Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN SIMULASI SIMULASI PRAKTIKUM

TEKNIK TEROWONGAN

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK X

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERTAMBANGAN


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN
UNIVERSITAS PAPUA
SORONG

i
2019

ii
LAPORAN SIMULASI SIMULASI PRAKTIKUM
TEKNIK TEROWONGAN

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan Pada Mata Kuliah Teknik
Terowongan

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK X

1. Kumala Sukma (2016-63-005)


2. Kurniawan Abdullah (2016-63-006)
3. Yulli V. Rumkabu (2016-63-023)

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERTAMBANGAN


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN
UNIVERSITAS PAPUA
SORONG
2019

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Studi Kasus : Pembuatan Desain Rancangan Dan Estimasi Biaya


Terowongan Jalan Penghubung Parapat Medan
Kelompok : X (Sepuluh)
Jurusan : Teknik Pertambangan
Program Studi : S1 Teknik Pertambangan

Disetujui dan disahkan pada :


Hari :
Tanggal :

Diperiksa,
Disetujui,
Dosen Pengampu I Dosen Pengampu II

Citcy T. Manullang S.T Rudi Hartono, S.T.,M.T


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan

iii
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan laporan simulasi simulasi ini dengan baik.
Tujuan dari penyusunan laporan simulasi ini adalah agar mahasiswa mampu
dalam mendesain terowongan, menentukan penyangga yang sesuai untuk
terowongan yang didesain, serta mengestimasikan ekonomi yang diperlukan
dalam pembuatan terowongan.
Pada kesempatan ini kami juga berterimakasih kepada Ibu Citcy T.
Manullang, S.T dan Bapak Rudi Hartono, S.T.,M.T selaku dosen pengampu pada
mata kuliah teknik terowongan yang telah membimbing serta memberikan kami
ilmu yang diperlukan dalam mendesain sebuah terowongan, kepada orang tua
kami yang telah memberikan doa dan dukungan kapanpun, serta teman-teman
yang turut membantu dalam penyusunan laporan simulasi ini
Pada kesempatan ini juga, kami berharap semoga laporan simulasi yang
telah kami susun dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semoga dapat menjadi
patokan bagi praktikum selanjutnya.

Sorong, 10 Februari 2020

Kelompok X

DAFTAR ISI

iv
HALAMAN

HALAMAN JUDUL

HALAMAN TUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR SINGKATAN DAN SIMBOL

I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


1.2. RUMUSAN MASALAH
1.3. TUJUAN DAN MANFAAT
1.4. BATASAN MASALAH

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. KESAMPAIAN DAERAH


2.2. DATA TEKNIS
2.3. PENGERTIAN TEROWONGAN
2.4. KLASIFIKASI TEROWONGAN
2.3.1. BERDASARKAN MATERIAL PENYUSUN
2.3.2. BERDASARKAN FUNGSI
2.5. TUNNEL BORING MACHINE ( TBM )
2.6. JENIS-JENIS PENYANGGAAN
2.6.1 PENYANGGA ALAMIAH (NATURAL SUPPORT)
2.6.2 PENYANGGA BUATAN (ARTIFICIAL SUPPORT)

III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 HASIL
3.2 PEMBAHASAN

v
IV PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

4.2 SARAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN :

1. FOTO UDARA

2. PETA REGIONAL

3. LEMBAR ASISTENSI

4. DOKUMENTASI

vi
DAFTAR GAMBAR

vii
DAFTAR TABEL

viii
1 I. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Secara umum istilah terowongan didefenisikan sebagai lubang bukaan yang
dibuat dengan dua lubang bukaan yang saling berhubungan langsung atau dengan
kata lain, kedua lubang bukaan tersebut harus menembus bagian kerak bumi
yakni; perbukitan, sebagai media transportasi, drainase, penambangan dan lain-
lain, dan atau penggalian bawah tanah sebagai media transportasi, drainase,
penambangan dan lain sebagainya.
Terowongan dalam dunia pertambangan bukanlah suatu hal yang baru,
istilah ini telah lama dikenal sejak dilakukannya penggalian lubang bukaan untuk
keperluan penambangan bijih dan batubara. Dalam dunia tambang bawah tanah
terowongan digunakan sebagai transportasi mineral-mineral bijih atau batubara
dari tempat penambangan ke tempat pengalian. Terowongan juga bukan hanya
dibuat untuk kepentingan penambangan dan pengalian saja tetapi terowongan
juga dibuat untuk kepentingan masyarakat, seperti terowongan akses lalu lintas
untuk memenuhi kebutuhan lalu lintas, seperti pembuatan terowongan yang
dilakukan pada daerah yang sulit dicapai, media penyaluran air, dan lain-lain.

1.2 Rumusan Masalah


1. Seperti apa rancangan terowongan jalan berdasarkan data teknis yang
didapatkan?
2. Jenis penyangga apa yang sesuai dengan terowongan yang didesain?

1.3 Manfaat dan Tujuan

1.3.1 Manfaat
Manfaat dari penulisan tugas besar ini adalah mampu menerapkan metode
pelaksanaan yang tepat dan efisien pada pembuatan desain terowongan.

1.3.2 Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan tugas besar ini yaitu, mahasiswa dapat
mampu dalam mendesain terowongan, menentukan penyangga yang sesuai untuk

1
terowongan yang didesain, serta mengestimasikan ekonomi yang diperlukan
dalam pembuatan terowongan.

1.4 Batasan Masalah


Mengingat begitubanyak data dan pekerjaan yang diperlukan dalam
merancang sebuah terowongan dan penyangga, laporan simulasi ini hanya
berfokus dalam perancangan dimensi terowongan dan penyanggaan berdasarkan
data teknis yang ada pada bab selanjutnya. Adapun batasan masalah yang
diberikan adalah:
1. Tidak dilakukannya perhitungan untuk memperoleh data-data geotek.
2. Penentuan jenis penyangga hanya berdasarkan jenis bahan galiannya.
3. Desain terowongan dan penyangga berdasarkan data teknik yang terlampir
pada bab selanjutnya.
4. Harga untuk RAB berdasarkan data basic price 2017 daerah setempat.
5. Perhitungan RAB dilakukan dengan perangkat lunak .

2
2 II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kesampaian Daerah


Secara administratif lokasi yang digunakan dalam mendesain terowongan
berada pada jalan Parapat km 5,1 desa sibaganding, Kecamatan Girsang Sipangan
Bolon, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara. Adapun batas-batas
administratif antara lokasi yang digunakan dengan daerah sekitarnya, yaitu:
1. Sebelah Utara : Kecamatan Dolok Panribuan
2. Sebelah Selatan : Kabupaten Samosir
3. Sebelah Timur : Kabupaten Toba Samosir
4. Sebelah Barat : Kecamatan Hatond
Secara geografis lokasi tersebut berada pada koordinat 980 55’ 36” BT dan
20 41’33” LU. Lokasi ini berjarak ± 175 km dari kota medan.

Gambar II.TINJAUAN PUSTAKA.1 Peta Jalan Raya dari Medan ke Parapat

2.2 Data Teknis Terowongan

2.3 Pengertian Terowongan

Terowongan adalah struktur bawah tanah yang panjangnya berbanding


jauh dengan lebar penampang galiannya dan memiliki gradien memanjang.
Terowongan umumnya tertutup di seluruh sisi kecuali di ujungnya yang terbuka
pada lingkungan luar.

Terowongan umumnya dibuat melalui brbagai jenis lapisan tanah dan


bebatuan sehingga metode konstruksi pembuatan terowongan tergantung dari

3
keadaan tanah. Menurut Paulus P. Raharjo (2004) bahwa terowngan transportasi
bawah kota merupakan grup tersendiri diantara terowongan lalu lintas, dapat
berupa terowongan kereta api maupun jalan raya. Dalam tahap konstruksinya,
terowongan memerlukan pengawasan yang lebih, karena adanya sedikit kesalahan
metode adapat mengakibatkan keruntuhan tunnel. Pelaksanaan galian terowongan
dapat dikerjakan dengan bantuan alat-alat berat (exacavator dengan perlengkapan-
perlengkapan clampshel, backhoe, shovel dan juga crawler loader ) sehingga
pekerjaan dapat diselesaikan dalam waktu relatif cepat dan memperkecil
kemungkinan runtuh.

2.4 Klasifikasi Terowongan

3 Berdasarkan material penyusun

Raharjo (2004) menjelaskan bahwa ada tiga jenis terowongan yang


dibedakan berdasarkan media material yang dilalui dalam kegiatan konstruksi
pembangunan terowongan.

4 Terowongan Gali – Tutup ( cut and over )

Terowongan ini dibangun dengan cara menggali satu parit besar,


membangun struktur terowongan didalam parit galian dan di timbun kembali
dengan material timbunan saat pemasangan struktur telah selesai. Untuk material
penyusun terowongan ini,digunakan beton pracetak yang disebut box culvert.
Metode ini hanya dapat digunakan apabila terowongan dibangun pada kedalaman
tanah yang dangkal dan penggalian dari permukaan tanah memungkinkan.

5 Terowongan Batuan ( Rock Tunnels )

konstruksi terowongan batuan dikerjakan pada batuan masif dengan


metode pengeboran atau peledakan ( drill and blast ). konstruksi terowongan
batuan umumnya lebih mudah dikerjakan dibandingkan dengan terowongan tanah
lunak karena batuan memiliki kelakuan dan kestabilan yang lebih tinggi,
sehingga perkuatan yang dibutuhkan lebih sederhana.

4
Gambar 2.1 Terowongan Batuan

6 Terowongan Tanah Lunak ( Soft Ground Tunnels )

Terowongan ini melalui lapisan tanah lunak seperti lempung, pasir, atau
batuan lunak. jenis material ini cenderung mengalami keruntuhan saat proses
penggalian berlangsung, sehingga dibutuhkan suatu dinding atau atap yang uat
sebagai pelindung bersamaan dengan proses penggalian. Umumnya digunakan
pelindung ( shield ) untuk melindungi galian tersebut agar tidak runtuh. Teknik
yang umum digunakan pada saat ini adalah shield tunneling, yang menggunakan
Tunnel Boring Machine ( TBM ).

7 berdasarkan fungsinya

Szechy ( 1967 ) mengklasifikasikan terowongan berdasarkan fungsinya


menjadi tiga klasifikasi utama, yaitu:

1. Terowongan Lalu Lintas

Terowongan lalu lintas meliputi terowongan kereta api, terowongan


jalan raya, terowongan pejalan kaki, terowongan bawah laut, dan terowongan
kereta kereta api bawah tamah.

2. Terowongan Angkutan

Terowongan angkutan meliputi terowongan pembangkit listrik,


terowongan penyedia air, terowongan intake, terowongan drainase, dan
terowongan industri.

5
3. Terowongan Tambang

Terowongan tambang meliputi terowongan utama dan akses, terowongan


eksplorasi, terowongan eksploitasi, terowongan pelayanan rute dan terowongan
darurat.

7.1 Tunnel Boring Machine ( TBM )

Tunnel boring machine atau disebut juga shield machine merupakan alat
utama yang diperlukan dalam pekerjaan penggalian terowongan bor. Proses
penggaliannya dibagi menjadi beberapa tahapan pekerjaan yaitu penggalian,
pemasangan lining, pembuangan lumpur dan pergerakan TBM. Metode ini
didefiniskan sebagai metode untuk membangun terowongan dengan penggalian
dan pemasangan struktur dinding terowongan yang dilaksanakan didalam satu sisi
pelindung yang berfungsi untuk mencegah runtuhnya tanah di sekitar terowongan.

Gambar 2.2 Tunnel Boring Machine

7.2 Jenis – jenis Penyanggaan

Tujuan utama merancang penyanggaan pada lubang bukaan bawah tanah


adalah untuk membantu massa batuan menyangga dirinya sendiri ( Rai,1994 ).
Secara mekanik dalam pembuatan terowongan dan tambang bawah tanah, jenis-
jenis penyangga dapat dikelompokkan kedalam dua bagian, yaitu:

8 Penyangga Alamiah ( Natural Support )

Penyangga alamiah dapat digolongkan kedalam penyangga sementara


dikarenakan dalam penyanggaan, penyangga yang dipakai berupa ore, low grade

6
ore atau barren rock yang ditinggalkan dalam bentuk pilar. Sistem penyangga
sementara yang direncanakan dapat menahan seluruh massa batuan sampai
penyangga permanen dipasang atau pilar-pilar yang digunakan sebagai penyangga
itu sendiri akan ditambang dan tidak perlu dipasang penyangga permanen.

9 Penyangga Buatan ( Artificial Support )

Penyangga buatan merupakan penyangga buatan dimana material untuk


penyangga dibuat sesuai dengan bentuk, susunan dan cara pemasangan tergantung
dari kebutuhan. Jnis penyangga buatan yang sering dijumpai idalam suatu sitem
penyanggaan, yaitu:

10 Penyangga Kayu

Kayu dikenal sebagai bahan penyangga diberbagai operasi penambangan


bawah tanah. Sebagai bahan penyangga, keuntungan dari penyangga kayu yaitu:

11 Ringan, mudah dibawa, dibentuk dan dipasang

12 akan retak sepanjang seratmya sehingga mudah dideteksi

13 sisa potongan atau patahan dapat digunakan sebagai pasak, material isisan
dan sebaginya.

Adapun kerugiannya adalah sebagai berikut:

14 Kekuatan mekaniknya tergantung pada struktur serat dan cacat alami

15 kelembaban dapat mempengaruhi kekuatannya

16 jamur dan hewan yang tinggal di daerah lembab berpengaruh dalam


penurunan kekuatannya.

17 mudah terbakar

Sesuai dengan bentuk susunan dalam pemasangannya, penyangga kayu


mempunyai bentuk atau nama yang berbeda yaitu three piece set, square set dan
cribbing.

7
18 Rock Bolt atau Baut Batuan

penggunaan baut batuan untuk menjaga kestabilan atap dan dinding


lubang bukaan tergantun kepada kuat ikat baut batuan, selain tegangan dasar dari
batuan tersebut. Persyaratan yang harus di penuhi untuk pengikatan rock bolt
adalah:

19 pengikatan harus kuat

20 batuan tempat pengikatan harus kuat dan kontinyu

21 panjang baut batuan harus cukup memciptakan pre-compression zone


sekitar lubang bukaan untuk mengatasi stress flailure. Baut batuan harus
terikat dibelakang daerah tarikan ( tension zone ).

Adapun bermacam-macam baut batuan antara lain:

22 slot and wedge bolt

23 expansion shell bolt

24 grouted bolt

25 resin bolt

26 Penyangga Beton

Beton adalah campuran antara semen ,psir dan air yang kadang
ditambahkan CaCl2 atau asam klorida yang berfungsi mempercepat waktu
pengerasan ( curing time ). Adapun keuntugan beton ,yaitu:

27 Mempunyai kuat tekan tinggi

28 Mudah dalam pelaksanaan konstruksi

29 Bahan-bahan mudah didapat

30 Tahan terhadap pengaruh cuaca

8
31 Relatif ekonomi

Kelemahan dari beton,yaitu:

32 Mempunyai kuat tarik rendah.

33 Dapat hancur tiba-iba tanpa menunjukkan tanda-tanda lebih dahulu

34 Hancuran beton tak dapat digunakan lagi

35 Penyangga Baja

Baja dalam penggunaanya sebagai bahan bangunan memiliki keuntugan


antara lain:

36 Dapat dibentuk sesuai kebutuhan

37 Mempunyai modulus elastisitas E yang besar, sehingga deformasi yang


diakibatkan oleh beban menjadi kecil

38 Relatif mudah dalam pelaksanaan

Tedapat bermacam-macam cara penyanggaan baja, yaitu:

39 Continuous rib type

40 Rib and post type

41 Rib and post wal type

42 Rib wall plate and post type

43 Full circle rib type

44 Penyangga Khusus

45 Forepoling

9
Forepoling adalah salah satu bentuk penyanggaan dari kayu atau baja atau
kombinasi yang diterapkan untuk pemuka kerja pada penggalian dibatuan lunak.
pemasanggan forepoling dimaksudkan untuk mencegah runtuhnya atap pada saat
penggalian dilakukan.

46 Wiremesh

Wiremesh disebut juga anyaman kawat yang terbuat dari baja. Ada dua
macam wiremesh, yaitu:

47 Chainlink Mesh, berguna untuk menahan fragmen batuan yang


akan lepas.

48 Weldmesh, berguna untuk memperkuat beton tembok. Terdiri dari


kawat baja yang dilas pada setiap perpotongan berbentuk persegi.

49 Hydraulics Props

Hydraulics props adalah tiang penyangga yang terdiri dari dua silinder
yang satu bergerak didalam silinder yang lainnya dengan menggunakan sistem
hidarulik mekanisme penaikkan dan penurunan dari silinder bagian dalam tersebut
dilakukan dengn tenaga manusia dan sutau pompa tangan yang sudah terpasang
pada silinder. Sistem ini banyak digunakan pada tambang batubara.

50 Powered Roof Support

Powered roof support adalah suatu bentuk penyanggaan yang diterapkan


pada suatu tambang batubara modern. Sistem ini tidak hanya bertugas menyangga
atap tetapi juga bertugas untuk mendorong convenyor depan dan spill plate,
bergerak maju dengan tenaganya sndiri dan menyediakan ruang yang cukup aman
untuk kegiaan penambangan.

51 Truss Bolting

Diperkenalkan pada akhir 1960-an sebagai alat untuk mengatasi kondisi


atap yang jelek dimana kondisi tersebut tidak dapat diatasi dengan roof bolt atau

10
metode onvensional lainnya. metode ini dikembangkan pada tambang baubara di
Inggris dan merupakan paten dari Birmingham Co.

11

Anda mungkin juga menyukai