Anda di halaman 1dari 4

1. Penguasa dan pengusaha 2 kata yang berbeda maknanya.

Penguasa bermental
pengusaha yg selalu mengedapankan prinsip untung rugi bagi dirinya, bukan untuk
rakyatnya. Memanipulasi keinginan rakyat demi kepentingan dirinya sendiri dan
kroni kroninya
2. Pertemuan di sebuah aula rapat gedung sebuah partai pemenang pemilu daerah
beberapa tahun lalu.
a. Soetrisna, seorang ketua DPD partai, berperawakan sedang, berusia 61
tahun, rambut sudah memutih. Selain ketua DPD partai, beliau adalah
pemimpin tertinggi di daerahnya. Berwibawa, kaya raya dg kepemilikan
beberapa perusahaan, juga memiliki beberapa SPBU dan SPBE, klinik berikut
apotik dan bberpa buah minimarket
b. Sony Arya Sutrisna. Anak Alfaridz, sang pangeran mahkota, calon penerus -
kekuasaan ayahnya. Berperawakan tinggi, badannya gempal, hobby offroad,
pemilik beberapa perusahaan konstruksi. Walaupun tidak menduduki suatu
jabatan di perusahaannya, hanya menempatkan orang2 kepercayaannya di
perusahaan2 konstruksi miliknya
c. Rahmat Pramudya. seorang kontraktor terbesar di daerahnya. Perusahaan2
konstruksi didukung oleh anak usaha yg meliputi stone crusher, asphalt
mixing plant dan batching plant. Di kepengurusan partai, dia menjabat
sebagai bendahara. Berumur 58 tahun. Perawakannya sedang. Sifatnya
oportunis
d. Ganda Aditya, sekertaris partai. Usia 40 tahun, badanya tegap, tinggi 165.
Play boy, ketua dari sebuah LSM. Mantan preman yg ditakuti dan dihormati
oleh kawan maupun lawannya.
e. Subakti. Jabatan partai sebagai humas. Pemimpin sebuah media massa
terbitan lokal. Cakupan wilayah korannya seluas sebuah keresidenan kalau
zaman dulu. Korannya juga terbit secara online. Seorang wartawan yg piawai
dalam memutar balikan opini publik. Cukup senior diantara para wartawan yg
ada di daerahnya.
f. Edis Yanuar. Anggota senior. Anggota dewan. Kontraktor kecil
g. Dadang Kurtubi. Anggota senior. Ketua dewan. Developer perumahan
h. Soedrajat. Anggota partai, anggota dewan. Ketua pengda IMI, meempunyai
istri seorang artis dangdut lokal tapi pernah mengeluarkan single album.

.
3. Pilkada
a. Penentuan calon
b. Negosiasi dg calon kpla daerah
c. Pertemuan dg KPU
d. Pemenang sudah ditentukan
e. Perayaan kemenangan
f. Pelantikan
4. Proyek dan bagi2 kue anggaran.
a. Pengajuan proposal baantuan anggaran dari pusat
1. Pertemuan dg anggota dewan pusat dan ajudannya
2. Menyuruh membuat proposal permintaan bantuan anggaran kepada
kepala dinas di beberapa OPD.
3. Penyerahan proposal beserta 3 karung uang mahar oleh ajudan daerah
kepada anggota dewan pusat melalui ajudannya.
b. Rapat paripurna dewan dalam rangka pengesahan anggaran.
1. Pembahasan anggaran bersama OPD
2. Adanya penolakan beberapa anggota dewan dari partai lain terhadap
rencana anggaran yg diajukan
3. Perang opini, penculikan, perkelahian antar LSM pendukung partai.
4. Pengesahan anggaran daerah.
5. Bagi2 proyek.
a. Berkumpulnya ketua2 organisasi kontraktor
b. Pembagian proyek
c. Kecemburuan terhadap porsi pembagian
d. Koordinasi dg kepala Dinas dan kepala ULP dan Panitia Lelang
e. Proses lelang
c. Korupsi ataukah keterpaksaan?
1. Pelaksanaan proyek
2. Manipulasi proyek demi sesuatu yang bernama “kewajiban proyek”
3. Permasalahan sbg ekses dari manipulasi proyek
5. Akulah sang penguasa
a. 3 tahun berkuasa
b. Kekuasaan dan asmara
c. Inilah aku, apa pedulimu?
d. Arogansi berujung retensi
6. Akhir dari kekuasaan
a. Pelaporan ke aparat hukum
b. Siapa pelapor itu?
c. Nestapa di balik jeruji
d. Stress
e. RSJ Kebonkangkung
7. Epilog

Didalam sebuah ruang rapat. dg meja besar berbentuk U, di sebuah gedung berlantai 2 milik
sebuah partai pemenang pemilu daerah. Tampak hadir para petinggi partai sedang rapat
konsolidasi internal partai. Seorang pria dengan pakaian kemeja putih dg jas hitam, duduk di
bagian tengah para anggota. Tepat di belakangnya dinding ruangan yang terbuat dari kaca,
sehingga suasana di luar kantor yang mulai gelap terlihat. Sesekali Pria parlente dengan
mata tajam dan rahang yang kuat, sesekali memainkan pointer menyorot layar putih yg
tengah di sorot oleh sebuah proyektor yg terhubung dengan sebuah laptop keluaran apple.
Sorot mata yg tajam, tutur kata yg lugas dan intonasi bicara yg tegas semakin mengukuhkan
aura kewibawaannya.

“Demikian rapat kita hari ini, semoga kita dapat melaksanakan strategi2 politik kita untuk
menjaga kemenangan pileg kemarin sehingga partai kita tetap jaya. Untuk itu, rapat hari ini
saya tutup”. Tok...tok...tok... ujar Soetrisno.

“Sebelumnya, saya mohon kepada saudara Sony, saudara Rahmat, saudara Ganda, saudara
Edis, saudara Subakti, saudara Dadang dan saudara Soedrajat agar tidak meninggalkan
ruang rapat” lanjut Soetrisno.

Kening Soedrajat berkerut mendengar ucapan terakhir dari Soetrisno.

“Hmmm, ada apakah gerangan si bos nyuruh gue stay lagi”. Batin Soedrajat bertanya tanya.

Demikian pula dengan Dadang, Ganda dan Edis mengernyitkan keningnya penuh tanya
dalam benaknya.

Berbeda dengan Rahmat, Sony dan Soebakti yang ekspresi wajahnya terlihat biasa saja.
Sepertinya mereka bertiga sudah tahu apa yang hendak Soetrisno kemukakan. Memang
diantara mereka yang dipanggil, Soetrisno lebih sering berinteraksi dengan mereka bertiga.

“Permisi” ucap seorang OB bersama kawannya masuk ke ruangan rapat.

“Maaf, pak. Saya hendak mengambil piring-piring dan sampah bekas jamuan” ujar OB yg
satunya lagi.

“Oh iya, silahkan mas. Tolong nanti antarkan kesini lagi kopi dan kue kue buat cemilan. Kami
masih ada rapat lagi.” Ucap Rahmat mewakili Soetrisno.

“Baik, pak. Ada yang lain lagi?” ucap si OB.

“Sudah, cukup itu saja. Tapi ingat, kopi yg kami biasa minum, kamu tau kan? Awas jangan
salah”. Soebakti berkata dg sikap sinisnya.

“Kenapa lu? Sama OB aja sinis banget”. Dadang menepak halus pundak Soedrajat.
“Gue lagi kesel aja sama si Martono yg dari fraksi Matahari. Seenaknya aja minta jatah
proyek sama si bos”. Ketus Soedrajat

“Lo kan anggota dewan paling muda, lo mesti belajar ngendaliin emosi lo kalau lagi rapat
komisi”.

Anda mungkin juga menyukai