Anda di halaman 1dari 11

SOAL-SOAL

POST TEST UNTUK PESERTA PELATIHAN


PRA TUGAS PENDAMPING LOKAL DESA (PLD) TAHUN ANGGARAN 2022

Petunjuk Soal
1. Berilah tanda silang pada 1 jawaban yang paling tepat dari pertanyaan berikut ini.
2. Waktu pengerjaan 60 menit.

1. Terdapat beberapa cara pandang atas desa kecuali


a. memandang desa hanya sebagai wilayah administratif, yang kemudian melahirkan desa
birokratis
b. memandang desa sebagai kepanjangan tangan negara, atau disebut sebagai desa
korporatis.
c. memandang desa sebagai persekutuan masyarakat (self governing community).
d. memandang desa bukan sekadar kampung halaman, perkumpulan komunitas, pemukiman
penduduk atau wilayah administratif, tetapi sebagai entitas  seperti “Negara kecil”.
e. Memandang desa sebagai kawasan ekonomi khusus

2. Pesan pokok Desa dalam UU No. 6 Tahun 2014 diletakkan dalam paduan:
a. konsep self governing community dengan  Negara kecil (Local Self Government)
b. konsep negara kesejahteraan
c. konsep wilayah perdikan
d. konsep pemerintahan kaki
e. konsep supra pemerintahan

3. Dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, terdapat 6 (enam) kebijakan pokok
yang mengatur tentang desa, diantaranya kecuali:
a. Memperkuat kedudukan Kepala Desa sebagai Kepala Pemerintahan Desa agar tercipta
kesinambungan penyelenggaraan pemerintahan desa, yakni: (a) melarang Kepala Desa
menjadi pengurus partai politik, (b) memastikan kedudukan keuangan kepala desa, dan (c)
Kepala Desa bertanggungjawab kepada Bupati/Walikota.
b. Dalam rangka meningkatkan kinerja penyelenggaraan administrasi pemerintahan desa,
Kepala Desa dibantu oleh Sekretariat Desa yang dipimpin Sekretaris Desa.
c. Desa memiliki kewenangan untuk membentuk tentara keamanan sendiri.
d. Pembentukan Desa merupakan tindakan mengadakan Desa baru di luar Desa yang sudah
ada dilakukan melalui Desa Persiapan.
e. Memperkuat makna demokrasi desa berdasarkan nilai musyawarah untuk mufakat dalam
penetapan kebijakan desa, yakni merubah nomenklatur “Badan Perwakilan Desa” menjadi
“Badan Permusyawaratan Desa”.
4. Dalam Pasal 19 dan 103 Undang-Undang Desa disebutkan, Desa dan Desa Adat mempunyai
empat kewenangan, meliputi kecuali:
a. Kewenangan berdasarkan hak asal usul. Hal ini bebeda dengan perundang-undangan
sebelumnya yang menyebutkan bahwa urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan
hak asal usul desa;
b. Kewenangan lokal berskala Desa dimana desa mempunyai kewenangan penuh untuk
mengatur dan mengurus desanya. Berbeda dengan perundang-undangan sebelumnya yang
menyebutkan, urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten/kota yang
diserahkan pengaturannya kepada desa;
c. Kewenangan yang ditugaskan oleh pemerintah, pemerintah daerah provinsi, atau
pemerintah daerah kabupaten/kota;
d. Kewenangan untuk menetapkan daerah baru.
e. Kewenangan lain yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

5. UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa juga merubah secara mendasar perspektif dan pola
hubungan antara Desa dengan Negara. Mana yang paling tepat dari pernyataan berikut:
a. Desa sebagai sebuah entitas diakui keberadaan dan haknya, sebagaimana ditegaskan
dalam azas Pengakuan/Rekognisi, dan Desa memiliki hubungan langsung dengan Negara,
sebagaimana diwujudkan melalui Dana Desa.
b. Desa sebagai sebuah entitas diakui keberadaan dan haknya, sebagaimana ditegaskan
dalam azas Pengakuan/Rekognisi dan Subsidiaritas, dan Desa memiliki hubungan langsung
dengan Negara, sebagaimana diwujudkan melalui Dana Desa.
c. Desa sebagai sebuah entitas diakui keberadaan dan haknya, sebagaimana ditegaskan
dalam azas Subsidiaritas, dan Desa memiliki hubungan langsung dengan Negara,
sebagaimana diwujudkan melalui Dana Desa.
d. Desa sebagai sebuah entitas diakui keberadaan dan haknya, sebagaimana ditegaskan
dalam azas Pengakuan/Rekognisi dan Subsidiaritas, dan Desa memiliki hubungan langsung
dengan Negara, sebagaimana diwujudkan melalui koperasi.
e. Desa sebagai sebuah entitas diakui keberadaan dan haknya, sebagaimana ditegaskan
dalam azas Pengakuan/Rekognisi dan Subsidiaritas, dan Desa memiliki hubungan langsung
dengan Negara, sebagaimana diwujudkan melalui APBD.

6. Di bawah ini dirangkum beberapa pengertian musyawarah dari berbagai pandangan ahli dan
literatur, diantaranya Kecuali :
a. Musyawarah adalah suatu upaya bersama dengansikap rendah hati untuk memecahkan
persoalan (mencari jalan keluar) guna mengambil keputusan bersama dalam penyelesaian
atau pemecahan masalah yang menyangkut urusan keduniawian.
b. Musyawarah merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk
membahas suatu masalah dengan tujuan agar mendapatkan solusi. Musyawarah
merupakan sebuah sistem pengambilan keputusan yang melibatkan dua orang atau lebih
dengan menyajikan kepentingankepentingan sehingga dapat tercipta suatu keputusan yang
disepakati bersama.
c. Musyawarah merupakan sebuah upaya yang dilakukan untuk memecahkan suatu masalah
atau persoalan atau dengan kata lain sebuah upaya untuk mencari jalan keluar guna
mengambil keputusan bersama dalam menyelesaikan suatu masalah yang melibatkan dua
orang atau lebih.
d. Musyawarah adalah pembahasan untuk menyatukan pendapat dalam penyelesaian suatu
masalah yang menyangkut kepentingan bersama.
e. Musyawarah merupakan keputusan yang dilakukan oleh kepala desa dan tokoh masyarakat
7. Musyawarah Desa merupakan forum tertinggi di Desa yang berfungsi untuk mengambil
keputusan atas hal-hal yang bersifat strategis, adapun prinsip-prinsip musyawarah desa adalah:
a. Partisipatif, demokratis, Transparan dan Akuntabel
b. Partisipatif, demokratis, Transparan, Akuntabel dan Komunikatif
c. Partisipatif, demokratis, dan Transparan
d. Partisipatif, demokratis, transparan, Akuntabel dan Transparansi
e. Partisipatif, demokratis, transparan, Akuntabel dan Kolaboratf
8. Berikut ini adalah Manfaat Musyawarah desa Kecuali adalah:
a. Melatih untuk menyuarakan pendapat (ide)
b. Masalah dapat segera terpecahkan
c. Keputusan yang diambil memiliki nilai keadilan
d. Mencari kebenaran dan kesalahan semua pihak
e. Dapat menyatukan pendapat yang berbeda

9. Dalam melaksanakan ketentuan Pasal 80 ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa,
pemerintah telah menetapkan Peraturan Menteri Desa dan DTT No 2 Tahun 2015 tentang
Pedoman Penyusunan Tata Tertib dan Mekanisme Pengambilan Keputusan Musyawarah
Desa, siapa saja peserta musyawarah desa, Kecuali
a. Pemerintah Desa
b. Badan Permusyawaratan Desa
c. Unsur Masyarakat
d. Tokoh masyarakat
e. Pemerintah Provinsi

10. Dalam setiap Musyawarah Desa pimpinan harus membuat notulen hasil pembahasan untuk
dicatat dan didokumentasikan mencatat dan mendokumentasikan setiap ide, gagasan, peristiwa
dan catatan yang berkembang dalam pembahasan masalah, adapun fungsi Notulen adalah:
a. (1) Dokumen dan alat bukti; (2) Sumber informasi untuk peserta yang tidak hadir; (3)
Pedoman untuk musyawarah berikutnya; (4) Alat pengingat untuk peserta musyawarah;
b. (1) Dokumen dan alat bukti; (2) Sumber informasi untuk peserta yang tidak hadir; (3)
Pedoman untuk musyawarah berikutnya; (4) Alat pengingat untuk peserta musyawarah; (5)
Alat untuk pertemuan semu.
c. (1) Dokumen dan alat bukti; (2) Sumber informasi untuk peserta yang tidak hadir; (3)
Pedoman untuk musyawarah berikutnya;
d. (1) Dokumen dan alat bukti; (2) Sumber informasi untuk peserta yang tidak hadir; (3)
Pedoman untuk musyawarah berikutnya; (4) Alat pengingat untuk peserta musyawarah; (5)
Alat untuk pertemuan semu; (6) dokumen negara
e. (1) Dokumen dan alat bukti; (2) Sumber informasi untuk peserta yang tidak hadir; (3)
Pedoman untuk musyawarah berikutnya; (4) Alat pengingat untuk peserta musyawarah; (5)
Alat untuk pertemuan semu; (6) bahan auditor

11. Apa tahap pertama Pembangunan Desa yang diatur dalam Pedoman Pembangunan Desa Dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa yang terbaru berdasarkan Permen Desa PDTT Nomor 21
Tahun 2020:
a. Pendataan Desa
b. Perencanaan Pembangunan Desa
c. Prakarsa Masyarakat Desa
d. Kelompok Diskusi Terarah
e. Pra Musdes
12. Pembangunan antar desa yang dilaksanakan dalam upaya mempercepat dan meningkatkan
kualitas pelayanan dan pemberdayaan masyarakat desa melalui pendekatan partisipatif yang
ditetapkan oleh Bupati/Walikota, adalah pengertian dari
a. Pembangunan Kawasan
b. Pembangunan Kawasan Perdesaan
c. Pengembangan kawasan Perdesaan
d. Pembangunan Perdesaan
e. Pengendalian Kawasan Perdesaan

13. Sebagai struktur terkecil dalam sebuah pemerintahan Negara, pemerintahan desa terdiri dari
berbagai unsur dan kelembagaan, dibawah ini adalah lembaga yang ada dalam struktur
pemerintahan desa, kecuali:
a. BPD (Badan Permusyawaratan Desa)
b. Kepala Desa
c. Sekertaris Desa
d. KAUR (Kepala Urusan)
e. Lembaga Swadaya Masyarakat

14. Berdasarkan kedudukanya, Musyawarah Desa adalah


a. Forum kebersamaan yang mempertemukan segala aspirasi masyarakat dan mengembil
keputusan strategis.
b. Forum demokrasi yang memberikan hak kepada warga Desa untuk menyampaikan
pendapatnya.
c. Forum kesetaraan yang menempatan setiap warga Desa setara tanpa tebang pilih
d. Forum tertinggi di Desa yang berfungsi untuk mengambil keputusan atas hal-hal yang
bersifat strategis.
e. Forum curah pendapat antar sesame warga Desa untuk memutuskan keputusan strategis di
Desa

15. Tata kelola pembangunan Desa dilakukan dengan prinsip-prinsip yaitu:


a. Demokratis, kegotongroyongan, swadaya
b. Partisipatif, Transparan, akuntabel
c. Transparan, kebersamaan, mandiri
d. Akuntabel, swadaya, demokratis
e. Instruktif, loyalitas, berdikari

16. Sebagai amanat UU Desa, keberadaan BUM Desa dapat dimaknai sebagai berikut, kecuali:
a. Salah satu strategi kebijakan membangun Indonesia dari pinggiran melalui pengembangan
usaha ekonomi Desa yang bersifat kolektif.
b. Salah satu strategi kebijakan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia di Desa.
c. Mendorong pelaku ekonomi desa semakin berkembang kesejahteraannya.
d. BUM Desa sebagai salah satu bentuk kemandirian ekonomi Desa dengan menggerakkan
unit-unit usaha yang strategis bagi usaha ekonomi kolektif Desa.
e. Memastikan kesejahteraan masyarakat desa melalui kelembagaan ekonomi yang dimiliki
oleh desa.

17. Pendirian BUM Desa didasarkan atas prakarsa Desa yang mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut, kecuali:
a. Adanya inisiatif Pemerintah Desa dan/atau masyarakat Desa
b. Adanya potensi usaha ekonomi Desa
c. Terdapat sumberdaya alam di Desa
d. Mengikuti persaingan bisnis antar desa
e. sumberdaya manusia yang mampu mengelola BUM Desa

18. Proses pendirian kelembagaaan BUM Desa harus dilakukan secara partisipatif yang bertujuan
untuk:
a. Mempercepat pertumbuhan daya saing desa
b. Memastikan terdapat modal yang masuk
c. pendirian BUM Desa benar-benar seirama dengan denyut nadi usaha ekonomi Desa dan
demokratisasi Desa
d. menunggu restu dari para pemodal yang akan masuk
e. mempercepat musyawarah desa untuk pendirian BUM Desa

19. Pendirian BUM Desa ditetapkan melalui:


a. Perbup
b. Perdes
c. PermenDesa
d. Perpres
e. Pergub

20. Konsepsi Tradisi Berdesa merupakan salah satu gagasan fundamental yang mengiringi
pendirian BUM Desa. Tradisi Berdesa sejajar dengan kekayaan modal sosial dan modal politik
serta berpengaruh terhadap daya tahan dan keberlanjutan BUM Desa. Inti gagasan dari Tradisi
Berdesa dalam pendirian BUM Desa adalah:
a. BUM Desa berkembang dalam politik inklusif melalui praksis Musyawarah Desa sebagai
forum tertinggi untuk pengembangan usaha ekonomi Desa yang digerakkan oleh BUM Desa.
b. BUM Desa merupakan salah satu bentuk usaha ekonomi Desa yang bersifat kolektif antara
pemerintah Desa dan masyarakat Desa. Usaha ekonomi Desa kolektif yang dilakukan oleh
BUM Desa mengandung unsur bisnis sosial dan bisnis ekonomi.
c. BUM Desa merupakan badan usaha yang dimandatkan oleh UU Desa sebagai upaya
menampung seluruh kegiatan di bidang ekonomi dan/atau pelayanan umum yang dikelola
oleh Desa dan/atau kerja sama antar-Desa.
d. BUM Desa menjadi arena pembelajaran bagi warga Desa dalam menempa kapasitas
manajerial, kewirausahaan, tata kelola Desa yang baik, kepemimpinan, kepercayaan dan
aksi kolektif
e. Semuanya benar

21. Sesuai pasal 7 Permendagri no. 44/2016 bahwa kewenangan berdasarkan hak asal usul Desa
paling sedikit terdiri hal-hal berikut ini kecuali:
a. penyelenggaraan sidang perdamaian peradilan Desa Adat sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
b. pembinaan kelembagaan masyarakat;
c. pembinaan lembaga dan hukum adat;
d. pengelolaan tanah kas Desa; dan
e. pengembangan peran masyarakat Desa. 

22. Sesuai pasal 7 Permendagri no. 44/2016 bahwa perincian kewenangan lokal berskala Desa
paling sedikit terdiri atas hal-hal berikut, kecuali:
a. pengelolaan tambatan perahu;
b. pengelolaan pasar Desa;
c. pengelolaan tempat pemandian umum;
d. pengelolaan jaringan irigasi;
e. pengaturan dan pelaksanaan pemerintahan berdasarkan susunan asli

23. Semua Peraturan Perundang-undangan baik yang ditetapkan oleh Kepala Desa setelah
dibahas dan disepakati bersama BPD, maupun peraturan yang ditetapkan oleh Kepala Desa
dan bersifat mengikat disebut dengan:
a. Peraturan desa
b. Produk hukum desa
c. Peraturan kepala desa
d. Peraturan bersama kepala desa
e. Peraturan menteri tentang desa

24. Siapa yang berhak menyusun produk hukum Desa?


a. Kepala Desa
b. Badan Permusyawaratan Desa.
c. Kepala Desa dan Badan Permusyawaratan Desa.
d. Camat dan kepala desa
e. Bupati dan kepala desa

25. Tahapan penyusunan Peraturan Desa terdiri dari:


a. Tahapan penyusunan- pembahasan- penetapan- pengundangan-penyebar luasan Tahapan
perencanaan- penyusunan- pembahasan- penetapan- pengundangan-penyebar luasan
b. Tahapan perencanaan - pembahasan- penetapan- pengundangan-penyebar luasan
c. Tahapan perencanaan- penyusunan- penetapan- pengundangan-penyebar luasan
d. Tahapan perencanaan- penyusunan- pembahasan- penetapan- pengundangan-penyebar
luasan
e. Tahapan perencanaan- penyusunan- pembahasan- pengundangan-penyebar luasan

26. Peran serta (keterlibatan) masyarakat dalam proses pembangunan di desa merupakan saah
satu bentuk;
a. Pemaksaan
b. Mobilisasi
c. Pemberdayaan
d. Pembiaran
e. Pelayanan

27. Lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra
pemerintah dalam memberdayakan masyarakat merupakan pengertian untuk:
a. organisasi profesi
b. lembaga pendidikan
c. Lembaga Kemasyarakatan Desa
d. desa maju
e. musyawarah desa

28. Musyawarah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah musyawarah antara Badan
Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh
Badan Permusyawaratan Desa untuk menyepakati:
a. kerjasama kawasan
b. hal yang bersifat strategis
c. pelaksanaan UU
d. pendirian industri
e. jaminan kesehatan

29. Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD) adalah kader yang tumbuh secara organik
ataupun yang dibentuk di desa dengan memiliki peran sangat strategis diantaranya;
a. Menjadi perwakilan masyarakat miskin di desa
b. Kader desa yang menjadi mitra bagi Pemerintah dan pendamping Desa dalam kegiatan
pembagunan dan pemberdayaan masyarakat di desa.
c. Menjadi wakil Pemerintah yang ada di Desa.
d. Menjadi mitra kerja PD dan PLD yang bisa disuruh dan diperintah.
e. Semuanya benar.

30. Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan untuk sebesar-
besarnya:
a. kesejahteraan masyarakat di luar Desa
b. kesejahteraan masyarakat kota
c. kesejahteraan masyarakat sekitar Desa
d. kesejahteraan sebagian masyarakat Desa
e. kesejahteraan masyarakat Desa
31. Undang-Undang Desa memandatkan bahwa tujuan pembangunan Desa adalah meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan
melalui pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana Desa,
pengembangan potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan
secara berkelanjutan, penggunaan Dana Desa diprioritaskan untuk mewujudkan 8 (delapan)
tipologi Desa dan……
a. 18 (delapan belas) tujuan SDGs
b. 17 (Tujuh belas) tujuan SDGs
c. 16 (enam belas) tujuan SDGs
d. 15 (lima belas) tujuan SDGs
e. 19 (sembilan belas) tujuan SDGs

32. 10 (sepuluh) SDGs Desa yang berkaitan dengan kegiatan pemulihan ekonomi nasional;
program prioritas nasional; dan adaptasi kebiasaan baru Desa. 10 (sepuluh) SGDs Desa
tersebut adalah:
a. 1) Desa tanpa kemiskinan; 2) Desa tanpa kelaparan; 3) Desa sehat sejahtera;
4) keterlibatan perempuan Desa; 5) Desa berenergi bersih dan terbarukan; 6) pertumbuhan
ekonomi Desa merata; 7) konsumsi dan produksi Desa sadar lingkungan; 8) Desa damai
berkeadilan; 9) kemitraan untuk pembangunan Desa; dan10) kelembagaan Desa dinamis
dan budaya Desa adaptif.
b. 1) Desa tanpa kemiskinan; 2) Desa tanpa kelaparan; 3) Desa sehat sejahtera;
4) keterlibatan perempuan Desa; 5) Desa berenergi bersih dan terbarukan; 6) pertumbuhan
ekonomi Desa merata; 7) konsumsi dan produksi Desa sadar lingkungan; 8) Desa damai
berkeadilan; 9) kemitraan untuk pembangunan Desa; dan 10) Pengembangan kelembagaan
c. 1) Desa tanpa kemiskinan; 2) Desa tanpa kelaparan; 3) Desa sehat sejahtera;
4) keterlibatan perempuan Desa; 5) Desa berenergi bersih dan terbarukan; 6) pertumbuhan
ekonomi Desa merata; 7) konsumsi dan produksi Desa sadar lingkungan; 8) Desa
perdamaian 9) kemitraan untuk pembangunan Desa; dan 10) kelembagaan Desa dinamis
dan budaya Desa adaptif.
d. 1) Desa tanpa kemiskinan; 2) Desa tanpa kelaparan; 3) Desa sehat sejahtera;
4) keterlibatan perempuan Desa; 5) Desa berenergi bersih dan terbarukan; 6) pertumbuhan
ekonomi Desa merata; 7) konsumsi dan produksi Desa sadar lingkungan; 8) Desa damai
berkeadilan; 9) kemitraan untuk pembangunan Desa; dan 10) kemakmuran desa mandiri
e. 1) Desa tanpa kemiskinan; 2) Desa tanpa kelaparan; 3) Desa sehat sejahtera;
4) keterlibatan Lansian di desa; 5) Desa berenergi bersih dan terbarukan; 6) pertumbuhan
ekonomi Desa merata; 7) konsumsi dan produksi Desa sadar lingkungan; 8) Desa damai
berkeadilan; 9) kemitraan untuk pembangunan Desa; dan 10) kelembagaan Desa dinamis
dan budaya Desa adaptif.

33. Tujuan ini menargetkan pada tahun 2030 kemiskinan di desa mencapai 0 %. Artinya, pada
tahun 2030, tidak boleh ada penduduk miskin di desa. Untuk mencapai target tersebut tentunya
harus didukung kebijakan dari pusat, daerah sampai desa seperti : meningkatkan pendapatan
penduduk miskin, menjamin akses terhadap pelayanan dasar seerta melindungi seluruh
masayarkat dari segala bentuk bencana, merupakan tujuan SDGs ke:
a. SDGs Desa 01: Desa Tanpa Kemiskinan
b. SDGs Desa 02: Desa Tanpa Kemiskinan
c. SDGs Desa 03: Desa Tanpa Kemiskinan
d. SDGs Desa 04: Desa Tanpa Kemiskinan
e. SDGs Desa 05: Desa Tanpa Kemiskinan

34. Dalam rangka mendukung Satu Desa-Satu Data, dengan SDGs Desa akan dikembangkan SID
oleh kementerian yang mendukung data data SDGs secara menyeluruh. Tahapan yang akan
dikembangkan Kementerian antara lain:
a. Menyediakan Informasi Pembangunan untuk Desa.
b. Pengembangan Sistem Informasi Desa yang terintegrasi.
c. Menyusun regulasi yang terkait Sistem Informasi Desa. Dan Regulasi yang dibutuhkan
dalam rangka implementasi Integrasi Data Desa dalam Perencanaan Pembangunan Desa.
d. Pengalokasian Anggaran dukungan SID.
e. Fasilitasi pemerintah Desa dengan pendampingan

35. Sistem Informasi Desa (SID) adalah


a. SID Mengacu pada Pasal 86 UU Desa, Sistem Informasi Desa dikembangkan oleh
Pemerintah Kabupaten/Kota. Pendekatan dalam skala yang lebih kecil ini dibandingkan
dengan nasional,
b. sebuah aplikasi yang membantu pemerintahan Desa dalam mendokumentasikan data-data
milik Desa guna memudahkan proses penelusurannya. Dalam arti luas, Sistem Informasi
Desa sebagai suatu sistem (baik mekanisme, prosedur hingga pemanfaatan) yang bertujuan
untuk mengelola sumber daya yang ada di Desa
c. Sistem informasi desa mengandung data desa
d. sistem informasi desa merupakan sekumpulan prosedur
e. sistem informasi desa merupakan Ketersediaan data untuk mendukung kebutuhan
Pemerintahan Desa, pembangunan Desa, dan Pemberdayaan masyarakat;

36. Tahapan Analisis Kebutuhan (TNA) Pengembangan Kapasitas terdiri dari, kecuali:


a. Tahap 1: Persetujuan dan kesiapan manajemen dalam melakukan analisis kebutuhan.
Proses TNA dimulai ketika manajemen terutama pimpinan organisasi mengizinkan
penggunaan penilaian kebutuhan yang sistematis dalam menemukan target yang tepat untuk
pelatihan. Inisiasi TNA harus didahului dengan perencanaan yang rinci dan penjadwalan.
b. Tahap 2: Membaca lingkungan kerja organisasi. Tahapan ini melihat permasalahan yang
terjadi pada pelaksanaan pekerjaan, tim kerja, departemen, atau organisasi. Tiga bentuk
umum dalam pembacaan lingkungan organisasi dengan mempelajari catatan tertulis/telaah
dokumen organisasi, mengajukan pertanyaan/kuesioner kepada pegawai tentang kinerja
atau kesenjangan lain yang dicari, dan mengamati kinerja yang terjadi.
c. Tahap 3: Memfokuskan pada kesenjangan dan kebutuhan pelatihan. Tahapan selanjutnya
adalah memfokuskan permasalahan yang didapatkan sebelumnya dengan menghimpun
semua permasalahan, menganalisa dan menspesifikasikan jenis kesenjangan yang dapat
diselesaikan melalui kebutuhan diklat atau kebutuhan non diklat;
d. Tahap 4: Merencanakan untuk pelaksanaan pelatihan. Setelah menetapkan kebutuhan
diklat, selanjutnya merancang pelaksanaan diklat. Proses ini bisa saja menggunakan tenaga
konsultan/tenaga ahli dalam memudahkan penentuan model dan jenis pelatihan yang akan
digunakan.
e. Tahap 5: membangun kesepahaman dengan peserta pelatihan yang diwujudkan dalam
kontrak belajar.

37. Pengembangan kapasitas merupakan suatu proses untuk melakukan sesuatu, atau
serangkaian kegiatan untuk melakukan perubahan multilevel pada diri individu, kelompok,
organisasi, dan sistem yang berguna untuk:
a. memperkuat kemampuan penyesuaian individu dan organisasi dalam menghadapi dinamika
perubahan lingkungan.
b. Memajukan dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
c. Memperkuat daya dorong ekonomi pasar.
d. Memastikan kepemimpinan daerah berjalan.
e. Mengurai hambatan dan tantangan dalam pemerintahan desa

38. Pendamping Desa/Lokal Desa dituntut memiliki empat kompetensi, kecuali:


a. Kompetensi Teknis (Technical Competence)
b. Kompetensi Manajerial (Managerial Competence)
c. Kompetensi pemerintahan (Government Competence)
d. Kompetensi Sosial (Social Competence)
e. Kompetensi lntelektual/Strategik (Intelectual/Strategic Competence)

39. Metode yang dapat digunakan dalam pelaksanaan program pelatihan dan pengembangan
antara lain, kecuali:
a. On the job training atau pelatihan dalam jabatan.
b. Punishment
c. Vestibule merupakan metode pelatihan untuk meningkatkan keterampilan terutama yang
bersifat teknikal.
d. Apprenticeship (magang)
e. Classroom methods

40. Tingkatan pengembangan kapasitas dapat diuraikan sebagai berikut:


a. Tingkat pengembangan sistem pendampingan
b. Tingkat pengembangan kelembagaan pendamping
c. Tingkat pengembangan individu.
d. a, b, c benar semua
e. Semuanya salah

41. Pada dasarnya dalam membangun tim yang dinamis mempunyai tahapan sebagai berikut
(Peter Senge): Kecuali
a. Forming (pencairan bentuk)
b. Storming (mencari jati diri tim)
c. Performing (tim mulai menunjukkan kinerja)
d. Transforming (tim mulai terbiasa dengan budaya kerja baru)
e. Braintroming (tim curah pendapat)

42. Keberhasilan suatu tim sangat tergantung dari peran individu-individu dalam tim tersebut. Ada
lima peran individu dalam suatu tim yang berhasil, Kecuali :
a. Monitor : Melakukan monitoring anggota Tim
b. Driver : Mengembangkan gagasan, memberi arah, menemukan hal-hal baru.
c. Planner : Menghitung kebutuhan tim, merencanakan strategi kerja, menyusun jadwal.
d. Enabler : Ahli memecahkan masalah, mengelola sarana/sumber daya menyebarkan
gagasan, melakukan negosiasi.
e. Executor : Mau bekerja menghasilkan output, mengkoordinir dan memelihara tim.

43. Kumpulan individu atau kelompok yang terikat oleh kepentingan dan/atau tujuan yang sama.
Membangun jaringan sosial dan mengembangkan kerjasama merupakan agenda penting dan
strategis yang harus dipahami dengan baik oleh para pendamping desa. Pemahaman yang baik
terhadap jaringan sosial yang terbangun di pedesaan selama ini, akan sangat membantu
proses-proses pendampingan yang dilakukan di tingkat masyarakat desa. Mulai dari proses
perencanaan pembangunan sampai pada kegiatan pemberdayaan masyarakat desa, disebut :
a. Jaringan sosial (social network)
b. Jaringan Masyarakat
c. Jaringan Desa
d. Jaringan Pemerintah
e. Jaringan keluarga

44. Untuk membangun networks, beberapa prinsip dasar yang harus diikuti adalah sebagai berikut:
Kecuali
a. Membangun citra lembaga yang baik.
b. Fokus pada kualifikasi lembaga.
c. Berkaitan dengan apa yang kita tawarkan bukan apa yang kita dapatkan.
d. Mengembangkan kemampuan “mendengar“.
e. Mengembangkan kemampuan “Melobi“.

45. Kerja jejaring merupakan kegiatan untuk kepentingan banyak pihak yang bersifat memberi dan
berbagi. Sedangkan definisi kerja jaringan adalah: Kecuali
a. Kekuatan berasal dari semangat memberi dan berbagi.
b. Kemauan alami menghargai diri, lembaga, organisasi, hubungan dan relasi.
c. Salah satu cara untuk memahami sistem yang ada pada diri kita dan orang lain.
d. Membangun jaringan Keluarga besar untuk kepentingan keluarga
e. Merupakan cara yang terorganisir untuk menciptakan relasi guna suatu tujuan

=====SELAMAT BEKERJA======

Anda mungkin juga menyukai