Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH BAHASA INDONESIA TENTANG FLU

BURUNG

Oleh :

MIFTAH IRFINA

193310785

Dosen Pembimbing : Drs. Maswardi, M. Kes

SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN TK 1

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

TAHUN 2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini
bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya serta sumber-sumber dari ebook dan internet,
sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Saya berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para


pembaca. Namun terlepas dari itu, saya memahami bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, sehingga saya masih sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Padang, 29 Oktober 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. i


DAFTAR ISI........................................................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG ................................................................................................................ 1
B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................................................ 1
C. TUJUAN ..................................................................................................................................... 2
BAB II..................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 3
A. Pengertian flu burung .................................................................................................................. 3
B. Ciri virus flu burung.................................................................................................................... 4
C. Penyebaran flu burung ................................................................................................................ 4
1) Penularan antar ternak unggas ................................................................................................ 4
2) Penularan dari ternak ke manusia ........................................................................................... 5
D. Gejala flu burung ........................................................................................................................ 5
1) Flu burung pada ternak ........................................................................................................... 6
2) Flu burung pada manusia ........................................................................................................ 6
E. Pencegahan Penyakit Flu Burung ............................................................................................... 7
1) Pada Unggas............................................................................................................................ 7
2) Pada Manusia .......................................................................................................................... 8
F. Pengobatan flu burung .............................................................................................................. 10
G. Komplikasi flu burung .............................................................................................................. 10
BAB III ................................................................................................................................................. 11
PENUTUP ............................................................................................................................................ 11
A. Kesimpulan ............................................................................................................................... 11
B. Saran ......................................................................................................................................... 11
C. Daftar pustaka ........................................................................................................................... 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Influenza adalah salah satu penyakit menular paling serius dari sudut pandang
kesehatan masyarakat karena menyebar cepat di seluruh dunia, morbiditas yang
signifikan di seluruh penduduk dan komplikasi yang terkait. Perubahan cuaca, kehujanan,
dan kurang istirahat menjadi penyebab utama seseorang terjangkit penyakit ini. Penyakit
ini mudah menyerang namun mudah sembuh juga tanpa perlu pengobatan secara intensif
dan tidak membahayakan nyawa penderitanya. Namun sekarang muncul jenis flu yang
baru yaitu flu burung atau Avian Influenza. Flu burung merupakan jenis penyakit baru
yang mulai merebak di Indonesia dan di seluruh dunia. Penyakit flu burung mulai
mewabah pada tahun 2003. Di Asia, virus ini telah menular di Vietnam, Thailand,
Kamboja, Cina, Indonesia, Jepang, Laos, dan Korea Selatan. Di Indonesia jenis penyakit
ini pertama kali ditemukan tepatnya di Pekalongan, Jawa Tengah pada bulan Agustus
2003. Berbeda dengan influenza, penyakit ini sangat berbahaya bahkan mematikan.

Unggas merupakan bagian hidup masyarakat Indonesia. Mulai dari peternak dan
pedagang bahkan ibu rumah tangga hampir setiap hari bersinggungan dengan hewan ini.
Namun latar belakang pendidikan mereka yang tidak terlalu tinggi terkadang membuat
mereka tidak mengerti akan adanya penyakit yang mematikan ini. Oleh karenanya perlu
diadakan pembahasan khusus tentang penyakit ini supaya dapat meminimalisir dampak
yang diakibatkan.

B. RUMUSAN MASALAH
a. Apa pengertian flu burung ?
b. Apa ciri-ciri virus flu burung ?
c. Bagaimana cara penyebaran virus flu burung ?
d. Apa saja gejala penyakit flu burung ?
e. Bagaimana cara pencegahan penyakit flu burung ?
f. Bagaimana cara pengobatan penyakit flu burung ?
g. Apakah komplikasi dalam penyakit flu burung ?

1
C. TUJUAN
a. Untuk mengetahui pengertian flu burung
b. Untuk mengetahui ciri-ciri virus flu burung
c. Untuk mengetahui cara penyebaran virus flu burung
d. Untuk mengetahui gejala penyakit flu burung
e. Untuk mengetahui cara pencegahan penyakit flu burung
f. Untuk mengetahui cara pengobatan penyakit flu burung
g. Untuk mengetahui komplikasi dalam penyakit flu burung

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian flu burung


Flu burung merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza
yang ditularkan oleh unggas dan dapat menyerang manusia. Penyakit flu burung pada
awalnya hanya menyerang hewan khususnya unggas. Suatu galur virus AI yang
dikenal sebagai H5N1 telah ditemukan pada unggas dan manusia yang pertama kali
dilaporkan pada tahun 1997 di Hong Kong. Sejauh ini, penularan virus H5N1 dari
manusia ke manusia amat jarang, kejadiannya terbatas dan mekanismenya tidak jelas.
Namun hal ini harus tetap menjadi perhatian dalam kesehatan masyarakat karena
kemungkinan ancaman terjadinya pandemi.

Wabah virus ini menyerang manusia pertama kali di Hongkong pada tahun
1997 dengan 18 korban dan 6 diantaranya meninggal. Di Indonesia, penyakit ini
awalnya diduga sebagai penyakit tetelo atau VVND (Velogenic Viscerotopic
Newcastle Diseae) yang pernah menyerang pada tahun-tahun sebelumnya.

Penyakit ini merupakan penyakit baru (New Emerging Disease) yang banyak
menarik perhatian berbagai pihak karena penularannya yang sangat cepat dengan
angka kematian yang tinggi. Avian flu juga melibatkan sektor peternakan, khususnya
unggas, yang mempunyai dampak besar terhadap ketersediaan daging (gizi) di
masyarakat, dan sektor ekonomi para peternaknya.

Penyakit flu burung atau flu unggas (Bird Flu, Avian Influenza) adalah suatu
penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A dan ditularkan oleh
unggas. Sejarah dunia telah mencatat tiga pandemi besar yang disebabkan oleh virus
influenza tipe A. Pandemi pertama terjadi pada tahun 1918 berupa flu Spanyol yang
disebabkan oleh subtipe H1N1 dan memakan korban meninggal 40 juta orang.
Pandemi ini sebagian besar terjadi di Eropa dan Amerika Serikat. Pandemi kedua
terjadi pada tahun 1958 berupa flu Asia yang disebabkan oleh H2N2 dengan korban
4juta jiwa. Pandemi terakhir terjadi pada tahun 1968 berupa flu Hongkong yang
disebabkan oleh H3N2 dengan korban 1 juta jiwa.

3
B. Ciri virus flu burung
Virus influenza pada manusia dan binatang ada beberapa tipe yaitu tipe A, tipe
B dan Tipe C. Pada manusia virus A dan virus B dapat menjadi penyebab wabah flu
yang cukup luas, sementara virus C menyebar secara periodic, ringan dan tidak
menyebabkan wabah. Virus influensa tipe A dapat berubah-ubah bentuk (Drift, Shift),
dan dapat menyebabkan epidemic dan pandemi. Virus A mempunyai permukaan yang
terdapat dua glikoprotein, yaitu hemaglutinin (H) dan neuraminidase (N). Untuk
mengklasifikasikannya secara rinci, maasing-masing tipe virus itu dibagi lagi menjadi
subtipe berdasarkan kelompok H dan N, yaitu H1 sampai H15 dan N1 sampai N9.
Perbedaan H merupakan dasar subtype. Influensa pada manusia sejauh ini disebabkan
virus H1N1, H2N2 dan H3N2 serta virus avian H5N1, H9N2 dan H7N7.
Strain yang sangat virulen atau ganas dan menyebabkan flu burung
adalah dari subtipe A H5N1. Virus tersebut dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari
pada suhu 220 C dan lebih dari 30 hari pada 00 C. Virus akan mati pada
pemanasan 600 C selama 30 menit atau 560 C selama 3 jam

C. Penyebaran flu burung


Virus Avian Influenza (AI) ditularkan melalui air liur, ingus, dan kotoran
unggas. Penularan pada manusia terjadi karena kontak langsung dengan unggas yang
terinfeksi virus tersebut. Selain itu, dapat terjadi melalui kendaraan yang mengangkut
binatang, kandang, alat-alat peternakan, pakan ternak, pakaian, tinja ternak dan
sepatu para peternak yang langsung mengenai unggas yang sakit, juga pada saat jual-
beli ayam hidup dipasar, dan mekanisme lainnya. Penularan penyakit ini dapat terjadi
melalui udara (air borne) dan melalui kontak langsung dengan unggas sakit atau
kontak dengan bahan bahan infeksius seperti tinja, urin, dan sekret saluran napas
unggas sakit. Terdapat dua jenis penularan virus flu burung, yaitu :

1) Penularan antar ternak unggas


Seekor unggas yang terinfeksi virus H5N1 akan menularkannya dalam waktu
singkat. Jika semua unggas peliharaan memiliki daya tahan yang bagus maka infeksi
tidak akan menyebabkan kematian, dengan kata lain virus tidak aktif. Sebaliknya, jika
kondisi unggas berada dalam kondisi buruk maka flu burung dapat mematikan.
Secara singkat, penyakit flu burung dapat ditularkan dari unggas ke unggas
lain atau dari peternakan ke peternakan lainnya dengan cara sebagai berikut:

4
1. Kontak langsung dari unggas terinfeksi dengan hewan yang peka.
2. Melalui lendir yang berasal dari hidung dan mata.
3. Melalui kotoran (feses) unggas yang terserang flu burung.
4. Lewat manusia melalui sepatu dan pakaian yang terkontaminasi dengan virus.
5. Melalui pakan, air, dan peralatan kandang yang terkontaminasi.
6. Melalui udara karena memiliki peran penting dalam penularan dalam satu
kandang,tetapi memiliki peran terbatas dalam penularan antar kandang.
7. Melalui unggas air yang dapat berperan sebagai sumber (reservoir) virus dari
dalam saluran intestinal dan dilepaskan lewat kotoran.

2) Penularan dari ternak ke manusia


Faktor yang memengaruhi penularan flu burung dari ternak ke manusia adalah
jarak dan intensitas dalam aktivitas yang berinteraksi dengan kegiatan peternakan.
Semakin dekat jarak peternakan yang terkena wabah virus dengan lingkungan
manusia maka peluang untuk menularnya virus bisa semakin besar. Penularan virus
ke manusia lebih mudah terjadi bila orang tersebut melakukan kontak langsung
dengan aktivitas peternakan.Orang yang mempunyai risiko tinggi terserang flu burung
adalah pekerja peternakan unggas, penjual, penjamah unggas, sampai ke dokter
hewan yang bertugas memeriksa kesehatan ternak di peternakan. Penularan antar
manusia
Penularan flu burung antar manusia belum dapat dibuktikan, tetapi tetap perlu
diwaspadai. Hal ini dikarenakan virus cepat bermutasi dan beradaptasi dengan
manusia sehingga memungkinkan adanya varian baru dari virus flu burung yang dapat
menular antar manusia.

D. Gejala flu burung


Secara umum pada masa inkubasi, antara mulai tertular dan timbulnya gejala,
adalah sekitar tiga hari. Sementara dalam kepustakaan dinyatakan, masa infeksius
pada manusia adalah satu hari sebelum sampai 3-5 hari sesudah timbul gejala.
Sementara pada anak bisa sampai 24 hari.Gejala manusia yang tertular flu burung
pada dasarnya sama dengan flu umumnya, hanya saja berpotensi menjadi berat dan
fatal. Gejalanya antara lain demam, batuk, sakit tenggorokan, sakit kepala, dan nyeri
sendi sampai infeksi selaput mata. Jika keadaannya makin memburuk, maka dapat
terjadi severe respiratory distress yang di tandai dengan sesak nafas hebat, rendahnya

5
kadar oksigen darah serta meningkatnya kadar CO2. Ini terjadi karena infeksi flu
menyebar ke paru dan menimbulkan radang paru (pneumonia) yang dapat disebabkan
oleh virus AI atau bakteri. Kemudian masuk ke saluran napas dan menginfeksi paru
yang sedang sakit akibat virus flu burung.
Laporan dari kasus yang terjadi pada tahun 1999 menunjukkan adanya variasi
gejala berupa demam sekitar 390C, lemas, sakit tenggorokan, sakit kepala, tidak nafsu
makan, muntah dan nyeri perut, serta diare. Hanya saja, kesepuluh pasien flu burung
di Vietnam tahun 2004, tidak seorang pun yang mengeluh sakit tenggorokan dan
pilek. Agak aneh memangn dan juga tidak ada keluhan radang selaput mata dan
bercak kemerahan pada pasien.
Secara khusus, gejala flu burung dibedakan atas :

1) Flu burung pada ternak


Gejala klinis flu burung pada unggas mirip dengan gejala newcastle
disease, atau di indonesia disebut penyakit tetelo atau pileren yang disebabkan
oleh paramyxovirus. Gejala Klinis ternak unggas yang terinfeksi flu burung
sebagai berikut:
o Jengger, pial, dan kulit perut yang tidak ditumbuhi bulu bewarna biru
keunguan.
o Pembengkakan di sekitar kepala dan muka.
o Ada cairan yang keluar dari hidung dan mata.
o Perdarahan di bawah kulit (subkutan)
o Perdarahan titik (ptechie) pada daerah dada, kaki, dan telapak kaki.
o Batuk, bersin, ngorok.
o Diare.
o Tingkat kematian tinggi.

2) Flu burung pada manusia


Orang yang terserang flu burung menunjukkan gejala seperti terkena
flu biasa, tetapi kerena keganasan virusnya menyebabkan flu ini juga ganas.
Virus influenza biasanya menimbulkan penyakit yang ringan. Tetapi virus flu
burung ini sangat ganas dan dapat menyebabkan kematian dalam satu minggu.
Orang yang terkena flu burung mengalami kenaikan suhu tubuh sampai 39C,
sakit tenggorokan, batuk, sesak napas dan mengeluarkan lendir bening dari
hidung. Kondisi ini dapat diikuti dengan penurunan daya tahan tubuh yang

6
sangat cepat karena biasanya penderita tidak memiliki nafsu makan, diare dan
muntah. Dalam waktu singkat gejala gejala tersebut dapat menjadi lebih berat
dengan terjadinya peradangan di paru (pneumonia). Apabila tidak dilakukan
penanganan yang baik pada pasien maka dapat menyebabkan kematian.
Contoh kasus flu burung :
1. Ayam dan manusia di Hongkong. Selama wabah tersebut Pada tahun 1997
Avian Influenza A (H5N1) telah menginfeksi berlangsung 18 orang telah
dirawat di rumah sakit dan 6 diantaranya meninggal dunia. Untuk
mencegah penyebaran tersebut pemerintah setempat memusnahkan 1,5
juta ayam yang terinfeksi flu burung.
2. Pada tahun 1999, di Hongkong dilaporkan adanya kasus Avian Influenza
A (H9N2) pada 2 orang anak tanpa menimbulkan kematian.
3. Pada tahun 2003, di Hongkong ditemukan lagi dua kasus Avian Influenza
A (H5N1) dan satu orang meninggal.
4. Pada tahun 2003, di Belanda ditemukan 80 kasus Avian Influenza A
(H7N7) dan satu diantaranya meninggal.
5. Pada tahun 2004 terjadi lagi 25 kasus Avian Influenza A (H5N1) di
Vietnam (19) dan Thailand (6) yang menyebabkan 19 orang meninggal (5
di Thailand, 14 di Vietnam)

E. Pencegahan Penyakit Flu Burung

1) Pada Unggas
a. Pemusnahan unggas/burung yang terinfeksi flu burung

b. Vaksinasi pada unggas yang sehat

Penemuan vaksin terbaru dari ekstrak mahkota dewa (Phaleria


macrocarpa) menambah daftar alternatif pencegahan penyakit flu burung.
Vaksin ini ditemukan oleh Artina Prastiwi Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Hewan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Menurut Artina Prastiwi, cara membuat antivirus dari ekstrak mahkota


dewa itu sederhana. Diawali dengan penimbangan sesuai dosis yang
dibutuhkan. "Untuk dosis 10 mililiter diperlukan buah mahkota dewa kering
sebanyak 100 gram per 100 mililiter air atau kelipatannya, yakni 100 gram per

7
1.000 mililiter. Selanjutnya, dilakukan penyulingan untuk mendapatkan
ekstrak," katanya, Kamis (3/3/2011).

Setelah memperoleh ekstrak, dilakukan pengujian kadar saponin di


Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) UGM. Ekstrak
mahkota dewa harus mengandung kadar saponin 10 persen. "Hasil saponin
yang diperoleh itu yang digunakan sebagai bahan baku, yakni pelarut suspense
antigen virus AI. Kemudian yang digunakan sebagai vaksin adalah ekstrak
mahkota dewa 0,2 mililiter," katanya. "Vaksin tersebut terbukti mampu
menghambat perkembangan virus Avian Influenza (AI) hingga 87 persen.
Selain telah teruji dalam skala laboratorium, vaksin itu juga lebih murah
dibandingkan dengan vaksin kimia yang dijual di pasaran," kata Artina di
Yogyakarta, Kamis. Menurutnya, vaksin AI di pasaran biasanya dibanderol
Rp200.000 per 100 dosis, sedangkan vaksin temuannya hanya Rp75.000 per
100 dosis. "Meskipun terbilang efektif dan murah, vaksin itu belum
dipasarkan secara massal, karena masih perlu penelitian lebih lanjut untuk
mengetahui secara pasti hasilnya," katanya. Ia mengatakan, pada awalnya uji
coba dilakukan pada 30 telur ayam berembrio. Dari hasil uji tersebut diketahui
telur yang diberi virus AI dan diberi tambahan saponin 10 persen dari ekstrak
buah mahkota dewa 0,2 ml, setelah diinkubasi selama 35 hari diketahui
embrio tidak mati, sehat, dan tanpa bekas luka. Namun, telur yang disuntik
dosis yang lebih tinggi 15 persen dan 20 persen, ternyata semua embrio mati
dengan bentuk perdarahan seluruh tubuh, kekerdilan, dan cairan alantois
keruh.

Menurut dia, 10 persen merupakan hasil terbaik untuk menghambat


virus flu burung. Hal itu membuktikan bahwa kadar saponin yang digunakan
harus tepat karena bisa menimbulkan keracunan jika diberikan dalam dosis
besar. "Setelah teruji aman pada telur, vaksin mengujikan pada ayam usia
kurang dari 21 hari, dan hasilnya cukup menggembirakan. Ayam yang telah
divaksin tidak ada satu pun yang mati," katanya.

2) Pada Manusia

a. Kelompok berisiko tinggi (pekerja peternakan dan pedagang)


1) Mencuci tangan dengan desinfektan dan mandi sehabis bekerja.

8
2. Hindari kontak langsung dengan ayam atau unggas yang terinfeksi flu
burung.

3) Menggunakan alat pelindung diri. (contoh : masker dan pakaian kerja).

4) Meninggalkan pakaian kerja ditempat kerja.

5) Membersihkan kotoran unggas setiap hari.

6) Orang yang kontak dengan unggas (misalnya peternak ayam) harus


menggunakan masker, baju khusus, kaca mata renang.

7) Membatasi lalu lintas orang yang masuk ke peternakan.

8) Mendisinfeksi orang dan kendaraan yang masuk ke peternakan.

9) Mendisinfeksi peralatan peternakan.

10) Mengisolasi kandang dan kotoran dari lokasi peternakan.

b. Masyarakat umum
1) Memilih daging yang baik dan segar.

2) Memasak daging ayam minimal 80 ̊C selama 1 menit dan telur minimal


64 ̊ C selama 5 menit (atau sampai air atau kuahnya mendidih cukup lama).

3) Menjaga kesehatan dan ketahanan umum tubuh dengan makan, olahraga,


dan istirahat yang cukup.

4) Segera ke dokter/puskesmas/rumah sakit bagi masyarakat yang


mengalami gejala-gejala di atas.

5) Menjaga daya tahan tubuh dengan memakan makanan bergizi & istirahat
cukup.

6) Mengolah unggas dengan cara yang benar, yaitu :

a). Pilih unggas yang sehat (tidak terdapat gejala-gejala penyakit pada
tubuhnya)

b). Memasak daging ayam sampai dengan suhu ± 80 ̊ C selama 1


menit dan pada telur sampai dengan suhu ±64 ̊ C selama 4,5 menit.

9
F. Pengobatan flu burung

Pasien yang telah terbukti menderita flu burung biasanya akan dirawat di
ruang isolasi di rumah sakit untuk menghindari penularan. Selain dianjurkan untuk
minum banyak cairan, mengonsumsi makanan sehat, istirahat, dan minum obat pereda
rasa sakit, dokter juga biasanya akan memberikan obat-obatan antivirus agar penyakit
tidak berkembang makin parah. Contoh obat-obatan antivirus yang bisa diberikan
dalam kasus flu burung adalah oseltamivir dan zanamivir. Oseltamvir adalah obat
pilihan utama.

Sebenarnya kedua obat ini diperuntukkan guna mengobati flu biasa dan sangat
efektif jika penggunaannya tidak melebihi dua hari setelah gejala muncul. Obat ini
bisa diberikan secepatnya setelah pasien dinyatakan positif terjangkit flu burung.
Selain berguna untuk pengobatan, oseltamivir dan zanamivir juga bisa dikonsumsi
sebagai obat pencegah flu burung, terutama diberikan kepada para petugas medis
yang menangani pasien penyakit ini dan kepada mereka yang aktivitas sehari-harinya
berdekatan dengan unggas.

G. Komplikasi flu burung


Salah satu komplikasi yang bisa terjadi pada kasus flu burung adalah pneumonia.
Tambahan oksigen dan alat bantu napas atau ventilator akan dibutuhkan pada pasien
yang mengalami pneumonia dengan kesulitan bernapas. Selain itu, pemberian obat-
obatan antibiotik akan diberikan sampai pneumonia sembuh.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Flu burung merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus influenza tipe A
(AI). Penyakit ini menyerang unggas dan manusia. Penyakit ini sangat berbahaya
karena bisa mematikan. Gejala utamanya mirip dengan flu biasa namun lebih ekstrim,
misalnya suhu tubuh yang terlalu tinggi dan sebagainya. Pengobatan penyakit ini bisa
dilakukan dengan perawatan intensif di rumah sakit dan dengan pemberian tamiflu.
Untuk pencegahannya bisa dilakukan dengan enjaga kebersihan lingkungan,
pengolahan unggas sampai benar-benar matang dan dengan vaksinasi pada unggas.

B. Saran
1. Untuk masyarakat umum diharapkan bisa memperhatikan lingkungaan hidup di
sekitarnya supaya tetap sehat dan terbebas dari infeksi flu burung.

2. Semua yang terlibat (peternak, pedagang, masyarakt umum, pemerintah) mampu


bekerjasama dalam pencegahan penyebaran penyakit ini.

3. Bagi pemerintah hendaknya menyosialisasikan hal-hal yang berhubungan dengan


penyakit ini kepada masyarakat.

C. Daftar pustaka
https://makalahsekolah96.blogspot.com/2016/12/makalah-tentang-flu-
burung.html?m=0

https://id.wikipedia.org/wiki/Flu_burung

https://www.halodoc.com/14-langkah-pencegahan-flu-burung

https://www.alodokter.com/flu-burung

http://kumpulan-makalah-dan-artikel.blogspot.com/2013/05/Makalah-Tentang-Flu-Burung-
Bird-Flu-Avian-Influenza.html

11

Anda mungkin juga menyukai