Anda di halaman 1dari 44

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting


dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis
seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat berpengaruh diantaranya kebudayaan,
sosial, keluarga, pendidikan. (Aziz, 2012)

Personal Hygiene adalah upaya yang dilakukan individu dalam memelihara


kebersihan dan kesehatan dirinya baik secara fisik maupun mental. Berpenampilan
bersih, harum, dan rapi merupakan difensi yang sangat penting dalam mengukur
tingkat kesejahteraan individu secara umum. Aktifitas ini dikembangkan menjadi
rutinitas harian guna memberikan perasaan stabil dan aman pada diri individu.
Tingkat kebersihan sendiri dinilai dari penampilan individu serta upayanya dalam
menjaga kebersihan dan kerapian tubuhnya setiap hari. Hal ini sangat penting,
mengingat kebersihan merupakan kebutuhan dasar utama yang dapat memengaruhi
status kesehatan dan kondisi psikologis individu secara umum. (Mubarak & Nurul,
2007).

Perilaku kebersihan diri dapat dipengaruhi oleh nilai serta kebiasaan yang
dianut individu, disamping faktor budaya, sosial, norma keluarga, tingkat
pendidikan, status eskonomi, dan lain sebagainya. Adanya masalah pada kebersihan
diri akan berdampak pada kesehatan seseorang. Saat seseorang sakit, salah satu
penyebabnya mungkin adalah kebersihan diri yang kurang . Ini harus menjadi
perhatian kita bersama, sebab kebersihan merupakan faktor penting dalam
mempertahankan derajat kesehatan individu. Sebagai contoh, adanya perubahan
pada kulit dapat menimbulkan gangguan fisik dan psikologis. Gangguan fisik yang
terjadi dapat mengakibatkan perubahan konsep diri. Sedangkan gangguan psikologis
dapat terjadi karena kondisi tersebut mungkin mengurangi keindahan penampilan
dan reaksi emosional. Peran perawat dalam hal ini sangat digunakan guna
meningkatkan personal hygiene individu melalui kegiatan penyuluhan dan

1
peningkatan pengetahuan tentang upaya kebersihan diri melalui penerapan prinsip
hidup bersih dan sehat . (Mubarak & Chayatin, 2007).

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Memahami dan mengetahui tentang konsep personal hygiene dan asuhan


keperawatan secara komperhensif atau menyeluruh
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu memahami konsep dasar personal hygiene meliputi:
Pengertian, tujuan, jenis-jenis, faktor-faktor, prinsip, lingkup dan prosedur
personal hygiene.
2. Mahasiswa mampu memahami proses asuhan keperawatan dari pengkajian
sampai evaluasi pada pasien dengan kebutuhan personal hygiene.
3. Mahasiswa mampu menyusun SOP sesuai implementasi keperawatan.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Teori

2.1.1 Pengertian Personal Hygiene

Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya
perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan seseorang adalah suatu tindakan
untuk memelihara kebersihan dan kesehatan untuk kesejahteraan fisik dan psikis.
(Wahit & Chayatin, 2007).

Perawatan diri atau kebersihan diri (personal hygiene) merupakan perawatan


diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan, baik secara fisik
maupun psikologis. pemenuhan perawatan diri dipengaruhi berbagai faktor
diantaranya: budaya, nilai sosial pada individu atau keluarga, pengetahuan terhadap
perawatan diri, serta persepsi tehadap perawatan diri. (Alimul, 2012)

2.1.2 Tujuan Personal Hygiene

Menurut Wahit & Chayatin, 2007

Tujuan personal hygiene adalah:

1. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang


2. Memelihara kebersihan diri seseorang
3. Memperbaiki personal hyiene yang kurang
4. Mencagah penyakit
5. Menciptakan keindahan
6. Meningkatkan rasa percaya diri

2.1.3 Ruang Lingkung Personal Hygiene


Mengacu pada penjelasan hygiene yang dijelaskan di uraikan atas, dibawah ini
merupakan beberapa hal yang masuk ke dalam ruang lingkup hygiene, diantaranya
sebagai berikut:
 Personal Hygiene atau juga kebersihan perorangan merupakan suatu usaha dalam
memelihara kebersihan dan juga kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik serta
psikis.

3
 Hygiene Makanan & juga Minuman merupakan suatu usaha untuk menjaga dan juga
memelihara kebersihan makanan serta minuman yang akan dikonsumsi oleh manusia.

(https://pendidikan.co.id/pengertian-hygiene-ruang-lingkup-manfaat-contoh-
menurut-para-ahli).

2.1.4 Jenis-Jenis Personal Hygiene

Personal hygiene merupakan salah satu tindakan keperawatan dasar yang rutin
dilakukan oleh perawat setiap hari di rumah sakit. (Depkes RI, 1987). Tindakan
tersebut meliputi :

1. Perawatan kulit kepala dan rambut serta seluruh tubuh


2. Perawatan mata
3. Perawatan hidung
4. Perawatan telinga
5. Perawatan gigi dan mulut
6. Perawatan kuku tangan dan kaki
7. Perawatan perineum
8. Perawatan tubuh (memandikan)

Selain tindakan diatas jenis personal hygine menurut (Alimul, 2012) dapat dibagi
menjadi 2 yaitu sebagai berikut:

1) Jenis Perawatan Diri (Personal Hygiene) Berdasarkan Waktu Pelaksanaan

Perawatan diri berdasarkan waktu pelaksanaan di bagi menjadi empat, yaitu :

1. Perawatan dini hari. Merupakan perawatan diri yang dilakukan pada waktu bangun
tidur, untuk melakukan tindakan seperti perapian dalam pengambilan bahan
pemeriksaan, ( urine atau feses) memberikan pertolongan, mempersiapkn pasien
dalam melakukan makan pagi dengan melakukan tindakan keperawatan diri, seperti
mencuci muka, tangan dan menjaga kebersihan mulut.
2. Perawatan pagi hari. Perawatan yang dilakukan setelah melakukan makan pagi
dengan melakukan perawatan diri seperti melakukan pertolongan dalam pemenuhan
kebutuhan eliminasi (Buang air besar dan kecil) mandi atau mencuci rambut,

4
melakukan perawatan kulit, melakukan pijata pada punggung, membersihkan mulut,
kuku, dan rambut serta merapikan tempat tidur pasien
3. Perawatan siang hari. Perawatan yang dilakukan setelah melakukan berbagai
tindakan pengobatan atau pemeriksaan dan setelah makan siang. berbagai macam
perawatan diri yang dilakukan, antara lain mencuci muka dan tangan, membersihkan
mulut, merapikan tempat tidur dan melakukan pemeliharaan kebersihan lingkungan
kesehatan pasien.
4. Perawatan menjelang tidur. Perawatan diri yang dilakukan pada saat menjelang
tidur agar pasien dapat tidur atau beristirahat dengan tenang. Berbagai kegiatan apa
yang dilakukan antara lain pemenuhan kebutuhan eliminasi, buang air besar dan kecil,
mencuci tangan dan muka, membersihkan mulut dan memijat daerah punggung.

Tujuan umum perawatan diri adalah untuk mempertahankan perawatan diri baik
secara sendiri maupun menggunakan bantuan, dapat melatih hidup sehat/bersih
dengan cara memperbaiki gambaran atau persepsi terhadap kesehatan dan kebersihan,
serta menciptakan penampilan yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan. Membuat
rasa nyaman dan relaksasi dapat dilakukan untuk menghilangkan kelelahan serta
mencegah infeksi, mencegah gangguan sirkulasi darah, dan mempertahankan integrasi
pada jaringan.

2). Jenis Perawatan Diri Berdasarkan Tempat

1. Perawatan Diri pada Kulit


Kulit merupakan salah satu bagian penting dari tubuh dari berbagai kuman atau
trauma, sehingga di perlukan perawatan yang adekuat (cukup) dalam
mempertahankan fungsinya. Sebagai bagian dari organ pelindung, kulit secara
atanomis terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan epidermis atau dikenal dengan nama
kutikula dan lapisan dermis atau disebut dengan korium. Lapisan epidermis terdiri
atas bagian seperti stratum korneum, stratum lusidum, dan stratum granolosum.
Lapisan kedua atau lapisan dermis yang terdiri atas ujung sensorik, kelenjar keringat
dan kelenjar sebaseus.
Fungsi kulit
Kulit secara umum memiliki berbagai fungsi diantaranya :
1. Melindungi tubuh dari masuknya berbagai kuman atau trauma jaringan bagian
dalam yang juga dapat menjaga keutuhan kulit.

5
2. Mengatur keseimbangan suhu tubuh dan membantu produksi keringat serta
penguapan.
3. Sebagai alat peraba yang dapat membantu tubuh menerima rangsangan dari luar
melalui rasa sakit, sentuhan, tekanan atau suhu.
4. Sebagai alat ekskresi keringat melalui pengeluaran air, garam, dan nitrogen.
5. Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit yang bertugas mencegah
pengeluaran cairan tubuh secara berlebihan
6. Memproduksi dan menyerap vitamin D sebagai penghubung atau pemberi vitamin
D dari sumber ultraviolet matahari .
Faktor-faktor yang mempengaruhi kulit

Perubahan dan keutuhan pada kulit dapat dipengaruhi oleh berbagai


faktor, diantaranya :

 Umur.
Perubahan kulit dapat ditentukan oleh umur seseorang, hal ini dapat terlihat
pada bayi yang terlihat relatif masih muda, kondisi kulitnya sangat rawan
terhadap berbagai trauma atau masuknya kuman. Sebaliknya, pada orang
dewasa, keutuhan kulit sudah memilki kematangan sehingga fungsinya
sebagai pelindung sudah baik
 Jaringan kulit.
Perubahan dan keutuhan kulit dapat dipengaruhi oleh struktur jaringan kulit.
Apabila jaringan kulit rusak, maka terjadi perubahan pada struktur kulit.
 Kondisi / keadaan lingkungan. beberapa keadaan lingkungan atau kondisi
yang dapat mempengaruhi keadaan kulit secara utuh, antara lain keadaan kulit
secara utuh, antara lain keadaan panas, adanya nyeri akibat sentuhan dan
tekanan, dan sebagainya. ( Wahit & Chayatin, 2007)
Manfaat Perawatan pada Kulit
Manfaat perawatan diri pada kulit, antara lain:
1 Kulit menjadi bersih dan sehat
2 Meningkatkan percaya diri
3 Bau badan berkurang
4 Terhindar dari infeksi dan iritasi

6
Asuhan Keperawatan pada Masalah Perawatan Kulit
1. Pengkajian Keperawatan
 Warna Kulit
Pengkajian terhadap masalah kebersihan kulit meliputi penilaian tentang
keadaan kulit, misalnya warna kulit untuk mengetahui adanya pigmentasi
kulit. warna kulit yang tidak normal dapat disebabkan oleh melamin pada
kulit: warna coklat dapat menunjukkan tumor hipofisis, warna biru
kemerahan dapat menunjukkan adanya penyakit polistemia, warna merah
dapat menunjukkan adanya penyakit alergi dingin, hipertermia, psikologis,
alkohol atau inflamasi lokal, warna biru (sianosis) pada kuku atau sianosis
perifer akibat kecemasan atau kedinginan, atau sentral karena penurunan
kapasitas darah dalam membawa oksigen yang meliputi bibir, mulut dan
badan. Selanjutnya warna kunimg menunjukkan ikterus yang menyertai
penyakit hati, hemolisis darah merah, obstuksi saluran empedu, atau infeksi
berat yang dapat dilihat pada sklera, membran muksosa dan abdomen;
apabila terdapat pada telapak tangan, kaki dan muka menunjukkan dampak
atas konsumsi wortel atau kentang; apabila pada area kulit terbuka (bukan
pada sklera dan membran mukosa) menunjukkan adanya sinkop, demam
syok, atau anemia. kekurangan warna secara umum dapat menunjukkan
albinisme.
 Kelembapan kulit
Dalam keadaan normal, kulit agak kering, dan dalam keadaan patologis
dapat, dijumpai pada kekeringan pada daerah bibir. Kekeringan pada
bagian tangan dan genital dapat menunjukkan adanya dermatitis kontak.
Keadaan normal pada membran mukosa adalah lembab, dan bila terjadi
kekeringan menunjukan adanya dehidrasi
 Tekstur kulit
Perjalanan terakhir kulit dapat dilakukan melalui pengamatan dan palpasi.
Contoh tekstru abnormal adalah pengelupasan atau sisik pada jari dan kaki.
Perhatikan juga turgor, yaitu kembalinya kulit seperti semula tanpa
meninggalkan tanda setelah dicubut dalam keadaan normal. Selain itu
perhatikan juga atau tidaknya edemi dan lesi (makula, papula, nodul, tumor,
vesikula, bula, pustula).

7
2. Diagnosis keperawatan

Gangguan integritas kulit berhubungan dengan

 Perubahan sirkulasi
 Imobilisasi lama
 Edema
 Inkontinensia urine
 Malnutrisi
3. Perencanaan keperawatan

Tujuan :

1 Menghilangkan atau membersihkan badan , keringat dan sel yang mati


2 Merangsang sirkulasi darah , mengendorkan otot , dan membuat rasa nyaman .

Rencana tindakan

1 Menghilangkan atau memberikan bau, mengurangi kekeringan serta sel yang


mati dengan cara perawatan kulit
2 Merangsang srikulasi darah , mengendorkan otot, dan membuat rasa nyaman
dengan cara memandikan pasien.
4. Pelaksanaan (Tindakan) keperawatan
1. Cara merawat kulit
Merupakan tindakan keperawatan dengan melakukan perawatan pada kulit
yang mengalami atau berisiko terjadi kerusakan jaringan lebih lanjut
khususnya pada daerah yang mengalami tekanan (tonjolan). Tujuannya
adalah mencegah dan mengatasinya terjadinya luka dekibitus akibat tekanan
lama dan tidak hilang.
Berikut ini prosedur perawatan kulit:

Alat dan bahan :

1. Baskom cuci
2. Sabun
3. Air

8
4. Agen pembersih
5. Balutan
6. Pelindung kulit
7. Plester
8. Sarung tangan

Prosedur kerja :

1. Jelaskan prosedur pada pasien


2. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
3. Tutup pintu ruangan
4. Atur posisi pasien
5. Kaji luka / kulit tertekan dengan memperhatikan warna,
kelembapan, penampilan sekitar kulit, ukur diameter kulit, ukur
kedalaman.
6. Cuci kulit sekitar kulit dengan air hangat atau sabun cuci secara
menyeluruh dengan air
7. Perlahan-lahan keringkan kulit secara menyeluruh dan disertai
dengan pijatan
8. Bersihkan luka secara menyeluruh dengan cairan normal atau
larutan pembersih, gunakan semprit irigasi luka pada luka yang
dalam
9. Setelah selesai berikan obat atau agen topikal
10. Catat hasil
11. Cuci tangan

Berikut SOP memandikan pasien

1. Alat dan bahan


 Baskom mandi dua buah yang berisikan air dingin dan air hangat
 Pakaian pengganti
 Kain penutup
 Handuk da buah atas dan bawah dan waslap tiga buah
 Kempat untuk pakaian kotor
 Sampiran

9
 Sabun

2. Menyiapakan pasien
 Kontrak : perkenalan
 Beritahu dan jelaskan kepada pasien dan keluarganya mengenai prosedur
yang akan dilakukan dan tujuannya:
a. Mempertahankan kebersihan kulit
b. Mencegah infeksi kulit
c. Memperlancar peradaran darah
d. Mempertahankan kenyaanan pasien
 Menjaga privacy pasien
3. Prosedur kerja
a. Dekatkan alat kesamping klien
b. Cuci tangan
c. Atur posisi pasien (Orang percobaan atau boneka mainan) menjadi posisi
telentanga atau setengah duduk
d. Kenakan selimut mandi pada pasien
e. Tawarkan pasien untuk buang air besar (BAB) atau buang air kecil
(BAK)
f. Bentangkan handuk dibawah kepala pasien
g. Tanyakan kepada pasien apakah pasien mau menggunakan sabun untuk
membersihkan wajah atau tidak
h. Bashkan wajah, telinga dan leher dengan air, lalu gosokan dengan sabun
bagi pasien yang menggunakan sabun
i. Bilas wajah dengan air bersih minimal 3kali
j. Keringkan wajah pasien dengan lembut
k. Selimut mandi diturunkan, bentangkan handuk diatas dada pasien dan
kedua tangan ada diatas handuk tersebut.
l. Basahi tangan dan lengan terjauh dengan air bersih dari distal
keproksimal dan bersihkan menggunakan sabun dan bilas dengan air
hangat lalu keringkan dengan handuk
m. Pindahakan handuk keposisi kanan pasien minta pasien mengangkat
kedua tangannya keatas, basahi ada dan perut dan bersihkan daerah dada

10
dan perut dengan sabun, keringkan dengan handuk dan gososkan dengan
bedak pada ketiak dan dada
n. Tutup bagian depan dengan selimut mandi, miringkan pasien ke kiri, lalu
bentangkan handuk dibawah punggung sampai glutea. bashi punggung
dengan sabun dan air hangat hingga glutea. keringkan punggung dengan
handuk kemudian miring kekanan dan ulangi langkah yang sama untuk
membersihkan punggung kiri. gososk punggung dengan bedak setelah itu
pasien kembali keposisi telentang dan pakaian atas dipasangkan dengan
rapi
o. Sikapkan selimut sampai sebatas pangkal paha. bentangkan handuk dari
pangkal paha hingga kaki, basahkan air pada kaki terjauh dan sabuni dari
kaki kepangkal paha dan bilas dengan air bersih minimal 3kali, keringkan
dengan handuk lalu ulangi tindakan yang sama untuk kaki terdekat
p. Air bekas memandikan bagian atas dan kaki dibuang ganti dengan air
yang baru dan waslap yang baru
q. Letakan handuk dibawah glutea, minta pasien membuka pkaian bawah
lalu bersihkan dengan sabun dan air bilas dengan air hangat pada daerah
lipatan paha dan genitalia, tutup bagian depan dengan handuk dan minta
pasien miring kekiri dan brsihkan daerah dubur dengan sabun dan bilas
dengan air lalu keringkan
r. Kenakan pakaian dalam pasien dan pakaian bawah
s. Rapikan tempat tidur dan selimut pasien
t. Cuci tangan setelah prosedur dilakuka (Margaretha & Erningwati Akoit.
2010).
5. Evaluasi keperawatan
Evaluasi secara umum menilai kemampuan dalam :
 Mempertahankan kebersihan perawatan kulit secara efektif. Hal ini
ditunjukan dengan adanya kemampuan untuk menjaga kebersihan kulit
seperti adanya warna, kelembapan, turgor, tekstur, hilangnya lesi, dan lain-
lain
 Mempertahankan sirkulasi darah, mengendorkan otot, dan membuat tubuh
terasa nyaman. Hal ini ditunjukan dengan adanya kemampuan dalam
melakukan aktivitas sehari-hari dan terlihat segar.

11
2. Perawatan Diri pada Rambut

Rambut merupakan bagian dari tubuh yang memiliki fungsi sebagai proteksi serta
pengatur suhu, melalui rambut perubahan status kesehatan diri dapat diidentifikasi. Secara
anatomis rambut terdiri atas batang, akar rambut, sarung akar, folikel rambut, serta
kelenjar sebasea.

 Masalah atau gangguan pada rambut


Berbagai masalah yang terjadi pada rambut, antaralain:
1. Kutu
2. Ketombe
3. Botak (alopcia)
4. Radang pada kulit rambut (seberrheic dermatitis )
Manfaat Perawatan Diri pada Rambut
1 Terhindar dari masalah atau gangguan pada rambut
2 Rambut bersih dan sehat
3 Rambut segar
4 Meningkatkan rasa percaya diri
5 Menghilangkan bau rambut atau kulit kepala
Asuhan keperawatan pada masalah perawatan rambut
1. Pengkajian perawatan
Pengkajian dilakukan pada warna, ukuran, serta susunan rambut. Selain itu,
kaji jenis rambut, apakah berminyak atau kering. kemudian kaji pola
pertumbuhan rambut, pakah pola cepat atau lambat, sedikit, atau jumlah
kerontokan . Kaji juga aspek perkembangan dan faktor yang mempengaruhi
perawatan rambut, seperti pemakaian minyak rambut, kemampuan menyisir,
frekuensi cuci rambut, serta pemakaian sampo.
2. Diagnosa keperawatan
1. Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan kutu pada daerah kulit
kepala.
2. Resiko gangguan konsep diri (body image) berhubungan dengan
kehilangan rambut (misalnya akibat kemoterapi)
3. Perencanaan keperawatan
Tujuan
1. Mencegah infeksi daerah rambut
12
2. Meningkatkan konsep diri
Rencana tindakan
1. Mencegah infeksi daerah kepala dengan cara perawatan rambut seperti
mencuci, menyisir atau mencukur rambut.
2. Meningkatkan konsep diri (body image) dengan cara memberikan
motivasi terhadap kemampuan pertumbuhan rambut.
4. Pelaksanaan (tindakan) keperawatan
 Cara merawat rambut
Merupakan tindakan keperawatn pada pasien yang tidak mampu
mememnuhi kebutuhan perawatan diri dengan cara mencuci dan menyisir
rambut. Tujuannya adalah membersihkan kuman–kuman yang ada pada
kulit kepala, menambah rasa nyaman, membasmi kutu atau ketombe yang
melakat pada kulit, seperti memperlancar sistem peredaran dibawah kulit.
Berikut ini beberapa SOP perawatan rambut:

1) Prosedur Menyisir Rambut

1. Alat Dan Bahan

 Pengalas
 Sisir biasa
 Tisu dan tempatnya
 Bengkok berisi larutan lisol 2-3%
 Kantong plastik
 Karet pengikat ( jika perlu)
 Minyak rambut ( jika perlu)
 Peniti ( jika perlu)
1. Menyiapkan pasien
 Kontrak
 Menjelaskan tujuan dan tindakan yang akan dilakukan
 Jaga privacy pasien
2. Langkah-langkah
 Cuci tangan
 Atur posisi pasien (duduk atau tidur )

13
 Letakan pengalas, lalu jepit dengan menggunakan peniti diatas bahu pasien
(jika pasien duduk), lalu:
 Rambut dibagi dua belahan pertama disisir sedikit demi sedikit dari ujung
ke pangkal rambut kemudian diikat (jika panjang), kemudian sisr belahan
yang kedua
 Bersihkan sisir dengan tisu dan masukan kedalam bengkok
 Kumpulkan rambut yang rontok dan masukan kedalam kantong plastik,
angkat pengalas.
 Observasi keadaan pasien
 Rapikan alat dan cuci tangan
 Catat tindakan yang dilakukan dan hasilnya
1) Prosedur Mencuci Rambut
1. Alat dan bahan
 Semua peralatan menyisir rambut
 Pengalas ( handuk/kain, dan perlak)
 Talang karet ( perlak dan handukyang dibuat sebagai talang )
 Handuk 1 buah
 Sampo
 Kom kecil 1buah
 Kain kasa dan kapas balut dalam tempatnya
 Gayung air
 Baskom berisi air hangat(±40 derajat C)
 Ember kosong
 Kain pel
2. Menyiapkan pasien
 Identifikasi kebutuhan pasein
 Identifikasi tingkat kemandirian pasien terkait keampuan mencuci rambut
 Informasikan tentang tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukkan
3. Langkah-langkah
 Perawat mencuci tangan
 Dekatkan alat pada pasien
 Angkat bantal, lalu pasang pengalas, dan handuk dibawah kepala pasien
 Pasang ujng handuk diatas bahu pasien
14
 Atur posisi kepala pasien agar berada dipinggir tempat tidur
 Pasang talang dibawah kepala pasien dengan ujung talang dimasukan ke
dalam ember kosong, Alasi dengan kain pel
 Sisir rambut pasien
 Tutup lubang telinga dengan kapas bulat dan jika perlu tutp juga dengan
mata pasien dengan handuk
 Basahi rambut mulai dari pangkal sampai ke ujung rambut oleskan sampo
ke seluruh permukaan kulit kepala dan batang rambut menggunakan kasa
 Usap hingga berbusa dan berikan tekanan r ingan pada kulit kepala pasien
 Bilas rambut hingga bersih
 Angkat penutup telinga dan mata
 Angkat talang
 Masukan karet ke dalam ember
 Angkat handuk
 Keringkan rambut dengan handuk, jika perlu dibungkus
 Sisir rambut
 Atur kembali posisi (jika pasien dalam posisi tidur, alasi bantal dengan
handuk)
 Rapikan kembali alat-alat
 Cuci tangan
 Observasi keadaan pasien
 Catat tindakan yang dilakukan dan hasilnya
3) Prosedur membasmi kutu pada rambut
1. Alat dan bahan
 Kain segitiga (Mitela)
 Baju dan topi pelindung
 Pengalas (perlak/kain)
 Sisir biasa
 Sisir kutu
 Tisu pada tempatnya
 Kom berisis obat pembasmi kutu
 Kain kasa

15
 Bengkok berisi larutan lisol 2-3%
 Kantong plastik (untuk rambut dan sampah)
 Peniti±5 buah
2. Menyiapkan pasien
 Identifikasi pasien
 Jeaskan tentang tindakan yang akan dilakukan
3. Langkah-langkah
 Pasang sampiran
 Cuci tangan
 Pasang bajudan topi pelindung
 Atur posisi pasien (sambil duduk/tidur), lalu :
1. Pasang pengalas pada bahu pasien dan beri peniti ( jika pasien duduk )
2. Pasang pengalas dibawah kepala pasien ( jika pasien tidur )
 Kertas koran disambung dari bawah pengalas keember, dengan posisi :
1. Ember /baskom berisi larutan lisol 2-3% diletakan dibelakang pasien ( jika
pasien duduk)
2. Ember /baskom berisi larutan lisol 2-3% diletakan disamping tempat tidur
pasien ( jika pasien tidur)
 Rambut disisir dengan sisir biasa, kemudian sisir dibersihkan dengan tisu
 Sisir rambut dengan sisir kutu
 Sisir kutu dibersihkan dengan tisu kemudian tisu dimasukan ke dalam
kantong plastik
 Sisir kutu dimasukan kedalam bengkok berisi larutan lisol 2-3%
 Gosok kulit kepala dan rambut dengan kasa yang telah dibasahi cairan
pembasmi kutu dimulai dari pangkal hingga ke ujung rambut
 Sisir dan ikat rambut pasien (bila rambut panjang )
 Bersihkan sisir dengan tisu dan masukan kedalam bengkok berisi larutan lisol
2-3%
 Masukan tisu kedalam kantong plastik
 Bungkus kepala dengan kain segitiga (mittela), keluarkan telinga pasien
 Angkat kertas koran dan gulung agar kotoran (rambut dan kutu) tidak
berceceran
 Masukan rambut yang rontok kedalam kantong plastik

16
 Angkat kain pengalas dan masukan kedalam ember berisi larutan lisol 2-3%
 Ganti dengan kain pengalas yang baru
 Atur kembali posisi pasien
 Perhatikan dan observasi keadaan pasien
 Bereskan alat-alat
 Observasi keadaan pasien
 Dokumentasikan tindakan yang dilakukan beserta hasilnya (Margaretha &
Erningwati Akoit. 2010).

5. Evaluasi keperawatan

Evaluasi secara umum menilai adanya kemampuan untuk mempertahankan


kebersihan rambut yang ditandai dengan keadaan rambut (segar, tidak rontok), tidak
adanya tanda radang pada kulit kepala, dan pertumbuhanya baik.

3. Perawatan Diri pada Mulut dan Gigi

Gigi dan mulut adalah bagian penting yang harus dipertahankan kebersihannya, sebab
melalui organ ini berbagai kuman dapat masuk. Banyak oragan yang berada dalam mulut,
seperti orofaring, kelenjar parotid, tonsil, uvula, kelenjar sublingual, kelenjar
submaksilaris, dan lidah.

 Masalah/Gangguan pada Mulut dan Gigi

Masalah yang sering terjadi pada kebersihan gigi dan mulut antara lain:

1. Halitosis, bau napas tidak sedap yang dapat disebabkan oleh kuman atau
lainnya.
2. Ginggivitas, radang pada daerah gusi.
3. Karies, radang pada gigi.
4. Stomatitis, radang pada daerah mukosa atau rongga mulut.
5. Peridontal desease (gusi yang mudah berdarah dan bengkak).
6. Glostitis, radang pada lidah.
7. Chilosis, bibir yang pecah-pecah
Manfaat Perawatan Diri pada Mulut dan Gigi
1 Mukosa mulut utuh dan terhidrasi dengan baik
2 Melakukan sendiri perawatan hygiene mulut dengan benar

17
3 Memperoleh rasa nyaman
4 Memahami praktik hygiene mulut dan gigi
Asuhan Keperawatan pada Masalah Perawatan Mulut dan Gigi
A. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian gigi dan mulut yang perlu diperhatiakan antara lain warna, keadaan
permukaan, serta kelengkapan gigi: pada pipi dalam perlu dilihat adanya
warna mukosa serta keadaan permukaan, pada gusi perlu dilihat warna,
tekstur, serta kelembapan. Pada daerah lidah dapat dilihat warna, tekstur, dan
posisi lidah.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan radang pada daerah gusi/gigi.
2. Perubahan nutrisi (kurang dari kebutuhan ) berhubungan dengan intake
(asupan) yang tidak adekuat (cukup) akibatnya radang gigi/gusi.
C. Perencanaan Keperawatan
Tujuan :
1. Mengurangi nyeri.
2. Mempertahankan nutrisi yang adekuat.
3. Mempertahankan kebersihan gigi dan mulut.

Rencana Tindakan:

1. Mengurangi nyeri dapat dilakukan dengan cara merawat gigi dan mulut secara
teratur.
2. Mempertahankan nutrisi akibat radang gigi /gusi dapat dilakukan dengan cara
merawat gigi dan mulut secara benar.
D. Pelaksanaan (Tindakan) Keperawatan
 Cara Merawat Mulut dan Gigi
Merupakan tindakan keperawatan pada pasien yang tidak mampu
mempertahankan kebersihan mulut dan gigi dengan cara membersihkan serta
menyikat gigi.
Prosedur membersihkan mulut
1. Alat dan bahan
 Pengalas (pelak/kain)
 Bengkok 1 buah (2 buah jika pasien sadar)

18
 Kasa tebal lembabyang dibasahi denga NaCI 0,9% atau air garam
 Sudip lidah yang telah dibalut dengan kain kasa ( tidak perlu pada pasien yang
sadar)
 Pinset anatomi 1 buah
 Tisu pada tempatnya
 Boraks gliserin (k/p)
 Gentian violet (k/p)
 Kapas lidi ( k/p )
 air dalam gelas untuk berkumur pada pasien yang sadar
2. Menyiapkan pasien
 Kaji kebutuhan pasien
 Jelaska tentang prosedur yang akan dilakukan
3. Langkah-langkah
 Dekatkan alat ke tempat tidur pasien
 Perawat mencuci tangan
 Atur posisi pasien dengan kepala dimiringkan
 Pasang pengalas diatas dada atau bawah dagu pasien
 Letakan bengkok dibawah pipi atau dagu pasien
 Ambil kasa tebal yang dilembabkan dengan NaCI 0,9% atau air garam
 Tekan lidah dengan sudip lidah hingga mulut terbuka ( jika pasien aptis/koma)
atau minta pasien membuka mulut
 Membersihkan mulut
 Bersihkan langit-langit mulut dengan cara menariknya dari arah dalam ke arah
luar
 Bersihkan gusi bagian dalam dalam atas sebelah kanan dan kiri
 Gusi bagian dalam bawah sebelah kanan dan kiri
 Gigi bagian dalam bawahsebelah kanan dan kiri
 Gusi bagian luar atas sebelah kanan dan kiri usi bagian bawah
 Gigi bagian luar atas sebelah kana kiri
 Gusi bagian luar bawah sebelah kanan dan kiri
 Gigi bagian luar bawah sebelah kanan dan kiri
 Dinding mulut

19
 Lidah bagian atas dan bawah
 Keringkan bibir degan tisu
 Oleskan gliserin/ gentin violet pada bibir (k/p)
 Angkat bengkok dan pengalas
 Atur posisi pasien
 Rapikan alat-alat
 Cuci tangan
 Observasi keadaan pasien
 Dokumentasikan tindakan yang dilakukan dan hasilnya (Margaretha &
Erningwati Akoit. 2010).
E. Evaluasi keperawatan
Evaluasi secara umum menilai adanya kemampuan untuk mempertahankan
kebersihan gigi dan mulut serta kemampuan untuk mempertahankan status nutrisi.
Hal ini ditandai dengan keadaan mulut dan gigi yang bersih, tidak ada tanda radang,
dan intake yang adekuat.

4. Perawatan Diri pada Kuku

Menjaga kebersihan kuku merupakan salah satu aspek penting dalam mempertahankan
perawatan diri kerena berbagai kuman dapat masuk ke dalam tubuh melalui kuku. Oleh
sebab itu, kuku seharunya tetap dalam keadaan sehat dan bersih. Secara anatomis kuku
terdiri atas dasar kuku, badan kuku, dinding kuku, kantung kuku, dan lanula. Kondisi
normal kuku dapat terlihat halus, tebal kurang lebih 0,5 mm, transparan, dasar kuku
berwarna merah mudah.

 Masalah/ Gangguan pada Kuku


1. Ingrown nail, kuku tangan yang tidak tumbuh-tumbuh dan dirasakan sakit
pada daerah tersebut
2. Paronychia, radang disekitar jaringan kuku
3. Ram’s horn nail, gangguan kuku yang ditandai pertumbuhan yang lambat
disertai kerusakan dasar kuku atau infeksi
4. Bau tidak sedap, reaksi mikroorganisme yang menyebabkan bau tidak sedap.
Manfaat Perawatan Diri pada Kuku
1 Klien memiliki kuku yang lembut
2 Klien mencapai rasa nyaman dan bersih

20
3 Klien dapat memahami dan melakukan metode perawatan kuku dengan
benar
Asuhan Keperawatan pada Masalah Perawatan Kuku
1. Pengkajian Keparawatan
Pengkajian yang perlu dilakukan adalah penilaian tentang keadaan warna, bentuk, dan
keadaan kuku. Adanya jari tabuh dapat menunjukan penyakit pernapasan kronis atau
penyakit jantung dan bentuk kuku yang cekung atau cembung menunjukan adanya
cedera, defisiensi besi, dan infeksi.
2. Diagnosa keperawatan
Resiko terjadi luka (infeksi) berhubungan dengan proses masuknya kuman akibat
garukan dari kuku.
3. Perencanaan Keperawatan
Tujuan:
1. Memelihara kebersihan kuku dan rasa nyaman pasien.
2. Mempertahankan integritas kuku dan mencegah infeksi
Rencana Tindak
Lakukan pemeliharaan kebersihan kuku dengan cara perawatan kuku.
4. Pelaksanaan (Tindakan) Keperawatan
 Cara Merawat Kuku

Merupakan tindakan keperawatan pada pasien yang tidak mampu merawat kuku
sendiri. Tujuannya adalah menjaga kebersihan kuku dan mencegah timbulnya
luka atau infeksi akibat garukan dari kuku. Berikut ini prosedur perawatan kuku:

1. Alat dan bahan


 Gunting kuku dan pengikir satu buah
 Bengkok berisi larutan lisol 2-3% 1 buah
 Baskom berisi air hangat ( 40-42 derjat C ) 1 buah
 Baskom berisi air bersih 1 buah
 Sikat kuku 1 buah
 Handuk 1 buah
 Perlak pengalas/ kain 1 buah
 Sabun 1 buah
 Aseton dan kapas

21
 Losion/ minyak secukupnya
 Kain pel 1 buah
2. Mahasiswa menyiapkan pasien
 Kontrak
 Menjelaskan tujuan dan tindakan yang akan dilakukan
 Jaga privacy pasien
3. Langkah –langkah
 Mencuci tangan
 Pasang sampiran atau penutup pintu
 Atur posisi pasien
 Pasang pengalas dibawah tangan teapat pada bagian kuku yang akan
dibersihkan. Bersihkan cat kuku dengan aseton ( bila pasien menggunakan
cat kuku ), kemudian letakan baskom berisi air hangat
 Rendam kuku tangan dengan air hangat selama 1-2 menit
 Sikat kuku dengan sikat khusus kuku dan sabun, lalu bersihkan dan
keringkan
 Dekatkan bengkok berisi larutan lisol 2-3%ke pasien kemudian tangan
diletakan diatasnya. Potong kuku tangan dengan lurus dan tidak boleh
sampai batas dasar kuku, kemudian kikir pinggiran-pinggiran kuku
 Cuci kuku dan tangan dengan air bersih dan keringkan ( jika perlu diberikan
losion pada jari-jari)
 Angkat pengalas dan pindahkan ke tangan yang lainnya.
 Atur kembali posisi pasien
 Rapikan alat- alat dan kembalikan pada tempatnya
 Cuci tangan
 Observasi keadaan pasien
 Catat tindakan yang dilakukan dan hasilnya (Margaretha & Erningwati
Akoit. 2010).

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi secara umum menilai adanya kemampuan untuk mempertahankan


kebersihan kuku, ditandai dengan keadaan kuku yang bersih, tidak ada radang
disekitar kuku, pertumbuhan baik, dan tidak ada bau yang khas dari kuku.

22
5) Perawatan Diri Pada Alat Kelamin

Perawatan diri pada alat kelamin yang dimaksud adalah pada alat kelamin perempuan,
yaitu pada perawatan diri pada organ eksterna yang terdiri atas mons veneris, terletak
didepan simpisis pubis, labia mayora, yang merupakan lipatan besar yang membentuk
vulva, labia minora, yang merupakan dua lipatan kecil diantara atas labia mayora; klitoris
(sebuah jaringan efektif yang serupa dengan penis laki-laki; kemudian bagian yang
terkait disekitarnya, seperti uretra, vagina, perineum, dan anus. Namun organ eksternal
pria juga harus dibersikan.

Manfaat Perawatan Diri pada Alat Kelamin


1 Menjaga kebersihan perineum pasien
2 Mencegah berkembangnya infeksi atau iritasi
3 Mencegah munculnya kutu pubis
4 Mempercepat kesembuhan pasien
Asuhan keperawatan pada masalah perawatan alat kelamin

1. Pengkajian Keperawatan

Yang perludiperhatikan pada pengkajian alat kelamain (vulva hygiene), antara lain
adalah ada atau tidaknya iritasi daerah sekitarnya, adanya perdarahan mucus,
lokhea, kateterisasi, luka jahitan pada pasien pascapartum, serta kebersihannya.

2. Diagnosis keperawatan

Risiko terjadi infeksi berhubungan dengan kurangnya perawatan atau kebersihan


pada daerah vulva.

3. Perencanaan Keperawatan

Tujuan:

1. Mencegah terjadiS infeksi.


2. Mempertahankan daerah vulva.

Rencana tindakan:

Mencegah terjadi infeksi dan mempertahankan kebersihan daerah vulva dengan


cara melakuan perawatan vulva.

23
4. Pelaksanaan (tindakan) Keperawatan

Dengan cara hygiene

Merupakan tindakan keperawatan pada pasien yang tidak mampu membersihkan


vulva sendiri.Tujuannya adalah mencegah terjadinya infeksi pada vulva dan
menjaga kebersihan vulva.

1. Menyiapkan alat
 Pengalas ( perlak dan kain )
 Selimut ekstra
 Kapas sublimat dalam tempatnyan
 Sarung tangan lateks 1 pasang
 Bengkok 2 buah
 Bed pan 1 buah
 Botol berisis air hangat
 Tisu toilet
 Pinset anatomis 1 buah (jika tidak ada sarung tangan)
 Kasa steril (k/p)
 Duk pembalut(k/p)
 Celana dalam bersih (k/p)

2. Menyiapkan pasien

 Identifikasi kebutuhan pasien


 Jelaskan tentang tindakan yang akan dilakukan

3. Langkah-langkah

 Dekatkan alat-alat ke tempat tidur pasien


 Tutup pintu dan jendela/ pasang sampiran
 Perawat mencuci tangan
 Pasang selimut ekstra
 Pasang pengalas dibawah bokong pasien
 Lepaskan pakaian bawah pasien
 Atur posisi pasien:

24
 Posisi dorsal recumbent (M Shape) pada wanita
 Posisi supine (V Shape) pada pria
 Bungkus kaki pasien dengan sudut selimut dan bagian tengah menutupi daerah
pubis (jika selimut lebar) atau buka selimut sampai diatas pubis
 Letakan bengkok dan kapas sublimat didekat bokong pasien
 Pasang sarung tangan
 Membersihkan genitalia
 Membersihkan vulva (wanita)
o Buka labia mayora dengan tangan kiri dan tangan kanan memegang kapas
sublimat
o Bersihkan labia mayora dengan kapas sublimat dari atas kebawah sekali
usap
o Bersihkan labia minora dengan kapas sublimat dari atas ke bawah sekali
usap
o Bersihkan perineum sekali usap
 Membersihkan penis (pada pria)
o Pegang penis dengan tangan kiri sementara tangan kanan memegang
kapas sublimat
o Bersihkan gland penis dari ujung kearah bawah dengan cara memutar (
bagi pasien yang belum disunat, tarik preputium kearah gland penis dan
kembalikan seperti semula jika sudah dibersihkan )
o Bersihkan batang penis dari atas kebawah
o Bersihkan skrotum dari arah atas ke bawah mengarah kerektum
 Pasang bed pan dibawah bokong pasien
 Basuh daerah genitalia dengan air hangat
 Keringkan vulva dengan tisu toilet
 Angkat bed pan
 Oleskan obat (jika anda luka/ luka opisiotomi pada wanita)
 Pasang pembalut pada celana dalam (jika ada haid / ada lochia)
 Atur posisi pasien
 Angkat pengalas
 Ganti selimut ekstra dengan selimut pasien
 Rapikan alat-alat dan kembalikan ke tempat semula

25
 Cuci tangan
 Buka sampiran /pintu /jendela
 Observasi keadaan pasien
 Dokumentasikan tindakan yang dilakukan dan hasilnya

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi secara umum menilai adanya kemampuan perawatan diri pada alat
kelamin. Perawatan diri pada alat kelamin yang dimaksud adalah pada alat
kelamin perempuan, yaitu pada perawatan diri pada organ eksterna yang terdiri
atas mons veneris, terletak didepan simpisis pubis, labia mayora, yang merupakan
lipatan besar yang membentuk vulva, labia minora, yang merupakan dua lipatan
kecil diantara atas labia mayora; klitoris (sebuah jaringan efektif yang serupa
dengan penis laki-laki; kemudian bagian yang terkait disekitarnya, seperti uretra,
vagina, perineum, dan anus.

2.1.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Personal Hygiene

Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene menurut Mubarak & Chayatin,


2007 antara lain:

1. Budaya
Sejumlah mitos yang berkembang di masyarakat menjelaskan bahwa saat
individu sakit ia tidak boleh dimandikan karena dapat memperparah penyakitnya.
2. Status sosial-ekonomi
Untuk melakukan personal hygiene yang baik dibutuhkan sarana dan prasarana
yang memadai, seperti kamar mandi, peralatan mandi, serta perlengkapan mandi
yang cukup (sabun, sikat gigi, shampo, dll). Itu semua tentu membutuhkan biaya.
Dengan kata lain, sumber keuangan individu akan berpengaruh pada
kemampuannya mempertahankan personal hygiene yang baik.
3. Agama
Agama juga berpengaruh pada keyakinan indvidu dalam melaksanakan kebiasaan
sehari-hari. Agama islam misalnya, umat islam diperintahkan untuk selalu
menjaga kebersihan karena kebersihan adalah sebagian dari iman. Hal ini tentu

26
akan mendorong individu untuk mengingat pentingnya kebersihan diri bagi
kelangsungan hidup.
4. Tingkat pengetahuan atau perkembangan individu
Kedewasaan seseorang akan memberi pengaruh tertentu pada kualitas diri orang
tersebut, salah satunya adalah pengetahuan yang lebih baik. Pengetahuan ini
penting dalam meningkatkan status kesehatan individu. Sebagai contoh, agar
terhindar dari penyakit kulit, kita harus mandi dengan bersih setiap hari.
5. Status kesehatan
Kondisi sakit atau cedera akan menghambat kemampuan individu dalam
melakukan perawatan diri. Hal ini tentunya berpengaruh pada tingkat kesehatan
individu . Individu akan semakin lemah yang pada akhirnya jatuh sakit.
6. Kebiasaan
Ini ada kaitannya dengan kebiasaan individu dalam menggunakan produk-produk
tertentu dalam melakukan perawatan diri , misalnya menggunakan showers,
sabun padat, sabun cair, sampo, dll.
7. Cacat jasmani / mental bawaan
Kondisi cacat dan gangguan mental menghambat kemampuan individu untuk
melakukan perawatan diri secara mandiri.
8. Citra Tubuh
Penampilan umum klien dapat menggambarkan pentinnya hygiene pada orang
tersebut. Citra tubuh merupakan konsep subyektif sesorang tentang penampilan
fisiknya. Citra tubuh ini sering berubah. Citra tubuh mempengaruhi cara
mempertahankan hygiene. Jika seseorang klien rapi maka perawat
mempertimbangkan rincian kerapian ketika merencanakan perawatan dan
berkonsultasi dengan klien sebelum membuat keputusan tentang bagaimana
memberikan perawatan hygiene. Kerena citra tubuh klien dapat berubah akibat
perbedaan atau penyakit fisik meka perawat herus membuat suatu usaha ekstra
untuk meningkatkan hygiene.
9. Kondisi Fisik
Orang yang menderita penyakit tertentu (misalya: kangker stadium lanjut atau
menjalani operasi sering kali kekurangan energi fisik atau ketangkasan untuk
melakukan hygiene pribadi atau sendiri.

27
2.1.6 Prinsip Personal Hygiene

Kebersihan kulit dan membran mukosa sangatlah penting karena kulit


merupakan garis perthanan tubuh yang pertama dari kuman penyakit. Dalam
menjalankan fungsinya ,kulit menerima banyak rangsangan dari luar dan menjadi
pintu masuk utama kuman patogen ke dalam tubuh. bila kulit bersih dan terpelihara,
kita dapat terhindar dari berbagai penyakit, gangguan, atau kelainan yang mungkin
muncul. Selain itu, kondisi kulit yang bersih akan menciptakan perasaan segar dan
nyaman, serta seseorang terlihat cantik. Prinsip personal hygiene dapat meliputi
beberapa hal, yaitu:

1. Kulit
Umumnya, kulit dibersihkan dengan cara mandi. ketika mandi, kita sebaiknya
menggunakan jenis sabun yang banyak mengandung lemak nabati karna dapat
mencegah hilangnya kelembapan dan menghaluskan kulit. sabun deterjen
jarang digunakan untuk mandi karna sifatnya iritatif. dalam memilih dan
memakai sabun, make-up, deodoran, dan shampo hendaknya pilih produk
yang tidak menimbulkan rasa perih/iritasi. kulit anak-anak cenderung lebih
tahan terhadap trauma dan infeksi. meski demikian, kita harus rutin
membersihkannya karna anak seringkali buang air dan sering bermain dengan
kotoran. cara perawatan kulit adalah sebagai berikut.
a. biasakan mandi dua kali sehari atau setelah beraktivitas.
b. gunakan sabun yang tidak bersifat iritatif
c. sabuni seluruh tubuh, terutama area lipatan kulit seperti sela-sela jari,
ketiak, belakang telinga, dll.
d. jarang menggunakan sabun mandi untuk wajah.
e. segera keringkan tubuh dengan handuk yang lembut dari wajah,
tangan, badan, hingga kaki.

Hal-hal yang membahayakan kulit antara lain sinar matahari, rokok, alkohol,
dan kondisi stres. pengaruh sinar matahari dapat menyebabkan kerusakan pada
serat elastin-yang memberi kelenturan pada kulit-juga kolagen yang membentuk
serta menunjang jaringan kulit. rokok dapat mempercepat penuaan kulit karna
zat yang terkandung didalamnya dapat mengurangi cadangan vitamin C tubuh.

28
alkohol dapat menyebabkan kerusakan vitamin B dan cadangan vitamin C.
kondisi stres dapat memicu berbagai kelainan pada tubuh termasuk kulit.

2. Kuku
Kuku merupakan pelengkap kulit. kuku terdiri atas jaringan epitel. badan kuku
adalah bagian yang tampak disebelah luar, sedangkan akarnya terletak didalam
lekuk kuku tempat kuku tumbuh dan mendapat makanan. kuku yang sehat
berwarna merah muda. cara-cara dalam merawat kuku antara lain:
a. Kuku jari tangan dapat dipotong dengan pengkir atau memotongnya
dalam bentuk oval (bujur) atau mengikuti bentuk jari. sedangkan
kuku jari kaki dipotong dalam bentuk lurus.
b. Jangan memotong kuku terlalu pendek karna bisa melukai selaput
kulit dan kulit disekitar kuku.
c. Jangan membersihkan kotoran dibalik kuku dengan benda tajam,
sebab akan merusak jaringan dibawah kuku.
d. potong kuku seminggu sekali atau sesusai kebutuhan.
e. khusus untuk jari kaki, sebaiknya kuku dipotong segera setelah mandi
atau direndam dengan air hangat terlebih dahulu.
f. jangan menggigit kuku karna akan merusak bagian kuku.
3. Rambut
Rambut merupaka struktur kulit. rambut terdiri atas tangkai rambut yang
tumbuh melalui dermis dan menembus permukaan kulit, serta kantung rambut
yang terletak didalam dermis. Rambut yang sehat terlihat mengilat, tidak
berminyak, tidak kering, atau mudah patah. pertumbuhan rambut bergantung
pada keadaan umum tubuh. normalnya rambut tumbuh karna mendapat suplai
darah dari pembuluh-pembuluh darah disekitar rambut. beberapa hal yang
dapat mengganggu pertumbuhan rambut antara lain panas dan kondisi
malnutrisi. Fungsi rambut sendiri adalah untuk keindahan dan penahan panas.
bila rambut kotor dan tidak dibersihkan lama kelamaan akan menjadi sarang
kutu kepala. umumnya, rambut yang pendek lebih mudah perawatan
dibandingan rambut yang panjang. cara-cara merawat rambut antara lain:
a. Cuci rambut 1-2 kali seminggu (atau sesuai kebutuhan) dengan
mamakai shampo yang cocok.
b. pangkas rambut agar terlihat rapih

29
c. gunakan sisir yang bergigi besar untuk merapikan rambut keriting
dan olesi rambut dengan minyak
d. jangan menggunakan sisir yang bergigi tajam karna bisa melukai
kepala.
e. pijat-pijat kulit kepala saat mencuci rambut untuk merangsang
pertumbuhan rambut.
f. pada jenis rambut ikal dan keriting, sisir rambut mulai dari bagian
ujung hingga ke pangkal dengan pelan dan hati-hati.
4. Gigi dan Mulut
Mulut merupakan bagian pertama dari sistem pencernaan dan merupakan bagian
tambahan dari sistem pernapasan. dalam rongga mulut terdapat gig dan lidah yang
berperan penting dalam proses pencernaan awal. selain gigi dan lidah, adapula
saliva yang penting untuk membersihkan mulut secara mekanis. mulut merupakan
rongga yang tidak bersih dan penuh dengan bakteri, karna harus selalu dibersihkan.
kerusakan gigi dapat disebabkan oleh kebiasaan mengonsumsi makanan manis,
menggigit benda keras, dan kebersihan mulut yang kurang. perawatan gigi dan
mulut pada balita ternyata cukup menentukan kesehatan gigi dan mulut mereka
pada tingkatan usia selanjutnya. beberapa penyakit yang mungkin muncul akibat
perawatan gigi dan mulut yang buruk pada balita adalah karies, gingivitis (radang
gusi), dan sariawan. Salah satu tujuan perawatan gigi dan mulut adalah untuk
mencegah penyebaran penyakit yang ditularkan melalui mulut (mis., tifus,
hepatitis), mencegah penyakit mulut dan gigi, meningkatkan daya tahan tubuh. cara
merawat gigi dan mulut antara lain:
a. Tidak makan makanan yang terlalu manis dan asam
b. Tidak menggunakan gigi untuk menggigit atau mencongkel benda keras (Mis.,
membuka tutup botol).
c. Menghindari kecelakaan seperti jatuh yang dapat menyebabkan gigi patah.
d. Menyikat gigi sesudah makan dan khususnya sebelum tidur.
e. Memakai sikat gigi yang berbulu banyak, harus, dan kecil sehingga dapat
menjangkau bagian dalam gigi.
f. Meletakan sikat pada suhu 45 derajat dipertemuan antara gigi dan gusi dan sikat
menghadap kearah yang sama dengan gusi.
g. Menyikat gigi dari atas kebawah dan seterusnya.
h. Memeriksakan gigi secara teratur setiap 6 bulan.
30
5. Mata
Tujuan menjaga kebersihan mata adalah untuk mempertahankan kesehatan mata
dan mencegah infeksi. mata yang sehat akan tampak jernih dan bersih dari
kotoran. kotoran mata dapat menempel pada bulu mata dan sudut mata. cara
merawat mata antara lain:
a. Usaplah kotoran mata dari sudut mata bagian dalam kesudut bagian luar.
b. Saat mengusap mata, gunakanlah kain yang paling bersih dan lembut.
c. Lindungi mata dari kemasukkan debu dan kotoran.
d. Bila menggunakan kaca mata, hendaklah selalu dipakai.
e. Bila mata sakit segera periksa ke dokter.
6. Hidung
Cara merawat hidung antara lain :
a. Jaga agar lubang hidung tidak kemasukan airatau benda kecil.
b. Jangan biarkan benda kecil mask ke dalam hidung, sebab nantinya dapat
terhisap dan menyumbat jalan napas serta menyebabakan luka pada membran
mukosa.
c. Sewaktu mengeluarakan debu dari lubang hidung, hembuskan secara perlahan
dengan membiarkan kedua lubang hidung tetap terbuka.
d. Jangan mengeluarkan kotoran dari lubang hidung dengan menggunakan jari
karena dapat mengiritasi mukosa hidung.
7. Telinga
Saat membersihkan telinga bagian luar, hendaklah kita tetap menjadi telinga
bagian dalam. cara-cara merawattelinga adalah sebagai berikut:
a. Bila ada kotoran yang menyumbat telinga, keluarkan secar pelan dengan
menggunakan penyedot telinga.
b. Bila menggunakan air yang disemprotkan, lakukan dengan hati-hati agar tidak
menimbulkan kerusakan pada telinga akibat tekanan air yang berlebihan.
c. Aliran air yang masuk hendaklah diarahkan keseluruh telinga dan bukan
langsung kegendang telinga.
d. Jangan menggunakan peneti atau jepit rambut untuk membersihkan telinga
karena dapat menusuk gendang telinga.

31
8. Perineum

Tujuan perawatan perineum adalah untuk mencegah dan mengontrol infeksi,


mencegah kerusakan kulit, meningkatkan kenyamanan,serta mempertahankan
kebersihan diri. Pada wanita, perawatan perineum dilakukan dengan membersihkan
area genetalia eksterna pada saat mans. Umumnya, wanita lebih suka melakukannya
sendiri tanpa bantuan orang lain apabila mereka masih mampu secara fisik.
Sedangkan pada pria, perawatan yang sama juga dilakukan dua kali sehari saat
mandi, terutama pada mereka yang belum disirkumsisi. Adanya kulit pada penis
menyebabkan urine mudah terkumpul disekitar glans penis. Kondisi ini lama
kelamaan dapat menyebabkan berbagai penyakit, contohnya kanker penis. (Mubarak
& Nurul, 2007 ).

2.2 Asuhan Keperawatan

Kasus: Seorang laki-laki (43 tahun) rawat di RS dengan diagnosa medis TB paru.
Riwayat pengobatan klien mendapat terapi Amocillin 3x500 mg/ oral, OBH sirup 3x1
sendok teh dan vitamin B1 2x24 mg. Keluhan yang dialami pasien saat ini adalah
batuk, disertai dahak dengan warna kuning kehijauan, sesak nafas, dengan RR
26x/menit dan mudah lelah. Riwayat kesehatan masa lalu yaitu pasien sering menderita
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut). Saat dilakukan pengkajian, klien juga
mengatakan bahwa sejak masuk RS, ia belum mandi. Kulit pasien tampak kotor, ada
bau keringat, rambut kusam dan kotor, mulut berbau. Aktivitas sebagian dibantu oleh
perawat dan keluarga.

2.2.1. Pengkajian

1) Identitas Klien

1. Nama : Tn. H

2. Umur : 43 tahun

3. Jenis Kelamin : Laki-laki

2) Keluhan Utama
Klien sesak nafas disertai batuk.

32
3) Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan klien saat ini adalah batuk disertai sesak nafas dan terlihat lemah.
4) Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mengatakan dulu ia perna menderita ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut)
5) Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan bahwa ibu klien juga sering batuk-batuk
6) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Pasien tampak lemah, sesak nafas.
Kesadaran : kompos metis
Bau mulut dan badan : Tercium
Warna kulit : Sawo matang
Kelembaban kulit : Mukosa bibir kering, kulit kering
Tekstur kulit : Turgor kulit Kering
Kebersihan Kulit : Tampak kotor
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Frekuensi nafas : 26x/menit
Nadi : 76x/menit
Suhu : 37o C
7) Pemeriksaan fisik head to toe

1. Kepala

- Inspeksi: Bentuk kepala simetris, tidak ada benjolan, tidak ada lesi, warna rambut
hitam dan tampak kusam dan kotor, distribusi rambut merata, terdapat ketombe.

- Palpasi : Tidak ada benjolan, tidak ada nodul, tidak terdapat fraktur.

2. Mata

- Inspeksi : Kelopak mata simetris, terdapat bola mata, tidak terdapat odem, warma
mata sama dengan warna kulit lain, tidak terdapat luka, kemampuan menutup mata
normal, terdapat tahi mata.

- Palpasi : Skelera berwarna putih, konjungtiva anemis.

3. Hidung

33
- Inspeksi : Warna hidung sama dengan warna kulit lainnya, hidung simetris, tidak
terdapat polip, terdapat lendir.

- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan.

4. Mulut

- Inspeksi : Warna bibir pucat, mukosa bibir kering, terdapat karang gigi.

5. Telinga

- Inspeksi : Bentuk telinga simetris, ujung telinga atas sejajar dengan sudut mata.

- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan saat daun telinga ditarik, terdapat serumen.

6. Leher

- Inspeksi : Bentuk leher simetris, tidak terdapat lesi maupun pembengkakan

- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran kelenjar thyroid.

7. Dada dan paru-paru

- Inspeksi : Bentuk dada simetris

- Auskultasi : Aadanya bunyi ronchi pada lobus kiri bawah dan wheezing pada lobus
kanan dan kiri atas.

8. Abdomen

- Inspeksi : Bentuk perut simetris, tidak ada lesi dan tidak ada pembengkakan.

- Auskultasi : Bising usus normal

- Palpasi : Tidak terdapat masa, tidak ada pembesaran hepar.

9. Genitalia

- Inspeksi : Tampak kurang bersih, tidak terpat lesi dan tidak ada cairan yang keluar.

10. Ekstremitas
4 4
- Atas - Bawah

4 4

34
8) Pola – Pola

1. Pola Nutrisi

Sebelum sakit :

- Makan : 3x1/ hari 1 piring, makanan dihabiskan


- Minum : ± 5-7 gelas/ hari (air putih)

Setelah sakit:

- Makan : 3x1/ hari ½ piring, tidak dihabiskan

- Minum : 2-4 x / hari

2. Pola Istirahat Tidur

Sebelum sakit :

Tidur : 2x/ hari

Setelah sakit:

Tidur : 2-4x/ hari

3. Pola Aktivitas latihan

Sebelum sakit :

Pasien dapat beraktivitas sendiri tanpa dibantu, seperti makan dan mandi dapat dilakukan
sendiri oleh pasien.

Setelah sakit :

Tidak bisa melakukan aktivitas sendiri seperti mandi dan ke kamar mandi, harus dibantu
orang lain.

4. Pola Eliminasi

Sebelum sakit :

BAB : 1-2x/ hari

BAK : 3-5x/ hari

35
Setelah sakit :

BAB : 1-2x/hari

BAK : 3-5x/hari

9) Data Subjektif dan Objektif

DS (data subyektif) :
a. Pasien mengatakan belum mandi sejak masuk Rumah Sakit
b. Pasien mengatakan mudah lelah
DO (data obyektif) :
a. Kulit pasien tampak kotor
b. Rambut kusam dan kotor
c. Mulut berbau
d. Bau Keringat
2.2.2 Diagnosa Keperawatan

a. Analisa Data

No. Masalah Penyebab Data Pendukung


DS DO
1. Difisit perawatan diri: Kelelahan - Pasien - Kulit pasien
Mandi mengatakan sejak tampak
masuk Rumah kotor.
Sakit belum - Bau keringat
mandi.
- Pasien
mengatakan
mudah lelah.

36
2. Defisit perawatan diri: Kelelahan - Pasien - Mulut
Oral hygiene mengatakan sejak berbau
masuk Rumah
Sakit belum
mandi.
- Pasien
mengatakan
mudah lelah.

3. Defisit perawatan diri: Kelelahan - Pasien - Rambut


Keramas/ cuci mengatakan sejak kusam dan
masuk Rumah kotor.
Sakit belum
mandi.
Pasien
mengatakan
mudah lelah.

b. Diagnosa Keperawatan

1. Difisit perawatan diri: Mandi berhubungan dengan kelelahan yang ditandai


dengan pasien mengatakan belum mandi sejak masuk Rumah Sakit dan
mudah lelah, kulit pasien tampak kotor, rambut kusam dan kotor, mulut
berbau, dan bau keringat.
2. Difisit perawatan diri: Oral hygiene berhubungan dengan kelelahan yang
ditandai dengan pasien mengatakan belum mandi sejak masuk Rumah Sakit
dan mudah lelah, mulut berbau.
3. Difisit perawatan diri: Keramas /cuci rambut berhubungan dengan kelelahan
yang ditandai dengan pasien mengatakan belum mandi sejak masuk Rumah
Sakit dan mudah lelah, rambut kusam dan kotor.

37
2.2.3 Rencana Keperawatan

Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


Difisit perawatan diri: NOC: Perawatan Diri: Mandi NIC: Memandikan: Perawatan
Mandi berhubungan Defenisi: Tindakan seseorang lensa kontak, manajemen
dengan kelelahan untuk membersikan badannya Demensia: Memandikan, perawatan
sendiri secara mandiri atau telinga, perawatan mata, perawatan
tanpa alat bantu. kuku.
Setelah dilakukan tindakan 1. Bantu memandikan pasien
keperawatan selama1 x 24 Jam, 2. Monitoring kulit saat mandi
Pasien terbebas dari defisit 3. Bantu pasien dengan melibatkan
perawatan diri dengan kriteria keluarga dalam memandikan
hasil: pasien di tempat tidur 2 kali sehari
1. Dalam jangka waktu 1 jam 4. Monitor kemempuan klien untuk
tubuh/ kulit pasien kembali perawatan diri yang mandiri.
bersih. 5. Monitor kebutuhan klien untuk
2. Pasien dapat masuk dan alat-alat bantu untuk kebersihan
keluar kamar mandi sendiri. diri, berpakaian, berhias, toileting.
3. Pasien dapat mengambil
alat atau bahan mandi sendiri.
4. Pasien dapat mencuci wajah
sendiri
5. Pasien dapat membersikan
area perineum sendiri
6. Pasien terbebas dari bau
badan.

38
Difisit perawatan diri: NOC: Perawatan Mulut: NIC: Menggosok Gigi: Perawatan
Oral hygiene Gosok Gigi gigi,gusi, dan lidah.
berhubungan dengan Defenisi: Tindakan seseorang 1. Bantu pasien dengan melibatkan
kelelahan untuk membersikan gigi dan keluarga membersikan mulut dan
mulut secara mandiri. menggosok gigi setiap setelah
Setelah dilakukan tindakan makan.
keperawatan selama1 x 24 Jam, 2. Monitoring kebutuhan klien
Pasien terbebas dari defisit untuk alat-alat bantu dalam
perawatan diri dengan kriteria menggosok gigi.
hasil: 3. Monitoring kondisi gigi, gusi dan
1. Dalam jangka waktu 15 menit lidah klien saat perawatan mulut.
mulut dan gigi pasien bersih. 1.
2. Pasien terbebas dari bauh
mulut.
3. Pasien dapat menggosok gigi
sendiri.

Defisit perawatan diri: NOC: Perawatan Rambut dan NIC: Mencuci Rambut /Keramas
Keramas/ cuci Kulit Kepala: Cuci Rambut 1. Bantu pasien mencuci rambut
berhubungan dengan Defenisi: Tindakan seseorang dengan melibatkan keluarga 2
kelelahan untuk membersikan rambut dan kali seminggu.
kulit kepala secara mandiri. 2. Monitoring kulit kepala dan
Setelah dilakukan tindakan rambut saat keramas.
keperawatan selama1 x 24 Jam, 4. Monitor kemempuan klien untuk
defisit perawatan diri tidak perawatan rambut yang mandiri.
terjadi dengan kriteria hasil: 5. Monitor kebutuhan klien untuk
alat-alat bantu untuk kebersihan
1. Dalam jangka waktu 20 menit rambut dan kulit kepala.
rambut pasien kembali bersih
dan bersinar.
2. Kulit kepala tebebas dari
kotoran dan ketombe.

39
2.2.4 Pelaksanaan

Hari/Tanggal No. Diagnosa Tindakan


Keperawatan
Senin, 22-04-2019

07.00-07.15 I 1. Membantu memandikan pasien dengan melibatkan


keluarga dalam memandikan pasien di tempat tidur.
(SOP rujukan buku KDM 1 hal.55).
2. Memonitor kondisi kulit pasien saat dimandikan.
3. Memotivasi pasien untuk dapat melakukan
perawatan diri sendiri.

09.00-10.00 II 1. Mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan oleh


pasien dalam perawatan mulut
2. Membantu pasien membersihkan mulut dan
menggosok gigi dengan melibatkan keluarga. (SOP
rujukan buku KDM 1 hal.58-61).

10.00-10.20 III 1. Membantu mencuci rambut pasien dengan


melibatkan keluarga.
2. Memotivasi pasien untuk dapat melakukan
perawatan rambut dan kulit kepala

40
2.2.5 Evaluasi

Hari/Tanggal No. Diagnosa Perkembangan


Keperawatan
Senin, 22-04-2019
Jam 07:15
I S: - Pasien mengatakan bisa mandi di tempat tidur
dibantu keluarga.
- Pasien mengatakan merasa segar dan nyaman
setelah dimandikan.
O: - Kulit pasien terlihat bersih.
- Pasien tampak segar dan lebih percaya diri.
A: - Masalah teratasi
P: - Tetap pertahankan intervensi no 1-5

Jam 10:00 II S:- Pasien mengatakan bisa menggosok gigi sendiri


- Pasien mengatakan merasa mulutnya segar dan
harum setelah digosok
O: - Mulut dan gigi pasien terlihat bersih.
- Pasien tampak segar dan lebih percaya diri dalam
berkomunikasi.
A: - Masalah teratasi
P: - Tetap pertahankan intervensi no 1-3

Jam 10.20 III S: - Pasien mengatakan bisa mencuci rambut sendiri


dibantu keluarga
- Pasien mengatakan kulit kepalanya lebih segar
dan kepalah terasa ringan dalam beraktivitas
O: - Rambut pasien bersih dan berkilau dan ketombe
hilang
A: - Masalah teratasi
P: - Tetap pertahankan intervensi no 1-5

41
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Personal Hygiene adalah upaya yang dilakukan individu dalam memelihara


kebersihan dan kesehatan dirinya baik secara fisik maupun mental. Pemenuhan
perawatan diri dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya: budaya, nilai sosial pada
individu atau keluarga, pengetahuan terhadap perawatan diri, serta persepsi tehadap
perawatan diri.

Tujuan dari Personal Hygiene adalah untuk memelihara kebersihan diri,


menciptakan keindahan, serta meningkatkan derajat kesehatan individu sehingga dapat
mencegah timbulnya penyakit pada diri sendiri maupun orang lain.

Jenis-jenis Personal Hygiene adalah sebagai berikut: Perawatan kulit kepala dan
rambut serta seluruh tubuh, Perawatan mata, Perawatan hidung, Perawatan telinga,
Perawatan gigi dan mulut, Perawatan kuku tangan dan kaki, Perawatan perineum,
Perawatan tubuh (memandikan).

3.2 Saran

Diharapkan melalui makalah ini diharapkan mahasiswa dapat memahami tentang


konsep personal hygiene dan mampu melaksanakan Asuhan Keperawatan sesuai kasus
yang diberikan, pada pasien yang mengalami gangguan terhadap pemenuhan kebutuhan
personal hygiene.

42
DAFTAR PUSTAKA

Aziz Alimul H. 2012. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Bulechek, M. Gloria, dkk. 2016. Nursing Interventions Classification (NIC). Edisi Keenam.
Elsevier Global Rights.

Herdma, T. Heather. 2018. NANDA-I Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2018-
2020. Edisi 11. Jakarta: EGC.

Moorhead Sue, dkk. 2016. Nursing Outcomes Classification (NOC) Pengukuran Outcomes
Kesehatan. Edisi Kelima. Elsevier Global Rights. Elsevier Global Rights.

Mubarak Iqbal Wahit & Chayatin Nurul. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori
& Aplikasi dalam Praktik. Jakarta: EGC.

M. Margaretha Ulemadja Wedoh & Emelia Erningwati Akoit. 2010. Pedoman & Panduan
Praktik Kebutuhan Dasar Manusia I & Keperawatan Medikal Bedah III. Kupang.

43
44

Anda mungkin juga menyukai