EPILEPSI
PENYUSUN :
PEMBIMBING :
FAKULTAS KEDOKTERAN
2021
HALAMAN PENGESAHAN
Fakultas : Kedokteran
Referat : Epilepsi
Telah menyelesaikan tugas referat dalam rangka kepanitraan klinik pada Bagian
Mengetahui,
Pembimbing
2
EPILEPSi
Handriani
I. PENDAHULUAN
dari segi medik tetapi juga sosial dan ekonomi yang menimpa penderita
penderita.1
II. ANATOMI
Serebrum adalah bagian terbesar dari otak yang terdiri dari dua
sebelah kiri dan hemisfer kiri berfungsi untuk mengontrol bagian tubuh
lobus yang menonjol disebut gyrus dan bagian lekukan yang menyerupai
3
dan bagian belakang oleh garis yang ditarik dari sulkus parieto-
sulkus sentral dari Rolando. Pada daerah ini terdapat area motorik
oksipital oleh garis yang ditarik secara vertikal ke bawah dari ujung
bentuk suara.2
Jaringan saraf terdiri dari Neuroglia dan sel Schwann (sel – sel
penyokong) serta Neuron (sel – sel saraf). Kedua jenis sel tersebut
4
demikian erat berkaitan dan terintegrasi satu sama lainnya sehingga
nutrisi sel saraf (Neuron) pada otak dan Medulla spinalis; sedangkan
medulla spinalis. Neuroglia jumlahnya lebih banyak dari sel – sel neuron
sel saraf sehingga terbentuk selubung mielin. Mielin pada susunan saraf
5
tepi dibentuk oleh sel Schwann.4
adalah membran sitoplasma halus yang dibentuk oleh sel – sel Schwann
saraf.4
Gambar 2.
Tonjolan saraf pada susunan saraf pusat dan tepi dapat bermielin atau
6
serabut tak bermielin dan terdapat dalam massa kelabu (Substansia
impuls berjalan dengan cara “ meloncat “ dari nodus ke nodus yang lain
konduksi saltatorik.3,4
saraf dapat terlihat dengan mengamati hal yang terjadi jika tidak lagi
sekali.4
sel inilah yang merupakan epithel dari Plexus Coroideus ventrikel otak. 5
– debris yang dapat berasal dari sel – sel otak yang mati, bakteri dan lain
– lain. Sel jenis ini ditemukan di seluruh SSP dan dianggap berperanan
“ bagi neuron yang halus. Badan sel Astroglia berbentuk bintang dengan
7
kaki perivaskular atau “ foot processes “ .Bagian ini juga membentuk
untuk konduksi impuls dan transmisi sinaptik. Dengan cara ini pula
sel – sel saraf terlindungi dari substansi yang berbahaya yang mungkin
saja terlarut dalam darah. Tetapi fungsinya sebagai sawar darah otak
endothel kapiler darahlah yang lebih berperan sebagai sawar darah otak.4
kebanyakan tumor – tumor otak adalah Gliomas atau tumor yang berasal
3. Neuron
Neuron adalah suatu sel saraf dan merupakan unit anatomis dan
Axon. Dendrit dan akson secara kolektif sering disebut sebagai serabut
8
saraf atau tonjolan saraf. Kemampuan untuk menerima, menyampaikan
Gambar 3. Neuron
satu serabut yang dibagi menjadi satu cabang sentral yang berfungsi
sebagai satu akson dan satu cabang perifer yang berguna sebagai satu
mempunyai dua serabut, satu dendrite dan satu akson. Jenis neuron ini
dijumpai dalam epithel olfaktorius, dalam retina mata dan dalam telinga
Jenis neuron ini merupakan yang paling sering dijumpai pada system
saraf sentral (misalnya, sel-sel motoris pada cornu anterior dan lateralis
9
medulla spinalis, sel- sel ganglion otonom). 4
neuron dan disimpan dalam gelembung sinaptik pada ujung akson. Zat
kimia ini dilepaskan dari ujung akson terminal dan juga direabsorbsi
dengan neuron lain atau dengan organ –organ efektor disebut sinaps.
lewat dari suatu neuron ke neuron lainnya atau efektor. Ruang antara
satu neuron dan neuron berikutnya ( atau organ efektor ) dikenal dengan
4. Impuls Saraf
10
serta listrik dalam neuron tersebut (terutama neurotransmitter dan
membran sel menciptakan kadar kalium intrasel yang tinggi dan kadar
natrium intra sel yang rendah, bahkan pada pada kadar natrium extrasel
perbedaan kadar ion intrasel dan extrasel yang dibatasi membran sel.5
terjadi. Ion kalium keluar dari dalam sel dan permeabilitas membran
positif diluar sel. Potensial aksi yang terjadi atau impuls pada saat
11
III. EPILEPSI
A. Definisi
dengan interval > 24 jam antara kejang yang pertama dan berikutnya.
dalam waktu beberapa detik atau menit dan sebagian besar berlangsung
singkat. 6
B. Epidemiologi
diperkirakan antara 4-10 per 100 penduduk. Namun, angka ini jauh lebih
12
Angka pervalensi dan insiden epilepsi di ndonesia belum diketahui
pasien baru. Rerata usia pasien adalah usia produktif dengan etiologi
(SSP), stroke, dan tumor otak. Riwayat kejang demam didapatkan pada
(60,1%).7
epilepsi yang rutin kontrol tiap bulan berkisar 30-40 orang ; pasien
epilepsi yang baru berobat ke RSCM sekitar 5-6 prang tiap bulannya.
Rerata usia pasien adalah usia produktif yaitu 35,2 (16-76) tahun.
C. Etiologi
13
mengalami epilepsi, contohnya epilepsi setelah mengalami stroke,
D. Patogenesis
dari satu neuron ke neuron lain. Perpindahan ini terjadi antara akson
terminal suatu neuron dengan dendrit neuron yang lain melalui sinaps.9
sama lain untuk menjaga keseimbangan gradien ion di dalam dan luar
14
sel neuron yang berada di korteks yang kemudian diteruskan oleh akson,
terminal presinaps. 9
15
menyebabkan terjadinya depolarisasi cepat (Gambar 5). Apabila
masuk ke dalam sel diikuti oleh Ca2+. Masuknya Na+ dan Ca2+ akan
Sementara itu, Ca2+ yang masuk ke dalam sel juga akan mendorong
potensial inhibisi, Cl- akan masuk ke dalam sel dan menurunkan ambang
antara Ca2+ di dalam sel dan K+ di luar sel. Pada masa ini sel nauron
pertukaran Ca2+ ke luar dan K+ ke dalam sel melalui kanal yang tidak
16
dipengaruhi oleh gradien voltase. Keseimbangan ion di dalam dan luar
triphospate (ATP). 9
mutasi yang sudah diketahui adalah mutasi kanal Na+, Ca2+, dan K+.
mutasi ini menyebabkan masuknya Na+ dan Ca2+ ke dalam sel secara
yang masuk ke dalam sel, pada mutasi kanal Na + , dan dapat diperlama
banyak Na+ di dalam sel. Pada mutasi kanal Ca2+, PDS terjadi karena
17
Pada hiperekstabilitas akan terjadi peningkatan sekresi glutamat ke
Jumlah Ca2+ yang berlebihan ini akan mengaktifkan enzim intrasel yang
kerusakan sel neuron, glia, dan BBB. Kerusakan sel glia akan
18
besar dan menimbulkan gejala klinis. Penyebaran PDS hipersinkroni ke
Salah satunya disebabkan oleh sifat reseptor glutamat dan GAbA dalam
justru akan tersublimasi dan menjadi bentuk yang tidak sensitif terhadap
19
berkepanjangan, reseptor glutamat akan semakin meningkat dan reseptor
otak. ILAE membagi kejang menjadi kejang umum dan kejang parsial.
Kejang umum disini adalah gejala awal kejang dan/atau gambaran EEg
aktivitas pada neuron terbatas hanya pada satu hemisfer saja. Klasifikasi
20
epilepsi terus berkembang dan yang saat ini dianut adalah klasifikasi
21
International League Againts Epilepsi 2017 membagi etiologi
diketahui. 10
etiologi. 10
22
2. Bangkitan Tonik
3. Bangkitan Klonik
4. Bangkitan Mioklonik
23
5. Bangkitan Atonik
gelombang lambat. 9
24
yang irregular dan heterogen dan dapat bercampur dengan irama
cepat. 9
8. Bangkitan Fokal/Parsial
lain. 9
G. Diagnosis
25
Ketika mendapatkan pasien kejang (Paroxysmal Event) maka
bukan?
1. Pemeriksaan Klinis
a. Paroxysmal onset
b. Stereotipi
d. Serangan berulang
26
Bila waktu kejang kepala tidak di tengah-tengah, tetapi menoleh
d. Waktu terjadinya
Bila kejang terjadi waktu bangun tidur atau waktu akan tidur,
e. Umur
perlu dikerjakan. 11
2. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan EEG
27
b. Brain Imaging
c. Pemeriksaan Laboratorium
otak.9
3. Diagnosis Bannding
- Sinkop
28
- Vertigo
- Migrain
- TIA9
- Depresi
- Stress
- Ansietas
- Ketakutan
- Panik
4. Tatalaksana
a. Medikamentosa
29
Pada bangkitan epileptik pertama, terapi Obat Anti
30
tanda intoksikasi itu muncul. Namun, apabila terjadi intoksikasi
fokus epileptik. 9
b. Non-Medikamentosa
Pembedahan epilepsi
Diet ketogenik
31
Pembedahan epilepsi adalah salah satu tata laksana
46% pada epilepsi lobus oksipital dan parietal, serta 27% pada
32
5. Komplikasi
berikut
6. Prognosis
mendapatkan pengobatan.8
DAFTAR PUSTAKA
33
1. Anwar, Haleema, et al. 2020. Epileptis Seizures. Discoveries 8 (2) : 1-23.
2. Basri, I. 2017. Diktat Anatomi. Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin
3. Friedrich P, Jens W. 2017. Atlas Of Anatomy Sobotta 16th Edition, an
imprint of Elsevier.
4. Splittgerber, Ryan. 2019. Snell’s Clinical Neuroanatomy Eight Edition.
China : Wolters Kluwer.
5. Sherwood, Lauralee. Introducing To Human Physiology 8 th Edition.
China : Brooks/Cole Cengage Learning.
6. Sirven, Joseph I. 2015. Epilepsy : A Spectrum Disorder. Cold Spring
Harbor Perspectives in Medicine : Publicated on NCBI 5 (9) : 1-17.
7. Minardi, Carmelo, et al. 2019. Epilepsy in Children : From Diagnosis to
Treatment with Focus on Emergency. Journal of Clinical Medicine 8(1) :
1-13.
8. NCBI bookshelf. Last Update Dec 2019. Epilepsy : Overview. A Service
of The National Library of Medicine
[https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK343313/] : 1-6.
9. Aninditha, Tiara dan Wiratman, Winnugroho. 2017. Buku Ajar Naurologi
Jilid I. Jakarta : Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.
10. Resendiz-Aparicio, Juan C. et al. 2019. Clinical Guideline : Definition and
Classification of Epilepsy. Revista Mexicana de Neurocincia (20) : 63-68.
11. Bahrudin, Sp.S, dr. 2017. Neurologi Klinis. Malang : Universitas
Muhammadiyah Malang.
12. O’Brien, Charlotte Wattebot. 2011. Epilepsy and Its Neuropsychiatric
Complications in Older Adults. British Journal of Hospital Medicine
34