Pedoman Pelayanan Sanitasi Rumah Sakit RSI AT TIN HUSADA
Pedoman Pelayanan Sanitasi Rumah Sakit RSI AT TIN HUSADA
TENTANG
Menimbang : a. Bahwa Rumah Sakit RSU Rajawali Citra Bantul perlu untuk
selalu meningkatkan pelayanan kepada pelanggan melalui
peningkatan mutu secara berkesinambunga.
b. Bahwa Akreditasi Rumah Sakit merupakan salah satu
Instrumen peningkatan mutu berkelanjutan dan kewajiban
bagi Rumah Sakit sesuai ketentuan pemerintah
c. Bahwa dalam pelaksanaan dan persiapan Akreditasi
diperlukan berbagai pedoman
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Undang – Undang Republik Indonesia nomor 44 tahun 2009
tentang Rumah Sakit
3. Kepmenkes No. 1204 tahun 2004 tentang persyaratan
kesehatan rumah sakit
4. Peraturan Menteri Kesehatan No. 32 Tahun 2013 Tentang
Penyelenggara Pekerjaan Sanitarian
MEMUTUSKAN
Kedua :
Ditetapkan di Bantul
Pada tanggal ……………….
Direktur RSU Rajawali Citra
D. LANDASAN HUKUM
Landasan Hukum yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Peraturan Menteri Kesehatan No. 32 Tahun 2013 Tentang Penyelenggara
Pekerjaan Sanitarian
2. Kepmenkes No. 1204 tahun 2004 tentang persyaratan kesehatan rumah
sakit
3. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan
Kualitas dan Pengendalian
4. Pencemaran Air dan KepMen LH Nomor 58 Tahun 1995 Tentang Baku
Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Rumah Sakit
5. PP No. 18 / 1999 ttg Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya & Beracun
Jo PP No. 85 / 1999 ttg Perubahan atas PP No. 18/1999 dan PP No. 74/
2001 Tentang Pengelolaan B3
6. Pergub DIY No.7 tahun 2010 mengenai baku mutu limbah cair
7. PermenLH No. 18/2009 tentang Tata Cara Perizinan Pengelolaan LB3
dan PerMen LH Nomor 30 Tahun 2009 Tatacara Perizinan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun oleh Pemda
8. Kepmenkes No. 1204 tahun 2004 tentang persyaratan kesehatan rumah
sakit dan KepMen Tenaga Kerja Nomor 187 Tahun 1999 Tentang
Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja
9. Per.08/Men/VII/2010 Tentang Alat Pelindung Diri
10. Permenakertrans No 2 Tahun 1980
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Personalia Pelayanan Sanitasi Rumah Sakit adalah sumber daya manusia yang
melakukan pekerjaan sanitasi di rumah sakit yang termasuk dalam bagan
organisasi rumah sakit dengan persyaratan :
a. Terdaftar di Departeman Kesehatan
b. Terdaftar di Asosiasi Profesi
c. Mempunyai izin kerja.
d. Mempunyai SK penempatan
Penyelenggaraan pelayanan sanitasi dilaksanakan oleh sanitarian profesional yang
berwewenang berdasarkan undang-undang, memenuhi persyaratan baik dari segi
aspek hukum, strata pendidikan, kualitas maupun kuantitas dengan jaminan
kepastian adanya peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap keprofesian
terus menerus dalam rangka menjaga mutu profesi dan kepuasan pelanggan.
Kualitas dan rasio kuantitas harus disesuaikan dengan beban kerja dan keluasan
cakupan pelayanan serta perkembangan dan visi rumah sakit.
1. Kompetensi Sanitarian:
Sebagai Pimpinan :
a. Mempunyai kemampuan untuk memimpin
b. Mempunyai kemampuan dan kemauan mengelola dan mengembangkan
pelayanan sanitasi
b. Mempunyai kemampuan untuk mengembangkan diri
c. Mempunyai kemampuan untuk bekerja sama dengan pihak lain
d. Mempunyai kemampuan untuk melihat masalah, menganalisa dan
memecahkan
e. masalah
Sebagai Tenaga Fungsional :
a. Mampu memberikan pelayanan sanitasi
c. Mampu mengelola manajemen praktis sanitasi
d. Mampu berkomunikasi tentang sanitasi
e. Mampu melaksanakan pendidikan, penelitian dan pengembangan
f. Dapat mengoperasionalkan komputer
g. Mampu melaksanakan penelitian dan pengembangan bidang sanitasi
Setiap posisi yang tercantum dalam bagan organisasi harus dijabarkan secara
jelas
fungsi ruang lingkup, wewenang, tanggung jawab, hubungan koordinasi,
fungsional, dan
uraian tugas serta persyaratan/kualifikasi sumber daya manusia untuk dapat
menduduki posisi.
2. DISTRIBUSI KETENAGAAN
1. Jenis Ketenagaan
a. Untuk pekerjaan Kepala Instalasi Sanitasi dibutuhkan SDM:
1) Sanitarian
2) Lulusan D3 Kesehatan Lingkungan
b. Untuk pekerjaan koordinator cleaning service
1) Minimal lulusan SMA
2) Berpengalaman di bidangnya minimal 5 tahun
c. Untuk pekerjaan cleaning service
1) Minimal lulusan SMA
2) Berpengalaman di bidangnya minimal 1 tahun
Struktur Organisasi Sanitasi terlampir
2. Beban Kerja
Dalam perhitungan beban kerja perlu diperhatikan faktor faktor yang
berpengaruh pada
kegiatan yang dilakukan, yaitu
a. Luas area yang dikerjakan
b. Jam kerja dalam 1 minggu
c. Jumlah SDM
3. Pendidikan
Untuk menghasilkan mutu pelayanan yang baik, dalam penentuan kebutuhan
tenaga
harus dipertimbangkan :
a. Kualifikasi pendidikan disesuaikan dengan jenis pelayanan/tugas fungsi
b. Penambahan pengetahuan disesuaikan dengan tanggung jawab
c. Peningkatan keterampilan disesuaikan dengan tugas
4. Waktu Pelayanan
a. Pimpinan Sanitasi
Setiap hari Senin s/d Jumat (08.00-16.30 WIB) Sabtu (08.00-14.00 WIB)
b. Koordinator Cleaning Service
Setiap hari Senin s/d Jumat (08.00-16.30 WIB) Sabtu (08.00-14.00 WIB)
c. Cleaning service
3 shift: Pagi (05.30 – 13.30 WIB) , siang (13.30 – 20.30 WIB) , Malam
(20.30-05.30 WIB)
5. Jenis Pelayanan
Jenis pelayanan santasi berupa pelayanan yang berkaitan dengan
kebersihan rumah sakit yang mencangkup seluruh bagian rumah sakit, sesuai
dengan Lingkup pekerjaan Tenaga Sanitarian, antara lain:
a. limbah cair;
b. limbah padat;
c. limbah gas;
d. binatang pembawa penyakit;
e. zat kimia yang berbahaya;
f. kebisingan yang melebihi ambang batas;
g. radiasi sinar pengion dan non pengion;
h. air yang tercemar;
i. udara yang tercemar; dan
j. makanan yang terkontaminasi.
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANG
1. Ruang Administrasi/Kantor Sanitasi
2. Ruang penyimpanan peralatan sanitasi (Terlampir)
B. STANDAR FASILITAS
Standar fasilitas ruang sanitas meliputi :
1. Ruang administrasi
2. Ruang untuk menyimpan alat-alat kebersihan, seperti : mop, serok,
kanebo, troli, bak, sikat closed, dan lain-lain. Minimal ruang 4-6 m2
3. Area basah untuk mencuci alat kebersihan
4. Tempat bahan kimia (obat pel, obat WC, dan lain-lain)
5. Toilet (kloset, westafel, bak air)
6. Tempat istirahat
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
Aspek lingkungan dan bangunan rumah sakit yang secara langsung terkait
kepuasan pasien digambarkan sebagai berikut :
f. Setiap percikan ludah, darah atau eksudat pada dinding harus segera
dibersihkan dengan menggunakan antiseptik.
e. Pada setiap unit ruangan harus tersedia toilet dan tempat cuci tangan
tersendiri, khususnya unit rawat inap dan kamar karyawan harus
tersedia kamar mandi.
f. Toilet dan kamar mandi harus terpisah antara pria dan wanita, unit
rawat inap dan karyawan, serta toilet karyawan dan pengunjung.
B. Penyehatan hygiene dan sanitasi makanan minuman
b. Bahan makanan dan makanan jadi yang berasal dari Instalasi Gizi atau
dari luar rumah sakit/jasa boga hams diperiksa secara fisik dan
laboratorium minimal 1 bulan sekali sesuai Permenkes Nomor
715/2003 tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Jasa Boga.
4. Pengolahan Makanan
a. Perin disediakan dapur sesuai dengan persyaratan konstruksi,
bangunan, dan ruangan dapur. Asap dikeluarkan melalui cerobong
yang dilengkapi sungkup asap.
2. Sanitasi Limbah
c. Limbah cair
1) Saluran pembuangan limbah harus menggunakan sistem
saluran tertutup, kedap air, dan limbah harus mengalir dengan
lancar, serta terpisah dengan saluran air hujan.
3. Sanitasi Linen
a. Perencanaan, Permintaan , dan Pengadaan Linen RS :
Dalam hal ini dibatasi pada surveilans vektor adalah pengamatan vetor
secara sistematis dan terus menerus dalam hal kemampuannya sebagai
penular penyakit untuk upaya pengendalian.
3. Tempatkan wadah limbah dekat dengan lokasi terjadinya limbah itu dan
mudah dicapai oleh pemakai.
5. Cuci semua wadah limbah dengan larutan pembersih desinfektan dan bilas
teratur dengan air.
6. Gunakan wadah terpisah untuk limbah yang akan dibakar dan yang
tidak akan dibakar sebelum dibuang.
7. Gunakan APD (missal sarung tangan utilitas dan sepatu tertutup) ketika
menangani limbah.
8. Cuci tangan setelah melepaskan sarung tangan apabila menangani
limbah.
2. Memblokir cara agen berpindah dari orang yang terinfeksi ke orang yang
rentan, misalnya dengan mencuci tangan pada saat bersentuhan dengan
pasien terinfeksi atau permukaan tercemar (limbah dan linen infeksius).
· Tangan hams dicuci dengan sabun dan air mengalir, bila jelas
terlihat kotor/terkontaminasi oleh bahan yang mengandung protein
(darah, urine, feces).
· Lepas dan ganti bila perlu segala perlengkapan APD yang dapat
digunakan kembali yang sudah rusak atau sobek segera setelah
mengetahui APD tersebut tidak berfungsi optimal.
2. Pengelolaan Limbah
a. Melakukan identifikasi limbah berdasarkan bentuk dan tingkat
infeksinya yaitu : limbah padat, cair, tajarn, botol kaca, infeksius dan
non infeksius.
· Limbah benda tajam ditempatkan dalam safety box yang tahan tusuk
dan tahan air
d. Mengemas limbah
e. Menyimpan limbah
· Tempatkan limbah dalam kantong plastik dan ikat dengan kuat dan
beri label
f. Mengangkut limbah
g. Mengolah limbah
Hanya perlengkapan dan permukaan yang pemah bersentuhan dengan kulit atau
mukosa pasien atau sudah sering disentuh oleh petugas kesehatan
yang memerlukan desinfeksi.
c. Ventilasi ruangan
Ventilasi yang memadai dan aliran udara satu arah yang terkontrol harus
diupayakan untuk mengurangi penularan pathogen melalui airborne, ventilasi
memadai yang dapat mencegah transmisi infeksi mempunyai pertukaran
udara > 12 kali/jam serta saluran udara kesatu arah. Ada tiga jenis ventilasi
utama :
1) Kebersihan tangan
· Tangan hams dicuci dengan sabun dan air mengalir, bila jelas
terlihat kotor/terkontaminasi oleh bahan yang mengandung
protein (darah, urine, feces).
· Lepas dan ganti bila perlu segala perlengkapan APD yang dapat
digunakan kembali yang sudah rusak atau sobek segera setelah
mengetahui APD tersebut tidak berfungsi optimal.
· Lepaskan semua APD sesegera mungkin setelah selesai bekerja dan
hindari kontaminasi : lingkungan di luar ruang isolasi, para pasien
atau pekerja lain, dan diri sendiri.
D. Pengelolaan Limbah
1. Baku Mutu Limbah Cair
Ditetapkan di : Yogyakarta
Direktur