Anda di halaman 1dari 10

Page:of 7

Automatic Zoom

UPPKS
Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera
UPPKS (Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga
Sejahtera) adalah kegiatan usaha
ekonomi produktif keluarga, terutama kaum ibu dalam
rangka meningkatkan
meningkatkan derajat kesejahteraan keluarga.
Cikal bakal UPPKS dimulai sejak 1976 melalui program
"Community Incentive Project"
(CIP). Program ini
selanjutnya dikembangkan tahun 1979 melalui pendekatan
kelompok dengan penyediaan modal kerja dari berbagai
sumber dana bagi
kelompok
-
kelompok akseptor KB, dan kelompok ini dikenal dengan
sebutan UPPKA
(Usaha Peingkatan Pendapatan Keluarga Akseptor). Tujua
n umum dibentuknya
kelompok UPPKA adalah mengembangkan potensi peserta
KB untuk memantapkan
diri dan keluarganya agar mampu hidup mandiri dalam rangka
mempercepat proses
pelembagaan dan pembudayaan Norma Keluarga Kecil
Bahagia dan Sejahtera
(NKKBS).
Awal
tahun 1990 sesuai perkembangan program, UPPKA diubah
menjadi UPPKS
(Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera) dengan
cakupan yang lebih luas
yaitu tidak hanya terbatas pada keluarga akseptor KB.
Secara operasional, sejak tahun 2006 kelompok ini dii
ntegrasikan dengan kelompok
UP2K, yaitu kelompok ekonomi produktif keluarga binaan
Tim Penggerak PKK.
Penyatuan ini dimaksudkan untuk lebih mengefektifkan dalam
pembinaan karena
secara umum mempunyai visi dan misi yang sama. Memang
disadari bahwa di
lapang
an masih saja digunakan dua nama yang berbeda ini.
APA TUJUAN UPPKS
Contact: Bidang KS/PK
Phone: (021) 426
-
7473
Fax: (021) 426
-
7473
Jl. A. YANI Kav. 64
By PASS, Cempaka Putih JAKARTA
PUSAT
PENINGKATAN EKONOMI
KELUARGA
Dibentuknya kelompok UPPKS ini bertujuan untuk
mengembangkan usaha produktif
ekonomi keluarga melalui pemberdayaan perempuan dalam
rangka mewujudka
Keluarga Berkualitas.
SASARAN
Sas
aran kelompok UPPKS adalah para keluarga dari Keluarga Pra
-
Sejahtera Plus / KPS
Plus (keluarga kurang mampu) yang mempunyai usaha
atau berminat untuk
melakukan kegiatan ekonomi keluarga.
Para keluarga dari KPS Plus tersebut bersama
-
sama dengan Keluarga Se
jahtera III Plus
(KS III Plus) membentuk kelompok yang terdiri dari 10
sampai 20 anggota, dan
memilih kepengurusan kelompok yang minimal terdiri dari
Ketua, Sekretaris dan
Bendahara. Pentingnya keluarga dari KS III Plus dalam
kelompok ini dimaksudkan
dapat
membimbing para keluarga dari KPS Plus. Biasanya
pembentukan kelompok ini
difasilitasi oleh PPKB
-
RW (Pembantu Pembina KB tingkat RW) selaku kader dan
PKB
(Penyuluh Keluarga Berencana) sebagai pendamping kelompok.
PEMBINA KELOMPOK
Kelompok UPPKS dibina
secara langsung oleh PKB (Penyuluh Keluarga Berencana)
yang dibantu oleh PPKB
-
RW, sedangkan di PKK dikoordinasikan melalui Pokja V Tim
Penggerak PKK. Di beberapa kelurahan telah ada PKB yang
telah menerima pelatihan
dan bertindak sebagai Pendamping Kelompo
k UPPKS.
Dalam menjalankan tugasnya, Pembina Kelompok ini
diantaranya berperan dalam
melakukan berbagai kemitraan dalam usaha diharapkan
dapat usaha peningkatan
kuantitas dan kualitas kelompok UPPKS di Provinsi DKI
Jakarta. Kemitraan yang
diupayakan terse
but meliputi:
Aspek Penyediaan Modal Usaha
Modal menjadi salah satu permasalahan utama bagi
kelompok UPPKS yang ingin
mengembangkan usahanya. Penyediaan modal dari Mitra
Usaha dapat diberikan
sesuai kesepakatan bersama, baik melalui bagi laba maupun
melalui bunga lunak.
Aspek Manajemen dan Keterampilan.
Rendahnya pendidikan para anggota kelompok UPPKS
mengakibatkan rendahnya
kemampuan mereka dalam mengelola kelompok dan
usaha. Bimbingan dan
Pelatihan dari Mitra Usaha sangat dibutuhkan, dan Mitra
Usaha dapat memperoleh
imbalan sesuai dengan kesepakatan. Imbalan ini tidak mesti
dalam bentuk dana,
tetapi bisa dalam bentuk lain misalnya komitmen untuk memasok
kebutuhan bahan
baku atau produk sesuai standar Mitra Usaha, atau
komitmen untuk menggunakan
pola kerja yang diterapkan oleh Mitra Usaha.
Aspek Penggunaan Teknologi
Teknologi yang digunakan oleh UPPKS umumnya
masih sederhana yang
mengakibatkan kualitas produk masih dibawah standar.
Mitra Usaha dapat
memberikan teknologi yang lebih maju dalam pr
oses produksi sehingga pasokan
produk bagi Mitra Usaha dapat sesuai dengan yang diinginkan.
Aspek Promosi dan Pemasaran
Arti promosi sebagai sarana utama dalam peningkatan
jangkauan pemasaran dan
meningkatkan pangsa pasar, belum dipahami secara baik ole
h kelompok UPPKS.
Jangkauan pemasaran produk UPPKS juga masih terbatas dan
memerlukan bantuan
perluasan jangkauan pemasaran, baik melalui pameran,
pasokan ke toko, super
-
market atau tempat
-
tempat strategis lainnya, atau melalui penyediaan counter
-
counter k
husus bagi kelompok UPPKS. Daya tarik bagi kelompok UPPKS
adalah proses
yang tidak terlalu rumit dan fee untuk penyedian tempat usaha
yang relatif rendah.
Namun demikian, pemahaman tentang promosi dan
pemasaran tampaknya harus
ditanamkan terlebih dahulu ke
pada kelompok UPPKS.
POLA KEMITRAAN
Berbagai pola kemitraan yang dapat diterapkan dan
dikembangkan Mitra
Usaha yang ingin bermitra dengan kelompok UPPKS.
Berikut ini berbagai
alternatif Pola Kemitraan yang dapat dilakukan oleh
Mitra Usaha dengan
kelomp
ok UPPKS
Pola Inti Plasma
Pada pola ini Mitra Usaha bertindak sebagai intinya
sedangkan kelompok UPPKS
bertindak sebagai plasmanya. Dalam pola ini Perusahaan
Inti akan melakukan
bimbingan teknis dan menyertakan Kelompok Plasma untuk
menghasilkan produk
yang akan dijual dengan label perusahaan inti.
Perusahaan Inti juga dapat
menyediakan bahan baku bagi Kelompok Plasma.
Pola Sub
-
Kontrak
Pola ini memberikan kesempatan kepada kelompok UPPKS
untuk mengerjakan /
memproduksi sebagian pekerjaaan yang menjadi
tanggung jawab Mitra Usaha
sampai terwujudnya barang jadi atau setengah jadi.
Pola Dagang Umum
Pola ini sangat cocok bagi Mitra Usaha dan Kelompok UPPKS
yang bergerak dibidang
usaha perdagangan barang dan jasa. Mitra Usaha
bertindak sebagai pemasok
keb
utuhan usaha kelompok UPPKS atau menampung serta
memasarkan produk
-
produk kelompok UPPKS. Misalnya Waserba yang menampung
produk makanan dari
kelompok UPPKS.
Pola Waralaba dan Franchise
Dalam pola ini kelompok UPPKS diberikan kepercayaan
untuk
memproduksi dan
menjual suatu produk yang telah memiliki merek dagang terkenal
dari Mitra Usaha,
dan kelompok UPPKS membagi keuntungannya dengan Mitra
Usaha sesuai dengan
perjanjian.
Pola Keagenan
Pola ini hamper mirip dengan pola dagang umum, dimana
ke
lompok UPPKS selaku
agen bekerja sebagai penjual yang barang
-
barangnya tetap menjadi milik Mitra Usaha
yang diageni. Misalnya kerjasama antara keluarga anggota
UPPKS yang membuka
warung dengan perusahaan kerupuk.
Pola Kerjasama Multilateral
Pola ini men
yertakan pihak ketiga dalam kemitraan antara kelompok UPPKS
dengan
Mitra Usahanya, dan biasanya pihak ketiga ini dijamin oleh
Mitra Usaha. Kelompok
UPPKS berperan dalam produksi barang dan jasa sesuai dengan
standar yang diminta
Mitra Usaha, dan pihak Mitr
a Usaha akan memasarkan atau membeli barang
tersebut. Pihak ketiga biasanya bertindak dalam penyediaan
modal, sarana dan
prasarana produksi. Misalnya kerjasama antara kelompok
UPPKS dan Perusahaan
Penghela dengan melibatkan pihak Bank.
Pola Usaha Bersama
Dalam pola ini beberapa keluarga bergabung menjadi satu
untuk mengembangkan
suatu usaha atas dasar prnsip
-
prinsip koperasi.
Pola Bapak Angkat
Pola ini cenderung mengarah kepada misi / tangung jawab
sosial baik bagi instansi
pemerintah maupun perusahaa
n. Ada tiga bentuk yang dapat dikembangkan dalam
pola Bapak Angkat ini, yaitu :
Pola Perusahaan Pengelola
;
dimana Mitra Usaha melakukan pembinaan sejak penyediaan
input sampai dengan
pemasaran akhir.
Pola Perusahaan Penghela
;
dimana Mitra Usaha melaku
kan pembinaan sejak pra
-
produksi serta
menampung
produk yang dihasilkan kelompok UPPKS.
Pola Pembinaan Murni
;
Mitra Usaha memberikan bantuan pinjaman kredit lunak,
investasi peralatan
produksi dan peningkatan SDM.
Pola Vendor
Kelompok UPPKS
dapat bertindak sebagai pemasok kebutuhan pendukung atau
bahan baku untuk produk yang dikelola oleh Mitra Usaha.
Pola Ventura
Pola ini dilakukan melalui penyertaan saham, investasi
obligasi konversi, atau
penyertaan modal dengan bagi hasil yang dilakuka
n dalam jangka waktu tertentu
oleh Mitra Usaha kepada kelompok UPPKS.
PROFIL UPPKS DI DKI JAKARTA
Sejak diluncurkannya program UPPKS di Provinsi
D
KI Jakarta pada tahun 1979, secara
kuantitatif jumlah kelompok semakin berkembang. Jumlah
kelompok UPPKS a
ngka
tertingi terjadi pada tahun 1995 saat dikembangkannya skim
Kukesra (Kredit Usaha
Keluarga Sejahtera) yang dipelopori Yayasan Damandiri,
yaitu lebih dari 3.000
kelompok. Setelah terjadinya krisis moneter di Indonesia,
secara berangsur
-
angsur
kelompok i
ni berkurang, karena banyak kelompok yang usaha
ekonominya menjadi
mati. Pada tahun 2003 menurun menjadi 2.410 kelompok, bahkan
pada awal tahun
2006 hanya tinggal 418 kelompok yang tercatat masih
mempunyai bidang usaha.
Setelah dilakukan pembinaan, kelompo
k ini berangsur meningkat pada awal 20
11
ini
tercatat sebanyak
666
kelompok dengan sebaran per
-
kotamadya sebagai berikut :
No
KABUPATEN/KOTA
JUMLAH KELOMPOK
1
JAKARTA PUSAT
123
2
JAKARTA UTARA
96
3
JAKARTA BARAT
143
4
JAKARTA SELATAN
112
5
JAKARTA
TIMUR
1
86
6
KEPULAUAN SERIBU
6
DKI JAKARTA
666
Secara umum usaha kelompok UPPKS tersebut dapat
dibedakan menjadi 4 bidang
usaha, yaitu Bidang Usaha Perdagangan (warung, toko, dll),
Industri Rumah Tangga
(pengrajin sepatu, tas, minuman instans,
produksi pakaian, dll), bidang usaha
pertanian (ikan hias, tanaman hias, rumput laut, dll), dan
bidang usaha Jasa (salon,
agen Koran, dll).
Penyampaian informasi ini kiranya dapat memberikan
gambaran umum kepada
semua pihak, khususnya yang peduli terhadap
peningkatan kesejahteraan
masyarakat, baik instansi pemerintah maupun swasta, sehingga
dapat berpartisipasi
untuk memperlancar kelangsungan kegiatan usaha ekonomi
produktif ini.

Anda mungkin juga menyukai