Anda di halaman 1dari 8

7 Jenis Makanan yang Paling Sering Memicu

Reaksi Alergi
Oleh Novita Joseph Informasi kesehatan ini sudah direview dan diedit oleh: dr. Tania Savitri -
Dokter Umum





Alergi adalah reaksi abnormal tubuh yang muncul ketika sistem imun melawan zat asing yang
pada dasarnya tidak berbahaya. Sistem imun keliru mengenali zat jinak tersebut sebagai ancaman
bagi tubuh sehingga menurutnya perlu diberantas. Zat ini dikenal sebagai alergen. Nah, salah
satu contoh zat penyebab alergi adalah makanan. Lantas dari sekian banyak jenis makanan yang
ada di dunia, mana yang paling sering menjadi penyebab kemunculan reaksi alergi?

Makanan yang sering menjadi penyebab kemunculan alergi


Makanan itu sendiri tentu bukanlah hal yang berbahaya. Manusia perlu makan supaya tubuhnya
dapat berfungsi normal untuk menjalankan aktivitas sehari-hari. Itu kenapa sistem imun tubuh
orang sehat pada umumnya tidak akan bereaksi negatif terhadap makanan.
Namun pada orang yang memiliki alergi makanan, tubuhnya akan mengeluarkan antibodi IgE
dan bahan kimia histamin sehingga memicu peradangan sebagai reaksi alergi.

Maka itu, Anda perlu sedini mungkin mengetahui jenis makanan apa yang paling rentan menjadi
penyebab kambuhnya alergi sewaktu-waktu.

1. Susu sapi

Susu sapi segar atau olahan apa pun yang terbuat dari susu sapi, seperti krim, keju, butter
(mentega), es krim, dapat menjadi penyebab alergi muncul.

Alergi susu terjadi ketika sistem imun tubuh mengenali protein yang terkandung dalam susu
sebagai zat berbahaya. Sistem kekebalan tubuh akhirnya mengeluarkan antibodi imunoglobulin
E (IgE) untuk menetralkan protein tersebut.

Di lain kali Anda bersentuhan dengan protein makanan, antibodi IgE akan mengenalinya dan
memberi sinyal kepada sistem kekebalan tubuh untuk melepaskan histamin dan bahan kimia
penyebab reaksi alergi lainnya.

2. Telur
Telur adalah salah satu makanan yang paling sering menjadi penyebab kemunculan alergi pada
anak-anak. “Dalang” utamanya adalah bagian putih telur yang notabene mengandung protein
lebih tinggi daripada kuning telur.

Namun begitu, Anda sebaiknya tetap menghindari konsumsi telur dalam bentuk apa pun. Begitu
juga dengan upaya memisahkan putih dan kuningnya. Masih ada kemungkinan terjadinya kontak
silang antara putih telur dan kuning telur, sehingga protein dari bagian putihnya bisa masuk ke
kuning telur.

Telur juga hampir selalu menjadi bahan komposisi utama untuk mengolah makanan seperti roti,
pasta, sereal, kue kering, pastry, keik, saus salad, mayonaise, dan permen tertentu.

Selain itu, menu-menu di restoran cepat saji seperti ayam goreng tepung dan kentang goreng
juga kemungkinan diolah menggunakan telur. Maka Anda juga harus menghindari makanan-
makanan ini.

3. Kacang-kacangan
Segala jenis kacang dan makanan olahannya dapat menjadi penyebab kemunculan reaksi alergi.
Beberapa contoh jenis kacang yang rentan memicu alergi meliputi kacang tanah, kacang almon,
mede, macadamia, atau pistachio.

Jika Anda didiagnosis alergi terhadap satu jenis kacang, kemungkinan Anda juga harus
menghindari kacang jenis lainnya. Sebab, meski mungkin spesies kacang tersebut beda (satu
kacang tanah dan satu kacang pohon), struktur proteinnya tetap sama.

4. Makanan laut
Makanan laut seperti udang, tiram dan kerang, kepiting, cumi, dan ikan bersisik (contohnya
kakap, salmon, tuna, atau halibut) dapat menjadi penyebab kemunculan alergi pada beberapa
orang. Alergi terhadap kerang dan ikan lebih sering terjadi pada orang dewasa dan remaja.

Mengutip Healthline, alergi makanan laut muncul ketika sistem imun tubuh berusaha menyerang
protein bernama tropomyosin. Protein lain dalam daging seafood yang mungkin berperan dalam
memicu imun bereaksi negatif adalah arginine kinase dan myosin light chain.

Gejala alergi makanan laut biasanya datang cepat dan mirip dengan alergi makanan umum.
Namun, gejala alergi makanan laut terkadang bisa sulit dibedakan dari reaksi keracunan
makanan akibat infeksi bakteri, virus, atau parasit.

Ini karena gejala dari kedua kondisi berbeda ini bisa serupa. Keduanya dapat menyebabkan
masalah pencernaan seperti muntah, diare, dan sakit perut.

5. Gandum
Gandum juga merupakan makanan yang sering menjadi penyebab alergi pada anak-anak.
Terlebih, gandum mengandung beberapa protein berbeda yang sama-sama dapat memicu reaksi
imun tubuh.

Selain reaksi umum yang muncul akibat mengonsumsi gandum, alergi Anda juga bisa kambuh
jika menghirup butiran tepung gandum. Reaksinya bisa berupa sesak napas atau asma.

6. Kedelai
Kedelai merupakan makanan yang dapat menjadi penyebab alergi muncul pada anak-anak usia
balita.

Protein yang terdapat pada kedelai maupun produk lain yang berbahan dasar kedelai dianggap
sistem kekebalan tubuh sebagai zat berbahaya. Selanjutnya tubuh akan mengeluarkan antibodi
IgE dan juga histamin sebagai tanda peradangan saat melawan protein kedelai.

Reaksi gejalanya bisa berupa gatal di kulit, mulut, dan lidah, pilek, ruam, hingga sesak bernapas.
Dalam kasus yang jarang terjadi, alergi kedelai juga dapat menyebabkan anafilaksis.

7. Biji wijen
Biji wijen yang identik dengan camilan onde-onde juga menjadi salah satu makanan pemicu
alergi.

Dikutip dari Healthline, penyebab kemunculan alergi wijen tidak diketahui pasti. Satu butir biji
wijen itu sendiri sebenarnya mengandung banyak jenis protein yang berbeda.

Namun, senyawa protein yang disebut oleosinlah yang dicurigai dapat memicu sistem imun
memproduksi antibodi dan histamin untuk melawannya.

Gejala alergi makanan dapat muncul cepat atau lambat


Bagi orang yang memiliki alergi makanan, gejala alergi dapat muncul dalam beberapa menit
hingga berjam-jam setelah paparan meski hanya dalam jumlah kecil. Secara spesifik, gejala
alergi makanan dapat muncul berupa pembengkakan pada lidah, mulut, gatal-gatal di badan,
hingga diare dan muntah-muntah.

Dalam kasus yang lebih parah, alergi makanan dapat menyebabkan anafilaksis. Syok anafilaktik
adalah kondisi darurat yang perlu pengobatan medis secepatnya agar tidak berakhir fatal. Gejala
syok anafilaktik bisa datang dengan sangat cepat, termasuk sesak napas, penurunan tekanan
darah secara drastis, hingga kehilangan kesadaran.

Anda mungkin juga menyukai