Anda di halaman 1dari 6

1. Jelaskan Anatomi, Fisiologi dan Histologi dari organ terkait!

ANATOMI

Gambar 1
Sumber : Sobotta Atlas of Human Anatomy. Edisi 15. German

A. REN

Gambar 2
Sumber : Sobotta Atlas of Human Anatomy. Edisi 15. German
Ginjal adalah sepasang organ saluran kemih yang terletak di rongga
retroperitoneal bagian atas. Bentuknya menyerupai kacang dengan sisi cekungnya
menghadap ke medial. Pada sisi ini terdapat hilus ginjal yaitu tempat struktur-
struktur pembuluh darah, sistem limfatik, sistem saraf, dan ureter menuju dan
meninggalkan ginjal. Besar dan berat ginjal sangat bervariasi; hal ini tergantung
pada jenis kelamin, umur, serta ada tidaknya ginjal pada sisi yang lain. Pada autopsi
klinis didapatkan bahwa ukuran ginjal orang dewasa rata-rata adalah 11,5 cm
(panjang) x 6 cm (lebar) x 3,5 cm (tebal). Beratnya bervariasi antara 120 - 170
gram, atau kurang lebih 0,4% dari berat badan. Struktur di sekitar ginjal Ginjal
dibungkus oleh jaringan fibrus tipis dan mengkilat yang disebut kapsula fibrosa
(true capsule) ginjal dan di luar kapsul ini terdapat jaringan lemak perirenal. Di
sebelah kranial ginjal terdapat kelenjar anak ginjal atau glandula adrenal / supra-
renal yang berwarna kuning. Kelenjar adrenal bersama sama ginjal dan jaringan
lemak perirenal dibungkus oleh fasia Gerota. Fasia ini berfungsi sebagai barier
yang menghambat meluasnya perdarahan dari parenkim ginjal serta mencegah
ekstravasasi urine pada saat terjadi trauma ginjal. Selain itu fasia Gerota dapat pula
berfungsi sebagi barier dalam meng-hambat penyebaran infeksi atau meng-hambat
metastasis tumor ginjal ke organ di sekitarnya. Di luar fasia Gerota terdapat
jaringan lemak retroperitoneal atau disebut jaringan lemak pararenal. Di sebelah
posterior, ginjal dilindungi oleh otot-otot punggung yang tebal serta tulang rusuk
ke XI dan XII sedangkan di sebelah anterior dilindungi oleh organ-organ
intraperitoneal. Ginjal kanan dikelilingi oleh hepar, kolon, dan duodenum;
sedangkan ginjal kiri dikelilingi oleh lien, lambung, pankreas, jejeunum, dan kolon.
(2)

Secara anatomis ginjal terbagi menjadi 2 bagian yaitu korteks dan medula
ginjal. Di dalam korteks terdapat berjuta-juta nefron sedangkan di dalam medula
banyak terdapat duktuli ginjal. Nefron adalah unit fungsional terkecil dari ginjal
yang terdiri atas, tubulus kontortus proksimalis, tubulus kontortus distalis, dan
duktus kolegentes. (2)
Darah yang membawa sisa-sisa hasil metabolisme tubuh difiltrasi (disaring)
di dalam glomeruli kemudian di tubuli ginjal, beberapa zat yang masih diperlukan
tubuh mengalami reabsobsi dan zat-zat hasil sisa metabolisme mengalami sekresi
bersama air membentuk urine. Setiap hari tidak kurang 180 liter cairan tubuh
difiltrasi di glomerulus dan menghasilkan urine 1-2 liter. Urine yang terbentuk di
dalam nefron disalurkan melalui piramida ke sistem pelvikalises ginjal untuk
kemudian disalurkan ke dalam ureter. Sistem pelvikalises ginjal terdiri atas kaliks
minor, infundibulum, kaliks major, dan pielum/pelvis renalis. Mukosa sistem
pelvikalises terdiri atas epitel transisional dan dindingnya terdiri atas otot polos
yang mampu berkontraksi untuk mengalirkan urine sampai ke ureter. (2)
Ginjal mendapatkan aliran darah dari arteri renalis yang merupakan cabang
langsung dari aorta abdominalis, sedangkan darah vena dialirkan melalui vena
renalis yang bermuara ke dalam vena kava inferior. Sistem arteri ginjal adalah end
arteries yaitu arteri yang tidak mempunyai anastomosis dengan cabang-cabang dari
arteri lain, sehingga jika terdapat kerusakan pada salah satu cabang arteri ini,
berakibat timbulnya iskemia/nekrosis pada daerah yang dilayaninya.(2)

B. URETER
Ureter adalah organ yang berbentuk tabung kecil yang berfungsi mengalirkan
urine dari pielum ginjal ke dalam buli-buli. Pada orang dewasa panjangnya kurang
lebih 20 cm. Dindingnya terdiri atas mukosa yang dilapisi oleh sel-sel transisional,
otot-otot polos sirkuler dan longitudinal yang dapat melakukan gerakan peristaltik
(berkontraksi) guna mengeluarkan urine ke buli-buli. Jika karena sesuatu sebab
terjadi sumbatan pada aliran urine, terjadi kontraksi otot polos yang berlebihan yang
bertujuan untuk mendorong/mengeluarkan sumbatan itu dari saluran kemih.
Kontraksi itu dirasakan sebagai nyeri kolik yang datang secara berkala, sesuai
dengan irama peristaltik ureter. Sepanjang perjalanan ureter dari pielum menuju
buli-buli, secara anatomis terdapat beberapa tempat yang ukuran diameternya relatif
lebih sempit daripada di tempat lain, sehingga batu atau benda-benda lain yang
berasal dari ginjal seringkali tersangkut di tempat itu. Tempat-tempat penyempitan
itu antara lain adalah: (1) pada perbatasan antara pelvis renalis dan ureter atau
pelvi-ureter junction, (2) tempat ureter menyilang arteri iliaka di rongga pelvis, dan
(3) pada saat ureter masuk ke buli-buli. Ureter masuk ke buli-buli dalam posisi
miring dan berada di dalam otot buli-buli (intramural); keadaan ini dapat mencegah
terjadinya aliran balik urine dari buli-buli ke ureter atau refluks vesiko-ureter pada
saat bulibuli berkontraksi. (2)
Untuk kepentingan radiologi dan kepentingan pembedahan, ureter dibagi
menjadi dua bagian yaitu: ureter pars abdominalis, yaitu yang berada dari pelvis
renalis sampai menyilang vasa iliaka, dan ureter pars pelvika, yaitu mulai dari
persilangan dengan vasa iliaka sampai masuk ke buli-buli. Di samping itu secara
radiologis ureter dibagi dalam tiga bagian, yaitu (1) ureter 1/3 proksimal mulai dari
pelvis renalis sampai batas atas sakrum, (2) ureter 1/3 medial mulai dari batas atas
sakrum sampai pada batas bawah sakrum, dan (3) ureter 1/3 distal mulai batas
bawah sakrum sampai masuk ke buli-buli.(2)

C. VESICA URINARIA

Gambar 3
Sumber : Sobotta Atlas of Human Anatomy. Edisi 15. German

Buli-buli adalah organ berongga yang terdiri atas 3 lapis otot detrusor yang
saling beranyaman. Di sebelah dalam adalah otot longitudinal, di tengah merupakan
otot sirkuler, dan paling luar merupakan otot longitudinal. Mukosa buli-buli terdiri
atas sel-sel transisional yang sama seperti pada mukosa-mukosa pada pelvis renalis,
ureter, dan uretra posterior. Pada dasar buli-buli kedua muara ureter dan meatus
uretra internum membentuk suatu segitiga yang disebut trigonum buli-buli. (2)
Secara anatomik bentuk buli-buli terdiri atas 3 permukaan, yaitu (1) permukaan
superior yang berbatasan dengan rongga peritoneum, (2) dua permukaan
inferiolateral, dan (3) permukaan posterior. Permukaan superior merupakan lokus
minoris (daerah terlemah) dinding buli-buli. (2)
Pada saat kosong, buli-buli terletak di belakang simfisis pubis dan pada saat
penuh berada di atas simfisis sehingga dapat dipalpasi dan diperkusi. Buli-buli yang
terisi penuh memberikan rangsangan pada saraf aferen dan menyebabkan aktivasi
pusat miksi di medula spinalis segmen sakral S2-4.. Hal ini akan menyebabkan
kontraksi otot detrusor, terbukanya leher bulibuli, dan relaksasi sfingter uretra
sehingga terjadilah proses miksi.(2)

D. URETHRA

Gambar 4
Sumber : Sobotta Atlas of Human Anatomy. Edisi 15. German

Uretra merupakan tabung yang menyalurkan urine ke luar dari buli-buli melalui
proses miksi. Secara anatomis uretra dibagi menjadi 2 bagian yaitu uretra posterior
dan uretra anterior. Pada pria, organ ini berfungsi juga dalam menyalurkan cairan
mani. Uretra diperlengkapi dengan sfingter uretra interna yang terletak pada
perbatasan buli-buli dan uretra, serta sfingter uretra eksterna yang terletak pada
perbatasan uretra anterior dan posterior. Sfingter uretra interna terdiri atas otot polos
yang dipersarafi oleh sistem simpatik sehingga pada saat buli-buli penuh, sfingter
ini terbuka. Sfingter uretra eksterna terdiri atas otot bergaris dipersarafi oleh sistem
somatik yang dapat diperintah sesuai dengan keinginan seseorang. Pada saat
kencing sfingter ini terbuka dan tetap tertutup pada saat menahan kencing. (2)
Panjang uretra wanita kurang lebih 3-5 cm, sedangkan uretra pria dewasa
kurang lebih 23-25 cm. Perbedaan panjang inilah yang menyebabkan keluhan
hambatan pengeluaran urine lebih sering terjadi pada pria. Uretra posterior pada
pria terdiri atas uretra pars prostatika yaitu bagian uretra yang dilingkupi oleh
kelenjar prostat, dan uretra pars membranasea. Di bagian posterior lumen uretra
prostatika, terdapat suatu tonjolan verumontanum, dan di sebelah proksimal dan
distal dari verumontanum ini terdapat krista uretralis. Bagian akhir dari vas deferens
yaitu kedua duktus ejakulatorius terdapat di pinggir kiri dan kanan verumontanum,
sedangkan sekresi kelenjar prostat bermuara di dalam duktus prostatikus yang
tersebar di uretra prostatika. (2)
Uretra anterior adalah bagian uretra yang dibungkus oleh korpus spongiosum
penis. Seperti diperlihatkan pada gambar 1-6 A, uretra anterior terdiri atas (1) pars
bulbosa, (2) pars pendularis, (3) fossa navikularis, dan (4) meatus uretra eksterna.
Di dalam lumen uretra anterior terdapat beberapa muara kelenjar yang berfungsi
dalam proses reproduksi, yaitu kelenjar Cowperi berada di dalam diafragma
urogenitalis dan bermuara di uretra pars bulbosa, serta kelenjar Littre yaitu kelenjar
parauretralis yang bermuara di uretra pars pendularis. Panjang uretra wanita kurang
lebih 4 cm dengan diameter 8 mm. Berada di bawah simfisis pubis dan bermuara di
sebelah anterior vagina. Di dalam uretra bermuara kelenjar periuretra, di antaranya
adalah kelenjar Skene. Kurang lebih sepertiga medial uretra, terdapat sfingter uretra
eksterna yang terdiri atas otot bergaris. Tonus otot sfingter uretra eksterna dan tonus
otot Levator ani berfungsi mempertahankan agar urine tetap berada di dalam buli-
buli pada saat perasaan ingin miksi. Miksi terjadi jika tekanan intravesika melebihi
tekanan intrauretra akibat kontraksi otot detrusor, dan relaksasi sfingter uretra
eksterna.(2)

Sumber :

1. Paulsen, Waschike. 2011. Sobotta Atlas of Human Anatomy. Edisi 15. German
2. Basuki B. Purnomo. 2011. Dasar-Dasar Urologi. Jakarta: CV Sagung Seto

Anda mungkin juga menyukai