Anda di halaman 1dari 7

42

KONSEP EKOHIDRAULIK SEBAGAI


UPAYA PENANGGULANGAN EROSI

A. A. Sg. Dewi Rahardiani1)


1) Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Warmadewa

ABSTRAK

Menurut Peraturan Daerah Provinsi Bali No. 16 Tahun 2009 tentang tata
ruang wilayah Provinsi Bali tahun 2009-2029, beberapa ketentuan umum dalam
Peraturan Daerah tersebut menyebutkan bahwa di Provinsi Bali terdapat Kawasan
Daya Tarik Wisata Khusus (KDTWK), kawasan Lindung serta kawasan budidaya.
Seperti halnya pada daerah-daerah wisata lainnya, selain memberikan banyak
keuntungan dari segi ekonomi, kemajuan pariwisata juga banyak meninggalkan
catatan-catatan penting diantaranya terjadinya bahaya erosi. Untuk menanggulangi
masalah erosi tersebut, dalam Undang Undang No. 7 tahun 2004, kegiatan konservasi
sumber daya air menempati urutan pertama. Eko-engineering merupakan salah satu
komponen dalam teknologi ecological-hydraulik (ekohidraulik) dan prinsip-
prinsipnya dapat digunakan juga untuk menanggulangi abrasi pantai, danau dan lain
sebagainya.

Kata kunci: ekohidrolik, erosi.

PADURAKSA, Volume 3 Nomor 1, Juni 2014 ISSN: 2303-2693


43

1 LATAR BELAKANG sosial budaya masyarakat yang saling


Pulau Bali sebagai salah satu tujuan mendukung dalam perwujudan
wisata dunia yang memiliki kawasan kepariwisataan, namun
wisata alam dan tersebar pada hampir pengembangannya sangat dibatasi untuk
seluruh kabupaten. Menurut Peraturan lebih diarahkan kepada upaya
Daerah Provinsi Bali No. 16 Tahun pelestarian budaya dan lingkungan
2009 tentang tata ruang wilayah hidup. Kawasan Daya Tarik Wisata
Provinsi Bali tahun 2009-2029. Khusus pada provinsi Bali meliputi
Beberapa ketentuan umum dalam Danau Batur, Danau Beratan, Danau
Peraturan Daerah tersebut menyebutkan Buyan, dan Danau Tamblingan.
bahwa di Provinsi Bali terdapat Seperti halnya pada daerah-daerah
Kawasan Daya Tarik Wisata Khusus wisata lainnya, selain memberikan
(KDTWK), kawasan Lindung serta banyak keuntungan dari segi ekonomi,
kawasan budidaya. Kawasan Daya Tarik kemajuan pariwisata juga banyak
Wisata Khusus (KDTWK) merupakan meninggalkan catatan-catatan penting
kawasan strategis pariwisata yang diantaranya terjadinya bahaya erosi.
berada dalam geografis satu atau lebih Dimana Kawasan Daya Tarik Khusus
wilayah administrasi desa/kelurahan tersebut adalah tersebar di wilayah
yang di dalamnya terdapat potensi daya administrasi kabupaten dengan status
tarik wisata, aksesibilitas yang tinggi, fungsi kawasan dan tingkat bahaya erosi
ketersediaan fasilitas umum dan fasilitas sebagai berikut:
pariwisata secara terbatas serta aktivitas

Peta Kawasan Daya Tarik Wisata dengan Tingkat Bahaya Erosi Provinsi Bali
tahun 2012 (Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali, 2012)

PADURAKSA, Volume 3 Nomor 1, Juni 2014 ISSN: 2303-2693


44

Tabel Fungsi Kawasan Dengan Tingkat Bahaya Erosi Wilayah Kawasan Daya
Tarik Khusus Provinsi Bali Tahun 2012
Tingkat Bahaya
No Kabupaten Fungsi Kawasan Luas (Ha)
Erosi
Kawasan Lindung Berat 12,34
1. Kab Badung
Kawasan Budidaya Ringan 319,27
Sangat Ringan 20,94
Kawasan Lindung Berat 3119,17
Sangat Berat 2428,21
Berat 5650,88
2. Kab Bangli Kawasan Budidaya
Sangat Berat 3096,63
Sangat Ringan 42,62
Kawasan Penyangga Berat 240,65
Sangat Berat 678,22
Sangat Ringan 497,79
Sedang 1588,84
Kawasan Budidaya
Berat 1290,50
Sangat Berat 45,10
Sangat Ringan 543,28
3. Kab Buleleng Kawasan Lindung Berat 1139,96
Sangat Berat 1210,36
Sangat Ringan 1127,79
Sedang 301,22
Kawasan Penyangga
Berat 5006,03
Sangat Berat 876,30
Sangat Ringan 2824,26
Ringan 1794,11
Kawasan Budidaya Sedang 180,96
Berat 178,47
4 Kab Jembrana Sangat Berat 62,17
Sangat Ringan 2390,17
Ringan 10,27
Kawasan Penyangga
Sedang 26,27
Berat 12,72
Sangat Ringan 204,85
Ringan 2385,36
Kawasan Budidaya Sedang 11,43
Berat 473,89
Sangat Berat 159,49
Sangat Ringan 142,57
5 Kab Tabanan
Sedang 21,43
Kawasan Lindung
Berat 735,64
Sangat Berat 220,09
Sangat Ringan 1157,52
Kawasan Penyangga Berat 426,06
Sangat Berat 2732,86
Kawasan Lindung Berat 28,61
6. Karangasem
Kawasan Budidaya Berat 319,41

PADURAKSA, Volume 3 Nomor 1, Juni 2014 ISSN: 2303-2693


45

Untuk menanggulangi masalah erosi aliran sungai (DAS), kawasan suaka


tersebut, dalam Undang Undang No. 7 alam, kawasan pelestarian alam,
tahun 2004, kegiatan konservasi sumber kawasan hutan dan kawasan pantai (ayat
daya air menempati urutan pertama (1) pasal 25 UU Sumber Daya Air).
dalam aspek pengelolaan sumber daya Menurut Suripin konservasi air
air yang pada hakekatnya ditujukan bukan merupakan tujuan akhir, tetapi
untuk: hanya salah satu cara dalam upaya
1. Menjaga keberlanjutan pengelolaan sumberdaya air secara
keberadaan air dan sumber air, menyeluruh, terpadu, hemat dan tepat
termasuk potensi yang guna. Beban biaya upaya konservasi air
terkandung di dalamya. tidak boleh lebih tinggi dari manfaatnya.
2. Menjaga keberlanjutan Hasil pembangunan wilayah keairan
kemampuan sumber daya air (sungai, danau dan pantai) yang selama
untuk mendukung perikehidupan ini berkembang, masih mengadopsi
manusia dan makhluk hidup konsep pendekatan rekayasa teknik sipil
lainnya. hidro secara parsial (hidraulik
3. Menjaga keberlanjutan konvensional), sehingga terkesan lepas
kemampuan air dan sumber air serta bertentangan dengan pendekatan
untuk menyerap zat, energi dan ekologi dan lingkungan.
atau komponen lain yang masuk Eko-engineering merupakan salah
dan dimasukkan ke dalamnya. satu komponen dalam teknologi
Konservasi sumber daya air ecological-hydraulik (ekohidraulik) dan
dilakukan melalui kegiatan-kegiatan prinsip-prinsipnya dapat digunakan juga
(ayat(2) Pasal 20 UU Sumber Daya untuk menanggulangi abrasi pantai,
Air): danau dan lain sebagainya.
1. Perlindungan dan pelestarian
sumber air 2 EROSI
2. Pengelolaan kualitas air Erosi adalah peristiwa pindahnya
3. Pengawetan air atau terangkutnya tanah atau bagian-
4. Pengendalian pencemaran air bagian tanah dari suatu tempat ke
Acuan kegiatan konservasi sumber tempat lain oleh media alami. Pada
daya air adalah Pola pengelolaan peristiwa erosi, tanah atau bagian-bagian
Sumber Daya Air yang ditetapkan pada tanah dari suatu tempat terkikis dan
setiap wilayah sungai. Output dari terangkut kemudian diendapkan pada
konservasi sumber daya air menjadi suatu tempat lain. Pada daerah iklim
salah satu acuan dalam rencana tata tropika basah seperti Indonesia, air
ruang wilayah atau RTRW (ayat (3) merupakan penyebab utama terjadinya
Pasal 20 UU Sumber Daya Air). erosi, sedangkan angin tidak mempunyai
Konservasi sumber daya Air pengaruh yang berarti.
dilaksanakan pada sungai, danau, Aliran permukaan adalah bagian
waduk, rawa, cekungan air tanah, sistem dari air hujan yang mengalir di atas
irigasi, daerah tangkapan air atau daerah permukaan tanah yang masuk ke sungai

PADURAKSA, Volume 3 Nomor 1, Juni 2014 ISSN: 2303-2693


46

atau saluran, atau danau atau ke laut 3 KONSEP EKOHIDRAULIK


(Arsyad, 2010 dalam Irwan, 2013). DALAM PENANGGULANGAN
Aliran permukaan inilah yang EROSI
bertanggung jawab sebagai penyebab Eco-engineering merupakan salah
erosi, karena aliran ini akan mengangkut satu komponen dalam teknologi
tanah dan bagian-bagian tanah dari suatu ecological-hydraulic (eko-hidraulik) dan
tempat yang lebih tinggi ke tempat yang prinsip-prinsipnya dapat digunakan juga
lebih rendah. untuk menangggulangi abrasi pantai,
Pada dasarnya erosi adalah proses danau dan lain sebagainya.
perawatan kulit bumi, karena pada Bangunan perlindungan tebing
proses erosi terdapat poses pengikisan sungai atau danau yang selalu digunakan
pada bagian atas dan disisi lain terdapat dalam teknik perlindungan tebing
proses penimbunan pada bagian bawah. konvensional adalah perkerasan tebing
Erosi yang terjadi pada kondisi alami ini dengan pasangan batu isi atau kosong.
dikenal dengan erosi alami. namun bila Konstruksi ini menutup seluruh
terdapat campur tangan manusia permukaan tebing. Bangunan semacam
terhadap kondisi alami yang telah ini secara langsung akan memperpendek
seimbang antara proses pembentukan alur sungai dan menurunkan faktor
dan pengangkutan tanah, maka erosi kekasaran dinding (dinding menjadi
alami akan berubah menjadi erosi yang relatif halus). Disamping itu dapat
dipercepat. menimbulkan kesulitan bagi biota
Tebing sungai atau danau dan lereng sungai atau danau untuk bermigrasi atau
tanggul dipengaruhi erosi akibat aliran bergerak secara horizontal, bahkan dapat
air. gaya erosi akibat alian air bertambah menghilangkan kemungkinan bagi
bila kecepatan air bertambah. segala jenis biota sungai atau danau
Pengendalian erosi pada prinsipnya pada bantaran untuk masuk dan keluar
dapat dilakukan dengan: sungai sesuai dengan pola hidupnya.
Sementara dengan eko-engineering
1. Mengurangi gaya dorongan atau
dapat menjamin kelangsungan keluar
tarikan, dengan mengurangi
masuknya biota ke dan dari sungai atau
kecepatan aliran air di atas
danau, baik bagi biota air, amphibi, dan
permukaan tanah, atau dengan
biota daratan.
mengurangi energi air di area
yang dipengaruhi alirannya. Tebing sungai atau danau dan lereng
2. Menaikkan tahanan erosi dengan tanggul dipengaruhi erosi akibat aliran
melindungi atau memperkuat air. Gaya erosi akibat aliran air
permukaan tanah dengan penutup bertambah bila kecepatan air bertambah.
yang cocok, atau dengan Tanaman pada lereng dapat membantu
menaikkan kekuatan ikatan antar mengurangi erosi dalam bentuk:
partikel tanah. 1. Diatas permukaan tanah menutup
3. Memperbesar kapasitas infiltrasi permukaan dan/atau mereduksi
tanah, sehingga kecepatan aliran kecepatan aliran pada perbatasan
permukaan dapat berkurang. (interface) antara tanh dan air.

PADURAKSA, Volume 3 Nomor 1, Juni 2014 ISSN: 2303-2693


47

2. Di bawah tanah akar tanaman kecepatan air. Golongan rumput-


menahan partikel tanah agar tetap rumputan (Familia Gramineae) dan
di tempatnya. kangkung-kangkungan (Familia
Peranan tumbuhan dalam erosi Convolvulaceae) yang bersifat lentur
bergantung pada luas permukaan bisa digunakan untuk perlindungan
tumbuh-tumbuhan dan kelenturan tebing pada kecepatan arus tinggi.
batang tumbuhannya. Hasil penelitian Sedangkan yang sifatnya getas (mudah
menunjukkan bahwa tumbuh-tumbuhan patah) untuk kecepatan rendah. Pada
kayu tidak mempunyai pengaruh buruk penanaman vegetasi tersebut diatas,
terhadap struktur tanggul, karena tidak sangat diperlukan perlindungan awal
mengakibatkan timbulnya rongga- sampai vegetasi tersebut tumbuh dan
rongga dalam tanah atau pipa-pipa di berakar kuat sebelum terkena banjir atau
dalam tanah yang diakibatkan oleh akar. arus yang relatif kuat. Dengan demikian
Sebaliknya, adanya akar memperkuat akan sangat jika ditanam pada
dan menambah kuat geser tanah di pertengahan musim kemarau atau akhir
lapisan permukaan. musim penghujan. sehingga pada musim
penghujan berikutnya tanaman sudah
Jenis vegetasi untuk perlindungan
kuat menahan energi aliran air.
tebing yang tepat adalah dengan
menggunakan tanaman-tanaman lokal Kombinasi konstruksi bambu,
(setempat). Tanaman setempat yang ada rumput vetiver dan karangkungan
di sepanjang alur sungai atau danau sesuai untuk lokasi yang mempunyai
dapat diidentifikasi dan dipilih yang kondisi dimana kecepatan air saat banjir
paling sesuai untuk keperluan lindungan kurang dari 1,5 m/dt, air banjir banyak
tebing di tempat tersebut. Dalam hal ini, membawa sedimen tersuspensi dan
tidak semua vegetasi di pinggir sungai dasar sungai bukan tersusun oleh batu
cocok untuk berbagai tempat. Karena kerikil.
jenis tanaman di suatu tempat Cara pemasangannya adalah batang
dipengaruhi oleh faktor tanah, dinamika bambu dipancangkan vertikal pada
aliran air, penyinaran matahari, serta lokasi yang tebingnya mengalami
temperatur dan iklim mikro lainnya. ancaman gerusan, batang melintang-
Pada umumnya vegetasi yang ada sangat mendatar dipasang dan diikatkan pada
spesifik untuk penggal sungai tertentu. batang vertikal sebagai penguat. Diantar
Maka perlu dicari jenis vegetasi yang baris batang vertikal dimasukkan ranting
cocok untuk daerah yang akan pohon (segala jenis ranting dan dahan
dilindungi. Menurut hasil studi pohon). Dengan ini terbentuklah krib
Budinetro (2001) dalam Maryono porus yang dapat menahan air banjir dan
(2008), mengusulkan tiga jenis mengikat sedimen. Setelah endapan
tumbuhan yang bisa digunakan di terbentuk maka karangkungan atau
Indonesia seperti Vetiveria zizanioides rumput vetiver ditanam. Selanjutnya
(rumput vetiver atau rumput akar karangkungan atau rumput vetiver akan
wangi), Ipomoea carnea tumbuh kuat dan tumbuhnya tidak
(karangkungan), dan bambu.Pemilihan teratur saling tindih dan terkait sehingga
jenis vegetasi ini mempertimbangkan dapat mempercepat proses

PADURAKSA, Volume 3 Nomor 1, Juni 2014 ISSN: 2303-2693


48

pengendapan. Pada saat batang bambu


mlai rapuh akibat panas dan waktu,
rumput vetiver atau karangkungan dan
endapan baru pada kaki tebing sungai
atau danau cukup stabil serta mampu
menahan gerusan.

4 DAFTAR PUSTAKA
Agus Maryono. 2008. Eko-Hidraulik
pengelolaan Sungai Ramah
Lingkungan. Gajah Mada University
Press
Anonim. 2013. Dokumen Standard
Pengamanan dan Pelestarian
Sumberdaya Air Lintas
Kabupaten/Kota Termasuk Pada
Kawasan Resapan Air. Laporan
Akhir: Dinas Pekerjaan Umum
Provinsi Bali
Arsyad, S. 2012. Konservasi Tanah dan
Air dalam Penyelamatan Sumber
Daya Air. Yayasan Pustaka Obor
Indonesia.
Hary, C.H.2006. Penanganan Tanah
Longsor dan Erosi. Gajah Mada
University Press
Irwan Sukri Banawa. 2013. Erosi.
Kencana Prenada Media Group.
Jakarta
Kodoatie, R.J & Sjarief,R. 2010. Tata
Ruang Air. Andi Yogyakarta.

PADURAKSA, Volume 3 Nomor 1, Juni 2014 ISSN: 2303-2693

Anda mungkin juga menyukai