KAJIAN PUSTAKA
perubahan tingkah laku yang baru sebagai pengalaman siswa itu sendiri.Siswa
dikatakan belajar atau tidak sangat tergantung kepada kebutuhan dan motivasinya.
Kebutuhan dan motivasi menjadi tujuan dalam belajar, kondisi belajar mengajar
yang efektif adalah adanya minat dan perhatian siswa dalam belajar. Minat besar
pengaruhnya terhadap belajar karena dengan minat siswa akan melakukan sesuatu
yang diminati (Tonang, 2008).Salah satu pertanda siswa telah belajar adalah
adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut
(psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif) (Thobroni &
Mustofa, 2013).
pengetahuan, sikap, kecakapan, dan keterampilan cara-cara yang dipakai itu akan
menjadi kebiasaan. Belajar juga merupakan suatu proses dari diri seseorang yang
berupaya untuk mencapai tujuan belajar atau yang biasa disebut hasil belajar. Hal
lain yang terkait dalam belajar adalah pengalaman, baik yang terbentuk melalui
a. John Dewey
Menurut Dahar (2011) teori belajar John Dewey adalah metode reflektif di
dalam pemecahan masalah, dimana suatu proses berpikir siswa lebih aktif
yaitu :
1. Siswa mengenali suatu masalah, masalah tersebut ada dari diri siswa itu
sendiri.
dihadapinya.
permasalahan.
b. R. Gagne
kebiasaan dan tingkah laku siswa. Belajar juga berhubungan dengan pengetahuan
atau keterampilan yang diperoleh dari pendidik. Gagne mengatakan pula bahwa
segala sesuatu yang dipelajari oleh siswa dapat dibagi menjadi 5 kategori yang
1. Keterampilan motorik (motor skill), siswa harus terampil atau aktif dalam di
dalam pembelajaran.
2. Informasi verbal, siswa dapat menjelaskan sesuatu yang telah dipelajarinya dari
4. Strategi kognitif, keterampilan dalam diri siswa sejauh mana mereka terampil,
5. Sikap, kemampuan ini tidak tergantung atau dipengaruhi oleh domain yang
lain. Sikap baik atau buruk itu mucul didalam diri masing-masing tanpa
kemampuan sikap ini belajar tidak akan berhasil dengan baik (Slameto, 2010).
belajar mereka akan mendapat “hadiah”. Hadiah disini adalah pelajaran yang
dari luar diri siswa misalnya pemberian motivasi, pengajar menarik perhatian
siswa dengan menceritakan kegunaan materi ajar yang dikaitkan dengan
kehidupan sehari-hari. Jika guru mampu menarik perhatian siswa, maka hal itu
merupakan pertanda bahwa dalam diri siswa timbul motivasi atau rasa ingin tahu
diberikan oleh guru atau tentang gagasan-gagasan utama dalam buku. Guru dapat
yang selektif. Terjadinya tanggapan selektif itu karena guru memberikan stimulus
informasi yang penting dan relevan sehingga sangat membantu kegaiatan belajar.
yang disajikan tidak langsung disimpan dalam memori. Informasi itu diubah
menjadi bentuk yang bermakna yang dihubungkan dengan informasi yang telah
ada dalam memori siswa. Suatu informasi dapat diubah oleh siswa menjadi
bermakna sehingga dapat dihubungkan dengan informasi yang telah ada dalam
ingatannya.
4. Fase Retensi (Retention phase)
pendek (short term memory) ke memori jangka panjang (long term memory). Ini
yang telah dimiliki dan disimpan dalam ingatan. Proses menggali ingatan dapat
dipengaruhi oleh stimulus eksternal. Dalam proses ini, siswa kehilangan kontak
(hubungan) dengan informasi yang ada dalam “ingatan jangka panjang” (long
merupakan fase kritis dalam belajar. Siswa menggunakan informasi yang telah
didapat ke dalam situasi yang berbeda. Jadi dalam fase generalisasi ini peserta
didik dapat belajar untuk memanfaatkan informasi yang telah didapat ke dalam
dalam aljabar.
tentang apa yang diajarkan. Umpan balik ini dapat memberikan reinforcement
c. Jerome S. Bruner
sangat berpengaruh adalah model Bruner yang dikenal dengan belajar penemuan.
pengetahuan secara aktif oleh siswa dengan sendirinya untuk mendapatkan hasil
yang baik. Pencarian pengetahuan dalam artian siswa berusaha sendiri untuk
hendaknya belajar aktif melalui konsep-konsep materi yang diberikan, agar siswa
melakukan sesuatu dan tindakan dalam mencapai hasil belajar. Tindakan tersebut
merupakan aktivitas-aktivitas yang dilakukan seseorang dalam upaya memahami
lingkungan sekitar.
proses berpikir yang diterapkan dalam gambaran dari suatu objek-objek. Siswa
d. Gestatlt
Belajar adalah adanya penyesuaian awal untuk memperoleh response
yang tepat untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Belajar bukan mengulangi
hal-hal yang harus dipelajari, tetapi mengerti atau memperoleh proses belajar.
pelajaran yang lain sebanyak mungkin. Mata pelajaran yang khusus dan dapat
2. Belajar adalah suatu proses perkembangan dalam diri siswa untuk mempelajari
saja tetapi juga emosional dan jasmaniahnya. Dalam pengajaran modern guru
lingkungannya.
6. Belajar harus dengan insight, suatu proses dalam belajar di mana siswa melihat
7. Belajar lebih berhasil bila berhubungan dengan minat, keinginan dan tujuan
siswa. Hal ini berhubungan dengan sesuatu yang diperlukan oleh siswa dalam
kehidupan sehari-hari. Agar siswa tahu tujuan yang akan dicapai dan yakin
dengan orang tua di rumah dan sesama masyarakat. Sehingga semua dapat ikut
proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri siswa. Perubahan
sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti
sesuatu yang dicapai siswa setelah melakukan proses pembelajaran. Hasil belajar
pendapat atau judgment, yaitu respon yang dapat dinyatakan benar atau salah.
potensi atau kepastian yang dimiliki oleh siswa dapat dilihat dari perilaku, baik
belajar bukan hanya berupa penugasan pengetahuan, tetapi juga kecakapan dan
rencana dan mengadakan pembagian kerja, dengan demikian aktivitas dan produk
yang dihasilkan dari aktivitas belajar ini mendapatkan suatu hasil yang baik. Hasil
belajar (Susanto, 2013) juga dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa
dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang
memberikan hasil yang baik bagi siswa. Para ahli mempunyai pandangan tentang
hal tersebut, perbandingan perolehan hasil belajar melalui indera penglihatan dan
indera pendengaran memiliki perbedaan. Kurang lebih 90% hasil belajar
melalui indera pendengaran dan 5% lagi dengan indera lainnya. Sementara itu,
berkisar 75%, melalui indera pendengaran sekitar 13% dan melalui indera lainnya
Salah satu gambaran yang paling banyak dijadikan acuan sebagai landasan
berikut :
bahwa pengalaman belajar yang diperoleh siswa dapat melalui proses perbuatan
melalui media tertentu dan proses mendengarkan melalui bahasa, semakin tepat
(membaca) saja maka semakin sedikit pengalaman yang diperoleh siswa (Sanjaya,
2006).
belajar yang akan diperoleh dari siswa, mulai dari pengalaman belajar langsung,
pengalaman yang dapat dicapai melalui gambar, dan pengalaman belajar bersifat
abstrak. Kerucut di atas merupakan hasil pengamatan yang dirinci dari konsep tiga
proses belajar dan interaksi dalam belajar harus selalu dimulai dari pengalaman
langsung, tetapi dimulai dengan jenis pengalaman yang paling sesuai dengan
hasil dari aktivitas. Siswa mengalami, merasakan sendiri segala sesuatu yang
dipelajari yang asli atau yang sesungguhnya. Objek tiruan besar manfaatnya
pengalaman.
skenario yang sesuai dengan tujuan yang dicapai. Walaupun siswa tidak
siswa ke suatu objek yang ingin dipelajari. Melalui wisata siswa dapat
karya. Melalui pemeran siswa dapat mengamati hal-hal yang dipelajari seperti
karya seni baik seni tulis, seni pahat, atau benda bersejarah dan hasil teknologi
h. Pengalaman melalui gambar hidup dan film merupakan rangkaian gambar mati
film, siswa dapat belajar sendiri walaupun bahan belajarnya terbatas sesuai
dari perolehan pengalaman melalui lambang verbal sangat luas. Oleh sebab itu,
paling utuh dan bermakna, siswa akan lebih konkret memperoleh pengetahuan
stimulasi, memberikan suatu yang nyata, adanya media dan sebagainya, hal ini
membuat siswa dapat secara langsung berhubungan dengan objek yang dipelajari
mendengarkan, lihat gambar dan video, maka semakin abstrak pengetahuan siswa
(Sanjaya, 2006).
Modul adalah salah satu media pembelajaran yang dikemas secara utuh
terencana dan didesain untuk membantu siswa menguasai tujuan belajar yang
kurikulum. Fungsi modul itu sendiri ialah sebagai bahan belajar yang digunakan
dalam kegiatan pembelajaran siswa, dengan modul siswa dapat belajar lebih
kemampuan siswa tentang pembelajaran yang mereka ketahui dan apa yang harus
mereka ketahui untuk materi yang sedang dipelajari. Jadi, dapat ditegaskan
dengan modul tersebut akan diperoleh suatu pengetahuan yang jelas, sehingga jika
hasil belajar.
dunia nyata, mendorong untuk lebih aktif, kreatif, dan berpikir kritis dalam
bahwa segala sesuatu yang kita hadapi dalam kehidupan ini mengandung aspek
Daryanto. (2013). Menyusun Modul: Bahan Ajar untuk Persiapan Guru dalam Belajar,
Yogyakarta : Gava Media.
Malihah, M. (2011). Pengaruh Model Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa pada Konsep
Laju Reaksi. Skripsi di Publikasikan. Program Srudi Pendidikan Kimia Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan, Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah.