Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MANDIRI ALTERASI DAN MINERALISASI

Nama : Rika Mayoli


Nim : 03071381722052
Kampus Palembang

SOAL :
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan mineralisasi ?
Jawab: Mineralisasi adalah Sebagai pembentuk mineral-mineral bijih atau ekonomi yang berasal
dari proses metamorfisme, pegmatik, peneumatik ataupun degan proses hidroterlmal.

2. Berdasarkan himpunan mineral alterasinya maka system mineralisasi menurut Corbett &
Leach (1998) dapat dibagi menjadi 3 sebutkan dan jelaskan dari masing-masing tersebut?
Jawab : Berdasarkan hubungan antara temperatur dan pH larutan, Corbett dan Leach (1998)
telah membuat zona alterasi yang ditunjukkan oleh himpunan mineral tertentu dan tipe
mineralisasinya.
Gambar 1. Kumpulan mineral alterasi dalam sistem hidrotermal (Corbett dan Leach, 1998).
Beberapa mineral hidrotermal dapat dijadikan sebagai petunjuk temperatur. Mineral-
mineral tersebut merupakan mineral dasar yang terbentuk dari hasil alterasi batuan pada
kondisi asam – pH netral.
Kumpulan dan asosiasi mineral ubahan yang muncul pada kondisi kesetimbangan sama,
secara umum dapat menunjukkan tipe ubahan tertentu. Corbett dan Leach (1998) membagi
zona alterasi hidrotermal ke dalam lima zona ubahan berdasarkan kumpulan dan asosiasi
mineral ubahan yang muncul pada kondisi kesetimbangan yang sama dan derajat pH (Gambar
4.2), sebagai berikut:

 Zona alterasi argilik lanjut (advanced argillic), meliputi fasa mineral yang terbentuk
pada kondisi pH rendah (≤ 4) yaitu kelompok mineral silika dan alunit. Meyer dan
Hemley (1967), op.cit Corbett dan Leach (1998), menambahkan kelompok mineral
kaolin yang terbentuk pada fasa temperatur tinggi seperti diktit dan pirofilit.
 Zona Alterasi argilik, terdiri dari kumpulan mineral ubahan yang terbentuk pada
temperatur relatif rendah (<2200 – 2500C) dan pH larutan antara 4-5. Pada temperatur
rendah zona ubahan ini didominasi oleh kaolinit dan smektit.
 Zona alterasi filik, terbentuk pada kondisi pH mirip dengan ubahan argilik. Hanya
ubahan ini terbentuk pada temperatur lebih tinggi daripada temperatur ubahan argilik
dan dicirikan dengan kehadiran mineral serisit atau muskovit. Pada zona ini dapat juga
hadir mineral klorit dan kelompok mineral temperatur tinggi yaitu pirofilit dan
andalusit.
 Zona alterasi propilitik, terbentuk pada temperatur (>2500-3000C) dan kondisi pH
mendekati netral, dicirikan oleh kehadiran mineral epidot dan juga klorit (Meyer dan
Hemley, 1967 op.cit Corbett dan Leach, 1998). Mineral K-felspar dan albit sekunder
dapat juga ditemukan dalam zona ubahan propilitik. Pada temperatur yang relatif
rendah (<2000-2500C) terbentuk zona ubahan yang dicirikan oleh ketidakhadiran
epidot. Zona ini dikenal sebagai zona subpropilitik.
 Zona Alterasi potasik, terbentuk pada temperatur tinggi dan kondisi netral, dicirikan
oleh adanya biotit sekunder dan/atau k-feldspar + magnetit ± aktinolit ± klinopiroksen.
Apabila batuan samping adalah sedimen karbonat, maka mineral yang akan terbentuk
pada kondisi temperatur yang sama dengan zona potasik, terdiri dari himpunan
mineral kalk-silikat seperti Ca-garnet, klinopiroksen dan tremolit.

3. Salah satu faktor yang mengontrol proses terjadinya hidrotermal alterasi adalah struktur
geologi, jelaskan selengkapnya?
Jawab: Proses terjadinya hidrotermal altrasi salah satunya pengaruh dari struktur. Struktur yang
terjadi pada lapisan bumi mengakibatkan terbentuknya fault dan fracture. Dalam proses
hidroterlmal

4. Gambarkan model mineralisasi Au-Cu dari Corbett & Leach (1998), sebutkan bagian-
bagiannya dan jelaskan?
Jawab :

Gambar 2. Mineralisasi Au-Cu dari


Corbett & Leach (1998)
Pada gambar 2 menjelaskan bahwa
dalam model mineralisasi Au-Cu dapat
terbentuk pada sulfida rendah dan
sulfida tinggi. Sulfida rendah Au –Ag
terbentuk deluan, dikarenakan adanya
lewat air tanah (air panas) dan lebih ke
zona epitermal dan ada kandungan
kuarsanya.Setelah itu fuluida pada
sulfida makin netral dan pengaruh dari air
meteoric dan gas. Sehingga terbentuk Au-Cu. Sulfida tinggi berkaitan dengan salfatar magmatic.
Pada sulfida tinggi aliranya dari bukan struktur, pensenyawaan SiO2 magmatik dan litologi
paermiabel atau struktur dasar. Sulfida rendah dan sulfida tinggi tersebut terbentuk juga karena
adanya pengaruh dari intrusi.

5. Apa yang dimaksud dengan epithermal low sulphidation deposite, jelaskan dan sebutkan
ciri-cirinya?
Jawab: Epithermal low sulphidation adalah endapan yang terbentuk jauh dari tubuh intrusi dan
terbentuk melalui larutan sisa magma yang berpindah jauh dari sumbernya kemudian bercampur
dengan air meteorit di dekat permukaan dan membentuk jebakan tipe sulfidasi rendah,
dipengaruhi oleh sistem boiling sebagai mekanisme pengendapan mineral-mineral bijih. Tipe ini
dikontrol oleh struktur-struktur pergeseran (dilatational jog).
Ciri-ciri epithermal low sulphidation deposite :
 Tipe endapannya bisa berupa sinter breccia maupun stockwork
 Tekstur pada low sulphidation deposite adalah colloform atau crusstiform
 Asosiasi mineralnya stibnit, sinnabar, adularia, metal sulfida
 Mineral bijih yang terbentuk pirit, elektrum, emas, sfalerit, dan arsenopirit
6. Apa yang dimaksud dengan epithermal high sulphidation deposite, jelaskan dan
sebutkan ciri-cirinya
Epitermal high sulphidation berhubungan dengan pH asam, timbul dari bercampurnya fluida yang
mendekati pH asam dengan larutan sisa magma yang bersifat encer sebagai hasil dari diferensiasi magma
di kedalaman yang dekat dengan tipe endapan porfiri dan dicirikan oleh jenis sulfur yang dioksidasi
menjadi SO. Dicirikan dengan host rock berupa batuan vulkanik bersifat asam hingga intermediet dengan
kontrol struktur berupa sesar secara regional atau intrusi subvulkanik. Kedalaman formasi batuan sekitar
500-2000 meter dengan temperatur 1000ºC-3200ºC

Ciri-ciri epithermal high sulphidation deposite :

7. Apa yang dimaksud dengan porphyry deposite, jelaskan dan sebutkan ciri-cirinya?
Gambar 3. Endapan Porphyry (Lowell and Guiibert, 1970)
Endapan Porfiri adalah endapan mineral yang terjadi akibat suatu intrusi yang bersifat
intermedier-asam, yang kemudian terjadi kontak dengan batuan samping yang mengakibatkan
terjadinya mineralisasi. Porfiri bersifat epigenetik. Produk utama dari Porfiri adalah Cu-Au atau
Cu-Mo. Porfiri terbentuk dari beberapa aktifitas intrusi, terdiri dari kumpulan dike dan breksi
intrusi. Mineralisasi terjadi akibat alterasi batuan samping, disseminated dan stockwork
mineralization. Alterasi yang terjadi pada host rock intensif dan ektensif akibat dari fluida
hidrotermal yang terbentuk. Pada dasarnya endapan porfiri mempunyai tonnase yang besar dan
grade yang kecil.. Endapan Porfiri adalah endapan penghasil tembaga (Cu) terbesar, lebih dari 50 %. Endapan
porfiri umumnya terbentuk pada jalur orogenik, contohnya pada lingkar Pasifik. Contoh endapan ini di
Indonesia, terdapat di Grassberg, Selogiri-Wonosari.

Lowell-Guibert membagi endapan porfiri menjadi beberapa zona bedasarkan asosiasi


mineralnya, yaitu

 Potassic Zone – selalu hadir dalam endapan porfiri. Dicirikan oleh: K-felspar sekunder,
biotit, dan atau klorit yang menggantikan K-felspar.
 Phyllic Zone – tidak selalu ada dalam endapan porfiri. Dicirikan oleh: vein quartz, sericite
and pyrite and minor chlorite, illite dan rutile menggantikan K-spar and biotite.
 Argillic Zone – tidak selalu ada dalam endapan porfiri. Dicirikan oleh: mineral lempung
kaolinite dan montmorillonite dengan sedikit disseminated pirit. Plagioclase teralterasi
kuat, K-spar tidak terpengaruh, dan biotit mengalami kloritisasi.
 Propylitic Zone – selalu ada dalam endapan porfiri. Dicirikan oleh: klorit, kalsit dan minor
epidote. Mineral mafik terubah sangat kuat sedangkan plagioklas sedikt terubah.
 Sedangkan berdasarkan mineral bijihnya, endapan porfiri dibagi menjadi beberapa zona,
yaitu:
 Inner Zone – bersamaan dengan zona alterasi potasik. Mengandung sedikit sulfida, tapi
paling banyak mengandung Molybdenum. Pyrite 2-5% dan rasio py/cp sekitar 3:1.
Mineralisasi lebih banyak disseminated daripada stockwork.
 Ore Zone – berada pada perbatasan zona potasik dan filik. Pyrite 5-10% dan rasio py/cp
sekitar 2.5:1. Mineral bijih utama: chalcopyrite yang hadir sebagai stockwork veinlet.
Mineral bijih lainnya: bornite, enargite and chalcocite.
 Pyrite Zone – lebih banyak terdapat pada zona filik dan argilik. Kandungan pirit tinggi (10-
15%) dan rasio py/cp sekitar 15:1. Mineralisasi hadir sebagai urat dan disseminasi.
 Outer Zone – hadir bersamaan dengan propylitic zone. Pyrite minor, dan mineralisasi
copper sangat jarang. Sphalerite dan galena sangat umum dijumpai, tapi biasanya sub-
ore grade. Mineralisasi hadir berupa vein sebenarnya (mirip vein epithermal).
Ciri –ciri Endapan Porphyry
a. Temperatur Tinggi
b. Endapan primer(hipogen) yang berukuran relative besar dan kadar relatif besar hingga
medium
c. Dikontrol oleh Struktur
d. Secara pasial dan genetik berhubungan dengan intrusi porfiriter felsic hingga intermedian.
8. Jelaskan bagaimana hubungan mineralisasi dengan tektonik beri contohnya ?
Sebagian besar magmatisme, hidrotermal, vulkanisme terbentuk pada batas
lempeng tektonik. Batuan beku ultrabasa – basa terbentuk pada Midge Oceanic Ridge
(MOR), serta Transform Fault. Sedangdengan zona subduksi. Sebagian besar bahan galian
dikontrol oleh magmatisme hidrotermal. Contoh : Tebentuknya Nikel yaitu karna
magmatisme yang dari samudra dengan kekayaan Mg yang sebabkan pengankatan atau
karna rekahan sehingga muncul di permukaan kemudian mengalami laterasi dan terkena
pengaruh hidrotelmal sehingga menjadi nikel. kan batuan beku intermediet terbentuk pada
bagian Magmatic Arc yang terkait

Anda mungkin juga menyukai