventilasi - 4
Peralatan Penyelamat - 4

209
Jurnal SMARTek, Vol. 9 No. 3. Agustus 2011: 196 - 211

Tabel 5. (lanjutan)
2007
No. Pos Pelayanan 2007 – 2012
( Kondisi sekarang)
4
Peralatan Pendobrak - 4

D Peralatan Pemadam - 4
Peralatan Ventilasi - 4
Peralatan Penyelamat - 4
5 - 4
Peralatan Pendobrak - 4

E Peralatan Pemadam - 4
Peralatan Ventilasi - 4
Peralatan Penyelamat - 4

Sumber : - Fakta dan Analisa


- Standart KepMen PU No.11/KPTS/2000

Tabel 6. Rencana kebutuhan kelengkapan perorangan


Kebutuhan Personil
No. Tahun
Pos 1 Pos 2 Pos 3 Pos 4 Pos 5
1 2007 (Kondisi sekarang) - - - - -
2 2007 – 2012 1* 1* 1* 1* 1*
Jumlah 1* 1* 1* 1* 1*
Sumber : - Fakta dan Analisa
- Standart KepMen PU No.11/KPTS/2000
- 1 Set 12 buah*

• Rencana layanan pos pemadam kelurahan kampal sebagai area


kebakaran perkantoran dan berlokasi di
a) Layanan Pos Pemadam kelurahan tersebut.
Kebakaran 1 c) Layanan Pos Pemadam
Merupakan pusat layanan Kebakaran 3
utama I yang meliputi Maesa, Merupakan pusat layanan
Loji, Bantaya, Masigi, Mertasari pengembangan yang
dan Pombawa yang sebagian daerahnya terdiri dari Lebo,
besar merupakan area Pelawa, Binangga, dan Petapa
perdagangan berlokasi di yang didominasi area
Maesa. perkebunan lokasinya di Lebo.
b) Layanan Pos Pemadam d) Layanan Pos Pemadam
Kebakaran 2 Kebakaran 4
Merupakan pusat layanan Merupakan pusat layanan
utama II yang meliputi seluruh pengembangan dan terdiri dari

210
Faktor Faktor Penentu dalam Analisis Sistem Proteksi Kebakaran dalam Suatu Kawasan
Studi kasus: Kota Parigi
(Rusli)

area perkebunan yang meliputi UU No 28/2002 tentang Bangunan


area perkebunan terdiri dari Gedung;
Parigimpu’u dan Baliara berlokasi
Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005
di Parigimpu’u.
tentang Peraturan Pelaksanaan
e) Layanan Pos Pemadam
Undang-Undang No. 28 Tahun
Kebakaran 5
2002;
Merupakan pusat layanan
pengembangan dan terdiri dari Peraturan Menteri PU No. 25/PRT/M/2008
area pertanian dan kawasan tentang Pedoman Teknis
khusus yang meliputi Olaya, Penyusunan Rencana Induk
Pombalowo, Mertasari dan Sistem Proteksi Kebakaran di
Kayuboko berlokasi di Olaya. Perkotaan;
Peraturan Menteri PU No. 26/PRT/M/2008
4. Simpulan tentang Persyaratan Teknis
a. Tingkat keberhasilan pencegahan Sistem Proteksi Kebakaran pada
dan penanggulangan kebakaran Bangunan Gedung dan
wlayah sangat bergantung pada Lingkungan (revisi dari Kepmen
faktor-faktor intensitas, volume PU No. 10/KPTS/2000 tentang
bangunan, sistem jaringan Ketentuan Teknis Pengamanan
transportasi wilayah, sarana dan terhadap Bahaya Kebakaran
prasarana termasuk potensi air serta pada Bangunan Gedung dan
potensi kebakaran, jarak dan Lingkungan).
jangkauan antar wilayah dan letak
sumber air Faktor penentu lainnya
adalah partisipasi masyarakat, aspek
rescue dan aspek penegakan
hukum.
b. Luas wilayah studi dan rencana
berbanding lurus dengan jumlah
wilayah manajemen kebakaran
(WMK) dan jumlah personil maupun
peralatan yang dibutuhkan dalam
upaya pencegahan dan
penanggulangan kebakaran
wilayah.

5. Kepustakaan
Angelita Aimee Suprapto, Pendekatan
Upaya Pencegahan dan
Penanggulangan Kebakaran Di
Lingkungan Permukiman Kumuh
Perkotaan, Bulletin Tata Ruang,
2009, ISSN 1978-1571, Tim Teknis
BKTRN, Jakarta.

Rencana Induk Kebakaran (RIK) Kota


Parigi , PU Propinsi Sulawesi
Tengah, Palu, 2007

211

Anda mungkin juga menyukai