(RPP)
Nama Sekolah : SMA NEGERI 4 PALANGKA RAYA
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas / Semester : XI / I
Jumlah Pertemuan :1
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit
Materi Pokok : senyawa Hidrokarbon
A. Kompetensi Inti
KI 2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja
sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta menempatkan diri.
KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
3.1 Menganalisis struktur dan sifat 3.1.1 Menjelaskan kekhasan atom karbon.
senyawa hidrokarbon berdasarkan 3.1.2 Menjelaskan jenis atom C primer, Sekunder,
pemahaman kekhasan atom karbon Tertier, dan Kuartener
dan penggolongan senyawanya. 3.1.3 Menjelaskan cara memberi nama senyawa
alkana, alkena, dan alkuna sesuai dengan
aturan IUPAC
3.1.4 Menjelaskan sifat-sifat alkana, alkena dan
alkuna
3.1.5 Menjelaskan jenis isomer
3.1.6 Menjelaskan reaksi senyawa hidrokarbon
4.1 Membuat model visual berbagai 4.1.1 Menerangkan struktur molekul hidrokarbon
struktur molekul hidrokarbon yang yang memiliki rumus molekul yang sama
memiliki rumus molekul yang sama
C. Tujuan Pembelajaran
Aspek Kognitif
1. Siswa dapat Menjelaskan kekhasan atom karbon.
2. Siswa dapat Menjelaskan jenis atom C primer, Sekunder, Tertier, dan Kuartener
3. Siswa dapat Menjelaskan cara memberi nama senyawa alkana, alkena, dan alkuna
sesuai dengan aturan IUPAC
4. Siswa dapat Menjelaskan sifat-sifat alkana, alkena dan alkuna
5. Siswa dapat menjelaskan jenis isomer
6. Siswa dapat menjelaskan reaksi senyawa hidrokarbon
7. Siswa dapat menerangkan struktur struktur molekul hidrokarbon yang memiliki
rumus molekul yang sama
Aspek Afektif
1. Siswa dapat menunjukan sikap jujur dalam menjawab dan mengumpulkan hasil LKS
(tugas) maupun saat penilaian harian.
2. Siswa dapat menunjukan sikap teliti selama proses pembelajaran berlangsung.
3. Siswa dapat menunjukan sikap tanggung jawab selama proses pembelajaran
berlangsung.
4. Melalui pengamatan siswa menumbuhkan rasa ingin tahu terhadap materi senyawa
hidrokarbon
5. Melalui pembelajaran siswa dapat ulet dalam mencari sumber pengetahuan yang
mendukung penyelesaian masalah
6. Melalui pembelajaran siswa dapat berkerja sama dalam diskusi kelompok
7. Melalui pembelajaran siswa dapat peduli lingkungan serta hemat dalam
memanfaatkan sumber daya alam
8. Melalui diskusi siswa dapat aktif dan bijaksana
Aspek Psikomotor
1. Setelah berdiskusi siswa mampu menjelaskan senyawa hidrokarbon
2. Setelah berdiskusi siswa mampu mempresentasikan hasil diskusi dalam lembar kerja
siswa dengan memberikan usulan tentang pemecahan masalahnya.
D. Materi Pelajaran
Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa yang tersusun oleh atom-atom karbon (C) dan
hidrogen (H) disebut hidrokarbon senyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang
sederhana dan senyawa hidrokarbon yang paling sederhana adalah metena. Metana
mempunyai rumus kimia CH4. Berdasarkan kejenuhan ikatannya, senyawa hidrokarbon
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu : Alkena, Alkena, dan Alkuna
2. Empat ikatan tangan yang dimiliki atom karbon dapat membentuk rantai dengan
berbagai bentuk dan kemungkinan. Setiap kemungkinan menghasilkan satu jenis
senyawa. Semakin banyak kemungkinan, semakin banyak jenis senyawa yang bisa
dibentuk oleh atom karbon.
Beberapa kemungkinan rantai karbon yang dibentuk dapat dikelompokan berdasarkan:
Jumlah ikatan
1. Ikatan tunggal, yaitu ikatan antara atom-atom karbon dengan satu tangan ikatan
(sepasang elektron ikatan).
2. Ikatan rangkap dua, yaitu terdapat ikatan antara atom - atom karbon dengan dua
tangan ikatan (dua pasang elektron ikatan).
3. Ikatan rangkap tiga (ganda tiga), yaitu ikatan antara atom - atom karbon dengan tiga
tangan ikatan (tiga pasang elektron ikatan).
Bentuk rantai
1. Rantai terbuka (alifatis), yaitu rantai yang antar ujung-ujung atom karbonnya tidak
saling berhubungan. Rantai jenis ini ada yang bercabang dan ada yang tidak
bercabang.
2. Rantai tertutup (siklis), yaitu rantai yang terdapat pertemuan antara ujung–ujung
rantai karbonnya. Terdapat dua macam rantai siklis, yaitu rantai siklis dan aromatis.
Berdasarkan jumlah atom karbon lain yang diikat, terdapat empat jenis atom C
dalam rantai karbon, yaitu:
1. Atom karbon primer
2. Atom karbon sekunder
3. Atom karbon tersier
4. Atom karbon kuartener
Coba perhatikan gambar berikut:
Atom C1 hanya mengikat 1 atom C lainnya, atom C1 disebut atom karbon primer. Atom
C2 mengikat 2 atom C lainnya, atom C2 disebut atom karbon sekunder. Atom C3 mengikat 3
atom C lainnya, atom C3 disebut atom karbon tersier, Atom C4 mengikat 4 atom C lainnya,
atom C4 disebut atom karbon kuartener.
Atom karbon primer, yaitu rantai karbon yang hanya mengikat secara langsung satu
atom karbon yang lain.
Atom karbon sekunder, yaitu atom karbon yang mengikat secara langsung dua atom
karbon yang lain.
Atom karbon tersier, yaitu atom karbon yang mengikat secara langsung tiga atom
karbon yang lain.
Atom karbon kuartener, yaitu atom karbon yang mengikat secara langsung empat
atom karbon yang lain.
Ciri-ciri umum
Karena struktur molekulnya berbeda, maka rumus empiris antara hidrokarbon
pun juga berbeda: jumlah hidrokarbon yang diikat pada alkena dan alkuna pasti lebih
sedikit karena atom karbonnya berikatan rangkap.Kemampuan hidrokarbon untuk
berikatan dengan dirinya sendiri disebut dengan katenasi, dan menyebabkan
hidrokarbon bisa membentuk senyawa-senyawa yang lebih kompleks,
seperti sikloheksana atau arena seperti benzena. Kemampuan ini didapat karena
karakteristik ikatan diantara atom karbon bersifat non-polar.Sesuai dengan teori ikatan
valensi, atom karbon harus memenuhi aturan “4-hidrogen” yang menyatakan jumlah
atom maksimum yang dapat berikatan dengan karbon, karena karbon mempunyai 4
elektron valensi. Dilihat dari elektron valensi ini, maka karbon mempunyai 4 elektron
yang bisa membentuk ikatan kovalen atau ikatan dativ.Hidrokarbon
bersifat hidrofobik dan termasuk dalam lipid.Beberapa hidrokarbon tersedia
melimpah di tata surya. Danau berisi metana dan etana cair telah ditemukan
pada Titan, satelit alam terbesar Saturnus, seperti dinyatakan oleh Misi Cassini-
Huygens.
Klasifikasi struktur
Hidorkarbon tersaturasi dapat berupa:
lurus (rumus umum CnH2n + 2), kerangka karbon membentuk rantai lurus tanpa ada
cabang
bercabang (rumus umum CnH2n + 2, n > 3), kerangka karbon utamanya mempunyai
cabang-cabang
siklik (rumus umum CnH2n, n > 2), ujung-ujung kerangka karbonnya bertemu
sehingga membentuk suatu siklus.
Menurut definisi dari IUPAC, 2 golongan pertama di atas dinamakan alkana, sedangkan
golongan yang ketiga disebut dengan sikloalkana. Hidrokarbon tersaturasi juga dapat
membentuk gabungan ketiga macam rantai diatas, misalnya linear dengan siklik membentuk
polisiklik. Senyawa seperti ini masih disebut dengan alkana (walaupun tidak mempunyai
rumus umum), sepanjang tetap berupa asiklik (tidak seperti siklus)
Pada alkena yang lebih tinggi, dimana terdapat isomer yang letaknya berbeda dengan
letak ikatan rangkap, maka sistem penomoran berikut ini dipakai:
1. Penomoran rantai karbon terpanjang dilihat dari ujung yang terdekat dengan ikatan
rangkap, sehingga atom karbon pada ikatan rangkap tersebut mempunyai nomor
sekecil mungkin.
2. Ketahui letak ikatan rangkap dengan letak karbon rangkap pertamanya.
3. Penamaan rantai alkena itu mirip dengan alkana.
4. Beri nomor pada atom karbon, ketahui letak lokasi dan nama gugusnya, ketahui letak
ikatan rangkap, lalu terakhir namai rantai utamanya.
Berbagai contoh penamaan isomer 1-heksena. Gambar kiri: 1-heksena, gambar tengah: 4-
metil-1-heksena, gambar kanan: 4-etil-2-metil-1-heksena.
Penggunaan
Hidrokarbon adalah salah satu sumber energi paling penting di bumi. Penggunaan
yang utama adalah sebagai sumber bahan bakar. Dalam bentuk padat, hidrokarbon
adalah salah satu komposisi pembentuk aspal.[6]
Hidrokarbon dulu juga pernah digunakan untuk pembuatan klorofluorokarbon, zat
yang digunakan sebagai propelan pada semprotan nyamuk. Saat ini klorofluorokarbon
tidak lagi digunakan karena memiliki efek buruk terhadap lapisan ozon.
Metana dan etana berbentuk gas dalam suhu ruangan dan tidak mudah dicairkan
dengan tekanan begitu saja. Propana lebih mudah untuk dicairkan, dan biasanya dijual
di tabung-tabung dalam bentuk cair. Butana sangat mudah dicairkan, sehingga lebih
aman dan sering digunakan untuk pemantik rokok. Pentana berbentuk cairan bening
pada suhu ruangan, biasanya digunakan di industri
sebagai pelarut wax dan gemuk. Heksana biasanya juga digunakan sebagai pelarut
kimia dan termasuk dalam komposisi bensin.
Heksana, heptana, oktana, nonana, dekana, termasuk dengan alkena dan beberapa
sikloalkana merupakan komponen penting pada bensin, nafta, bahan bakar jet, dan
pelarut industri. Dengan bertambahnya atom karbon, maka hidrokarbon yang
berbentuk linear akan memiliki sifat viskositas dan titik didih lebih tinggi, dengan
warna lebih gelap
1. Pengertian Alkana
Alkana adalah senyawa hidrokarbon yang memiliki ikatan rantai karbon tunggal. Rumus
umum alkana yaitu CnH2n+2. Dari metana ke etana memiliki perbedaan –CH2–, begitu
seterusnya. Deret senyawa karbon dengan gugus fungsi sama dengan selisih sama yakni –
CH2– disebut deret homolog.
Alkana atau parafin adalah senyawa kimia hidrokarbon jenuh asiklis. Alkana juga
termasuk senyawa alifatik atau dengan kata lain, Alkana adalah sebuah rantai karbon panjang
dengan ikatan tunggal.
Alkana
Senyawa alkana merupakan rantai karbon yang paling sederhana. Alkana merupakan
senyawa hidrokarbon jenuh karena memiliki ikatan tunggal. Rumus umum alkana CnH2n+2.
Senyawa paling sederhana dari alkana yaitu metana. Metana hanya memiliki satu atom
karbon yang mengikat empat atom H. Tabel berikut menyajikan data sepuluh alkana rantai
lurus pertama.
Jumlah Karbon Struktur Nama
1 CH4 Metana
Berdasarkan tabel di depan dapat dilihat bahwa perbedaan kesepuluh senyawa di atas
terletak pada jumlah gugus metilena (–CH2–). Senyawa dengan kondisi demikian disebut
homolog. Susunan senyawa yang dibuat sedemikian rupa sehingga perbedaan dengan
tetangga dekatnya hanya pada jumlah metilena disebut deret homolog.
a. Tata nama alkana
Penamaan alkana mengikuti sistem IUPAC, yaitu sistem tata nama yang didasarkan pada
gagasan bahwa struktur sebuah senyawa organik dapat digunakan untuk menurunkan
namanya dan sebaliknya, bahwa suatu struktur yang unik dapat digambar untuk tiap nama.
Dasar sistem IUPAC yaitu alkana rantai lurus.
1) Alkana rantai lurus (tidak bercabang)
Alkana rantai lurus diberi nama sesuai dengan jumlah atom karbonnya sebagaimana
tercantum dalam tabel di atas. Terkadang ditambahkan normal (n) di depan nama alkana.
Contoh:
CH3 – CH2 – CH2 – CH3 n–butana/butana
CH3 – CH2 – CH3 n–propana/propana
2) Alkana siklis (rantai tertutup)
Alkana rantai siklis (tertutup) diberi nama menurut banyaknya atom karbon dalam cincin,
dengan penambahan awalan siklo-.
Contoh:
H2C – CH2
| | siklobutana
H2C – CH2
3) Alkana bercabang (memiliki rantai samping)
Senyawa alkana terkadang berikatan dengan unsur lain pada salah satu atau beberapa atom
karbonnya. Unsur lain dalam rantai alkana tersebut biasa dinamakan substituen. Jenis
substituen alkana yang sering dijumpai yaitu gugus alkil. Gugus alkil adalah alkana yang
kehilangan 1 atom H. Penamaannya sama dengan alkana, hanya akhirannya diubah menjadi -
il. Rumus umumnya CnH2n+1. Tabel berikut menyajikan deret gugus alkil
Gugus Alkil
Jumlah Karbon Struktur Rumus Molekul Nama
Penamaan alkana mengikuti sistem IUPAC, yaitu sistem tata nama yang didasarkan pada
gagasan bahwa struktur suatu senyawa organik dapat digunakan untuk menurunkan namanya
dan sebaliknya, bahwa suatu struktur yang unik dapat digambar untuk tiap nama.
Dasar sistem IUPAC yaitu alkana rantai lurus.:
b. Sifat-Sifat Senyawa Alkana
Adapun sifat senyawa alkana yaitu:
1. Pada suhu kamar C1-C4 berwujud gas, C5-C17 berwujud cair dan di atas 17 berwujud
padat
2. Semakin bertambah jumlah atom C maka Mr ikut bertambah akibatnya titik didih dan
titik leleh semakin tinggi. Alkana rantai lurus memiliki titik didih lebih tinggi
dibanding alkana rantai bercabang dengan jumlah atom C sama. Semakin banyak
cabang, titik didih makin rendah.
3. Alkana mudah larut dalam pelarut organik namun sukar latur dalam air
Jumlah Rumus
Struktur Nama
Karbon Molekul
3. Alkuna
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, alkuna merupakan jenis senyawa
hidrokarbon tak jenuh yang memiliki ikatan rangkap tiga. Rumus umum alkuna adalah
CnH2n-n dengan n > 1.
Misalnya:
Jika n = 2, maka C2H2 merupakan suku pertama alkuna.
Jika n = 3, maka C3H4 merupakan suku kedua alkuna.
Jika n = 4, maka C4H6 merupakan suku ketiga alkuna, dan seterusnya.
Contoh:
3. Rantai bercabang
IUPAC : posisi cabang + nama cabang + posisi rangkap + nama rantai induk
Aturan penamaan:
1. Tentukan rantai utamanya. Rantai utama ini merupakan rantai karbon terpanjang yang
mengandung ikatan rangkap tiga. Contoh:
2. Beri nomor pada setiap atom C yang berada pada rantai utama. Ingat! Penomoran dimulai
dari ujung rantai yang paling dekat dengan ikatan rangkap tiga. Contoh:
3. Jika terdapat lebih dari satu cabang yang sama, maka dalam penulisannya diawali dengan
di- (untuk 2 cabang yang sama), tri- (untuk 3 cabang yang sama), tetra- (untuk 4 cabang yang
sama), dan seterusnya. Contoh:
Terdapat dua cabang sejenis pada atom C bernomor 4, sehingga nama alkuna tersebut
adalah 4,4 - dimetil - 2 - nonuna.
4. Jika terdapat lebih dari satu cabang yang berbeda, maka dalam penulisannya harus disusun
berdasarkan urutan abjad huruf pertama dari nama cabang tersebut. Note! Awalan di-, tri-,
tetra-, dan sebagainya tidak diperhatikan dalam penentuan urutan abjad. Contoh:
Karena etil diawali dengan huruf "e" dan metil diawali dengan huruf "m", maka dalam
penulisannya kita awali dengan etil terlebih dahulu, kemudian diikuti dengan metil, lalu nama
rantai induknya, sehingga nama alkuna tersebut adalah 6 - etil - 4,4 - dimetil - 2 - nonuna.
Perhatikan kalau awalan di- pada metil tidak mempengaruhi penentuan urutan abjad ya,
Squad.
b. Sifat alkuna dibedakan menjadi dua berdasarkan sifat fisik dan sifat kimia, di
antaranya:
1. Sifat fisik
a. Merupakan senyawa nonpolar. Akibatnya, alkuna tidak mudah larut dalam air.
b. Pada suhu kamar:
Alkuna dengan C2 - C4 berwujud gas.
Alkuna dengan C5 - C15 berwujud cair.
Alkuna dengan C16 dan seterusnya berwujud padat.
c. Pada alkuna rantai lurus, semakin panjang rantai C nya, maka akan semakin tinggi
titik didihnya.
d. Pada alkuna rantai bercabang, semakin banyak cabangnya, maka akan semakin rendah
titik didihnya.
3. Reaksi adisi
Reaksi adisi adalah reaksi penjenuhan atau pemutusan ikatan rangkap oleh hidrogen
(H2), halogen (X2), atau asam halida (HX). Reaksi adisi pada alkuna membutuhkan
pereaksi dengan jumlah dua kali lipat dari alkena.
Sekarang, coba kita perhatikan beberapa contoh reaksi adisi pada alkuna di bawah ini.
b. Manfaat alkuna
Alkuna dapat digunakan sebagai bahan baku pembuat bahan-bahan sintetis, seperti plastik.
Salah satu jenis alkuna yang paling sederhana, yaitu etuna atau lebih dikenal
dengan asetilen banyak digunakan sebagai bahan bakar untuk proses pengelasan,
pemotongan besi dan logam, serta membantu mempercepat pematangan
Pengertian Isomer
Senyawa dimetil eter dan senyawa etanol, keduanya memiliki rumus kimia yang sama
yaitu C2H6O. Namun, keduanya memiliki sifat-sifat yang cukup berbeda. Titik didih etanol
adalah 78°C, sedangkan dimetil eter hanya −24°C. Etanol dapat bereaksi dengan logam
reaktif seperti Na menghasilkan gas H2, sedangkan dimetil eter tidak dapat bereaksi. Kedua
senyawa ini disebut isomer.
Isomer Struktur
Keisomeran struktur terjadi akibat perbedaan susunan ikatan antar atom-atom ataupun gugus-
gugus fungsi dalam suatu molekul. Keisomeran struktur dapat dibedakan menjadi:
1. Isomer Kerangka
Senyawa-senyawa yang merupakan isomer kerangka mempunyai rumus molekul dan
gugus fungsi yang sama, namun kerangka (rantai karbon utama) berbeda. Contohnya, butana
dengan rantai utama C4 dan 2-metilpropana dengan rantai utama C3.
2. isomer Posisi
Senyawa-senyawa yang merupakan isomer posisi mempunyai rumus molekul dan
gugus fungsi yang sama, namun posisi gugus pada kerangka berbeda. Contohnya, 1-butena
dengan 2-butena berbeda posisi ikatan rangkap C=C; dan 1-butanol dengan 2-butanol
berbeda posisi gugus hidroksil (–OH).
3. Isomer Gugus Fungsi
Keisomeran gugus fungsi terdapat pada senyawa-senyawa dengan rumus molekul
sama, namun berbeda gugus fungsi. Beberapa pasangan deret homolog yang berisomer gugus
fungsi, yaitu:
- alkanol (alkohol) dengan alkoksialkana (eter) – rumus umum: CnH2n+2O
2. Isomer Optis
Keisomeran optis terjadi jika senyawa memiliki suatu atom asimetris. Pada senyawa
karbon, keisomeran optis terjadi pada senyawa yang mempunyai atom karbon asimetris, yaitu
atom karbon yang terikat pada 4 atom atau gugus atom yang berbeda. Jika dua gugus pada
atom asimetris tersebut ditukarkan posisinya, maka akan terbentuk dua molekul berbeda yang
merupakan bayangan cermin dari satu sama lainnya. Kedua molekul ini tidak dapat saling
ditindihkan satu sama lain (non-superimposable). Sifat tidak saling tumpang tindih seperti
tangan kiri di atas tangan kanan dan sebaliknya disebut sebagai kiral.
Sebagai contoh, 2-butanol memiliki satu atom karbon kiral yaitu atom karbon nomor 2
seperti terlihat pada gambar berikut. Atom karbon tersebut berikatan dengan empat gugus
berbeda, antara lain –C2H5, –H, –OH, dan –CH3.
isomer-isomer optis tidak dapat dibedakan berdasarkan sifat-sifat fisis seperti titik
didih dan titik leleh, sebagaimana isomer-isomer jenis lainnya yang telah dijelaskan
sebelumnya. Satu-satunya sifat fisis yang dapat membedakan isomer optis adalah sifat optis,
yaitu kemampuan untuk memutar (merotasikan) bidang cahaya terpolarisasi. Senyawa yang
dapat memutar polarisasi cahaya disebut bersifat optis aktif.
Menurut aturan Le Bel–van’t Hoff, jumlah maksimum isomer optis dari senyawa
karbon yang tidak memiliki bidang simetri internal adalah sebanyak 2n, di mana n adalah
jumlah atom karbon kiral. Jadi, senyawa yang mempunyai 3 atom karbon kiral akan memiliki
sebanyak-banyaknya 23 = 8 isomer optis.
Pasangan isomer optis yang merupakan bayangan cermin satu dengan yang lainnya
disebut pasangan enansiomer. Isomer-isomer optis yang bukan bayangan cermin satu sama
lain (bukan enansiomer) disebut diastereoisomer (diastereomer). Pada senyawa dengan satu
atom karbon kiral, maka akan terdapat 2 isomer optis menurut aturan Le Bel–van’t Hoff.
Kedua isomer optis ini merupakan pasangan enansiomer. Namun, pada senyawa dengan lebih
dari satu atom karbon kiral, dari sejumlah isomer optis akan terdapat pasangan enansiomer
dan juga diastereomer. Hal ini terjadi karena adanya kemungkinan perbedaan konfigurasi
absolut R/S masing-masing atom karbon kiral sehingga membentuk isomer yang bukan
bayangan cerminnya (diastereomer).
Sebagai contoh, senyawa 2,3,4-trihidroksibutanal memiliki dua atom karbon kiral,
yaitu atom C nomor 2 dan C nomor 3. Oleh karena itu, menurut aturan Le Bel–van’t Hoff,
senyawa ini memiliki 22 = 4 isomer optis seperti terlihat pada gambar berikut. Dari keempat
isomer tersebut, terdapat dua pasangan enansiomer yaitu pasangan (i) dengan (ii) dan
pasangan (iii) dengan (iv). Masing-masing dari pasangan enansiomer satu dengan pasangan
enansiomer lainnya merupakan stereoisomer bukan enansiomer, yang disebut juga dengan
diastereomer. Masing-masing isomer optis ini tidak bisa mengalami interkonversi menjadi
isomer lainnya dengan konfigurasi berbeda tanpa melalui pemutusan ikatan.
E. Strategi Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Model : Pembelajaran Discovery Learning
Metode : Ceramah, diskusi dan Penugasaan
Media Dan Sumber Pembelajaran
Media : whiteboard, spidol, laptop dan LKS
Sumber : Watoni, A. Haris. 2017. Excellent Kimia. Bandung. Penerbit Yrama Widya
Menarik Kesimpulan
(Generalization)
1. Siswa bersama-sama
Kegiatan 1. Guru meminta siswa untuk
dengan guru
Penutup membuat kesimpulan
menyimpulkan
bersama-sama mengenai
pembelajaarn.
pembelajaran yang sudah
dilalui
1. Guru memberikan penguatan 1. Siswa memperhatikan
materi penguatan materi
yang diberikan oleh
guru. 65
2. Guru memberikan 2. Siswa bertanya
kesempatan kepada siswa mengenai materi yang
untuk bertanya mengenai kurang dipahami
materi yang kurang
dipahami.
3. Guru membagikan soal 3. Siswa secara individu
evaluasi tentang materi yang mengerjakan soal
telah diajarkan evaluasi yang
diberikan guru
4. Guru menyampaikan tentang 4. Siswa memperhatikan
yang akan dipelajari minggu yang disampaikan
depan guru
5. Guru menutup pebelajaran 5. Siswa mengucapkan
dengan mengucapkan salam. salam.
G. Teknik Penilaian
Teknik Penilaian dilakukan menggunakan teknik penilaian autentik yang meliputi
penilain pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
1. Penilaian pengetahuan
a. Teknik penilaian : Tes individu
b. Bentuk Instrumen : Pilihan Ganda
2. Penilaian Sikap
Penilaian sikap dilakukan dengan observasi sikap, Rubrik observasi sebagai
berikut :
Aspek Perilaku Yang Dinilai
Rasa Peduli KET
NO Nama Siswa Bekerja SKOR
ingin Disiplin Lingkungan
sama
tahu
1
10
11
12
13
14
15
16
17
19
Dst.
Keterangan :
Kolom aspek perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut :
4 = Sangat Baik (SB)
3 = Baik (B)
2 = Cukup (C)
1 = Kurang (K)
a. Instrumen : Lembar Penilaian Sikap (Lampiran 3)
b. Petunjuk Perhitungan Skor (Lampiran 4)
3. Penilaian Keterampilan
a. Teknik penilaian : Kegiatan
b. Instrumen : Lembar Penilaian Keterampilan (Lampiran 5)
c. Penilaian keterampilan dilakukan dengan observasi keterampilan sebagai berikut
Bubuhkan tanda √ pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan
SIKAP
Menerapkan Konsep/prinsip
NO. NAMA SISWA
dan strategi pemecahan masalah
KB B SB
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Dst.
Keterangan :
Mengetahui,
Kepala Sekolah
SMA NEGERI 4 PALANGKA RAYA