Anda di halaman 1dari 12

Laboratorium Petrologi

Sie. Endapan Mineral


2016

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Alterasi hidrotermal merupakan proses yang kompleks, karena meliputi
perubahan secara mineralogi, kimia dan tekstur yang dihasilkan dari
interaksi larutan hidrotermal dengan batuan yang dilaluinya pada kondisi
fisika kimia tertentu (Pirajno, 1992).
Creasey (1966, dalam Sutarto, 2004) membuat klasifikasi alterasi
hidrotermal pada endapan tembaga porfir menjadi empat tipe yaitu
propilitik, argilik, potasik, dan himpunan kuarsa-serisit-pirit. Lowell dan
Guilbert (1970, dalam Sutarto, 2004) membuat model alterasi-mineralisasi
juga pada endapan bijih porfir, menambahkan istilah zona filik untuk
himpunan mineral kuarsa, serisit, pirit, klorit, rutil, kalkopirit.
Rumusan Masalah
Apa Pengertian Advance Argilik dan Skarn ?
Bagaimana Klasifikasi dari Advance Argilik dan Skarn?
Bagaimana Genesa Advance Argilik dan Skarn?
Apa saja himpunan mineral Advance Argilik dan Skarn?

1.2.
a.
b.
c.
d.

1.3. Maksud dan Tujuan


Maksud dari tugas ini adalah untuk mengetahui tentang alterasi
hydrothermal Advance Argilik dan Skarn dengan tujuanya adalah
mengetahui Klasifikasi, Genesa, dan himpunan mineral dari alterasi
hydrothermal Advance Argilik dan Skarn

Nama : Dendy Nur Firmansyah


NIM
: 111.141.006
Plug
:7

Laboratorium Petrologi
Sie. Endapan Mineral
2016

BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
2.1.

Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam pembuatan laporan ini adalah
dengan cara mencari bahan bahan pada e book, literatur maupun di
internet yang kemudian dikaji untuk mendapatkan laporan ini.

2.2.

Data dan Peralatan Penelitian


Data disini merupakan hasil dari pencarian di e - book, literatur &
beberapa situs internet dan Peralatan yang dibutuhkan dalam pembuatan
laporan ini adalah laptop, printer, e - book dan jaringan internet

2.3.

Diagram Alir Penelitian


Pencarian bahan
laporan

Kajian data

Pengerjaan Laporan

Laporan

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian

BAB III
Nama : Dendy Nur Firmansyah
NIM
: 111.141.006
Plug
:7

Laboratorium Petrologi
Sie. Endapan Mineral
2016

PEMBAHASAN

3.1 Advance Argilik


3.1.1

Pendahuluan
Argilik Lanjut (Advanced Argilik), yang dicirikan oleh kehadiran

himpunan mineral pirofilit, diaspor, andalusit, kuarsa, turmalin, enargitluzonit (untuk temperatur tinggi, 250-350C), atau himpunan mineral
kaolinit+alunitkalsedonkuarsapirit (untuk temperatur rendah,< 180
C).
Alterasi ini terbentuk dari hasil pencucian alkali dan kalsium dari fase
alumina seperti feldspar dan mika, tetapi hanya hadir jika aluminium tidak
bersifat mobile, apalagi aluminium bergerak lagi diikuti dengn
bertambahnya serisit dan terjadi alterasi serisit (Evans, 1992).
Pada proses ikatan silikat terlepas akan membentuk desposit
(dengan alunit) sebagai layer silikaan pada permukaan air tanah. Erosi
yang datang kemudian membentuk layer silikaan yang berasal dari kaolinit
dan membentuk silika cap. Kedua alterasi ini terbentuk oleh pelapukan
batuan kaya sulfida, oksida sulfida membentuk asam sulfur yang merusak
batuan kemudian membentuk kaolinit & alunit.
3.1.2 Klasifikasi
Alterasi advanced argilik ini dicirikan oleh hadirnya mineral yang
terbentuk pada kondisi asam terutama kaolinit, dickit, piropilit, diaspor,
alunit, jarosit dan zunyit. Perlu dibedakan antara alterasi hipogen dan
supergen.
Alterasi advanced argilik hipogen terbentuk hasil kondensasi gas
alam (terutama gas HCl) dan ketidakseimbangan SO2 dalam membentuk
asam sulfur dan hidrogen sulfida.
Alterasi advanced argilik supergen dapat terbentuk dalam 2
macam, pertama terbentuk oleh kondensasi gas hasil pendidihan fluida
hidrotermal yang membentuk air tanah yang teroksidasi. Oksidasi oleh
atmosfer merubah H2S membentuk asam sulfur yang akan merombak
silikat dan akan membentuk kaolinit dan alunit.
Nama : Dendy Nur Firmansyah
NIM
: 111.141.006
Plug
:7

Laboratorium Petrologi
Sie. Endapan Mineral
2016

3.1.3 Genesa Alterasi Advance Argilik


`

Tipe alterasi argilik yang merupakan salah satu tipe endapan epithermal

terbentuk di lingkungan dangkal dengan temperatur < 300oC, dan fluida


hidrotermal diinterpretasikan bersumber dari fluida meteorik. Endapan tipe ini
merupakan kelanjutan dari sistem hidrotermal tipe porfiri, dan terbentuk pada
busur magmatik bagian dalam di lingkungan gunungapi kalk-alkali atau batuan
dasar sedimen (Heyba et al., 1985 dalam Corbett dan Leach, 1996).
Zona argilik dicirikan oleh hadirnya mineral lempung seperti kaolinit, ilit,
monmorilonit, dan klorit, pada batuan asal dengan mineral plagioklas akan
terubah menjadi kaolinit dalam kondisi jenuh H2O, dimana hal ini terjadi
penghilangan kalium, magnesium, dan besi. Proses ini berlangsung pada kondisi
diagenesa. Pada pembentukan klorit terjadi pengkayaan besi, magnesium, dan
sedikit aluminium. Disamping itu terjadi penghilangan kalium sehingga pada
pembentukan klorit berlangsung dari titik keseimbangan feldspar dan biotit.
Selain itu monmorilonit juga berlangsung dari titik kesetimbangan feldspar dan
biotit dalam kondisi jenuh H2O. Plagioklas di dalam batuan asal terubah menjadi
kaolinit dapat diikuti dalam persamaan reasi sebagai berikut :
3Na Al2Si3O8 + 2H2O Al2 Si2 O3 (OH)4 + 4 SiO2 + Na2 O
Albit
Kaolinit
Dari penjelasan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa batuan asal
dengan komposisi mineral plagioklas, piroksen, biotit, dan gelas mengalami
ubahan hidrotermal dengan mineral ubahan seperti : serisit, epidot, klorit, kaolinit,
monmorilonit, dan kuarsa
3.1.5. Himpunan Mineral Alterasi Argilik
Endapan epitermal berbentuk urat/vein yang berasosiasi dengan struktur
mayor mempunyai pola linier dan paralel dengan arah struktur. Urut-urutan zonasi
alterasi dari temperatur tinggi ke temperatur rendah adalah argilik sempurna,
serisit, argilik, dan propilitik.
Pada tipe argilik terdapat dua kemungkinan himpunan mineral, yaitu
muskovit-kaolinit-monmorilonit dan muskovit-klorit-monmorilonit. Himpunan
mineral pada tipe argilik terbentuk pada temperatur 100-300C (Pirajno, 1992,
dalam Sutarto, 2004), fluida asam-netral, dan salinitas rendah.
Nama : Dendy Nur Firmansyah
NIM
: 111.141.006
Plug
:7

Laboratorium Petrologi
Sie. Endapan Mineral
2016

Guilbert dan Park, 1986, mengemukakan model hubungan antara


mineralisasi dan alterasi dalam sistem epitermal. Beberapa asosiasi mineral bijih
maupun mineral skunder erat hubungannya dengan besar temperatur larutan
hidrotermal pada waktu mineralisasi. Mineral bijih galena, sfalerit dan kalkopirit
terbentuk pada horison logam dasar bagian bawah dengan temperatur 350 oC.
Pada horison ini alterasi bertipe argilik sempurna dan terbentuk mineral alterasi
temperatur tinggi seperti adularia, albit dan feldspar. Fluida hidrotermal di horison
logam dasar (bagian tengah) bertemperatur antara 200o- 400oC. Mineral bijih
terdiri dari argentit, elektrum, pirargirit dan proustit. Mineral ubahan terdiri dari
serisit, adularia, ametis, sedikit mengandung albit. Horison bagian atas terbentuk
pada temperatur < 200oC. Mineral bijih terdiri dari emas di dalam pirit, Aggaramsulfo dan pirit. Mineral ubahan berupa zeolit, kalsit, agate.
Berdasarkan pada kisaran temperatur dan pH, komposisi alterasi pada
sistem emas-tembaga hidrotermal di lingkaran Pasifik, tipe argilik bisa
dikelompokkan menjadi 2 (Corbett dan Leach, 1996), yaitu:
1. Argilik sempurna (silika pH rendah, alunit, dan group mineral alunitkaolinit).
2. Argilik tersusun oleh anggota kaolin (halosit, kaolin, dikit) dan illit
(smektit, selang-seling illlit-smektit, illit) dan group mineral transisi
(klorit-illit).

Nama : Dendy Nur Firmansyah


NIM
: 111.141.006
Plug
:7

Laboratorium Petrologi
Sie. Endapan Mineral
2016

Mineralogi alterasi di dalam sistem hidrotermal (Corbett dan Leach, 1996)

3.1 Skarn
3.1.1

Pendahuluan
Istilah skarn digunakan pertama kali oleh ahli tambang Swedia,

Alfred

Elis

Tornebohm

pada

tahun

1875

untuk

menjelaskan

material gangue kalk-silikat kaya Fe. Skarn merupakan salah satu bagian
dari kelas utama endapan mineral penting karena menjadi host dari banyak
jenis mineral bijih yang ada hampir di tiap benua dan umur. Logam yang
ditambang pada skarn termasuk Fe, W, Cu, Pb, Zn, Mo, Ag, Au, U, REE,
F, B, dan Sn (Meinert, 2005).
Skarn merupakan batuan kalk-silikat yang terbentuk dari
penggantian karbonat oleh mineral silikat akibat metamorfisme regional
maupun proses metasomatisme kontak yang umumnya berhubungan
dengan intrusi batuan beku sehingga banyak berasosiasi dengan sistem
porfiri, walaupun terdapat pula skarn pada zona gerus sesar, sistem
geotermal dangkal, lantai samudra, dan kerak bagian bawah pada terrain
batuan metamorf. Skarn berkembang pada kontak pluton dan batuan
samping yang bersifat karbonatan. Umumnya skarn ekonomis ditemukan
pada batugamping, namun bisa juga terbentuk pada serpih, batupasir,
Nama : Dendy Nur Firmansyah
NIM
: 111.141.006
Plug
:7

Laboratorium Petrologi
Sie. Endapan Mineral
2016

granit, Iron Formation, basalt, dan komatit. Genesa skarn pada intinya
berupa metamorfisme kontak isokimia diikuti metasomatisme akibat
transfer panas, interaksi fluida (magmatik, metamorfik, meteorik, dan air
laut), serta logam yang berasal dari tubuh magma yang mendingin.
Umumnya batuan karbonat di sekitar kontak intrusi berubah menjadi
marmer atau batuan kalk-silikat.
Contoh reaksi proses penggantian karbonat oleh mineral silikat
melalui penambahan silika adalah sebagai berikut: Variasi penambahan
silika yang banyak dapat menghasilkan banyak mineral kalk-silikat.
Mineral silikat yang dijumpai pada alterasi skarn merupakan mineral
silikat yang mengandung Ca, Fe, Mg, dan Mn seperti epidot, klinozoisit,
garnet (andradit dan grossularit), klinopiroksen, wollastonit, diopsid,
vesuvianit, tremolit-aktinolit, flogofit, dan biotit.
3.1.2 Klasifikasi
3.1.2.1 Klasifikasi Bedasarkan Batuan Yang Terubahkan
Skarns dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu Exoskarn dan
endoskarn. Exoskarn dan endoskarn adalah terminologi umum yang
digunakan untuk menandai batuan sedimen dan batuan beku, kandungan
magnesium dan kalsit skarn komposisinya mendominasi pada protolith dan
menghasilkan skarn mineral. Hal Atersebut dapat dikombinasikan, seperti
di exoskarn magnesian yang berisi forsterite-diopside skarn membentuk
dolostone.
Calc-Silicate hornfels adalah suatu istilah deskriptif yang sering
digunakan untuk batuan calc-silicate yang berbutir halus, yang diakibatkan
oleh metamorphism bukan dari batuan karbonat tidak murni seperti silt
batu gamping atau kalkarenit.
Reaksi skarns dapat terbentuk dari isochemical metamorphism,
serpih dan karbonat lapisan tipis, dimana perpindahan komponen
metasomatic bersebelahan dengan intrusi berskala kecil (seperseratus
meter) ( e.g. Vidale, 1969; Zarayskiy et al., 1987). Skarnoid adalah suatu
istilah deskriptif untuk batuan calc-silicate yang mana secara relatif
berbutir halus, iron-poor, dan mencerminkan, sedikit bagian, pengontrol
Nama : Dendy Nur Firmansyah
NIM
: 111.141.006
Plug
:7

Laboratorium Petrologi
Sie. Endapan Mineral
2016

komposisi dari protolith ( Korzkinskii, 1948; Zharikov, 1970). Secara


genetik, skarnoid adalah intermediate/antara suatu metamorphic hornfels
dan suatu skarn metasomatic, berbutir kasar.
Alterasi, eksoskarn terjadi ubahan mineral garnet yang kuat,
kehadiran piroksen, kandungan Fe yang tinggi, Al yang sedikit, Mn
andradite granet, dan diopsidik klinopiroksen. Mineral yang ada berasal
dari intrusi stock dan batuan ubahan marble, seperti diopside ,andradite
(proximal); wollastonite, tremolite, garnet, diopside, vesuvianite (distal).
Alterasi yang kurang baik ditemukan pada alterasi aktinolit, klorit,
Alterasi endoskarn terdiri dari alterasi potasik dengan mineral Kfeldspar, epidot, serisit, piroksen, garnet.

3.1.2.2

Klasifikasi Bedasarkan Batuan yang tidakTerubahkan


a. Skarn Prograde
Mineral skarn pada tipe ini terbentuk pada suhu yang tinggi,
dan terjadi pada fase awal. Beberapa jenis mineral pencirinya
adalah; garnet, klinopiroksen, biotit, humit,dan montiselit.

Gambar 1.1
Skarn Prograde

b. Skarn Retrograde

Nama : Dendy Nur Firmansyah


NIM
: 111.141.006
Plug
:7

Laboratorium Petrologi
Sie. Endapan Mineral
2016

Minineral skarn pada tipe ini terbentuk pada suhu yang


rendah. Beberapa contoh mineral pencirinya adalah; serpentin,
amfibol, tremolit, epidot, klorit dan kalsit.

Gambar 1.1
Skarn Retrograde

3.1.3 Genesa Skarn


`

Genesa skarn melibatkan proses magmatik akhir dan hidrotermal pada

intrusi batuan beku yang disertai metamorfisme dan metasomatisme batuan


samping sehingga terdapat tiga tahap pembentukan skarn, yaitu tahap prograde
(metamorfisme isokimia), metasomatisme awal, dan tahap retrograde (alterasi
hidrotermal). Skarn terbentuk pada rentang suhu 200-700C, tekanan 0.3-3 kbar,
serta fluida metasomatisme dengan salinitas 10-45% NaCl(eq). Berikut
merupakan rincian tiga tahap pembentukan skarn menurut Einaudi dkk. (1994)
dalam Pirajno (2009) pada sistem skarn yang berhubungan dengan intrusi profiri
(gambar 2):
1. Tahap prograde. Intrusi pluton menyebabkan metamorfisme kontak batuan
samping dengan proses dekarbonasi dan dehidrasi membentuk skarn diopsid
dan skarn wollastonit. Pada tahap ini terjadi kristalisasi pada tepi pluton yang
mengintrusi, dengan rentang suhu 500-900C. Fluida yang dilepaskan dari
intrusi menginfiltrasi melalui rekahan. Pada tahap ini terjadi alterasi potasik
dan mineralisasi kalkopirit diseminasi pada batuan plutonik. Batuan samping

Nama : Dendy Nur Firmansyah


NIM
: 111.141.006
Plug
:7

Laboratorium Petrologi
Sie. Endapan Mineral
2016

mulai membentuk fasies skarn tahap awal yang mengandung garnet, magnetit
dan sulfida dengan suhu 400-600C.
2. Tahap metasomatisme. Andradit tergantikan magnetit, kuarsa, pirit, dan kalsit,
diopsid digantikan aktinolit, kalsit, dan kuarsa dengan sedikit kalkopirit. Hal
ini berkaitan dengan masa alterasi potasik yang berakhir dan dimulainya
alterasi QSP pada pluton dengan mineralisasi Cu Mo pada suhu 300-500C.
3. Tahap retrograde. Tahap ini melibatkan destruksi dan cetak-tindih himpunan
mineral skarn sebelumnya dan dicirikan oleh pengendapan mineral lempung
(kaolinit, montmorillonit, nontronit), kalsit, klorit, kuarsa, hematit, dan pirit.
Mineralisasi berupa presipitasi mineral oksida dan sulfida yang terdiri dari
pirit, sfalerit, galena, dan tennantit yang cenderung mengisi urat. Tahap ini
analog dengan alterasi QSP dan argilik pada intrusi porfiri yang lebih
didominasi oleh air meteorik.
3.1.5. Himpunan Mineral Skarn

Skarn memiliki mineralogi kompleks. Pada skarn, kuarsa dan kalsit


melimpah. Alterasi dan mineralisasi pada skarn yang berhubungan dengan
lingkungan sistem porfiri bergantung pada kandungan karbonat batuan samping,
struktur, permeabilitas, serta proses metamorfisme dan metasomatisme. Menurut
Einaudi (1982) dalam Pirajno (2009), menurut mineralogi protolith dan alterasi
yang dihasilkan, skarn dapat dibedakan menjadi empat jenis sebagai berikut:
1. Skarnoid hornfels. Tipe ini berasal dari dekarbonasi dan dehidrasi karbonat
tanpa penambahan unsur yang terdiri dari litologi kaya wollastonit yang
berkembang dari batugamping kaya silika, hornfels diopsid dari batulanau
karbonatan, hornfels kalk-silikat mengandung kuarsa, tremolit-aktinolit, epidot,
plagioklas, dan diopsid dari serpih karbonatan.
2. Ca-skarn. Tipe ini mengandung epidot, garnet (andradit-grossularit),
klinopiroksen (diopsid-hedenbergit) dan wolastonit garnet idokras
klinopiroksen yang membentuk zonasi dari tengah ke luar. Proses retrograde
akibat penurunan suhu menyebabkan mineral-mineral tersebut tergantikan oleh
mineral silikat hidrat, sulfida, oksida, dan karbonat. Mineralisasi ditemukan
pada sistem berupa diseminasi mineral karbonat dan sulfida serta penggantian
dan urat. Zonasi mineralisasi dari tengah ke luar terdiri dari pirit kalkopirit
Nama : Dendy Nur Firmansyah
NIM
: 111.141.006
Plug
:7

Laboratorium Petrologi
Sie. Endapan Mineral
2016

bersamaan dengan zona alterasi kaya garnet menuju pirit kalkopirit


magnetit (skarn garnet-piroksen), kemudian bornit kalkopirit magnetit
(skarn garnet-wollastonit), kemudian sfalerit + kalkopirit magnetit pirit
(zona marmer). Zonasi ini diinterpretasikan akibat berkurangnya kandungan Fe
ke arah luar.
3. Mg-skarn. Tipe ini berasal dari batuan dolomitik dengan kandungan
magnetit, serpentin, forsterit, flogofit, dan talk atau aktinolit-tremolit. Skarn
tipe ini kaya magnetit dengan kandungan sulfida rendah.
4. Silika-pyrite skarn. Tipe ini terbentuk saat fase metasomatisme-H lanjut
pada tahap alterasi filik dan argilik yang dicirikan kehadiran pirit, kuarsa,
mineral silika, mineral lempung, klorit, dan talk.

BAB IV
KESIMPULAN
Alterasi Advance Agilik terbentuk dari hasil pencucian alkali dan kalsium
dari fase alumina seperti feldspar dan mika, tetapi hanya hadir jika aluminium
tidak bersifat mobile, apalagi aluminium bergerak lagi diikuti dengn
bertambahnya serisit dan terjadi alterasi serisit (Evans, 1992).
Alterasi advanced argilik ini dicirikan oleh hadirnya mineral yang
terbentuk pada kondisi asam terutama kaolinit, dickit, piropilit, diaspor, alunit,
jarosit dan zunyit, dibedaka nmenjadi alterasi hipogen dan supergen.
Tipe alterasi argilik yang merupakan salah satu tipe endapan epithermal
terbentuk di lingkungan dangkal dengan temperatur < 300oC.
Skarn merupakan salah satu bagian dari kelas utama endapan mineral
penting karena menjadi host dari banyak jenis mineral bijih yang ada hampir di

Nama : Dendy Nur Firmansyah


NIM
: 111.141.006
Plug
:7

Laboratorium Petrologi
Sie. Endapan Mineral
2016

tiap benua dan umur. Logam yang ditambang pada skarn termasuk Fe, W, Cu, Pb,
Zn, Mo, Ag, Au, U, REE, F, B, dan Sn (Meinert, 2005).
Skarn diklasifikasikan menjadi Klasifikasi bedasarkan batuan yang
terubahkan dan tak terubahkan.
Genesa pembentukan skarn menurut mineralogi protolith dan alterasi yang
dihasilkan, skarn dapat dibedakan menjadi empat jenis sebagai berikut: .

Skarnoid hornfels
Ca-skarn
Mg-skarn
Silika-pyrite skarn

Nama : Dendy Nur Firmansyah


NIM
: 111.141.006
Plug
:7

Anda mungkin juga menyukai