Jalan yaitu sarana penghubung kelancaran aktivitas di darat. Tetapi, interaksi antara manusia dan
lingkungan di jalan seringkali menciptakan efek yang tidak nyaman yang merusak karakter lingkungan,
spasial, visual. Oleh karena itu, lanskap jalan penting untuk memperbaiki efek negatif aktivitas manusia
dan menciptakan suatu kesan yang bagus dan identitas suatu kawasan. Tanaman yang dominan digunakan
pada lanskap jalan yaitu pohon karena pohon berperan secara fungsional dan estetika. Setiap jenis pohon
memiliki morfologi yang khas, khususnya bentuk tajuk dan warna bunga. Tetapi, penulis menyadari
bahwa pengetahuan karakter pohon secara visual pada lanskap jalan masih belum banyak terungkap
sehingga keberadaan pohon belum menimbulkan efek yang optimal. Tujuan dari penelitian ini adalah
mempelajari dan mengevaluasi kualitas estetika visual pohon pada lanskap jalan serta mempelajari
persepsi visual bentuk tajuk dan bunga pada pohon.
Penelitian dilakukan di Jalan Padjajaran, Kota Bogor, Jawa Barat karena fungsinya sebagai sirkulasi
umum dan mempunyai landuse yang luas. Metode yang digunakan yaitu survei, studi pustaka, dan
simulasi. Penelitian dilakukan dengan beberapa tahapan. Pertama, tahap persiapan yaitu survei awal dan
seleksi dilakukan untuk kelancaran hasil simulasi. Enam spesies pohon dipilih. Kedua, tahap simulasi
dilakukan untuk menilai persepsi pengguna yang dipengaruhi bentuk tajuk dan warna bunga pada tapak
yang sama sehingga berguna mengasumsikan pengaruh latar belakang lanskap. Metode yang diterapkan
adalah Scenic Beauty Estimation (SBE) dan Semantic Differential (SD) untuk evaluasi 12 lanskap hasil
simulasi. Ketiga, tahapan pengolahan data dilakukan dengan analisis data kuisioner menggunakan metode
SBE dan SD secara deskriptif untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi setiap pemandangan lanskap
yang ditampilkan.
Hasil dari penelitian ini dibahas dalam empat subtopik yaitu unsur penarik perhatian, kualitas estetika
lanskap jalan, pengaruh bentuk tajuk dan bunga terhadap kualitas estetika. Unsur yang paling menarik
menurut responden paling banyak dipilih yaitu bentuk tajuk, disusul dengan kerindangan dan warna. Hal
ini disebabkan oleh bentuk tajuk pohon merupakan hal yang paling sensitif dan menarik ditangkap oleh
mata karena terlihat dominan dan memiliki ukuran yang lebih mencolok dibandingkan bagian lain. Hasil
perhitungan kualitas estetika diukur dengan SBE yang diperkuat oleh profil penilaian karakter visual pada
lanskap diperkuat dengan penilaian Semantic Differential. Kisarannya dari 0-87, dengan tiga kategori
yaitu tinggi, sedang, rendah yang mendeskripsikan tingkat kesukaan dan keindahan. Lanskap dengan
bentuk tajuk menyebar dan bulat paling disukai oleh responden dan hal sebaliknya terjadi pada bentuk
tajuk eksotis.
Pohon dengan bentuk tajuk skala horizontal paling disukai serta dinilai paling indah karena tajuk dengan
skala vertikal menimbulkan kesan yang formal lebih kuat berdasarkan penilaian SD. Pada penelitian ini,
bentuk tajuk skala horizontal diwakilkan pada tajuk yang menyebar dan bulat. Pohon tajuk favorit
responden ini memiliki struktur percabangan plagiotropik dan batang utama simpodial yang memberikan
kesan kerindangan/keteduhan paling luas. Selanjutnya, pohon yang mempunyai kesukaan dan keindahan
sedang diwakili oleh pohon yang sedang berbunga karena warna dari bunga menciptakan kesan ruang
menjadi hangat dan menciptakan aksentuasi ruang. Bentuk tajuk eksotis mendapatkan tingkat kualitas
estetika paling rendah karena bentuk tajuk yang vertikal menimbulkan kesan yang formal, sempit, dan
gersang.
Berdasarkan profil penilaian SD, penutupan vegetasi yang kurang dominan menciptakan kesan ruang
yang lebih luas tapi kesannya gersang. Bentuk eksotis karena memiliki bentuk yang unik dan struktur
yang jelas menjadi alasan tetap ada yang memilih. Menurut perhitungan SBE, pohon yang dalam masa
pembungaan memiliki kualitas estetika yang lebih rendah daripada saat tidak dalam masa pembungaan.
Hal ini dikarenakan warna bunga dapat memecah keteduhan (kesatuan ruang). Perubahan warna pada
masa pembungaan pohon menciptakan kesan dan susasana psikologis yang berbeda pada tapak yang
sama.
Hal yang perlu diperhatikan dalam merancang dan merencanakan lanskap jalan yaitu estetika pohon. Hal
ini dikarenakan untuk menciptakan ruang yang aman, nyaman, dan indah sesuai yang diharapkan. Ada hal
yang perlu diperhatikan selain estetika yaitu prasyarat fisik pohon sesuai aturan yang berlaku. Bentuk
tajuk skala vertikal cocok untuk tanaman pengarah sirkulasi, pembatas pandangan, pembingkai ruang, dan
menahan silau lampu kendaraan sampai jarak penanaman tertentu. Bentuk tajuk pohon horizontal cocok
dijadikan tanaman peneduh, pembatas ruang dan pandangan jika ditanam rapat dan tajuk bersinggungan.
Bentuk tajuk eksotis yang mempunyai morfologi organ yang unik hanya cocok ditanam di jalan
berkecepatan rendah karena dapat mengalihkan konsentrasi navigasi pengemudi.
Fungsi pohon di jalanan memberikan kesan estetika pada lingkungan serta suasana nyaman secara
psikologis dan emosional. Bentuk tajuk pohon dan warna pohon pada periode pembungaam memberikan
kesan dan suasana yang berbeda meskipun masih satu tapak dengan perhitungan SBE dan SD (jika bentuk
tajuk sama). Pohon bertajuk skala horizontal (menyebar dan bulat) dan banyak vegetasi paling disukai
karena memberikan kesan yang rindang, luas, dan sejuk. Kualitas estetika lanskap dipengaruhi oleh faktor
ruang pada pohon yang memberikan keteduhan.