Anda di halaman 1dari 10

Poltekita: Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.13 No.3 Desember 2019 Suplemen: Hal.

01-09
http://jurnal.poltekkespalu.ac.id/index.php/JIK p-ISSN: 1907-459X  e-ISSN: 2527-7170

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN KECUKUPAN ENERGI DENGAN


KONSENTRASI BELAJAR DI SDN 013 MANGKUPALAS

RELATIONSHIP BETWEEN NUTRITIONAL STATUS AND ENERGY SUFFICIENCY


WITH LEARNING CONCENTRATION IN SDN 013 MANGKUPALAS

Kurniati Dwi Utami1, Ratnawati2, Artika Dewie3


1
Poltekkes Kemenkes Kaltim
2
Poltekkes Kemenkes Kaltim
3
Poltekkes Kemenkes Palu
(atik_azzahra06@yahoo.com , 082255269926)

ABSTRAK
Latar Belakang: Berdasarkan data penjaringan yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Mangkupalas,
masalah gizi ditemukan di SDN 013 Samarinda Seberang, dari 80 siswa, terdapat 78 siswa gizi kurang. sebuah
survei yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan (2010) menemukan jumlah penduduk Indonesia yang
mengkonsumsi makanan di bawah 70% dari Tingkat Kecukupan Gizi yang direkomendasikan (RDA) adalah
sebanyak 40,6 persen dan sebanyak 41,2 persen terjadi pada anak usia sekolah, sehingga para peneliti ingin
mengetahui hubungan antara status gizi dan asupan makanan dengan konsentrasi belajar
Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara status gizi dengan konsentrasi belajar siswa di
Sekolah Dasar 013 Mangkupalas Samarinda
Desain: Desain penelitian ini adalah cross-sectional, Sampel dalam penelitian ini adalah 70 siswa kelas V SDN
013 Mangkupalas, konsentrasi belajar diukur menggunakan digit simbol test, status gizi diukur dengan indeks
IMT/ Umur, dan kecukupan energi diukur menggunakan food recall 2X24 jam.
Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara status gizi dengan
konsentrasi belajar siswa di Sekolah Dasar 013 Mangkupalas Samarinda, namun, ditemukan bahwa ada
hubungan positif yang signifikan antara kecukupan energi dan konsentrasi belajar. kontribusi variabel kecukupan
energi terhadap konsentrasi belajar adalah 36,2%
Kesimpulan: dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara status gizi
dengan konsentrasi belajar siswa di SDN013Mangkupalas Samarinda, namun, ditemukan bahwa ada hubungan
positif yang signifikan antara kecukupan energi dan konsentrasi belajar.

Kata kunci: status gizi, konsentrasi belajar, kecukupan energi

ABSTRACT

Background: Based on data from Mangkupalas Community Health Center, nutritional


problems found in SDN 013 Samarinda Seberang, from 80 students, there were 78 students
with malnutrition. a survey conducted by the Ministry of Health (2010) found that as many as
40.6 percent of Indonesia's population consumed food below 70% of the recommended
Nutrition Adequacy Rate (RDA) and as much as 41.2 percent occurred in school-age
children, so researchers want to know the relationship between nutritional status and food
intake with learning concentration
Objective : the purpose of this study to determine the relationship between nutritional status
with concentration of learning student in Elementry School013Mangkupalas Samarinda
Design: the design of this study was cross-sectional method,
the population in this study were 70 students grade V of SDN 013 Mangkupalas,learning
concentration is measured using the digit symbol test, nutritional status is measured by index
BMI/Age, and energy adequacy is measured using food recall

1
Result : The results of this study showed that there was no significant correlation between
nutritional status with concentration of learning student in Elementry School 013
Mangkupalas Samarinda, however, it was found that there was a positive significant
correlation between energy sufficiency and concentration of learning, The contribution of
energy adequacy variable to learning concentration was 36.2%
Conclusion : in this research showed that there was no significant correlation between
nutritional status with concentration of learning student in Elementry
School013Mangkupalas Samarinda, however, it was found that there was a positive
significant correlation between energy sufficiency and concentration of learning

Keywords: nutritional status, concentration of learning, energy sufficiency

PENDAHULUAN Sejalan dengan adanya program pemerintah


untuk meningkatkan mutu siswa di Kota
Saat ini gizi tidak hanya berkaitan dengan
Samarinda serta dimana secara teori dikatakan
kesehatan tubuh, namun gizi dapat berkaitan
status gizi dan tingkat kecukupan gizi
pula dengan perkembangan otak, kemampuan
(1) merupakan faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar dan produktivitas . Berdasarkan data
belajar. Maka peneliti tertarik untuk meneliti
Puskesmas Mangkupalas 2015 didapatkan
mengenai “Hubungan Status Gizi dan
masalah gizi di SDN 013 Samarinda Seberang
Kecukupan Energi dengan Konsentrasi Belajar
yaitu dari 80 peserta didik yang dijaring
pada Siswa SDN 013 Mangkupalas”. Dengan
terdapat gizi kurang sebanyak 78 siswa..
beragamnya status gizi dan tingkat kecukupan
Berdasarkan angka kecukupan gizi didapatkan
konsumsi pada anak yang cenderung kurang di
sebanyak 40,6 persen penduduk Indonesia
sekolah ini maka peneliti ingin meneliti apakah
mengonsumsi makanan dibawah 70% dari
terdapat perbedaan tingkat konsentrasi belajar
Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang
dengan status gizi dan tingkat kecukupan
dianjurkan tahun 2004 dan sebanyak 41,2
energi siswa SDN 013 Mangkupalas.
persen ini terjadi pada anak usia sekolah (2).
METODE PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan Ahmadah Jenis penelitian ini adalah
membuktikan kurangnya prestasi belajar pada observasional analitik dengan desain
anak dengan obesitas di Madrasah Ibtidaiyah penelitian crossectional. Penelitian ini
(3)
Negeri 1 Malang . Penelitian Gable,S dilaksanakan di SD Negeri 013
membuktikan pada anak SD yang mengalami Mangkupalas Samarinda Seberang
obesitas cenderung memiliki nilai yang kurang pada bulan Mei- Juni 2017. Sampel
pada beberapa mata pelajaran dibandingkan
dalam penelitian ini adalah seluruh
dengan anak yang memiliki berat badan
siswa kelas V SD Negeri 013
(4)
normal . Selain itu adapula penelitian yang
Mangkupalas. Metode pengambilan
membuktikan adanya pengaruh secara
sampling pada penelitian ini
signifikan status gizi dan tingkat kecukupan
(5) menggunakan total sampling dengan
energi pada fungsi kognitif dan IQ anak .

2
kriteria inklusi dan eksklusi yang karakteristik responden dapat dilihat pada
peneliti tetapkan. Pada penelitian ini tabel di bawah ini.
variabel independen yang akan diteliti
adalah status gizi yang akan diukur
menggunakan antropometri dengan
indeks IMT/U dan tingkat kecukupan
energi anak SD yang akan diukur
dengan menggunakan formulir food
recall 2x24 jam. Sedangkan variabel
dependen dalam penelitian ini yang
akan diteliti adalah konsentrasi belajar
yang diukur menggunakan digit
symbol tes.
HASIL
Menurut hasil penelitian diperoleh 85
responden dengan karakteristik sebagian
besar (64,7%) berumur 10 tahun, 18,8%
berumur 11 tahun, 15,2% berumur 9 tahun, (Data primer, 2017)

dan sebanyak 1,1% berusia 12 tahun. Pada analisa bivariat dapat diketahui
Berdasarkan jenis kelaminnya diketahui nilai korelasi variabel luar dan variabel
sebanyak 52,9 % berjenis kelamin laki-laki yang diteliti terhadap hasil tes konsentrasi.
dan 47% perempuan. Berdasarkan hasil Dari tabel 2 setelah dilakukan uji
penelitian sebagian besar responden normalitas data diketahui bahwa seluruh
memiliki konsentrasi belajar yang baik karakteristik responden terdistribusi
74,1 %, sebagian kecil memiliki normal (uji kolmogorov p>0,05). Dari
konsentrasi tinggi 12.9% namun masih hasil uji bivariate statistik diketahui
terdapat responden 12.9% yang memiliki terdapat variable luar yaitu jenis kelamin
konsentrasi rendah. Dari data status gizi yang berhubungan dengan konsentrasi
IMT/U diketahui sebanyak 82.3% belajar. Pada variable yang diteliti variabel
berstatus gizi normal, 9,4% status gizi kecukupan energi memiliki hubungan
kurang dan 8,2% status gizi lebih. signifikan dengan konsentrasi belajar
Berdasarkan status gizi TB/U sebanyak (p=0,00) sementara variable status gizi
91,7% responden normal dan 8,2% tidak memiliki hubungan yang signifikan
memiliki tinggi badan pendek. Tabel terhadap konsentrasi belajar (p=0,27). Dari

3
tabel diatas dapat diketahui besar korelasi model 2 lebih besar dibandingkan pada
antara kecukupan energi dengan nilai persamaan model 1.
konsentrasi belajar adalah positif 0,6. Hal
ini menunjukkan nilai korelasi yang kuat
karena nilai produk moment terletak pada
rentang 0,8-0,79. Sedangkan besar nilai
korelasi antara jenis kelamin dan
konsentrasi belajar adalah positif 0,2. Hal
ini menunjukkan nilai korelasi yang lemah
karena nilai produk moment terletak pada
(Data primer, 2017)
rentang 0,2-0,39.
Informasi seberapa besar variabel-variabel
bebas dapat menjelaskan variabel terikat
dapat dilihat pada tabel diatas. Dari output
tersebut koefisien determinasi (R2) yang
diperoleh pada model (1) sebesar 0,362,hal
ini menunjukkan pengaruh variable bebas
(kecukupan energy) terhadap variable
terikat (konsentrasi belajar) adalah sebesar
(Data primer, 2017)
36,2%. Model (2) menjelaskan skor
Pada analisa korelasi ditemukan
kecukupan energy dan jenis kelamin
adanya korelasi positif antara variabel
terhadap konsentrasi belajar yaitu sebesar
kecukupan energi dan jenis kelamin
0,633 dan menjelaskan besarnya
terhadap konsentrasi belajar. Sebagai
prosentase kecukupan energi dan jenis
analisa lanjutan dilakukan analisa regresi
kelamin terhadap konsentasi belajar 40,1%
multivariat untuk mengetahui besarnya
sehingga dapat disimpulkan pula besarnya
sumbangan variabel tersebut terhadap
sumbangan jenis kelamin terhadap
konsentrasi belajar. Pada analisa regresi
konsentrasi belajar sebesar 23,7%
multivariat diperoleh dua model
PEMBAHASAN
persamaan. Pada persamaan regresi model
1 terdapat variabel kecukupan energy dan Sumbangan kecukupan energi terhadap
jenis kelamin, sedangkan pada model 2 konsentrasi belajar
tidak dimasukkan variabel jenis kelamin. Dari hasil penelitian diperoleh ada
Pada hasil analisis diketahui besarnya hubungan kecukupan energi terhadap
sumbangan variabel pada persamaan konsentrasi belajar (p<0,05). Hal ini

4
disebabkan karena kenaikan kadar gula dibentuk dari choline acetyltransferase
darah yang diduga berperan dalam ingatan dari prekursor choline dan acetyl CoA.
jangka pendek. Glukosa berperan dalam Glukosa adalah sumber utama dari acetyl
mekanisme daya ingat kognitif meskipun yang digunakan untuk pembentukan acetyl
(10)
tidak menambah tingkat kecerdasan (6)
. CoA . Karena choline acetyltransferase
Otak merupakan organ vital yang hanya bukan merupakan saturated enzyme,
dapat menggunakan glukosa sebagai peningkatan jumlah acetyl CoA
sumber energi. Oleh karena otak tidak berhubungan dengan peningkatan
dapat menyimpan glukosa maka energi metabolisme glukosa. Konsentrasi
yang diperoleh otak tergantung pada aliran acetylcholine pada otak akan menurun
glukosa darah ke otak. Kebutuhan energi setelah 24-jam secara cepat pada tikus
otak mencapai 25% dari kebutuhan energi coba, namun dapat dikembalikan lagi
tubuh. Penelitian yang dilakukan(7) dengan pemberian makanan yang
menunjukkan adanya hubungan korelasi mengandung glukosa.
antara kenaikan kadar glukosa darah yang Jika anak tidak terpenuhi
berasal dari energi dengan peningkatan kebutuhan gizinya maka dapat timbul
memori jangka pendek dimulai dari menit masalah kurang gizi. Kebiasaan makan
ke-30 sampai ke-90. Glukosa dapat yang buruk pada akhirnya akan
merangsang cholecystokinin dan menyebabkan kekurangan berat badan.
meningkatkan memori dengan Jika hal ini berlangsung pada pertumbuhan
menstimulasi serabut saraf ascending dari anak akan menjadi masalah yang serius.
nervus vagus (8). Cholesystokinin memiliki Selain keterbatasan keluarga dalam
peranan dalam memori ingatan. mencukupi kebutuhan gizi anak, gaya
Cholesystokinin adalah jenis peptide yang hidup kurang sehat akibat pengaruh iklan
dikeluarkan oleh usus sebagai respon fast food di televisi menyebabkan anak
adanya makanan. Di perifer lebih suka mengonsumsi makanan yang
cholesystokinin dikenal untuk kurang bergizi yang mengandung gula,
mengirimkan signal ke otak yang mengatur lemak dan zat aditif. Konsumsi makanan
rasa kenyang. Cholecystokinin perifer ini secara berlebihan dapat berakibat
meningkatkan memori dengan masalah gizi lainnya. Kegemaran anak
menstimulasi serat vagal bagian atas dan mengonsumsi makanan ini menyebabkan
menstimulasi amygdala dan hippocampus anak mengalami perubahan patologis yang
(9)
. Selain itu acetylcholine juga berperan terlalu dini. Kebiasaan makan sewaktu
dalam kemampuan ingatan. Acetylcholine kecil akan berdampak pada kesehatan dan

5
fase kehidupan selanjutnya(11). Hal ini Salah satu zat gizi yang penting,
dapat digambarkan dengan adanya masalah zat besi berfungsi untuk mencegah
gizi pada responden yang diteliti. berkurang, inkoordinasi neuromotor dan
(14)
Ketidakseimbangan antara asupan dan mengurangi kecerdasan . Selain itu,
keluaran energi menyebabkan anak kekurangan protein pada anak sekolah
menjadi obesitas. Obesitas yang muncul dapat mengakibatkan perkembangan
pada saat anak-anak cenderung berlanjut jaringan dan pertumbuhan yang tidak
ketika dewasa dan lansia sehingga lebih normal serta kerusakan fisik dan mental
beresiko terserang penyakit degenerative. (15)
. Hasil penelitian (16)
mendapatkan hasil
Anak usia 10-18 tahun lebih sering adanya hubungan antara kecukupan protein
melewatkan waktu makan, terutama makan dan prestasi belajar. Kemudian penelitian
di pagi hari dan lebih memilih untuk jajan yang dilakukan (17) didapatkan hasil adanya
di luar rumah. Pada umumnya siswa korelasi yang signifikan antara asupan
perempuan lebih banyak tidak sarapan pagi protein, lemak, iodium dan Zn terhadap
dibandingkan siswa laki-laki karena fungsi kognitif.
persepsi mereka yang ingin mengontrol Penelitian mengenai pengaruh
berat badan(1). Kemudahan anak dalam asupan gizi terhadap prestasi belajar telah
memperoleh jenis jajan siap santap juga dilakukan dibeberapa Negara. Di Taiwan,
mempengaruhi kebiasaan makan anak. anak Sekolah Dasar dengan kebiasaan
Pengaruh iklan dan perilaku makan teman makan makanan yang berkualitas rendah
sebaya di luar rumah akan berpengaruh seperti makanan manis dan makanan yang
terhadap gaya hidup konsumsi makanan digoreng dan jarang mengkonsumsi sayur,
anak tersebut. Penting bagi anak untuk buah, ikan dan telur, berhubungan dengan
makan makanan selingan selama di rendahnya prestasi disekolah (18)
. Hal ini
sekolah adalah agar kadar gula tetap disebabkan kurangnya beberapa nutrisi
terkontrol baik, sehingga dapat memiliki esensial yang berperan penting dalam
konsentrasi maksimal terhadap pelajaran di pembentukan sistem saraf pusat di
(12)
sekolah . Hal ini dikarenakan otak dan antaranya Vitamin B kompleks, asam folat,
sistem saraf hanya memperoleh energi dari vitamin C, vitamin E, yodium, besi, seng,
(1)
glukosa yang cukup . Penelitian yang selenium, asam lemak Omega-3, DHA,
(13)
dilakukan didapatkan hasil bahwa asam arakidonat, asam amino esensial,
terdapat adanya pengaruh pemberian kolin, dan antioksidan (19).
makanan glikemik tinggi terhadap Penelitian yang dilakukan (20)
dapat
peningkatan konsentrasi belajar. disimpulkan bahwa ada hubungan
6
kecukupan DHA (Docosa Hexaenoic Acid) diketahui bahwa tidak terdapat hubungan
dan EPA (Eicosa Pentaenoic Acid) dengan dan korelasi signifikan (p>0,05) antara
prestasi belajar. Penelitian di Kanada dan status gizi dan konsentrasi belajar. Pada
Palestina menunjukkan konsumsi buah dan penelitian ini tidak ditemukannya
sayur dengan prestasi belajar memiliki hubungan antara variabel status gizi dan
hubungan positif dengan prestasi belajar konsentrasi belajar dapat disebabkan status
(21)
. Konsumsi beraneka ragam pangan gizi bukan merupakan faKtor yang
dapat memperbaiki mutu gizi makanan langsung berpengaruh terhadap konsentrasi
seseorang dan dapat memberikan seseorang. Hal ini sesuai dengan penelitian
sumbangan zat gizi yang berbeda pula (22) yang dilakukan (25)
terhadap 279 subjek
Sumbangan status gizi terhadap sekolah dasar kelas 3-5 di Semarang. Pada
konsentrasi belajar penelitian tersebut juga ditemukan tidak
Hubungan antara status gizi adanya perbedaan prestasi belajar antara
terhadap konsentrasi belajar masih belum siswa yang memiliki status gizi normal dan
dapat diketahui secara jelas. Ada penelitian obes walaupun dikontrol dengan motivasi
yang menunjukkan terdapat hubungan belajar, kebiasaan sarapan, dan tingkat
antara status gizi terhadap konsentrasi kecerdasan (IQ).
belajar yang diduga terkait dengan Prestasi belajar anak tidak hanya
besarnya cadangan energi yang diperlukan dipengaruhi oleh kondisi fisiologis dalam
ketika tubuh kekurangan glukosa yang hal ini salah satunya adalah status gizi.
merupakan bahan utama metabolisme otak. Terdapat pengaruh faktor internal lain
Sebagai contoh penelitian cross sectional yang dapat mempengaruhi tingkat prestasi
(23)
yang dilakukan terhadap 58 siswa SD belajar siswa. Faktor dari dalam, seperti
kelas IV, V dan VI yang menunjukkan psikologis merupakan salah satu faktor
adanya hubungan antara antara kejadian utama dalam menentukan motivasi dan
gizi kurang dengan prestasi belajar (p intensitas belajar seseorang. Faktor
value = 0,008). Selain itu anak-anak juga psikologis tersebut dapat berupa minat,
memiliki simpanan glikogen yang lebih kecerdasan, bakat, motivasi, dan
sedikit dibandingkan orang dewasa. Anak- kemampuan-kemampuan kognitif (26)
. Hal
anak memiliki masa otot yang lebih kecil ini sesuai dengan penelitian yang
sehingga memiliki keterbatasan dalam dilakukan (22)
dimana diperoleh adanya
melakukan glukogenik asam amino dari hubungan dan pengaruh yang signifikan
(24)
glukoneogenesis dari hati . antara motivasi, minat dan kecerdasan
Namun pada hasil penelitian ini emosional terhadap prestasi belajar anak.
7
Faktor lain yang mempengaruhi dan glukoneogenesis tidak terjadi.
prestasi belajar adalah kemampuan Umumnya tingkat gula darah bertahan
seseorang dalam mempergunakan sepanjang hari dengan konsentrasi 4-8
pancainderanya. Melalui membaca mmol/l (70-150 mg/dl). Kadar glukosa
seseorang dapat mengerti suatu proses, normal orang yang berpuasa adalah 60-110
melihat contoh atau model, melakukan mg/dl (27).
observasi, mengamati hasil eksperimen, Di dalam tubuh, kadar gula darah
dan melalui mendengar seseorang dapat diatur melalui umpan balik negatif untuk
mendengarkan keterangan guru dan orang mempertahankan keseimbangannya di
lain, mendengarkan ceramah, dan lain dalam tubuh. Pankreas adalah organ
sebagainya (26). penting yang berperan dalam memonitor
Selain faktor internal terdapat pula level glukosa darah. Hormon glukagon
faktor eksternal yang dapat mempengaruhi yang yang menargetkan sel-sel di hati akan
prestasi belajar anak yaitu faktor dilepaskan oleh pankreas bila konsentrasi
lingkungan, baik lingkungan alami, glukosa menurun, karena dikonsumsi
lingkungan sosial serta faktor instrumental untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh.
atau sarana prasarana belajar anak (26)
. Hal Kemudian sel-sel ini mengubah glikogen
lain yang dapat ditemukan pada penelitian menjadi glukosa (glikogenolisis). Glukosa
ini bahwa kecukupan energi sebelum dilepaskan ke dalam aliran darah, hingga
dilakukannya tes konsentrasi memiliki meningkatkan level gula darah. Faktor
korelasi yang kuat terhadap nilai skor yang mempengaruhi simpanan glikogen
konsentrasi belajar dibandingkan status yaitu makanan sumber karbohidrat, dan
gizi. Dalam penelitian ini anak yang jenis karbohidrat yang dikonsumsi (28).
memiliki status gizi kurus bisa jadi Intelegensi dan kapasitas otak seseorang
memiliki skor tes konsentrasi yang baik sangat dipengaruhi dan berhubungan erat
yang disebabkan asupan kalori sebelum dengan faktor gizi pada masa awal
melakukan tes konsentrasi. Kelemahan kehidupan. Anak-anak yang mengalami
dari penelitian ini adalah tidak kekurangan gizi akan mempengaruhi
dilakukannya analisis glukosa darah yang kemampuannya dalam belajar. Beberapa
merupakan indikator yang lebih spesifik keluhan seperti mudah lelah, tidak mudah
dibandingkan status gizi. Jika kadar gula menerima pelajaran dan mudah mengantuk
darah dalam jumlah normal maka sering dialami anak-anak yang kurang gizi
(26)
cadangan glikogen di otot dan hati tidak . Proses metabolisme tubuh berkaitan
digunakan sehingga proses glikogenolisis dengan zat-zat gizi apa yang kurang.
8
Kekurangan gizi dalam hal kuantitas dan sosiodemografi dengan kemampuan
kognitif anak sekolah dasar di daerah
kualitas makanan dapat menyebabkan
endemis GAKI. Gizi Indonesia; 2011. 34
gangguan pada proses-proses (1)
6.Korol, D. Gold P. Glucose, Memory and
pertumbuhan, produksi tenaga, pertahanan
Aging. 1998 diakses dari
tubuh, struktur dan fungsi otak (1). http://content.karger.com/ProdukteDB/p
rodukte.asp?
KESIMPULAN DAN SARAN Aktion=ShowFulltext&ArtikeINr=5493
Kesimpulan dari penelitian ini 6&Ausgabe=228121&ProduktNr=22408
2
adalah ada korelasi signifikan
positif antara kecukupan energi 7. Amy, S. Meilinah H., Suherman, J
Pengaruh Kenaikan Kadar Glukosa
terhadap konsentrasi belajar. Tidak
Darah terhadap Peningkatan Daya Ingat
ada korelasi bermakna antara status Jangka Pendek pada Wanita Dewasa,
gizi dengan konsentrasi belajar. Jurnal Kesehatan Masyarakat; 2008. 8
(1): 43-45
Sumbangan variable kecukupan
energy terhadap konsentrasi belajar 8. Matthew, G.G. Neurobiology
Molecules, Cells, and Systems. 2007
adalah sebesar 36,2%
diakses dari
UCAPAN TERIMA KASIH http://www.sanger.ac.uk/Mm_Acetylcho
Peneliti menyampaikan terimakasih pada line_Synthesis
1) Poltekkes Kaltim yang memberikan bantuan 9. Pollitt E, Lewis NL, Garza C, et al.
dana dan dukungan, 2) Kepala sekolah, guru Fasting and cognitive function. Journal
dan siswa SD 013 Mangkupalas 3) tim Psychiatry Res; 1982–3. 17, 169–174.
enumerator penelitian 10. Cromer BA, Tarnowski KJ, Stein AM
DAFTAR PUSTAKA The School Breakfast Program and
1. Almatsier, S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Cognition in Adolescents, Journal
Jakarta : PT Gramedia Pustaka. Utama. Behaviour Pediatric, 1990. 11: 295–300.
2009 11. Arisman. Gizi dalam daur kehidupan.
2. Kementerian Kesehatan Indonesia, Buku ajar ilmu gizi. Jakarta: EGC; 2004.
Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2009 . 12. Moehji, S. Ilmu Gizi. PT Bhratara Karya
2010 Aksara: Jakarta. 2003.
3.Ahmadah, Z., Hasanah, D. & 13. Soekirman. Ilmu Gizi dan Aplikasinya.
Tirahiningrum, P..Hubungan Antara Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas RI.2000
Obesitas pada Anak terhadap Prestasi 14. Gurnida, A Dida. Revolusi Kecerdasan
Belajar di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Nutrisi Bagi Perkembangan Otak.
Malang 1, Universitas Brawijaya. 2013 Fakultas Kedokteran Universitas
4.Gable S, Chang Y,Krull JL. The Impact Padjajaran : Bandung; 2011.
of Family Mealson Diet and Food 15. Devi N. Gizi Anak Sekolah. Jakarta:
Behaviours.J Am Diet Assoc. 2007. Kompas; 2012.
107:53-61 16. Sari, V. P, Martha, I. K., dan Apoina,
5. Puspitasari, T Sudargo, IL Gamayanti K The Differences of Learning
Hubungan antara status gizi dan faktor Achievement Between Obese & Normal
9
School Children, Jurnal Kesehatan Jakarta: Rajawali Pers. 2004
Masyarakat, 2012. 1(2):. 627 - 634 27. Susatyo JP. Memahami Pengukuran
17. Sudargo T., Rieska Afidah, Harry Kadar Gula Darah. 2010. diakses dari
Freitag, Riantina Rizky Amalia, Resti http://forkom-jerman.org
Kurnia Triatanti, Dian Saraswati, 28. Damayanti D. Pro kontra
Qomarudin . Pengaruh Suplementasi “Carbohydrate Loading”. 2008. diakses
Karbohidrat, Lemak, Dan Protein dari. http://ababar.blogspot.com
Terhadap Kadar Glukosa Darah Dan
Asam Laktat Pada Atlet Pencak Silat.
Jurnal Gizi Indonesia;2012.Vol 35, No 1
18. Notoatmodjo S. Ilmu Perilaku
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2010.
19. Riyadi H. Gizi dan Kesehatan dalam
Pembangunan Pertanian.(Khomsan
A.dan Sulaeman A, Editor). Bogor. IPB
Press; 2001.
20. Manary, M. J., dan Solomons, N. W.
Gizi Kesehatan Masyarakat, Gizi dan
Perkembangan Anak. Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2009.
21. Abudayya et al, Diet, Nutritional status
and School Performance Among
Adolescents in Gaza Strip, Eastern
Mediterranean Health Journal; 2011
22. Jumirah, Zulhaida lubis, Evawany
Aritonang. Status Gizi Dan Tingkat
Kecukupan Energi Dan Protein Anak
Sekolah Dasar Di Desa Namo Gajah,
Kecamatan Medan Tuntungan. Status
Gizi dan Tingkat Kecukupan Energi dan
Protein Anak Sekolah Dasar. 2008 (73–
78). Universitas Sumatera Utara.
Diakses dari
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123
456789/21060/1/ikm-jun2008-
12%20(1).pdf.
23. Oktaviana, N. Hubungan Kejadian Gizi
Kurang, Anemia Gizi Besi dan GAKY
dengan Prestasi Belajar. Unnes Journal
Of Public Health, 2013. 3(1) :123-125
24. Sokoloff, L. Circulation and energi
metabolism. In Basic Neurochemistry.
Boston: Little Brown. 1976.
25. Sari, Y., Hamam, H. dan Tri Siswati.
Hubungan Antara Status Gizi Dengan
Nilai Evaluasi Murni SD Kecamatan
Samalantan Kabupaten Bengkayang
Propinsi Kalimantan Barat. Jurnal Gizi
Klinik Indonesia, 2007.24:13-15
26. Suryabrata, S. Psikologi Pendidikan.

10

Anda mungkin juga menyukai