Makalah Kepdas Miftah Irfina
Makalah Kepdas Miftah Irfina
TENTANG
KONSEP DAN PRINSIP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN
LATIHAN
MIFTAH IRFINA
SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN TK 1
POLTEKKES KEMENKES RI PADANG
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga
makalah ini bisa selesai pada waktunya.
Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya serta sumber-sumber dari ebook, sehingga makalah
ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
MIFTAH IRFINA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
Apa saja struktur dan sistem muskuloskeletal dan persarafan yang
mempengaruhi pergerakan ?
Bagaimana mekanisme tubuh dalam fisiologi peregerakan ?
Apa itu mobilisasi dan immobilisasi serta efeknya terhadap tubuh ?
Bagaimanakah respon fisiologis dan psikologis klien terhadap imobilisasi?
Apa saja prinsip-prinsip mekanika tubuh?
C. TUJUAN
Untuk mengetahui struktur dan sistem muskuloskeletal dan persarafan
yang mempengaruhi pergerakan
Untuk mempelajari mekanisme tubuh dalam fisiologi peregerakan
Untuk mengetahui mobilisasi dan immobilisasi serta efeknya terhadap
tubuh
Untuk mengetahui respon fisiologis dan psikologis klien terhadap
imobilisasi
Untuk mempelajari prinsip-prinsip mekanika tubuh
BAB II
PEMBAHASAN
A. STRUKTUR SISTEM MUSKULOSKELETAL DAN PERSARAFAN YANG
MEMPENGARUHI PEREGERAKAN
1. Pengertian Muskuloskeletal
Sistem muskuloskeletal adalah suatu sistem yang terdiri dari tulang, otot,
kartilago, ligamen, tendon, fascia, bursae, dan persendian (Depkes, 1995: 3). Sistem
muskuloskeletal juga disebut sebagai penunjang bentuk tubuh dan mengatur
pergerakan. Muskulokeletal terdiri dari dua asal kata, yaitu Muscle dan Skeletal.
Muscle artinya otot, yaitu jaringan tubuh yang befungsi mengubah energi kimia
menjadi kerja mekanik sebagai respons tubuh terhadap perubahan lingkungan.
Sedangkan Sceletal artinya rangka, Yaitu bagian tubuh yang terdiri dari tulang, sendi,
serta tulang rawan sebgai tempat menempelnya otot dan memungkinkan tubuh untuk
mempertahankan sikap dan posisi.
2. Sistem Muskuloskeletal
a). Kerangka Tubuh
b). Sendi
Sendi Pelana, yaitu seperti pelana, dan berporos dua. Contohnya ibu jari dan
pergelangan tangan.
3. Sistem Persarafan
1. Sistem saraf pusat (SSP), terdiri dari otak dan medulla spinalis yang
dilindungitulang kranium dan kanal vertebral.
2.Sistem saraf perifer, meliputi seluruh jaringan saraf lain dalam tubuh.
Sistem initerdiri dari saraf cranial dan saraf spinal yang menghubungkan
otak dan medullaspinalis dengan reseptor dan efektor.
Secara fungsional sistem saraf perifer terbagi menjadi sistem aferen dan sistem
aferen, yaitu :
Sebagai alat pengatur dan pengendali alat-alat tubuh, maka sistem saraf
mempunyai 3 fungsi utama yaitu :
a. Kontraksibilitas yaitu kemampuan otot untuk memendek dan lebih pendek dari
ukuran semula, hal ini teriadi jika otot sedang melakukan kegiatan.
b. Ektensibilitas, yaitu kemampuan otot untuk memanjang dan lebih panjang dari
ukuran semula.
Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun, ada pula gerak yang terjadi
tanpa disadari yaitu gerak refleks.Untuk terjadi gerak refleks, maka dibutuhkan
struktur sebagai berikut : organ sensorik (yang menerima impuls), serabut saraf
sensorik (yang menghantarkan impuls), sumsum tulang belakang (serabut-serabut
saraf penghubung menghantarkan impuls), sel saraf motorik (menerima dan
mengalihkan impuls), dan organ motorik (yang melaksanakan gerakan). Gerak refleks
merupakan bagian dari mekanika pertahanan tubuh yang terjadi jauh lebih cepat dari
gerak sadar, misalnya menutup mata pada saat terkena debu, menarik kembali tangan
dari benda panas menyakitkan yang tersentuh tanpa sengaja. Gerak refleks dapat
dihambat oleh kemauan sadar ; misalnya, bukan saja tidak menarik tangan dari benda
panas, bahkan dengan sengaja menyentuh permukaan panas. (Evelyn Pearce, 2009 :
292)
Mekanisme gerak refleks merupakan suatu gerakan yang terjadi secara tiba-
tiba diluar kesadaran kita. Refleks fleksor, penarikan kembali tangan secara refleks
dari rangsangan yang berbahaya merupakan suatu reaksi perlindungan. Refleks
ekstensor (polisinaps) rangsangan dari reseptor perifer yang mulai dari refleksi pada
anggota badan dan juga berkaitan dengan ekstensi anggota badan. Gerakan refleks
merupakan bagian dari mekanisme pertahanan tubuh dan terjadi jauh lebih cepat dari
gerak sadar misalnya menutup mata pada saat terkena debu
A. Komponen-komponen yang dilalui refleks :
1. Reseptor rangsangan sensorik yang peka terhadap suatu rangsangan misalnya
kulit
2. Neuron aferen (sensoris) yang dapat menghantarkan impuls menuju kesusunan
saraf pusat (medula spinalis-batang otak)
3. Pusat saraf (pusat sinaps) tempat integrasi masuknya sensorik dan dianalisis
kembali ke neuron eferen
4. Neuron eferen (motorik) menghantarkan impuls ke perifer
5. Alat efektor merupakan tempat terjadinya reaksi yang diwakili oleh suatu serat
otot atau kelenjar.
Orang coba berbaring telentang dengan kedua lengan terletak lurus di samping badan.
Goreslah kulit daerah abdomen dari lateral kearah umbilicus. Respon yang terjadi
berupa kontraksi otot dinding perut.
b. Refleks kornea
Sediakanlah kapas yang digulung menjadi bentuk silinder halus. Orang coba
menggerakkan bola mata ke lateral yaitu dengan melihat ke salah satu sisi tanpa
menggerakkan kepala. Sentuhlah dengan hati-hati sisi kontralateral kornea dengan
kapas.Respon berupa kedipan mata secara cepat.
c. Refleks cahaya
Cahaya senter dijatuhkan pada pupil salah satu mata orang coba.Respons berupa
konstriksi pupil holoateral dan kontralateral. Ulangi percobaan pada mata lain.
Lengan bawah orang coba setengah difleksikan pada sendi siku dan tangan sedikit
dipronasikan.Ketuklah periosteum pada ujung distal os radii.Respons berupa fleksi
lengan bawah pada siku dan supinasi tangan.
Orang coba duduk pada tempat yang agak tinggi sehingga kedua tungkai akan
tergantung bebas atau orang coba berbaring terlentang dengan fleksi tungkai
pada sendi lutut. Ketuklah tendo patella dengan Hammer sehingga terjadi
ekstensi tungkai disertai kontraksi otot kuadrisips.
3) Refleks biseps
Lengan orang coba setengah difleksikan pada sendi siku. Ketuklah pada tendo
otot biseps yang akan menyebabkan fleksi lengan pada siku dan tampak
kontraksi otot biseps.
4) Refleks triseps
Lengan bawah difleksikan pada sendi siku dan sedikit dipronasikan. Ketuklah
pada tendo otot triseps 5 cm di atas siku akan menyebabkan ekstensi lengan
dan kontraksi otot triseps.
5) Withdrawl Reflex
Refleks fisiologis
5. Pada percobaan refleks perost ulnaris terjadi supunasi dan ini menandakan
bahwa tangan orang tersebut normal.
2.Tujuan Mobilisasi :
Jenis Mobilisasi
Jenis Imobilisasi
a). Imobilisasi Fisik, merupakan pembatasan untuk bergerak secara fisik dengan
tujuan mencegah terjadinya gangguan komplikasi pergerakan..
b). Imobilisasi Intelektual, merupakan keadaan ketika seseorang mengalami
keterbatasan daya pikir, seperti pada pasien yang mengalami kerusakan otak
akibat suatu penyakit.
Perubahan metabolisme
Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
Gangguan fungsi gastriointestinal
Perubahan sistem pernapasan
Perubahan kardiovaskuler
Perubahan sistem muskoluskeletal
Perubahan sistem integumen
Perubahan eliminasi
Perubahan perilaku
D. Respon fisiologis dan psikologis klien terhadap immobilisasi
Dampak Immobilisasi Bagi Fisik
a. Perubahan Metabolisme, dapat mengakibatkan proses anabolisme
menurun dan katabolisme meningkat.
b. Ketidakseimbangan Cairan Dan Elektrolit
c. Gangguan pengubahan zat gizi
d. Gangguan Fungsi Gastrointestinal, Immobilisasi dapat menurunkan hasil
makanan yang dicerna, sehingga penurunan jumlah masukan yang cukup
dapat menyebabkan keluhan.
e. Perubahan Sistem Pernafasan
f. Perubahan Kardiovaskuler, antara lain dapat berupa hipotensi ortostatik,
meningkatnya kerja jantung, dan terjadinya pembentukan trombus.
g. Perubahan Sistem Muskuloskeletal.
Gangguan Muskular : Menurunnya massa otot sebagai dampak
immobilisasi dapat menyebabkan turunnya kekuatan otot secara langsung,
Gangguan Skeletal : Akan mudah terjadi kontraktur sendi dan
osteoporosis.
h. Perubahan Sistem Integumen
i. Perubahan Eliminasi, Kurangnya asupan dan penurunan curah jantung
sehingga aliran darah renal dan urine berkurang.
j. Terjadi Vertigo, Karena seseorang terlalu lama berbaring, sehingga aliran
darah ke otak berkurang dan menyebabkan pusing tujuh keliling, serta
mempengaruhi nervus vestibularis.
Dampak Imobilisasi Bagi Psikologis
Berbagai masalah baik fisik maupun psikologis dapat terjadi akibat keadaan
immobilisasi. Masalah psikologis yang dapat terjadi antara lain: pasien
mengalami penurunan motivasi belajar, yang mana mereka sering tidak
memahami pendidikan kesehatan yang diberikan maupun sulit menerima
anjuran- anjuran.
Pada keadaan tersebut pasien harus dimotivasi untuk minum cukup banyak
cairan.
b) Sembelit
Mengkonsumsi makanan tinggi serat seperti sayur dan buah, serta minum
cukup dapat membantu mencegah atau paling tidak mengurangi kemungkinan
timbulnya masalah sembelit akibat immobilisasi.
c) Infeksi Paru
Perubahan posisi dan tepuk-tepuk dada atau punggung secara teratur dapat
membantu memindahkan sputum tersebut sehingga mudah dikeluarkan.
e) Luka Tekan
A. KESIMPULAN
aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia
memerlukannya untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Kemampuan
seseorang untuk melakukan suatu aktivitas seperti berdiri, berjalan dan bekerja
merupakan salah satu dari tanda kesehatan individu tersebut dimana
kemampuan aktivitas seseorang tidak terlepas dari keadekuatan sistem
persarafan dan muskuloskeletal. Sedangkan latihan merupakan suatu gerakan
tubuh secara aktif yang dibutuhkkan untuk menjaga kinerja otot dan
mempertahankan postur tubuh.
Kebutuhan aktivitas dan latihan mempelajari antara lain,
Struktur dan sistem muskuloskeletal dan persarafan yang mempengaruhi
pergerakan
Mekanisme tubuh dalam fisiologi peregerakan
Mobilisasi dan immobilisasi serta efeknya terhadap tubuh
Respon fisiologis dan psikologis klien terhadap imobilisasi
Prinsip-prinsip mekanika tubuh
B. DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/27146320/SISTEM_MUSKULOSKELETAL
https://ekosistem.co.id/muskuloskeletal/#!
https://www.academia.edu/38310312/MAKALAH_ANATOMI_FISIOLOGI_SISTE
M_SYARAF.docx
http://dianhusadashindy.blogspot.com/2014/04/mekanisme-tubuh-dalam-
fisiologi.html
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/55322/Chapter%20I.pdf;jsessi
onid=AA4
https://sendhysaputro90.wordpress.com/2009/12/30/immobilisasi-bagi-fisik-dan-
psikologi/
https://pdfdokumen.com/download/prinsip-pemenuhan-kebutuhan-mekanika-
tubuh_59c2c2211723dd79ca3538e9_pdf