PENDAHULUAN
Neonatus adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran hingga berumur
28 hari dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterine ke kehidupan
ekstrauterin. Bayi normal memiliki cirri tertentu yang termasuk umur kehamilan
term,berat badan 2500 gram sampai dengan 4000 gram dan harus menyesuaikan diri
dengan kehidupan luar rahim. Selain itu juga pada pemeriksaan antopometri dalam
batas normal yang meliputi pengukuran berat badan, panjang badan, lingkar kepala,
lingkar dada,lingkar lengan atas.
Bayi baru lahir akan mengalami kenaikan berat badan fisiologis sampai 10%
pada hari kedua dan ketiga. Hal ini disebabkan oleh pengeluaran hormone.
Penggunaan energy dan asupan kalori yang relative rendah( pada bayi yang hanya
mendapatkan ASI). Pada hari ke- 10 dan ke- 14 akan tercapai embali berat badan
lahir. Untuk menghasilkan kelahiran bayi yang diharapkan dan sehat segala
sesuatunya tentu harus diperhatikan mulai dari kehamilan awal hingga akhir
kehamilan, meliputi asupan nutrisi ibu, lingkungan yang mendukung ( tidak tercemar
zat yang merugikan kesehatan janin maupun ibu sendiri ) dan yang paling utama
adalah selalu memeriksakan kehamilannya secara rutin minimal 4x selama proses
kahamilan dan bersalin ditenaga kesehatan baik bidan maupun dokter agar agar tidak
terjadi komplikasi yang membahayakan kesehatan ibu maupun bayi saat persalinan.
Oleh karena itu untuk tenaga kesehatan trutama bidan harus memperhatikan keadaan
umum bayi apakah terjadi kelainan-kelainan fisiologis atau tidak. Harapannya agar
bayi cepat tertangani bila terjadi kelainan tertentu.
Neonatus adalah bayi baru lahir yang berusia sampai dengan 28 hari, dimana
terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan di dalam rahim menjadi di luar
rahim. Pada masa ini terjadi pematangan organ hampir pada semua sistem. Bayi
hingga usia kurang satu bulan merupakan golongan umur yang memiliki risiko
gangguan kesehatan paling tinggi. Pada usia yang rentan ini, berbagai masalah
kesehatan bisa muncul. Tanpa penanganan yang tepat, bisa berakibat fatal. Beberapa
upaya kesehatan dilakukan untuk mengendalikan risiko pada kelompok ini
diantaranya dengan mengupayakan agar persalinan dapat dilakukan oleh tenaga
kesehatan di fasilitas kesehatan serta menjamin tersedianya pelayanan kesehatan
sesuai standar pada kunjungan bayi baru lahir. Masalah utama penyebab kematian
pada bayi dan balita adalah pada masa neonates (bayi baru lahir umur 0-28 hari).
Menurut hasil Riskesdas 2007 menunjukkan bahwa 78,5% dari kematian neonatal
terjadi pada umur 0-6 hari. Komplikasi yang menjadi penyebab kematian terbanyak
adalah asfiksia, bayi berat lahir rendah dan infeksi. Dengan melihat adanya risiko
kematian yang tinggi dan berbagai serangan komplikasi pada minggu pertama, maka
setiap bayi baru lahir harus mendapatkan pemeriksaan sesuai standar lebih sering
(minimal 2 kali) dalam minggu pertama. Langkah ini dilakukan untuk menemukan
secara dini jika terdapat penyakit atau tanda bahaya pada neonatus sehingga
pertolongan dapat segera diberikan untuk mencegah penyakit bertambah berat yang
dapat menyebabkan kematian. Kunjungan neonates merupakan salah satu intervensi
untuk menurunkan kematian bayi baru lahir (Supriyantoro,2014:90).
BAB I
TINJAUAN TEORI BAYI BARU LAHIR
A. TINJAUAN MEDIS
1. Pengertian
a. Masa neonatus dimulai sejak lahir hingga berumur 2-4 minggu
(Suryanah,1996:14).
b. Masa neonatus adalah 0-28 hari. Masa ini merupakan masa terjadinya
kehidupan yang baru dalam ekstrauteri, yaitu adanya proses adaptasi
semua sistem organ tubuh (Hidayat, 2008:14).
2. Ciri-ciri Bayi Baru Lahir Normal
Menurut Suryanah (1996:14):
a. Denyut jantung >100 kali/ menit, pernafasan pada menit pertama cepat
80 kali/ menit, kemudian menurun kira-kira sampai 40 kali/ menit.
b. Kulit merah karena di bawah kulit terdapat jaringan lemak, lapisan vernic
caseosa, kuku jari panjang.
c. Genitalia, labia mayor sudah menutup labia minora pada bayi
perempuan, dan pada bayi laki-laki testis sudah turun ke skrotum.
Menurut Ladewig (2005:156):
a. Frekuensi nadi : 120-160 kali/menit. Selama tidur nilai paling rendah 100
kali/menit, jika menangis sampai 160 kali/menit.
b. Frekuensi pernapasan : 30-60 kali/menit. Terutama ditandai pernapasan
diapragmatik, namun masih seirama dengan pergerakan abdominal.
Periode apneu singkat (5-10 detik), tanpa perubahan warna atau frekuensi
jantung .
c. Suhu tubuh
Aksila : 26,5oC-37oC dan kulit : 36 oC-36,5 oC
d. Tekanan darah : 80-60/45-40 mmHg saat kelahiran;m100/50 mmHg pada
hari ke-10
e. Berat Badan
Rata-rata : 3405 g
Kisaran : 2500-4000 g
f. Panjang Badan
Rata-rata : 50 cm
Kisaran : 48-52 cm
g. Lingkar kepala
Rata-rata : 32-37 cm
Kira-kira 2 cm lebih besar dari lingkaran dada
h. LILA dapat dipakai untuk menilai keadaan gizi/tumbuh kembang pada
kelompok umur pra sekolah. LILA laju tumbuh lambat yaitu ketika lahir
11 cm (Matondang,2003:179).
3. Bayi Baru Lahir Normal
Saat lahir, kulit bayi sangat halus terlihat merah kehitaman karena tipis dam
lapisan lemak subcutan belum melapisi kapiler. Kemerahan itu tetap terlihat
pada kulit dengan pigmen yang banyak sekalipun dan bahkan menjadi lebih
kemerahan ketika bayi menangis. (Hamilton, 1995:220)
1) Vernix Caseosa
Substamsi berwarna putih, licin, seperti keju melapisi kulit bayi baru lahir.
Fungsinya melindungi bayi dari cairan ketuban dalam rahim. Vernix dapat
tidak terlihat pada bayi yang lebih bulan. Tidak perlu dibersihkan dan
biasanya diserap kulit. (Muslihatun, 2010: 37)
2) Milia
Bercak putih kecil dan keras seperti jerawat pada hidung bayi baru lahir.
Dapat pula muncul di dagu dan dahi. Milia berasal dari sumbatan kelenjar
minyak dan dapat menghilang sendiri. Bila terdapat di mulut dan gusi di
sebut Epstein pearls. (Muslihatun , 2010: 37)
3) Lanugo
Rambut halus pada tubuh bayi, terutama dipunggung, dahi dan pipi.
Lanugo lebih terlihat pada bayi premature. Biasanya tidak terlihat lagi
pada bayi lebih bulan. (Muslihatun, 2010: 37)
4) Deskuamasi
Pelepasan kulit yang secara normal terjadi selama 2–4 minggu pertama
kehidupan, hal ini mungkin berlebihan atau hanya sedikit dan yang
paliung umum adalah pada bayi yang lahir dengan berat badan rendah.
(Hamilton, 1995 : 220)
5) Bercak Mongol/Mongolian Spots
Bercak biru keunguan seperti memar pada bagian bawah nelakang bayi
dan bokong. Penyebabnya adalah penumpukan sel pigmen dan biasanya
menghilang pada usia 4 tahun. (Muslihatun, 2010: 37)
6) Eritema taksikum
Bercak kemerahan pada bayi baru lahir sering terdapat di dada dan
punggung atau hingga seluruh tubuh. Setengah dari bayi baru lahir
mengalami kejadian ini pada hari pertama. Tapi jarang terjadi pada bayi
premature. Penyebabnya tidak diketahui. Keadaan ini tidak membutuhkan
pengobatan dan menghilang sendiri dalam beberapa hari
(Muslihatun,2010:38)
7) Ikterik
Pada umumnya warna kuning terlihat bila kadar bilirubin lebih dari 5
mg/dl (pada neonatus) atau lebih dari 2 mg/dl pada bay dan anak. Ikterus
paling jelas terlihat di sclera, kulit serta selaput lendir. (Matondang,
2003:37)
8) Tanda Lahir
Terdapat berbagai tipe tanda lahir; beberapa diantaranya sementara, dan
yang lainnya permanen, sebagian diakibatkan karena trauma saat lahir.
Yang lainnya diakibatkan karena kelainan struktur pigmen, pembuluh
darah, rambut, atau jaringan lainnya. (Hamilton, 1995:221)
9) Rambut dan kuku
Bayi mungkin terlihat dengan rambut panjang dan tebal, mungkin botak,
rambut mungkin akan sedikit berbeda dalam warna, kekakuan, keriting,
seperti yang dialaminya selama hidupnya. (Hamilton, 1995:221)
4. Periode Bayi baru Lahir
a. Periode pertama rektivitas berakhir pada 30 menit pertama setelah kelahiran.
Karakteristik pada periode ini antara lain: denyut nadi apikal berlangsung cepat
dan irama tidak teratur, frekuensi pernapasan mencapai 80 kali/menit, irama
tidak teratur dan pada beberapa bayi baru lahir, tiper pernapasan cuping hidung,
ekspirasi mendengkur dan adanya retraksi.
b. Periode kedua reaktivitas berakhir sekitar 4-6 jam setelah kelahiran.
Karakteristik pada periode ini, adalah : bayi memiliki tingkat sensitivitas yang
tinggi terhadap stimulus internal dan lingkungan. Frekuensi nadi apikal berkisar
120-160 kali/menit, frekuensi pernapasan berkisar 30-60 kali/menit. Terjadi
fluktuasi warna kulit dari warna merah jambu atau kebiruan kesianotik ringan
disertai bercak-bercak. Bayi sering berkemih dan mengeluarkan mekonium
pada periode ini. Terjadi peningkatan sekresi mokus dan bayi bisa tersedak pada
saat sekresi. Reflek menghisap bayi sangat kuat dan bayi sangat aktif.
(Muslihatun, 2010:4-6)
c. Periode ketiga (stabilisasi)
12 jam sampai 24 jam bayi lahir. Bayi lebih mudah untuk tidur dan terbangun.
Tanda- tanda vital stabil. Kulit berwarna kemerahan dan hangat. (Hamilton,
1995:209)
5. Perubahan-Perubahan Fisiologis Pada BBL
a. Sistem Respirasi
Pernafasan pertama pada bayi normal terjadi dalam 30 menit pertama sesudah
lahir. Usaha bayi pertama kali untuk mempertahankan tekanan alveoli, selain
adanya surfaktan yang dengan menarik napas dan mengeluarkan napas dengan
merintih sehingga udara tertahan didalam. Respirasi pada neonates biasanya
pernapasan diafragmatik dan abdominal, sedangkan frekuensi dan dalamnya
belum teratur. Ap[abila surfaktan berkurang,m maka alveoli akan kolaps dan
pari-paru kaku sehingga terjadi atelektasis. Dalam keadaan anoksia neonates
masih dapat mempertahankan hidupnya karena adanya kelanjutan metabolisme
anaerobic. (Muslihatun, 2010: 12)
b. Sistem Peredaran Darah
Setelah bayi lahir, paru akan berkembang mengakibatkan tekanan arteriol dalam
paru menurun. Tekanan dalam jantung kanan turun, sehingga jantung kiri lebih
besar daripada jantung kanan yang mengakibatkan menutupnya foramen ovale
secara fungsional. Hal ini terjadi pada jam-jam pertama setelah kelahiran oleh
karena tekanan dalam paru turun dan tekanan dalam aortadesenden naik serta
disebabkan oleh rangsangan biokimiadan duktus arteriosus berobliterasi.
Kejadian-kejadian ini terjadi pada hari pertama kehidupan bayi baru lahir.
(Muslihatun, 2010:16)
c. Sistem Pengaturan Suhu
Mekanisme pengaturan temperature tubuh pada BBL belum berfungsi
sempurna. Oleh karena itu, jika tidak segera dilakukan upaya pencegahan
kehilangan panas tubuh maka BBL dapat megalami hipotermia. Bayi dengan
hipotermia, sangat beresiko tinggi untuk mengalami sakit berat atau bahkan
kematian. Hipotermia mudah terjadi pada bayi yang tubuhnya dalam keadaan
basah atau tidak segera dikeringkan dan diselimuti walaupun berada di dalam
ruangan yang relative hangat. Bayi premature atau berat badan lahir rendah
sangat rentan untuk mengalami hipotermia. ( Depkes RI, 2008: 123).
Mekanisme kehilangan panas tubuh bayi (Depkes RI, 2008: 123-124) yaitu:
1) Evaporasi
Jalan utama bayi kehilangan panas. Kehilangan panas dapat terjadi kerena
penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi
sendiri karena setelah lahir, tubuh bayi tidak segera dikeringkan. Kehilangan
panas juga terjadi pada bayi yang terlalu cepat dimandikan dan tubuhnya
tidak segera dikeringkan dan diselimuti.
2) Konduksi
Kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan
permukaan yang dingin. Meja, tempat tidur atau timbangan yang
temperature lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi
melalui mekanisme konduksi apabila bayi diletakkan di atas benda-benda
tersebut.
3) Konveksi
Kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang
lebih dingin. Bayi dilahirkan atau ditempatkan di dalam ruangan dingin
akan cepat mengalami kehilangan panas. Kehilangan panas juga terjadi jika
terjadi aliran udara dari kipas angina, hembusan udara melalui ventilasi atau
pendingin ruangan.
4) Radiasi
Panas yang terjadi karena bayi yang di tempatkan di dekat benda-benda
yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi. Bayi bisa
kehilangan panas dengan cara ini karena benda-benda tersebut menyerap
radiasi panas tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan secara langsung).
d. Metabolisme
Luas permukaan tubuh neonates, relative lebih luas dari tubuh orang dewasa
sehingga metabolisme basal per kg BB akan lebih besar. Bayi baru lahir harus
menyesuaikan diri dengan lingkungan baru sehingga energy diperoleh dari
metabolisme karbohidrat dan lemak
Pada jam-jam pertama energy didapat dari perubahan karbohidrat. Pada hari
kedua, energy berasal dari pembakaran lemak. Setelah mendapat susu dari
kurang lebih pada haatri keenam pemenuhan energy bayi 60% didapatkan dari
lemak dan 40% dari karbohid. (Muslihatun, 2010: 14)
e. Sistem pencernaan
Absorbsi nutrient sudah aktif, kolonisasi segera terjadi, feses berupa mekoneum
dan lebih dari hari keempat feses biasa,dan enzim pencernaan sudah aktif
(Muslihatun, 2010:11)
f. Sistem perkemihan
Pada saat lahir fungsi ginjal sebanding dengan 30-50% dari kapasitas dewasa,
dan belum matur untuk memekatkan urine. Namun demikian urin terkumpul
dalam kandung kemih, bayi biasanya berkemih dalam 24 jam. (Hamilton,1995:
221)
g. Sistem kekebalan tubuh
Pada neonatus tidak terdapat sel plasma pada sum-sum tulang, lamina propia
ilium serta apendiks. Plasenta merupakan sawar sehingga fetus bebas dari
antigen dan stress imunologis. Pada bayi baru lahir hanya terdapat gama
globulin G, sehingga imunologi dari ibu dapat melalaui plasenta karena berat
molekulnya kecil. Tetapi bila ada infeksi yang dapat melalui plasenta (lues,
toksoplasma, herpes simpleks,dan lain-lain), reaksi imunologis dapat terjadi
pembentukan sel plasma dan antibodi gamma A,G, dan M. (Muslihatun, 2010:
18)
h. Sistem neuromuskuler
Pada saat lahir, otot bayi lentur dan lembut. Otot-otot tersebut mempunyai
kemampuan untuk berkontraksi ketika dirangsang, tetapi bayi yang kurang
mampu untuk mengontrolnya. Reflek pelindung yang terdapat pada bayi yang
meliputi reflek moro, tonus leher, menggenggam, mata berkedip, dan menangis.
Reflek moro terjadi apabila ada rangsangan mendadak dan menyebabkan lengan
terangkat ke atas dan ke bawah, terkejut, dan relaksasi dengan lambat. Tonus
leher merupakan respon “finding” postural, kepala dan lengan, serta tungkai
mengarah ke salah satu sisi, relaksasi melambat. Disebut reflek menggenggam
apabila bayi menggenggam setiap benda yang diletakkan ke dalam tangannya,
jika tangannya cukup kuat, maka akan menyebabkan tubuhnya terangkat.
Kelopak mata akan membuka dan menutup ketika dirangsang dengan cahaya
atau sentuhan dan mata akan berkedip. Bayi akan menangis bila mendadak
dingin, lapar, atau karena udara masuk melalui pita suara. Bayi juga memiliki
reflek makan yang terdiri dari sucking, rooting, dan swallowing. Ketika bayi
lapar, bayi akan menghisap dan merangsang bibir. Sentuhan pada pipi atau bibir
menyebabkan kepala menoleh ke arah
sentuhan dan menyebabkan reflek rooting. Pada saat menelan, otot-otot
tenggorokan menutupi trachea dan membuka esofagus ketika makanan Aberada
didalam mulut. (Hamilton, 1995, 223)
I. DATA SUBYEKTIF
1. Keluhan Utama
Anamnesis tentang penyakit pasien diawalai dengan kleuhan utama,
yaitu keluhan atau gejala yang menyebabakan pasien dibawa berobat.
Perlu diperhatikan bahwa kleuhan utama tidak selalu merupakan
kleuhan yang pertama yang disampaikan oleh orang tua pasien; hal ini
terutama pada orangtua pendidikannya rendah yang kurang dapat
mengemukakan esensi masalah. (Matondangng,Corry S,dkk.2003:6-7)
2. Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga pasien perlu diketahui dengan akurat untuk
memperoleh gambaran keadaan kesehatan keluarga pasien.berbagai
jenis penyakit bawaan dan penyakit keturunan juga mempunyai latar
belakang sosial-budaya. Terdapatnya perkawinan dengan keluarga
dekat antara ayah dan ibu terdapatnya penyakit tertentu pada keluarga
(stigmata alergi, penyakit kardiovaskuler, diabetes mellitus, atau
penyakit keganasan, epilepsi dan lain-lain) perlu ditanyakan, sebab
mungkin berhubungan dengan masalah kesehatan yang dihadapi
sekarang. (Matondangng,Corry S,dkk.2003:15-16)
3. Riwayat kesehatan anak
Riwayat yan g pernah diderita anak sebelumnya perlu diketahui,
karena mungkin ada hubungannya dengan penyakit sekarang, atau
setidak-tidaknya memberikan informasi untuk membantu pembuatan
diagnosis dan tata laksana penyakitnya sekarang.
(Matondangng,Corry S,dkk.2003:12)
4. Status Perkawinan Orang Tua
a. Kawin atau tidak
b. Berapa kali kawin
c. Berapa lama kawin
Kalau orang hamil sesudah lama kawin, nilai anak tentu besar sekali
(UNPAD,1983:155).
5. Riwayat kehamilan sekarang
Hal pertama yang perlu ditanyakan adalah keadaan kesehatan ibu
selama hamil, ada atau tidaknya penyakit, serta upaya yang dilakukan
untuk mengatasi penyakit tersebut. Dirinci pula beberapa kali ibu
melakukan kunjungan Antenatal dan kepada siapa kunjungan
antenatal dilakukan (dukun, perawat, bidan, dokter umum, dokter
spesialis).
(Matondang,Corry S,dkk.2003:12-13)
6. Riwayat persalinan sekarang
Riwayat kelahiran pasien harus ditanyakan dengan teliti, termasuk
tanggal, dan tempat kelahiran, siapa yang menolong, cara kelahiran
(spontan, ekstrasi cunam, ekstrasi vacum, bedah caisar), adanya
kehamilan ganda, keadaan segera setelah lahir, dan morbiditas pada
hari-hari pertama setelah lahir. Berat dan panjang badan lahir selalu
ditanyakan. Maka dapat diketahui apakah bayi saat lahir sesuai, kecil,
atau besar untuk masa kehamilannya.
(Matondang,Corry S,dkk.2003:13)
Mengetahui,
Dosen Pembimbing, Mahasiswa,
Dewi, Vivian Nanny. 2013. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta:
Salemba Medika.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Pengantar ILmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan
Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
Ladewig, Patrecia W., 2005. Asuhan Keperawatan Ibu- Bayi Baru Lahir. Jakarta:
EGC.
Marmi dan Kukuh Rahardjo. 2012. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak
Prasekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Matodang, Corry S., dkk. 2003. Diagnosis Fisis pada Anak. Jakarta : Sagung Seto.
Pearce Evelyn C. 2000. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.