Anda di halaman 1dari 68

BAB IV

ANALISA PERANCANGAN

4.1. Lokasi Terpilih

SITE

Gambar 4.1 : Site Terpilih


Sumber : Analisa Data, 2017

Berdasarkan penilaian dari beberapa alternatif lokasi, maka lokasi yang


terpilih untuk Perencanaan Pusat Kegiatan Mahasiswa ITM ini berada di Jln. HM.
Joni Pasar Merah Kecamatan Medan Area Luas Site +41.625 m2 atau 4,1 Ha.
Kondisi Lahan merupakan sebagian kecil tanah kosong dan ada bangunan studio
tugas akhir arsitektur ITM yang tidak di gunakan lagi serta terdapat rumah rumah
penduduk.
Batasan Site :
Utara : Jln. HM. Joni Pasar Merah

96
Selatan : Rumah Penduduk Jalur pada bagian utara dan
Timur : Rumah Penduduk Jalurjalur
padamasuk
bagian menuju
utara danpada
jalurbagian
masuk sisi menuju
site denganpadalebar
Barat : Rumah Penduduk ukuran
bagian sisi jalan
site 7dengan
meter dan
lebarjalan
Spesifikasi Lingkungan site : merupakan
ukuran bidangdan
jalan 7 meter tanah keras
jalan
dengan lapisan aspal dan sisi
 Lebar Jalan HM. Joni 10 m dengan 2 arah jalur.merupakan bidang tanah keras
jalanlapisan
dengan merupakan
aspal dan pedestrian
sisi
 Lebar pedestrian 1 m di sepanjang site. yang tidak berfungsi.
jalan merupakan pedestrian
 Luasan site 225 m X 185 m. yang tidak berfungsi.
 Kondisi tanah pada site merupakan tanah keras.
 Didukung dengan utilitas berupa saluran air PDAM, Jaringan Listrik,
Jaringan Telephone, serta Saluran Air Bersi Dan Air Kotor.

4.2. Analisa Site


4.2.1. Analisa Lingkungan Site
Lingkungan disekitar lokasi tapak juga dapat berperan penting untuk
menentukan bagaimana potensi lokasi tapak tersebut dan pengaruh yang akan
ditimbulkan setelah dibangun.
Lingkungan disekitar tapak merupakan daerah pemukiman penduduk,
perdagangan, ada juga pusat perdagangan, dan juga terdapat sarana pendukung
seperti pom bensin, sarana angkutan umum, sarana kesehatan, dan lain
sebagainya. Semua komponen tersebut akan memberikan interaksi terhadap
perencanaan Pusat Kegiatan Mahasiswa Institut Teknologi Medan ini nantinya.
Lingkungan disekitar tapak juga merupakan lingkungan yang padat
penduduk, dekat dengan polusi dan kebisingan. Ini dikarenakan kurangnya
pepohonan baik dari bagian sisi jalan maupun yang berada pada halaman
bangunan-bangunan di sekitar lingkungan tapak.
Keberadaan tapak yang berhubungan langsung dengan jalan utama yaitu
Jl. HM. Joni, sangat mendukung akses pengunjung dari segala arah baik dari
dalam kota maupun dari luar kota.

97
Institut Karate-Do Indonesia

Jln. HM. Joni

Rumah Penduduk
Rumah Penduduk

Rumah Penduduk

Gambar 4.2 : Analisa Lingkungan Site


Sumber : Analisa Data, 2017

4.2.2. Besaran Site

225 m

185 m
185 m

222 m
Gambar 4.3 : Analisa Besaran Site
sumber : Analisa Data, 2017

Ukuran Tapak
Panjang : 225 m
Lebar : 185 m

98
Luas Tapak
Luas Tapak = Panjang x Lebar
= 225 m x 185 m = 41.625 m² = 4,1 Ha
KDB (Koefisien Dasar Bangunan)
KDB : 60 %
KDB = 60 % KDB x Luas Tapak
= 60 % x 41.625 m² = 24.975 m² = 2,4 Ha
GSB (Garis Sepadan Bangunan)
Lebar Jalan : 10 m
GSB = (½ x Lebar Jalan) + 1
= (½ x 10 m) + 1
=6m

4.2.3. Analisa Lalu Lintas


Lalu lintas adalah gerak/pindah kendaraan manusia dan hewan di jalan
dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan alat gerak. Angkutan
adalah pemindahan orang atau barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan
menggunakan kendaraan.
Lalu lintas pada site memungkinkan lancar dari kendaraan yang melintas
di jalan HM. Joni Pasar Merah. Dengan kondisi jalan yang kurang lebar sering
terlihat kemacetan sirkulasi lajunya kendaraan yang melintas, yang menjadi
masalah tidak berfungsinya lampu lalu lintas di persimpangan jalan HM. Joni,
jalan Bahagia, dan jalan AR. Hakim menjadikan kondisi lalu lintas yang
berantakan begitu juga dengan pihak yang terkait tidak adanya berperan untuk
mengatur lalu lintas dari kendaraan yang melintas baik sepeda motor, mobil, dan
angkutan umum.
Diluar dari konteks lalu lintas kendaraan yang melintas yang menjadi
masalah, selanjutnya adalah penyediaaan sarana halte bagi masyarakat yang
memakai angkutan umum sebagai kendaraan untuk melakukan aktifitas masing-
masing, dikarenakan tidak adanya penyediaan halte angkutan umum yang ingin
beroperasi di sekitaran site menjadi berantakan. Dengan adanya angkutan umum

99
yang menjadi pendukung pencapain site selain dari kendaraan pribadi sepeda
motor dan mobil.

Jalan dari HM.


Joni menuju
Menteng Raya Jalan dari menteng raya
menuju HM. Joni

Gambar 4.4 : Analisa Lalu Lintas


Sumber : Analisa Data, 2017

Jalur utama site pada bagian utara yaitu Jalan HM. Joni. Memiliki ukuran
lebar berkisar 10 meter, terdiri dari dua jalur. Tiap jalur terdiri dari 1 lajur yang
masing-masing berukuran 5 meter.

Solusi Permasalahan
Berdasarkan analisa lalu lintas, maka yang menjadi solusi permasalahan
tentang kondisi lalu lintas di sekitar site, memperhatikan kenyamanan kendaraan
yang ingin menuju site ini, maka pada bagian persimpangan jalan HM. Joni, jalan
Bahagia, dan jalan AR. Hakim untuk diaktifkan kembali rambu-rambu lalu lintas
seperti lampu lalu lintas yang tidak berfungsi, sehingga mengurangi kemacetan.

4.2.4. Analisa Kebisingan


Kebisingan adalah bunyi atau suara yang tidak di kehendaki dan dapat
mengganggu kesehatan, kenyamanan serta dapat menimbulkan ketulian. Faktor
yang mempengaruhi kebisingan tinggi pada site yaitu dari segi lingkungan dengan
kendaraan-kendaraan yang melintas pada jalan HM. Joni yang ada di utara site
yang merupakan jalan alternatif menuju amplas, sedangkan kebisingan rendah

100
terdapat pada bagian selatan, barat, dan timur yang merupakan permukiman
penduduk.

Sumber kebisingan rendah Sumber kebisingan tinggi


Gambar 4.5 : Analisa Kebisingan
Sumber : Analisa Data, 2017

Untuk memaksimalkan penghambatan kebisingan ada beberapa alternatif yaitu :


Alternatif I
Menggunakan vegetasi sebagai buffer
vegetasi

vegetasi Gambar 4.6 :Alternatif Analisa Kebisingan


Sumber : Analisa Data, 2017

Antisipasi terhadap kebisingan dilakukan dengan cara menempatkan


vegetasi dalam jumlah yang banyak dan ditata rapat sebagai buffer pada sumber
kebisingan. Untuk memaksimalkan penghambatan kebisingan menggunakan jenis
vegetasi yang menyejukkan tingkat tinggi.
Alternatif II
Menggunakan pagar masif
vegetasi

101

Pagar masif
Pagar masif
vegetasi
Gambar 4.7 :Alternatif Analisa Kebisingan
Sumber : Analisa Data, 2017

Menggunakan pagar masif dan vegetasi sebagai antisipasi mengurangi


tingkat kebisingan. Dengan memadukan pagar dan vegetasi sebagai penyaring
kebisingan suara, pagar juga bisa sebagai pembatas site.

Alternati Kelebihan Kekurangan


f
I Kebisingan dapat dikurangi Kesan tertutup dan kebisingan
dan menambah tingkat tidak sepenunya diredam
kesejukan pada site
II Kebisingan dapat dikurangi Membutukan biaya lebih untuk
dengan maksimal pengaplikasian dan perawatannya
Tabel 4.1 : Alternatif Analisa Kebisingan
Sumber : Analisa Data, 2017
Solusi Permasalahan
Berdasarkan analisa diatas maka solusi yang tepat untuk mengatasi
kebisingan adalah alternatif II karena dapat mengurangi kebisingan dengan
maksimal yang selanjutkan akan di sempurnakan pada konsep rancangan.

4.2.5. Analisa Vegetasi


Vegetasi merupakan bagian hidup yang tersusun dari tetumbuhan yang
menempati suatu ekosistem, atau, dalam area yang lebih sempit, relung ekologis.
Beraneka tipe hutan, kebun, padang rumput, dan tundra merupakan contoh-contoh
vegetasi.

102
Terdapat vegetasi
didalam site ada
beberapa jenis
Gambar 4.8yaitu
:Analisa Vegetasi
lalangSumber
lalang: Analisa
dan data, 2017
pepohonan

Vegetasi yang terdapat pada jenis tumbuhan pohon mangga, lalang lalang,
rerumputan, dan tanaman tebu. Vegetasi di site dan sekitar site akan
meningkatkan produksi oksigen yang mendukung kehidupan sehat bagi manusia,
mengurangi pencemaran udara dan meningkatkan kualitas iklim.

No Fungsi Gambar
1 Tanaman peneduh, percabangan
mendatar,tidak mudah rontok, tiga
macam(pekat,sdang,transparan)

2 Tanaman pengarah, bentuk tiang lurus,tinggi,


sedikti /tidak bercabang,tajuk bagus,
penuntun pandang, pengarah dan pemecah
angin
3 Tanaman penghias jalan, sifat
musiman,karakter individual,kuat dan
menarik,dapat soliter ataupun berkelompok

4 Tanaman pembatas, tinggi 1- 2m, pembentuk


bidang dinding,pembatas pandang,penyekat
pandangan buruk, jenis semak atau rambat

103
5 Tanaman pengatap, massa daun
lebat,percabangan mendatar, atap ruang luar
bisa di peroleh dari tanaman menjalar

6 Tanaman penutup tanah,melembutkan


permukaan, membentuk bidang lantai pada
ruang luar, pengendali suhu dan iklim

Tabel 4.2 : Analisa Vegetasi

Sumber : Analisa Data, 2017

Solusi Permasalahan
Sebagai bentuk perencanaan baru, maka dipilih alternatif I dalam
penerapan vegetasi pada perencanaan. Vegetasi disesuaikan dengan pilihan-
pilihan yang ada dengan penataan sesuai perencanaan. Bagian dari beberapa
vegetasi existing saat ini juga dinilai baik dipertahankan.

4.2.6. Analisa View


View berasal dari bahasa inggris yang artinya adalah tampak dari suatu
bangunan atau pandangan dari suatu sisi.

Gambar 4.9 : bagian


View Analisa barat
View site
SumberView bagian
kurang baik 2017
: Analisa timur
Data, site
karena
kurang baik karena
bagian barat site
bagian barat site
merupakan permukiman
merupakan permukiman
penduduk sehingga
penduduk sehingga
pandangan ke site
pandangan ke site
kurang memberikan
kurang memberikan
nilai estetika bangunan.
nilai estetika bangunan.
104
Membuat beberapa bentuk
bangunan
Membuat yangbentuk
beberapa kontras
sehingga yang
bangunan bangunan terlihat
kontras
View dari utara site yang merupakan
Jln. HM. Joni sangat baik untuk fokus bangunan
sehingga dengan lingkungan
terlihat
perencanaan, karena view ini menjadi sekitar.
fokus dengan lingkungan
suatu pandangan bangunan yang
terhadap masyarakat yang melintas sekitar.
dan pada bangunan juga menunjukan
identitas bangunan tersebut.

Baik

Kurang Baik

View bagian selatan site kurang


baik karena bagian barat site
merupakan permukiman penduduk
sehingga pandangan ke site kurang
Gambar 4.10 : Analisa View memberikan nilai estetika
Sumber : Analisa Data, 2017 bangunan.

Untuk memaksimalkan bangunan maka terdapat beberapa alternatif sehinnga view


atau pandangan dari berbagai sisi bagian terlihat estetika keindahan bangunan
serta menunjukan identitas bangunan.

Alternatif I

Gambar 4.11 : Alternatif Analisa View


Sumber : Analisa Data, 2017

Alternatif II

105
Gambar 4.12 : Alternatif Analisa View
Sumber : Analisa Data, 2017

Alternatif Kelebihan Kekurangan


I menjadi bangungan yang dinilai kurang menyesuaikan
Membuat taman yang
mempunyai karakter sendiri dengan lingkungan
menarik taman
Membuat dipandangyang
setiap
II tampilan bangunan akan lebih butuh biaya banyak dalam
sisi banguan.
menarik dipandang setiap
arsi dengan menambah pembuatan dan perawatan
sisi banguan.
keanekaragaman biologis
Tabel 4.3 : Penilaian Alternatif Analisa View
Solusi Permasalahan Sumber : Analisa Data, 2017
Berdasarkan kelebihan dan kekurangan masing-masing alternatif solusi
yang tepat untuk memdapatkan view yang nyaman di pandang mata adalah
alternatif II, karena alternatif ini lebih menyatu dengan alam, namun walaupun
seperti itu bangunan ini juga akan mempunyai nilai estetika sendiri dengan
penambahan sculpture pada taman.
4.2.7. Analisa Pencapaian
Pintu masuk

Pintu keluar

Gambar 4.13 : Analisa Pencpaian


Sumber : Analisa Data, 2017
106
Pencapaian pada site ini sudah memiliki pintu masuk dan pintu keluar
namun untuk memaksimalkan jalur sirkulasi dengan penggunaan banguanan ada
beberapa alternatif.

Alternatif I
Pada alternatif ini pencapaian ke bangunan dipertahankan.

Pintu Keluar Pintu Masuk

Side Entrance Gambar 4.14: Alternatif Analisa Pencpaian


(SE) Sumber : Analisa Data, 2017

Pintu Masuk direncanakan pada sisi Jalan HM. Joni, digunakan sebagai
akses Pintu Masuk dan juga Pintu Keluar secara terpisah dengan jarak yang
berdekatan pada jalan tersebut sebagai akses keluar.

Alternatif II

Pintu Masuk

Pintu Keluar

107
Gambar 4.15 : Alternatif Analisa Pencpaian
Sumber : Analisa Data, 2017

Pintu Masuk dan Pintu Keluar direncanakan pada sisi Jalan HM. Joni, yang
terpsah dengan jarak yang berjauhan. Keduanya digunakan sebagai akses masuk
dan keluar.

Alternatif Kelebihan Kekurangan


I Jalur sirkulasi dapat di jangkau dengan Dapat mengakibatkan
mudah, karena jalur entrance masuk dan kemacetan dengan jalur
keluar dan berada pada jalur yang di lalui pintu masuk dan keluar
transportasi baik umum maupun pribadi yang berdekatan
II Pencapain jalur masuk utama mudah Akses jalur terlalu jauh
dicapai karena jalan utama pada site untuk menuju pintu masuk
dan pintu keluar
Tabel 4.4 : Penilaian Alternatif Analisa Pencapaian
Sumber : Analisa Data, 2017

Solusi Permasalahan
Berdasarkan analisa maka yang lebih tepat menjadi solusi atas permasalah
pencapain ke dalam adalah alternatif II, karena dapat mengurangi kemacetan di
jalur lalu lintas pada site sehingga pengunjung dapat dengan mudah mengetahui
letak pintu masuk ke dalam bangunan.

4.2.7.1. Analisa Pola Pencapaian


Adapun kriteria dari penentuan letak pencapaian menurut perencana
dipertimbangkan terhadap :
1. Keamanan dan kelancaran lalu lintas di sekitar tapak.
2. Aman bagi pengendara dan pejalan kaki.
3. Titik tangkap yang jelas dan mudah dicapai.
4. Pemisahan antara jalur pejalan kaki, kendaraan dan barang (servis),
sehingga tidak saling mengganggu.
Berdasarkan hal diatas, maka pencapaian ke dalam tapak terdiri dari 3
yang meliputi :
1. Pencapaian untuk kendaraan pengunjung dan pengelola.

108
2. Pencapaian bagi pejalan kaki.
3. Pencapaian untuk servis dan barang.
Alternatif pencapaian ke dalam bangunan dalam perencanaan tapak
adalah sebagai berikut :
Pola Pencapaian Kelebihan Kekurangan
Tersamar  Dapat menciptakan efek  Pencapaian kurang terlihat
persfektif bangunan jelas
 Urutan pencapaian dapat  Dapat memperpanjang jalur
diatur pencapaian
 Lebih estetis

Berputar  Memperjelas bentuk tiga  Tidak memberikan kesan


dimensi bangunan mengundang
 Pencapaian tidak terlihat
 Memperlambat pencapaian ke
bangunan.
 Memberikan kesan santai, tidak
terburu-buru dan rekreatif

Langsung  Entrance jelas terlihat  Kurang estetis


 Mudah dicapai
Memberikan kesan
mengundang

Tabel 4.5 : Analisa Pola Pencapaian


Sumber : Analisa Data, 2017

Solusi Permasalahan
Dari ketiga penilaian pencapaian diatas, pencapaian yang akan
dipergunakan dalam perencanaan ini adalah pencapaian langsung karena
mengutamakan unsur kenyamanan dan memberikan kemudahan di dalam
pencapaian ke bangunan.

4.2.7.2. Analisa Pola Sirkulasi


Pola sirkulasi terbagi atas 2, yaitu :
1. Sirkulasi manusia
Pertimbangan :

109
 Sirkulasi manusia yang aman, terhindar dari persilangan
dengan sirkulasi kendaraan.
 sirkulasi yang mudah dicapai, jelas, berkesan mengundang
serta tidak membingungkan.
 Terpisah dari sirkulasi kendaraan.
 Tersedia fasilitas penyebarangan.
2. Sirkulasi kendaraan
Pertimbangan :
 Kejelasan dan kelancaran antara sirkulasi kendaraan pribadi,
servis dan manusia.
 Arahan jalur sirkulasi kendaraan, agar tidak terjadi persilangan
dan kemacetan.
 Penyediaan lahan parkir yang cukup menampung kendaraan
pengunjung.
Untuk menentukan pola sirkulasi, ada beberapa alternatif pola dasar
sirkulasi kendaraan yang dapat dipergunakan, diantaranya :

Pola Sirkulasi Kelebihan Kekurangan


Cul-de-sac  Cocok untuk pola massa  Pola parkir agak rumit
banyak  Lahan kurang optimal
 Sirkulasi baik dan lancar
 Memberi kesan
mengundang

T Turn  Cocok untuk pola massa  Sirkulasi agak


(Putaran T) banyak membingungkan
 Pencapaian dapat dibuat  Perlu adanya tanda / rambu-
alternatif rambu pada jalan
 Urutan pencapaian lebih
singkat

110
Curved Driveway  Cocok untuk pola massa  Lama waktu pencapaian
(Jalan yang tunggal tergantung pada tempat
Mengalir)  Urutan pencapaian lebih tujuan.
teratur
 Arus sirkulasi dapat
berulang-ulang
 Sirkulasi jelas dan teratur

Dead End  Langsung menuju massa  Menyulitkan jalur putar


(Jalan Buntu) bangunan kendaraan
 Dapat menyebabkan
kemacetan arus lalu lintas

Tabel 4.6 : Analisa Pola Sirkulasi


Sumber : Analisa Data, 2017

Solusi Permasalahan
Dari penilaian diatas maka pola Curved Driveway dipakai dalam
perencanaan ini, karena pola massa yang digunakan adalah pola massa tunggal
dan sirkulasi cukup efisien.

4.2.7.3. Analisa Bahan Sirkulasi


Dalam memilih bahan permukaan untuk daerah luar ruangan, maka
beberapa kualitas tertentu harus diketahui, diantaranya termasuk :
 Keserbagunaan penggunaan
 Ketahanan
 Ketahanan terhadap debu dan karat
 Kewajaran biaya awal
 Kemudahan dalam pemeliharaan
 Biaya pemeliharaan rendah
 Penampilan yang menawan

111
 Penggunaan sepanjang tahun
 Ketahanan terhadap gesekan
Alternatif bahan untuk bahan sirkulasi adalah :
Bahan Kelebihan kekurangan
Tanah  Bersifat sarang dan mahal  Masalah debu dan
(Geluh, pasir, pasir dari  Tahan terhadap gesekan kemungkinan untuk
lempung, lempung dan menjadi kerontang
kerikil, tanah, tanah yang  Pememliharaan tinggi
diperkeras, tanah dari
semen)
Rumput  Memiliki daya lenting  Pemeliharaan tinggi
(campuran, rumput gajah, yang tinggi dan tahan
rumput manila) terhadap gesekan
 Bebas debu
 Cocok untuk lahan yang
relatif luas
Agregat  Dapat menambah estetika  Butuh perawatan dan
(Kerikil, batu halus,  Biaya murah penanganan yang ahli
potongan batu, kerang)  Tahan terhadap gesekan
Tabel 4.7 : Analisa Bahan Sirkulasi
Sumber : Analisa Data, 2017

Bahan Kelebihan kekurangan


Aspal  Memiliki daya tahan yang  Biaya awal lebih kecil
(Penetrasi macadam, kuat  Keterbatasan daya
aspal beton (hotmix dan  Pemeliharaan relatif mudah lenting
coldmix), aspal lembaran, dan murah
aspal alam, aspal serbuk,  Dapat dipakai untuk segala
aspal vermikulit, aspal kegiatan
karet, aspal gabus dan  Memberikan penampilan
produk aspal yang permukaan yang rapi dan
dipaten lainnya) tidak menyilaukan
 Berpadu baik dengan
lansekap

112
Bahan sintetis  Mempunyai penampilan  Pemasangan relatif
(karet, vernis sintetis, yang menarik sulit dan
aspal karet, karet butyl-  Tersedia dalam aneka ragam membutuhkan
klorinat, serat mineral, tekstur warna, berat dan penanganan ahli
agregat halus dan aspal, ketebalan
plastik vynil)  Ketahanan baik

Beton  Daya tahan yang sangat  Biaya awal mahal


(Monolit, terazo, tinggi
pracetak)  Pemeliharaan rendah
Batu  Daya tahan baik  Perlu penanganan yang
(batu belah (batu pasir,  Menambah estetika ahli
baru gamping, granit dan  Tahan terhadap gesekan  Butuh perawatan
sebagainya), batu bata,  Permukaan dapat
dan lain-lain) melentur
Tabel 4.8 : Analisa Bahan Sirkulasi
Sumber : Analisa Data, 2017
Solusi Permasalahan
Dari penilaian diatas maka bahan sirkulasi yang dipakai adalah aspal,
beton dan batu karena lebih memudahkan pemeliharaan dan juga menarik.

4.3. Analisa Angin Pada Site


Angin adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan
juga karena adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Angin bergerak dari
tempat bertekanan udara tinggi ke bertekanan udara rendah, Apabila dipanaskan,
udara memuai. Udara yang telah memuai menjadi lebih ringan sehingga naik.
Apabila hal ini terjadi, tekanan udara turun kerena udaranya berkurang.
Udara dingin di sekitarnya mengalir ke tempat yang bertekanan rendah tadi.
Udara menyusut menjadi lebih berat dan turun ke tanah. Di atas tanah
udara menjadi panas lagi dan naik kembali. Aliran naiknya udara panas dan
turunnya udara dingin ini dinamanakan konveksi.
Arah angin laut yang
berhembus dari arah
barat laut ke tenggara.

113
Arah angin darat
berhembus dari arah
tenggara ke arah
barat laut.
Gambar 4.16 : Analisa Angin Pada Site
Sumber : Analisa Data, 2017
Alternatif I
Mengarahkan angin
Alternatif Kelebihan Kekurangan
I Mengarahkan
Angin yang di arahkan dapat bermanfaat angin kesalahan
Apabila terjadi dari
pada bangunan, serta seluruh bangunanpengarahan,
perletakan vegetasi
pembiasan,
dapat terlintasi bangunan mengakibatkan
penghambatan dan penyerapan
ketidaknyamanan pada
bangunan
II Bangunan lebih menerima pemanfaatan Kesulitan dalam perletakan
udara sebagai peghawaan didalam banguan bangunan
Tabel 4.9 : Penilaian Alternatif Analisa Angin
Sumber : Analisa Data, 2017

Gambar 4.17 : Alternatif Analisa Angin Pada Site


Sumber : Analisa Data, 2017

Alternatif II
Antisipasi angin dilakukan dengan
mengubah orientasi bangunan tidak
N menghadap arah laluan angin.

Gambar 4.18 : Alternatif Analisa Angin Pada Site


Sumber : Analisa Data, 2017

angin
Solusi Permasalahan

114
Berdasarkan analisa diatas maka yang lebih tepat menjadi solusi atas
permasalahannya adalah alternatif I karena dapat menghalagi angin yang yang
membawa polusi karena bangunan membutuhkan udara yang sehat bebas dari
pulosi udara.

4.4. Analisa Angin Pada Bangunan


Dalam perencanaan ini memanfaatkan angin pada bangunan sangat
diutamakan sebagai penghawaan alami dan menghemat penggunaan penghawaan
buatan, hal ini dikarenakan dalam tema arsitektur hijau penghematan energi dan
pemanfaatan iklim sangat diutamakan. Untuk hal itu terdapat beberapa beberapa
alternatif yakni :
Alternatif 1
Memperbanyak bukaan pada bangunan.

Penggunaan Roster Penggunaan Jendela

Gambar 4.19 : Alternatif Analisa Angin Pada Bangunan


Sumber : Analisa Data, 2017
Alternatif 2
Menyesuaikan atau mengatur orientasi bangunan kearah lintasan angin
yakni arah utara dan selatan.
angin

115
angin
Gambar 4.20 : Alternatif Analisa Angin Pada Bangunan
Sumber : Analisa Data, 2017

Solusi Permasalahan
Dari alternatif yang telah dikemukakan, maka alternatif yang nantinya
akan dipergunakan adalah kedua alternatif karena orientasi bangunan yang
mengarah ke utara dapat memaksimalkan udara yang masuk serta direncanakan
bukaan pada bangunan untuk menyesuakan tema arsitektur tropis.

4.5. Analisa Matahari Pada Site

kondisi matahari
Jalur arah matahari pada siang hari
yang tepat diatas Jalur arah matahari
site
matahari terbit
pada pagi hari

matahari terbenam
pada waktu sore
hari
Gambar 4.21 : Analisa Matahari Pada Site
Sumber : Analisa Data, 2017
Pergerakkan arah matahari dari terbit hingga terbenam diawali dari arah
timur site dan posisi diatas site merupakan posisi yang tingkat panas matahari
meningkat atau disebut juga sebagai matahari terik pada kondisi cuaca yang
terang tidak hujan dan tidak berawan, hingga terbenamnya matahari ke arah barat
site tepat dengan sore hari atau petang.
Alternatif I
Antisipasi terhadap cahaya matahari dilakukan dengan cara membuat
tanaman yang cukup tinggi dan memperbanyak pohon bertajuk lebar sebagai
peneduh
Pohon Flamboyan, salah satu
contoh pohon bertajuk lebar
yang dapat digunakan sebagai
peneduh. 116
Gambar 4.22 : Alternatif Analisa Matahari Pada Site
Sumber : Analisa Data, 2017

Alternatif II
Peran kolam atau air pancur dapat mengurangi suhu panas mata hari
dimana antisipasi ini bisa berdampak baik pada site dan bangunan.

Penggunan kolam yang di letakkan


pada sekitar bangunan terutama di
taman untuk meredam atau
mengurangi panas matahari pada site

Gambar 4.23 : Alternatif Analisa Matahari Pada Site


Sumber : Analisa Data, 2017

Orientasi bangunan terhadap arah matahari dilakukan sebagai upaya


penghematan energi pencahayaan. Serta untuk pemanfaatan sinar matahari di pagi
hari dan pengantisipasian sinar matahari pada siang hari dikarenakan matahari
pada siang hari sangat terik dan membahayakan kesehatan.

Alternatif I Kelebihan Kekurangan


I Sinar matahari dapat sepanjang hari Proses desain yang
Menyinari bangunan cukup sulit
II Suhu panas mata hari dapat di serap Perawatan kolam yang
agar suhu di site tidak terlalu panas harus rutin
serta menamba estetika bangunan.
Tabel 4.10 : Penilaian Alternatif Analisa Matahari Pada Site
Sumber : Analisa Data, 2017

Solusi Permasalahan

117
Dari beberapa alternatif di atas untuk mengatasi sinar matahari , maka
alternatif yang dipakai adalah alternatif 1 dan 2. Dikarenakan dapat memberikan
kesan teduh dan sejuk pada site. Penempatan alternatif tersebut akan diletakkan
sesuai kebutuhannya.

4.6. Analisa Matahari Pada Bangunan


Alternatif 1
Untuk mencegah masuknya sinar matahari langsung ke bangunan, maka
alternatif yang digunakan adalah pemasangan tirai pada bangunan.

Tirai

Gambar 4.24 : Alternatif Analisa Matahari Pada Bangunan


Sumber : Analisa Data, 2017
Alternatif 2
Untuk mencegah masuknya sinar matahari langsung ke bangunan, maka
alternatif yang digunakan adalah pemasangan shading pada bangunan.

Sinar matahari terhalang oleh shading


yang dipasang pada bangunan.

Gambar 4.25 : Alternatif Analisa Matahari Pada Bangunan


Sumber : Analisa Data, 2017
Alternatif 3
Memperbanyak vegetasi atau pohon untuk menghalangi sinar matahari
berlebihan masuk kedalam bangunan , sehingga dapat membuat site dan bangunan
lebih teduh.

118
Gambar 4.26 : Alternatif Analisa Matahari Pada Bangunan
Sumber : Analisa Data, 2017

Alternatif 4
Mengatur atau mengarahkan orientasi bangunan menghadap matahari terbit,
sebagai pemanfaatan sinar matahari untuk pencahayaan alami. Hal ini dilakukan
untuk upaya penghematan energi buatan.

Gambar 4.27 : Alternatif Analisa Matahari Pada Bangunan


Sumber : Analisa Data, 2017

Solusi Permasalahan
Dari beberapa alternatif di atas untuk mengatasi sinar matahari , maka
alternatif yang dipakai adalah alternatif 1,2,3 dan 4. Dikarenakan dapat
melindungi bangunan dari sinar matahari siang dan dapat memberikan kesan
teduh dan sejuk pada bangunan. Penempatan alternatif tersebut akan diletakkan
sesuai kebutuhannya.

4.7. Analisa Curah Hujan Pada Site


Curah Hujan adalah sebuah presipitasi berwujud cairan, berbeda dengan
presipitasi non-cair seperti salju, batu es dan slit. Hujan memerlukan keberadaan
lapisan atmosfer tebal agar dapat menemui suhu di atas titik leleh es di dekat dan
di atas permukaan Bumi. Di Bumi, hujan adalah proses kondensasi uap air di

119
Alternatif 1 atmosfer
Alternatif 1 menjadi butir air yang cukup
Mengatasi dampak curah hujan yang
berakibat
Mengatasi genangan
dampak air yang
curah hujan dengan berat untuk jatuh dan

membuatgenangan
berakibat sistem drainase
air di sekitar
dengan biasanya tiba di daratan.

wilayahsistem
membuat lansekap tapak. di sekitar
drainase Potensi curah

wilayah lansekap tapak. hujan di sekitar


lokasi site sangat
tinggi, selain di
berada di Negara
tropis.

Gambar 4.28 : Analisa Curah Hujan Pada Site


Sumber : Analisa Data, 2017

Gambar 4.29 : Alternatif Analisa Curah Hujan Pada Site


Sumber : Analisa Data, 2017

120
Gambar 4.30 : Alternatif Analisa Curah Hujan Pada Site
Sumber : Analisa Data, 2017

Alternatif Kelebihan Alternatif 2 Kekurangan


I Dapat mengatasi genagan Alternatif
air Membutuhkan
2 biaya dan lahan
Pada bangunan antisipasi dilakukan dengan
yang diakibatkan air hujan yang lebih untuk penerapan
Padacara merencanakan
bangunan desain atap
antisipasi dilakukan denganyang
baik langsung maupun dari
caramemiliki kemiringan
merencanakan yang atap
desain sesuaiyang
dengan
bangunan
kebutuhan.
memiliki kemiringan yang sesuai dengan
II Atap miring trend dan Kurang efektif untuk mengatasi
kebutuhan.
penerapan struktur yang lebih genangan air
simple
Tabel 4.11 : Penilaian Alternatif Analisa Curah Hujan Pada Site
Sumber : Analisa Data, 2017

Solusi Permasalahan
Berdasarkan alternatif yang ada, maka yang di pilih dalam perencanaan
adalah alternatif I. Karena manfaat untuk menangani genangan air sangat
dibutuhkan.

4.8. Analisa Hidrografi/ Pola Drainase


Mengalirkan air hujan, air permukaan dan air dalam
tanah agar menjauh dari bangunan. Mengalirkan air
Pengendalian Air Hujan Bangunan
permukaan dan air dalam tapak ke luar tapak ke
Pada atap datar air di kumpulkan ke beberapa
pembuangan umum kota agar tidak terjadi genangan
titik pembuangan dengan kemiringan sekitar 1%. Pada
atau banjir. Mengendalikan air hujan agar tidak
titik pembuangan/ turun di pasangkan saringan (roof
menyebabkan erosi atau perubahan permukaan tanah.
drain) agar kotoran tidak masuk ke talang vertikal
Gambar 4.31 : Proses Siklus Hidrologi
Sumber : Analisa Data, 2017(leader) yang di letakkan di luar bangunan. Air hujan
yang masuk ke balkon juga di saring (floor drain)
terlebih dahulu dan di alirkan ke pipa pembuangan
121
utama dan sebagian ke bak penampung air hujan lalu
dibuang ke saluran air hujan umum.
Gambar 4.32 : Roff Drain dan Floor Drain
Sumber : Analisa Data, 2017
Pengendalian Air Hujan Tapak
Membuat sheet flow yang merupakan drainase saluran terbuka dengan
memanfaatkan kemiringan permukaan tanah, perkerasan atau taman kemudian
aliran selanjutnya di alirkan ke saluran bak terbuka yang lansung di teruskan ke
saluran pembuangan umum atau kota. Sheet flow direncanakan dibuat di sekitar
area parkiran dan jalan.

4.9. Analisa Curah Hujan Pada Bangunan


Dalam perencanaan ini untuk antisipasi bangunan terhadap hujan memiliki
beberapa alternatif yakni

Alternatif 1 :
Menggunakan overhang yang lebar.

122
overhang
overhang
Gambar 4.33 : Alternatif Analisa Curah Hujan Pada Bangunan
Sumber : Analisa Data, 2017
Alternatif 2 :
Pemakaian kanopi untuk mengatasi air hujan yang masuk.

kanopi
kanopi

Gambar 4.34 : Alternatif Analisa Curah Hujan Pada Bangunan


Sumber : Analisa Data, 2017
Alternatif 3 :
Pemakaian kaca pada dinding luar bangunan.

Pemakaian
Pemakaian
material kaca
material kaca
Solusi Permasalahan
Gambar 4.35 : Alternatif Analisa Curah Hujan Pada Bangunan
Dari alternatif yang Sumber
telah dikemukakan, maka alternatif yang nantinya
: Analisa Data, 2017
akan dipergunakan adalah alternatif 1,2 dan 3.

4.10. Analisa Pedestrian


Pedestrian adalah jalur khusus untuk pejalan kaki, untuk para pengunjung
gedung pusat kegiatan mahasiswa ITM ini pasti ada yang berjalan kaki dalam

123
melakukan kunjungan, oleh karena itu hal ini menjadi suatu masalah bagaimana
para pejalan kaki merasa nyaman di dalam site menuju bangunan yang di
kunjunginya. Adapun unsur penataan pedestrian adalah :
 Jalur pejalan kaki
 Pohon/tanaman
 Material perkerasan

Pedestrian pada
sekitaran site

Gambar 4.36 : Analisa Pedestrian


Sumber : Analisa Data, 2017

Alternatif I

Membuat trotoar pada tapak serta penataan


pohon sepajang trotoar.

Gambar 4.37 : Alternatif Analisa Pedestrian


Sumber : Analisa Data, 2017

Alternatif II

Memberi slasar agar terasa rindang dan


nyaman.

Gambar 4.38 : Alternatif Analisa Pedestrian


Sumber : Analisa Data, 2017

124
Alternatif Kelebihan Kekurangan
I Dapat Memberikan kenyamanan Pada umumnya trotoar
bagi pengunjung yang melintasi menggunakan paving yang
serta cukup aman bagi kendaraan tidak dapat menyerap air, dan
yang melintas menimbulkan panas dari sinar
matahari
II Tempat yang rindang, terhindar Membutuhkan biaya yang
dari panas dan hujan lebih untuk penerapan dan
perawatannya
Tabel 4.12 : Penilaian Alternatif Analisa Pedestrian
Sumber : Analisa Data, 2017

Solusi Permasalahan
Berdasarkan analisa di atas maka yang lebih baik menjadi solusi atas
permasalahan jalur pedestrian adalah alternatif I, karena memberikan kenyamanan
bagi pengunjung dan lebih ekonomis untuk penerapannya.

4.11. Analisa Parkir

Gambar 4.39 : Analisa Parkir


Sumber : Analisa Data, 2017

Bagi pengunjung yang menggunakan kenderaan bermotor baik sepeda


motor maupun mobil yang nantinya akan mengunjungi ini pasti akan
memarkirkan kendaraannya sebelum menuju bangunan yang akan ditujunya, oleh
sebab itu diperlukan analisa pola parkir yang tepat bagi pengunjung yang
menggunakan kendaraan bermotor, adapun alternatif untuk pola parkir adalah.
 Lokasi Parkir
Alternatif 1
Parkir di luar bangunan (Halaman)

125
Gambar 4.40 : Alternatif Analisa Parkir
Sumber : Analisa Data, 2017

Pada alternatif ini, pemanfaatan tapak tidak maksimal karena lahan


sebagian besar dimanfaatkan untuk area parkir, juga sinar kendaraan yang
langsung mengenai kendaraan dapat membuat temperatur kendaraan menjadi
panas.
Alternatif 2
Parkir di dalam bangunan

Gambar 4.41 : Alternatif Analisa Parkir


Sumber : Analisa Data, 2017

Area parkir yang diletakkan dibagian bawah bangunan cukup baik


mengingat lahan sekitar bangunan dapat dimanfaatkan untuk fungsi-fungsi yang
lain. Namun dalam hal ini pengguna kendaraan tidak dapat memilih karena hanya
dapat memarkir kendaraan pada bagian bawah bangunan (basement).

Solusi Permasalahan :
Dari dua alternatif di atas, yang di pakai adalah alternatif 1, di mana
parkir diletakan di sekitar bangunan, dan kendaraan dilindungi oleh pepohonan
dari sinar matahari.
 Letak Parkir
Alternatif I

126
Gambar 4.42 : Alternatif Analisa Parkir
Sumber : Analisa Data, 2017

Alternatif I ini menggunakan pola menempatkan seluruh area sempadan


bangunan sebagai parkr.

Alternatif II

Membuat parkir bagi pengunjung


dapat memarkirkan kenderaannya
dekat dengan bangunan yang
ditujunya atau sesuai dengan
kebutuhan bangunan nantinya

Gambar 4.43 : Alternatif Analisa Parkir


Sumber : Analisa Data, 2017
Alternatif Kelebihan Kelemahan
I Area parkir dapat di jangkau Hanya tersedia satu titik parkir
dari pintu masuk saja
II Dekat dengan area bangunan Terkesan berantakan
yang dituju

Tabel 4.13 : Penilaian Alternatif Analisa Parkir


Sumber : Analisa Data, 2017

Solusi Permasalahan
Berdasarkan analisa yang diatas maka solusi yang lebih tepat menjadi
pemcehan permasalahan adalah alternatif I.
Yang di perlu dipertimbangkan lagi adalah penataan parkir dimana
penataan menjadi :
 Mudah dicapai
 Tidak mengganggu sirkulasi
 Keamanan dan kenyamanan
 Penataan yang estetis
 Pencapaian dan sirkulasi parkir yang jelas

127
Alternatif I

Gambar 4.44 : Alternatif Analisa Penataan Parkir


Sumber : Analisa Data, 2017

Alternatif 2
Parkir miring sudut 30°, 45°,
60°. Parkir tegak lurus sudut 90°.
Karakteristik : Karakteristik
Parkir tegak lurus :sudut 90°.
 Pergerakan KarakteristikKapasitas
: dapat direncanakan cukup banyak
kendaraan cukup Lahandapat
yang direncanakan
dibutuhkan cukup
Kapasitas cukupluas
banyak
mudah
 Jalan antara hanya Jalan
Lahan yangantara dapat direncanakan
dibutuhkan cukup luas dua arah
dapat direncanakan JalanJalan antara
antara dapatdirencanakan
direncanakanharus lebar agar mobil
dua arah
satu arah dapat bermanufer dengan mudah
 Kapasitas lebih Jalan antara direncanakan harus lebar agar mobil
sedikit dapatBerkesan lebihdengan
bermanufer rapi dalam
mudahpenataan
karena memakan Berkesan lebih rapi dalam penataan
lahan cukup banyak
Gambar 4.45 : Alternatif Analisa Penataan Parkir
Sumber : Analisa Data, 2017

Alternatif Kelebihan Kelemahan


I Penataan lebih rapi Menggunakan banyak lahan untuk
parkir
II Pergerakan kendaraan Kapistas lebih sedikit karena lebih
yang cukup mudah banyak menggunakan lahan
Tabel 4.14 : Penilaian Alternatif Analisa Penataan Parkir
Solusi Permasalahan Sumber : Analisa Data, 2017
Berdasarkan analisa di atas maka yang menjadi solusi atas permasalahan
penataan parkir ini adalah alternatif II, karena di nilai lebih rapi dan mempunyai
tata landscape yang baik.

4.12. Analisa Zoning

128
Fungsi serta kegiatan pada ruangan dikelompokkan menjadi 4 bagian,
yaitu :
 Zoning Umum (Publik) : Merupakan zona yang dimana fungsinya umum,
yaitu sarana olahraga berupa jogging track.
 Zoning Semi Privat : Merupakan zoning yang dimana fungsinya umum
maupun pengelolah, yaitu zona ini mampu melayani pengunjung tetapi
memiliki batasan masyarakat umum yang tidak berkepentingan. Adapun
yang dikategorikan ke zona semi publik ini berupa gedung konvensi dan
eksibisi dan sarana olahraga.
 Zoning Khusus (Privat) : Merupakan zoning yang dimana hanya yang
memiliki kepentingan dan tujuan tertentu dan tidak diperuntukan untuk
umum.
 Zoning Servis : Merupakan Zona yang merupakan kegiatan penunjang
namun yang bersifat serivis untuk bangunan itu sendiri berupa gudang,
mushullah, atm galeri.
Untuk penataan yang efektif maka perlu dilakukak analisa terhadap
beberapa zona ini agar dapat tata zona yang yang saling berhubungan antara zona.
Alternatif I

PUBLIK
PUBLIK
PUBLIK
PUBLIK
PUBLIK
PUBLIK
SEMI
SEMI
SERVIS PRIVAT
PRIVAT
SERVIS
PRIVAT
PRIVAT SEMI
SEMI
PRIVAT
PRIVAT
SEMI
SEMI PRIVAT
PRIVAT

Zona publik
Gambar 4.46 : Alternatif Analisa Penzioningan ditempatkan
Sumber : Analisa Data, 2017
pada bagian depan site / utara dalam site karena merupakan Fasilitas yang
pelayanannya umum, dan juga agar mudah dicapai oleh pengunjung.
Sedangkan zona semi privat ditempatkan pada bagian tengah, belakang
site karena zona ini merupakan kegiatan yang hanya orang yang berkepentingan.

129
Untuk zona privat yang dikategorikan untuk kegitan administrasi dan
kegiatan pengelola ditempatkan pada bagian tengah juga karena menjadi center
seluruh kegiatan yang ada pada bangunan ini
Untuk zona servis ditempatkan di terpisah dari zona yang lain yaitu bagian
samping kiri site.
Alternatif II

PUBLIK
PUBLIK

SEMI
SEMI SEMI
SEMI
PRIVAT
PRIVAT PRIVAT
PRIVAT PRIVAT
PRIVAT

SEMI
SEMI
PRIVAT
PRIVAT
SERVIS
SERVIS

Gambar 4.47 : Alternatif Analisa Penzioningan


Sumber : Analisa Data, 2017

Zona publik ditempatkan pada bagian depan tapak karena merupakan


fasilitas yang pelayanannya umum, dan juga agar mudah dicapai oleh pengunjung,
Sedangkan zona semi privat ditempatkan pada bagian tengah samping
kanan, dan belakang site karena zona ini merupakan kegiatan yang hanya
mempunyai kepentingan serta dijauhkan dengan tinggat kebisingan dan
kesibukan.
Untuk zona privat yang dikategorikan untuk kegitan administrasi dan
kegiatan pengelola ditempatkan pada bagian belakang karena sifatnya private jadi
penempatan jauh dari jangkauan publik.
Untuk zona servis ditempatkan di terpisah dari zona yang lain di bagian
belakang site.

130
Alternatif III

PRIVAT
PRIVAT
PUBLIK
PUBLIK PUBLIK
PUBLIK
SEMI
SEMI
SEMI
SEMI PRIVAT
PRIVAT SEMI
SEMI
PRIVAT
PRIVAT PRIVAT
PRIVAT

SERVICE
SERVICE

Gambar 4.48 : Alternatif Analisa Penzioningan


Sumber : Analisa Data, 2017

Zona publik ditempatkan pada bagian kanan dan kiri site karena
merupakan Fasilitas yang pelayanannya umum, dan juga agar mudah dicapai oleh
pengunjung,
Sedangkan zona semi privat ditempatkan pada bagian tengah samping
kanan, dan kiri site karena zona ini merupakan kegiatan yang hanya mempunyai
kepentingan serta dijauhkan dengan membedakan sifat umum dan semi khusus.
Untuk zona privat yang dikategorikan untuk kegitan administrasi dan
kegiatan pengelola ditempatkan pada bagian depan, agar segala pelayanan dapat
di jangkau lebih mudah.
Untuk zona servis ditempatkan di terpisah dari zona yang lain di bagian
belakang site.
Alternatif Kelebihan Kekurangan
I Zona publik mudah di capai oleh pengguna Zona privat kurang
bangunan dan zona privat yang menjadi nyaman karena adanya
koordinasi segala instalasi dan letak menjadi kegiatan publik
pusat koordinasi
II Zona publik mudah di capai oleh pengguna Zona privat susah di
bangunan dan zona privat yang menjadi jangkau beberapa instalasi
koordinasi, zona privat lebih nyaman untuk
pelaku aktivitas didalalamnya
III Zona semi privat yang di peruntukan untuk Zona publik mendominasi
mahasiswa lebih estetik karna posisinya daerah depan site
dominan di tengah site.
Tabel 4.15 : Penilaian Alternatif Analisa Penzioningan
Sumber : Analisa Data, 2017

131
Solusi Permasalahan
Berdasarkan analisa yang diatas maka yang altetnatif yang menjadi solusi
atas permasalahanya zoning adalah alternatif III.

4.13. Kebutuhan Ruang


Berdasarkan kebutuhan ruang yang direncanakan yaitu :
A.Gedung Serbaguna
 Ruang Konvensi
 Ruang Eksibisi
 Auditorium
B.Ruang HMJ
C.Ruang UKM
D.Ruang Wakil Rektor III (Kemahasiswaan)
E.Ruang Pengelola
F.Sarana Olahraga
 Lapangan Sepakbola (Outdoor)
 Lapangan Futsal (Outdoor)
 Lapangan Voli (Outdoor)
 Gedung Badminton (Indoor)
 Jogging Track (Outdoor)
G. Fasilitas Tambahan
 Musollah
 ATM Gallery
 Ruang Generator
 Ruang Terbuka Hijau
 Parkir
 Pos Satpam
 Gudang
4.13.1. Besaran Ruang
Besaran ruang dilakukan berdasarkan berbagai sumber yaitu :
 CCE : Conference, Convention and Exhibitio (Fred Lawson)
 TS : Time Saver (Standards For Building Types)
 DA : Data Arsitek
 SB : Studi Banding
 SR : Studi Ruang
 A : Asumsi

132
4.13.1.1. Besaran Ruang Konvensi
No Nama Ruang Fungsi Kapasitas Standar Sumber Luas
1. Ruang Konvensi Ruang yang memiliki 1.500 orang 1.440m2 CCE 809.6 m2
kapasitas paling besar.
2. Ruang Lobby Ruang penerima bagi 20%X ruang 288m2 SB 69.6 m2
ruang konvensi. konvensi
3. Stage Tempat pemimpin 80 m2 80m2 CCE 41.6 m2
konvensi I tempat
pertunjukkan.
4. Ruang Persiapan Ruang ganti dan ruang 10 orang/3,6 36 m2 DA 29.6 m2
rias para pengisi acara m2
5. Ruang audio Ruang operasional audio 7.2 m2/orang 7.2 m2 CCE 16 m2
visual visual, sound system,
kontrol lighting, dan
pengaturan proyektor
6. Gudang Ruang penyimpanan alat 36 m2 DA 29.6 m2
dan perabot konvensi
7. Ruang Service Ruang toilet bagi 10 unit pria 52,8 m2 TS 40 m2
pengguna ruang 10 unit wanita
konvensi utama.
TOTAL 1030m2
SIRKULASI 20%
TOTAL BESARAN RUANG 1236 m2
Tabel 4.16 : Besaran Ruang
Sumber : Kebutuhan Ruang, 2017

4.13.1.2. Besaran Ruang Eksibisi/Pameran


No Nama Ruang Fungsi Kapasitas Standar Sumber Luas
1. Ruang Eksibisi Ruang untuk pameran, 9-15 m2/stand 900 m2 CCE 1267.2m2
workshop, expo,event Sirkulasi 20 %
musik.
2. Ruang Lobby Ruang penerima bagi 5 % dari luas 45 m2 CCE 42.4m2
pengunjung. Ruang
exhibition
3. Gudang Ruang penyimpanan alat 36 m2 DA 29.6m2
dan perabot eksibisi
4. Ruang Service Ruang toilet 5 unit pria 52,8 m2 TS 40m2
bagipengguna ruang 5 unit wanita
eksibisi.
TOTAL 1379.2m2
SIRKULASI 20%
TOTAL BESARAN RUANG 1655 m2
Tabel 4.17 : Besaran Ruang
Sumber : Kebutuhan Ruang, 2017

133
4.13.1.3. Besaran Ruang HMJ-ITM
No Nama Ruang Fungsi Kapasitas Standar Sumber Luas
1 Ruang rapat Ruang pertemuan 30-50 orang Survey 40 m2
HMJ internal Himpunan
Mahasiswa Jurusan

2 Workshop Sebagai ruang bengkel, 30-50 orang survey 84m2


pelatihan dari
kereatifitas mahasiswa.

3 Ruang Servis Ruang toilet bagi 1 unit pria 4 m2 SB 22.4m2


pengguna 1 unit wanita

TOTAL 146.4m2

SIRKULASI 20%

TOTAL BESARAN RUANG 176 m2

Tabel 4.18 : Besaran Ruang


Sumber : Kebutuhan Ruang, 2017

4.13.1.4. Besaran Ruang UKM-ITM


No Nama Ruang Fungsi Kapasitas Standar Sumber Luas
1 Ruang rapat Ruang pertemuan 20-30 orang Survey 29.6 m2
UKM internal Unit Kegiatan
Mahasiswa

2 Pelatihan Sebagai ruang bengkel, 20-30 orang survey 40 m2


pelatihan dari
kereatifitas mahasiswa.

3 Ruang Servis Ruang toilet bagi 1 unit pria 4 m2 SB 22.4 m2


pengguna 1 unit wanita

TOTAL 92m2

SIRKULASI 20%

TOTAL BESARAN RUANG 110.4 m2

134
Tabel 4.19 : Besaran Ruang
Sumber : Kebutuhan Ruang, 2017

4.13.1.5. Besaran Ruang Fasilitas Pendukung

No Nama Ruang Fungsi Kapasitas Standar Sumber Luas


1. Ruang Wakil Ruang rektorat bidang 3 orang 9 m2 A 13.6m2
Rektor III kemahasiswaan
meninjau aktifitas
kegiatan mahasiswa.
2. Ruang pengelola Ruang yang digunakan 2 Orang 9 m2 A 8m2
sebagai untuk pengguna
pengelola.
3. GOR Badmintan Langan yang digunakan 2 pemain 19.5 m2 A 927.2m2
untuk kegiatan olahraga untuk tunggal X 12 m2
badminton/bulutangkis. 4 pemain
untuk ganda
4. Pos Satpam Ruang siaga 2 Orang 6 m2 A 6.4 m2
satpam/security yang
mengamankan kegiatan
mahasiswa.
5. Musollah Menampung kegiatan 50 orang 51.5 m2 SR 324m2
peribadatan
6. ATM Gallery Pengambilan/penarikan 30 m2 A 24 m2
uang tunai
7. Ruang Ruang Perletakan 1 unit 40 m2 TS 86.4 m2
Generator Generator
8. Gudang Ruang penyimpanan 36 m2 DA 32m2
barang-barang besar
yang digunakan setiap
kegiatan.
9 Kantin Ruang makan dan 1 unit 40 m2 SB 324.8m2
minum
10 Ruang Ganti Ruangan untuk 1 unit 100 m2 A 111.2m2
mengganti pakaian
dalam olahraga
TOTAL 1857.6 m2
SIRKULASI RUANG 20%
TOTAL BESARAN RUANGAN 2229.12 m2
Tabel 4.20 : Besaran Ruang
Sumber : Kebutuhan Ruang, 2017

4.14. Hubungan Ruang


Hubungan ruang yang terjadi dalam perencanaan Pusat Kegiatan
Mahasiswa Institut Teknologi Medan merupakan dalam bentuk bagan sebagai

135
interaksi ruang. Dalam interaksi ruang juga dapat pembagian sirkulasi dari
pengguna ruang sesuai dengan aktifitas yang berlangsung pada bangunan.

A. Ruang Konvensi

Skema 4.1 : Sirkulasi Ruang Konvensi


Sumber : analisa data, 2017

B. Ruang Eksibisi

Skema 4.2 : Sirkulasi Ruang Eksibisi


Sumber : analisa data, 2017

4.15. Analisa Ruang


4.15.1. Analisa Aktifitas Kegiatan

136
Peserta/ Konvensi
Mahasiswa
Eksibisi/Pameran

Internal Organisasi

Sarana Olahraga

Pengunjung Sarana Olahraga

Rektorat/WR III Ruang Rektorat

Internal Organisasi

Pelayanan Gudang

Skema 4.3 : Analisa Aktifitas Kegiatan


Sumber : Analisa Data, 2017

4.15.2. Analisa Kelompok Kegiatan


Pusat Kegiatan Mahasiswa ITM

Konvensi Eksibisi Sarana Olahraga

Ra
Masuk Ra
Lobby Ra
Jogging track
Lapangan sepak bola
Lobby Ruang Lapangan futsal
eksibisis/ Lapangan
Ruang persiapan badminton
pameran Lapangan volly
Ruang Konvensi
Gudang
Toilet
Toilet
Keluar
Skema 4.4 : Analisa Kelompok Kegiatan
Keluar
Ruang audio Sumber : Analisa Data, 2017
visual
137
Gudang
Aktivitas pengelola

A. Rektorat/WR III A. Pelayanan

Bidang Service bangunan


Kemahasiswaan
Gudang
Pengawasan
Mahasiswa ITM Keamanan
Skema 4.5 : Analisa Kelompok Kegiatan
Sumber : Analisa Data, 2017

4.15.3. Analisa Pola Kegiatan Ruang

Ruang Konvensi Ruang Eksibisi

Sarana Olahraga

Lobby Ruang Audio Jogging track Lobby Toilet


visual
Gudang
Stage Lapangan
Gudang Sepakbola
Ruang
Ruang
Toilet Lapangan Pameran
Persiapan
futsal

Lapangan
badminton 138

Lapangan
volly
Skema 4.6 : Analisa Pola Kegiatan Ruang
Sumber : Analisa Data, 2017

4.16. Analisa Bangunan


4.16.1. Pola Massa Tunggal

Gambar 4.49 : Pola Massa Tunggal


Sumber : Analisa Data, 2017
Kelebihan
 Pengembangan bangunan lebih bebas dan mudah
 Jarak pencapaian ke unit-unit ruang lebih dekat
 Kebutuhan luas lahan lebih kecil
 Pelaksanaan lebih mudah
 Pengendalian lebih mudah

Kekurangan
 Kemungkinan dapat terbentuk ruang-ruang yang kurang pencahayaan dan
penghawaan
 Lebih sulit mengatur perletakan ruang dengan kegiatan yang berbeda
 Adanya jenis kegiatan yang banyak dalam satu bangunan dapat
mengurangi kenyamanan

4.17.2. Pola Massa Banyak

139
Gambar 4.50 : Pola Massa Banyak
Sumber : Analisa Data, 2017

Solusi Permasalahan
Berdasarkan analisa kedua jenis pola memiliki fungsi yang baik. Namun
pola banyak dinilai lebih sesuai dengan perencanaan. Tetapi pola massa tunggal
akan dipilih sebagai
Kelebihan
perencanaan, karena bangunan Pengelompokan kegiatan yang berbeda
Kelebihan
ini tidak memiliki banyak ruang. dapat jelas terbagi
Pengelompokan kegiatan yang berbeda
Lebih mudah membentuk ruang dengan
dapat jelas terbagi
pencahayaan dan penghawaan yang
Lebih mudah membentuk ruang dengan
alami
pencahayaan dan penghawaan yang
Kemungkinan lebih nyaman karena
alami
semua kegiatan tidak berada dalam satu
Kemungkinan lebih nyaman karena
bangunan yang sama
semua kegiatan tidak berada dalam satu
Kekurangan bangunan yang sama
Pengembangan bangunan kemungkinan lebih sulit karena desain bangunan juga
Kekurangan
dapat terhalang oleh massa bangunan lainnya
Pengembangan bangunan kemungkinan lebih sulit karena desain bangunan juga
Lebih membutuhkan lahan yang luas untuk mendapatkan kenyamanan
dapat terhalang oleh massa bangunan lainnya
Pengendalian lebih mudah.
Lebih membutuhkan lahan yang luas untuk mendapatkan kenyamanan
Pengendalian lebih mudah.

4.17. Analisa Bentuk Bangunan

140
Bentuk Dasar Karakteristik

PERSEGI – KOTAK  memiliki keseluruhan sisi yang stabil


 dinamis pada setiap sudut
 bersifat linear dan mudah dalam
pembentukan ruang

LIGKARAN – BULAT  bersifat memusat


 stabil terhadap lingkungannya
 dinamis
 tidak kaku karena tidak memiliki sudut

SEGITIGA–  stabil pada satu sisi


LIMAS/PRISMA  seimbang pada salah satu sudut
 tidak seimbang dan tidak stabil dalam tahap
kritis
 cukup rumit dalam pembentukan ruang

Tabel 4.21 : Analisa Bentuk Bangunan


Sumber : Analisa Data, 2017

4.18. Analisa Filosofi Bentuk Bangunan


Bentuk dasar di atas dapat dipilih dengan menggabungkan beberapa bentuk
untuk dijadikan bentuk dasar bangunan yang direncanakan. Bentuk dasar yang
akan digunakan untuk pusat kegiatan mahasiswa ITM hanya persegi.

Karena memiliki keseluruhan sisi yang stabil dan


mudah dalam pembentukan ruang. Dan berdasarkan
efesiensi dan efeksifitasnya pelayanan dan serta
kebutuhan ruang yang menyebar.
Gambar 4.51 : Bentuk Persegi
Sumber : Analisa Data, 2017

Suatau ruang memerlukan ruangan yang sifatnya seimbang untuk


memenuhi kebutuhan ruanganan yang seimang dalam perencanaan pusat kegiatan
mahasiswa ITM maka bentuk yang digunakan hanya persegi namun tetap ada
pemnambahan dan perubahan bentuk yang terjadi dalam perencanaan ini.

141
Bentuk ini di gunakan sebagai
bentuk gedung utama yaitu ruang
konvensi dan eksibisi yang
merupakan bentuk persegi tunggal

Gambar 4.52 : Perubahan dan Penggabungan Bentuk dan untuk penggabungan bentuk
Sumber : Analisa Data, 2017
merupakna perencanaan bagunana
organisasi.

Solusi Permasalahan
Pada analisa bentuk masa bangunan yang di rencanakan adalah bentuk
persegi.

4.19. Analisa Struktur


4.19.1. Analisa Struktur Bawah

142
No Jenis pondasi Kelebihan Kekurangan
1 Tapak  dapat menahan  untuk beban
gaya vertikal yang relatif
 pengerjaan tidak besar
mudah  hanya dapat
 ekonomis digunakan
 sesuai untuk untuk
tegangan bangunan 2
rendah – 4 lantai
 kedalaman
berkisar 1,5 –
2,4 meter
2 Sumuran  dapat menahan  pengerjaan
gaya vertikal agak lama
 sesuai untuk
tegangan
rendah
 kedalaman
sekitar 5 meter
 tidak
menimbulkan
getaran
3 Bore pile  dapat menahan  pengerjaan
gaya vertikal cukup lama
 sesuai untuk
tegangan
rendah
 dapat
menembus
kedalaman
tanah keras
lebih dari 10
meter
 tidak
menimbulkan
getaran saat
pengerjaan
4 Tiang pancang  dapat menahan  pengerjaan
gaya vertikal lama
 kekuatan
tekanan tanah
lebih besar
karena tanah
tidak digali,
tapi dipadatkan
 cocok untuk
tegangan
rendah
Tabel 4.22 : Analisa Struktur Bawah
 dapat
Sumber : Analisa Data, 2017
menembus
143
kedalaman
tanah keras
lebih dari 10
meter
Solusi Permasalahan
Dari beberapa jenis pondasi yang ada secara keseluruhan bangunan yang
direncanakan dapat menggunakan pondasi tapak, karena keseluruhan bangunan
yang direncanakan tidak lebih dari empat lantai.

4.19.2. Analisa Struktur Tengah


No Jenis Struktur Kelebihan Kekurangan
1 Beton bertulang  pelaksanaan  kurang
mudah efisien dalam
 ekonomis waktu
 sangat kaku tanpa pelaksanaan
ada sambungan  memiliki
yang dilas beban sendiri
yang cukup
besar

2 Baja komposit  proses  biaya cukup


pelaksanaan cepat mahal
 memiliki massa  membutuhka
sendiri yang n keahlian
ringan dan ketelitian
Tabel 4.23 : Analisa Struktur Tengah
 mudah dibentuk dalam
Sumber : Analisa Data, 2017
sesuai bentuk pemasangan
konstruksi  memiliki sifat
 bekas struktur korosi
lama masih dapat
dipakai

Solusi Permasalahan
Berdasarkan analisis maka beton bertulang digunakan dalam perencanaan
Tabel 4.38 analisa struktur bawah (pondasi)
lebih diutamakan. (sumber : analisis, 2015)

144
4.19.3. Analisa Struktur Atas

No Jenis Struktur Kelebihan Kekurangan


1 Plat beton datar  pelaksanaan  kurang
mudah efisien dalam
 ekonomis waktu
 bersifat kaku pelaksanaan
karena  memiliki
konstruksi beban sendiri
menyatu dengan yang cukup
rangka portal besar
 atap dapat  berpotensi
difungsikan terjadi
sebagai ruang keretakan
 mudah dalam yang dapat
pengembangan membuat
secara vertikal kebocoran
 pengaruh
terhadap
tekanan angin
kecil
2 Rangka baja  cukup baik dari  pengerjaan
segi arsitektur agak lama
 pelaksanaan  biaya cukup
mudah mahal
 bentuk struktur  pengaruh
dapat diekspos tekanan angin
 beban tidak cukup besar
terlalu berat pada
Tabel 4.24
 :dapat
Analisadipakai
Struktur Atas finishing atap
Sumber : Analisa Data, 2017
dengan bentang
yang besar
 finishing atap
dapat
mengalirkan air
hujan dengan
baik

Solusi Permasalahan
Dari beberapa jenis struktur atap yang ada pada perencanaan ini dengan
menggunakan atap baja dan pelat beton.

145
4.20. Analisa Material
4.20.1. Dinding
Berikut beberapa jenis dinding yang digunakan berdasarkan tabel dibawah
ini :

No. Jenis Dinding Kelebihan Kekurangan

1 Batu Bata  Tidak memerlukan keahlian  Sulit untuk membuat pasangan


khusus untuk memasang. bata yang rapi.
 Cenderung lebih boros dalam
 Ukurannya yang kecil penggunaan material
memudahkan untuk perekatnya.
pengangkutan.  Kualitas yang kurang beragam
dan juga ukuran yang jarang
 Murah harganya sama membuat waste-nya
dapat lebih banyak.
 Mudah mendapatkannya

 Perekatnya tidak perlu yang


khusus.

 Tahan Panas, sehingga


dapat menjadi perlindungan
terhadap api.
2 Bata ringan  Memiliki bentuk yang  Membutuhkan perekat khusus
seragam  Membutuhkan tenaga pemasang
 Tidak memerlukan siar yang sudah berpengalaman
yang banyak untuk perekat.  Jika terkena air proses
 Pemasangannya lebih cepat pengeringannya lama
sehingga menghemat biaya  Harga bata ringan lebih mahal
pelaksanaan. dibanding dengan yang biasa
 Lebih ringan sehingga  Hanya di toko besar atau
memperkecil beban struktur distributor yang menyediakan
 Kuat tekan tinggi  Pembeliannya harus dengan
 Pengangkutan ke lokasi jumlah yang banyak.
proyek lebih mudah.
 Lebih kedap suara
3 Dinding kaca  Mampu meneruskan  Tidak tahan terhadap getaran
cahaya
 Mudah pecah
 Mampu memaksimalkan
view  Mudah kotor dan tergores

 Mudah dibersihkan  Pemasangannya yang rumit

 Kedap suara  Harga mahal dari material


maupun pemasangannya
Tabel
Memberikan kesanDinding
4.25 : Analisa Material
modern
Sumberpada hunianData, 2017
: Analisa
 Mampu menahan udara
panas dari luar
146
Solusi Permasalahan
Penggunaan dinding pada bangunan ini penerapan dinding batu bata dan
penerapannya akan disesuaikan sesuai kebutuhan.

4.20.2. Lantai
Berikut beberapa jenis dinding yang digunakan berdasarkan tabel dibawah
ini :
No. Jenis Lantai Kelebihan Kekurangan
1 Vynil  Tahan terhadap air  Harga yang relatif mahal
 Sulit diperbaiki, harus
 Tidak pernah kena mengganti baru bila
rayap, Mudah dalam sudah rusak
perawatan

 Tidak mudah terbakar

 Lentur dan tidak patah

 Anti bakteri
2 Keramik  Tahan lama  Menciptakan
 Tersedia dalam kesan Dingin,
beragam bentuk,
ukuran, warna, pola,  Termasuk
dan tekstur, material keras dan licin
 Perawatannya mudah sehingga kurang
 Tahan dan tidak nyaman diinjak,
menyerap air, apabila
Tabel 4.26 basah,Material Lantai
: Analisa
 Harga yang ditawarkan Sumber : Analisa Data, 2017
sangat bervariasi  Mudah pecah saat
pemasangan dan saat
pengangkutan

 Nat antar keramik


yang kotor akibat noda
susah dibersihkan.

Solusi Permasalahan
Penggunaan material lantai pada bangunan ini penerapan lantai keramik.
Dimana penggunaannya akan di sesuaikan sesuai kebutuhan.

147
4.20.3. Plafond
Berikut beberapa jenis plafond yang digunakan berdasarkan tabel berikut
ini :
No Jenis Plafond Kelebihan Kekurangan

1. Plafond polyvinyl  Tampilannya Terlihat Unik  Pemasangan List Kurang


chloride(PVC) Proses Rapat
 Lem Terlihat Belepotan
 Instalasinya Lebih Mudah  Harganya yang terkesan
mahal
 Tidak Gampang Pecah

 Bersifat Anti Bocor

 Bersifat Anti Rayap


2. Plafond Gypsum  Menghasilkan plafon yang  Tidak tahan terhadap ai
rata dan mulus serta tidak  Membutuhkan keahlian
tampak sambungan. dalam pemasangannya.
 Dapat dibuat beragam
Tabel 4.27 : Analisa Material Plafond
bentuk seperti bertingkatSumber: Tidak tahan
Analisa terhadap
Data, 2017
 Proses pemasangannya benturan.
cepat dan rapi.
 Tidak gampang terbakar dan
dimakan oleh rayap.

Solusi Permasalahan
Penggunaan material plafond pada bangunan ini penerapan plafond
gypsum. Perletakkannya akan disesuaikan sesuai kebutuhan.

4.20.4. Atap
No Nama Bahan Kelebihan Kekurangan
1 Genteng Metal Bahan ringan dan harganya Berpotensi mengalami
ekonomis kelekukan apabila tertimpa
benda yang keras

2 Atap Spandek Bahan lebih ringan dan lentur bentuknya yang


bergelombang akan mudah
mengalami lekukan.

148
3 Atap Bitumen Bahan material lentur, Harga yang mahal.
sehingga dapat mengikuti
bentukan bangunan.

Tabel 4.28 : Analisa Material Atap


Sumber : Analisa Data, 2017

Solusi Permasalahan
Dalam analisa material bangunan, material atap Spandek yang akan
diterapkan dalam bangunan ini, dikarenakan bahan tersebut ringan dan lentur.

4.21. Analisa Utilitas


4.21.1. Analisa Penyediaan Air Bersih
Sebagai perusahaan utama penyedia utilitas jaringan air bersih yang
terjamin kebersihannya dengan sistem filter atau water sterilizer.
Sumur atau deep well
Berasal dari air tanah yang dapat dipergunakan juga untuk kebutuhan toilet
dan yang lainnya. air hujan merupakan sumber air cadangan yang digunakan dari
tempat penampungan air hujan. Karena biasanya terbatas, maka sumber air ini
dipakai sebagai hanya untuk menyiram tanaman pada landscape dan fungsi lain.

PAM Meteran Reservoir bawah Dipompa

Reservoir Atas

Skema 4.7 : Analisa Penyediaan Air Bersih


Sumber : Analisa Data, 2017

Sistem Pendistribusian Air


1. Down Feed Riser System (tangki atap)

149
Yaitu sistem pendistribusian dengan menggunakan gravitasi dan
membutuhkan ruang untuk tangki pada lantai atas.
2. Down Feed Riser System (tangki tekan)
Yaitu sistem yang menggunakan energi listrik untuk menggerakkan pompa
air.
Solusi Permasalahan
Karena kemungkinan pemakaian air yang cukup banyak maka dapat
digunakan sumber air dari PDAM sebagai sumber air bersih utama. Namun untuk
mendukung nilai pemananfaatan dapat juga menggunakan sumber air hujan yang
ditampung dalam bak penampungan.

4.21.2. Analisa Saluran Air Kotor


Air kotor adalah air bekas pakai yang dibuang. Air kotor dapat dibagi
dalam beberapa bagian sesuai dengan hasil penggunaannya.
1. Air bekas buangan
Air bekas yang dimaksud adalah air bekas cucian, air bekas cucian
pakaian, kenderaan, cucian peralatan masakan dan beberapa macam cucian
lainnya.
2. Air limbah
Air limbah adalah air bekas buangan yang bercampur kotoran. Air
bekas/air limbah ini tidak diperbolehkan dibuang sembarangan/dibuang ke
seluruh lingkungan, tetapi harus ditampung ke dalam bak penampungan.
3. Air hujan
Air hujan adalah air dari awan yang jatuh di permukaan tanah. Air tersebut
dialirkan ke saluran-saluran tertentu. Mengingat air hujan yang jatuh tidak
sama dialamioleh setiap bangunan, tergantung dari letak dan kondisi
bangunan berada, maka untuk penyalurannya diperlukan pipa-pipa
plambing tersendiri yang dihitung dan diukur dari atap yang menerima
hujan tersebut.
4. Air limbah khsusus
Air limbah khusus adalah air bekas buangan dari kebutuhan-kebutuhan
khusus, seperti restoran-restoran yang besar, pabrik-pabrik, bengkel,

150
rumah sakit dan laboratorium. Air limbah khusus ini harus ditampung di
tempat tertentu dengan treatment tersendiri, lalu dapat dibuang bersama-
sama dengan air bekas biasa.
Solusi Permasalahan
Untuk membuang dan mengalirkan air kotor ini, ada yang dapat digabung
pembuangannya dan ada yang harus dipisahkan serta diproses tersendiri.
a. Air Kotor Ringan

Wastafel
Wastafel

Peresapan
Peresapan air
air Parit
Parit kota
kota
Toilet
Toilet kotor
kotor

Air
Air limbah
limbah cair
cair

Skema 4.8 : Analisa Saluran Air Kotor Ringan


Sumber : Analisa Data, 2017

b. Air Kotor Berat


Kotoran
Kotoran Padat
Padat Septictank
Septictank Peresapan
Peresapan air
air
dari
dari WC
WC

Skema 4.9 : Analisa Saluran Air Kotor Berat


Sumber : Analisa Data, 2017

4.21.3. Analisa Jaringan Listrik


Syarat-syarat jaringan listrik adalah :
1. Fleksibilitas
Jaringan harus memberi kemungkinan untuk penambahan beban,
2. Kepercayaan
Jaringan harus dapat diandalkan atau dipercaya,
3. Keamanan

151
Jaringan harus sesuai dengan peraturan umum instalasi listrik

No Sumber Daya Kelebihan Kekurangan


Listrik
1 PLN (Perusahaan  fasilitas dan  sewaktu-waktu
Listrik Negara) peralatan dapat terjadi
disediakan dan pemadaman
ditangani langsung karena gangguan
oleh PLN atau sejenisnya
 nyaman dan ramah
terhadap
lingkungan
2 Genset  pemakaian dapat  memerlukan
dioptimalkan pemeliharaan
 kapasitas listrik rutin
dapat disesuaikan  kemungkinan
dengan kebutuhan polusi suara
akibat dari
penggunaan
genset
Tabel 4.29 : Jenis Sumber Daya Listrik
Sumber : Analisa Data, 2017

PLN
Lampu

Gardu
listrik

Daya Untuk
Meteran Peralatan
Elektronik

Panel Genset
Singkr
onisasiSkema 4.10 : Sistem Jaringan Listrik
Sumber : Analisa Data, 2017
Solusi Permasalahan
Kedua jenis sumber listrik dinilai baik. Maka pada perencanaan keduanya
dapat dipakai sebagai sumber jaringan listrik pada bangunan. Untuk PLN sebagai
sumber utama, dan genset sebagai cadangan.

152
4.21.4. Analisa Pencahayaan
Sistem pencahayaan dalam bangunan terbagi dua, yaitu :
1. Sistem Pencahayaan alami
Yaitu dengan memanfaatkan sinar matahari pada siang hari sebagai
sumber pencahayaan dalam bangunan. Dapat dilakukan dengan
memanfaatkan arah jatuhnya sinar matahari dan bidang-bidang yang dapat
membantu memasukkan atau memantulkan cahaya matahari ke dalam
bangunan.
2. Sistem pencahayaan buatan
Yaitu dengan memanfaatkan sumber energi listrik yang ada untuk
menyalakan lampu, baik energi listrik yang berasal dari PLN maupun dari
genset.

No Jenis Pencahayaan Kelebihan Kekurangan


1 Alami  biaya murah  pengaturan
 suasana ruang intensitas cahaya
lebih dinamis sulit
 cahaya yang masuk
terbatas
 sangat tergantung
dengan cuaca dan
waktu
 tidak dapat
digunakan pada
malam hari
2 Buatan  kebutuhan  mata penghuni
penerangan ruangan cepat lelah
dapat  biaya relarif mahal
disesuaikan  tergantung pada
dengan fungsi listrik
 sudut cahaya
sudah diatur
 intensitas
cahaya dapat
diatur
 fleksibilitas
tinggi
Tabel 4.30 : Jenis Pencahayaan Bangunan
Sumber : Analisa Data, 2017

153
Solusi Permasalahan
Sebagai salah satu bentuk penghematan energi maka pada siang hari
digunakan pencahayaan alami, sedangkan pada saat gelap digunakan pencahayaan
buatan.
Ruangan yang terang tentu lebih baik dibandingkan ruangan yang tidak
memiliki pencahayaan. Selain sumber pencahayaan matahari dapat juga
digunakan cahaya lampu listrik. Pencahayaan pameran menjadi penting karena
dapat membantu tampilan karya sehingga unsur-unsur visualnya terlihat jelas dan
tegas.

Gambar 4.53 : Jenis Jenis Lampu Gambar 4.54 : Standar Penataan Lampu Pada Pameran
Sumber : Neufert. Data Arsitek, 2017 Sumber : Neufert. Data Arsitek, 2017

4.21.5. Analisa Penghawaan


Pencahayaan dalam bangunan terbagi dua,
yaitu :
1. Penghawaan alami
Diperoleh dari angin atau udara. Penghawaan pada bangunan berfungsi
untuk memberikan kesejukan pada bangunan. Dapat diperoleh dengan
memperbanyak bukaan dan memadukannya dengan unsur-unsur alam
seperti pohon.

Gambar 4.55 : Penghawaan Alami


2. Sumber : Analisa Data, 2017
Penghawaan buatan
Yaitu dengan menggunakan kipas angin atau AC (Air conditioner).
Ditujukan untuk ruang-ruang yang membutuhkan pengudaraan dengan

154
suhu konstan dan pada ruangan yang kekurangan atau tidak terdapat
bukaan ventilasi / jendela.

Solusi Permasalahan
Sebagai salah satu bentuk penghematan energi maka pada siang hari
digunakan Gambar 4.56 : Penghawaan Buatan AC dan Kipas Angin
penghawaan Sumber : Analisa Data, 2017
Gambar 4.56 : Penghawaan Buatan AC dan Kipas Angin
alami dengan Sumber : Analisa Data, 2017

membuat
banyak bukaan, namun untuk ruang-ruang yang bersifat khusus juga digunakan
sistem penghawaan buatan.

4.21.6. Analisa Keamanan


 CCTV
CCTV (Closed Circuit Television) merupakan satu jenis sistem keamanan
yang paling banyak dipakai di mana saja. Merupakan suatu alat yang berfungsi
untuk memonitor suatu ruangan melalui layar televisi atau monitor. Menampilkan
gambar yang direkam dari kamera yang dipasang di setiap sudut ruangan.
Dalam sistem ini diperlukan beberapa alat, yaitu :
1. Kamera
2. Monitor atau pesawat televisi
3. Kabel coaxial
4. Timelaps video recorder
5. Ruangan security,
tempat memonitor.

155
 SATPAM (Satuan Pengamanan)
Gambar 4.57 : Jenis Kamera CCTV
Sumbersering
Satuan Pengamanan atau : Analisajuga
Data, 2017
disingkat Satpam adalah satuan
Gambar 4.57 : Jenis Kamera CCTV
kelompok petugas yangSumber
dibentuk oleh
: Analisa Data, instansi/proyek/badan
2017 usaha untuk
melakukan keamanan fisik (physical security) dalam rangka penyelenggaraan
keamanan swakarsa di lingkungan kerjanya.
Kegiatan seorang petugas Satpam lazim terdiri dari
1. mencegah dan deteksi dini penyusup, kegiatan atau orang yang masuk
secara tak sah, vandalisme atau penerobos/peloncat pagar di wilayah
kuasa tempat perusahaan (teritoir gebied/ruimte gebied)
2. mencegah dan deteksi dini pencurian, kehilangan, penyalahgunaan atau
penggelapan perkakas, mesin, komputer, peralatan, sediaan barang, uang,
obligasi, saham, catatan atau dokumen atau surat-surat berharga milik
perusahaan

3. melindungi (pengawalan) terhadap bahaya fisik (orang dan barang yang


menjadi aset milik perusahaan atau perorangan)

4. melakukan kontrol/pengendalian, pengaturan lalu lintas (orang, kendaraan


dan barang) untuk menjamin perlindungan aset perusahaan

5. melakukan upaya kepatuhan, penegakan tata tertib dan


menerapkan kebijakan perusahaan, peraturan kerja dan praktik-praktik
dalam rangka pencegahan tindak kejahatan

6. melapor dan menangani awal (TPTKP) terhadap pelanggaran

156
7. melapor dan menangani kejadian dan panggilan/permintaan bantuan
Satpam, termasuk konsep, pemasangan dan pemeliharaan sistem alarm.

Agar dapat menunjukkan kinerja efektif, seorang petugas Satpam perlu


perlengkapan kerja:
1. buku saku lapangan dan alat tulis untuk mencatat kegiatan, orang dan
barang yang patut dicurigai
2. senter untuk perondaan malam atau patroli di wilayah yang minim
pencahayaan

3. alat komunikasi menjalin komunikasi dengan petugas keamanan lain atau


meminta bantuan ketika keadaan darurat (telepon seluler atau radio
FRS/GMRS atau radio trunking)

4. alat pelindung diri ketika bekerja di kawasan tertentu (safety helm, safety
shoes, jas hujan)

5. seragam atai pakaian dinas sesuai dengan regulasi yang berlaku

6. Alat bela diri Tongkat, borgol, dan perisai

Dan juga sesuai dengan sifat, lingkup tugas dan ancaman terhadap
lingkungan kerjanya, seperti bank, objek vital, kantor bendahara, anggota Satpam
dapat dilengkapi dengan senjata api berdasarkan izin kepemilikan senjata api yang
diberikan oleh kepala kepolisian negara.
Jenis dan kaliber senjata yang dimaksud adalah
1. Senjata api bahu, jenis senapan penabur dengan kaliber 12 GA
2. Senjata api genggam, jenis pistol atau jenis revolver ; kaliber 0.32 inch;
kaliber 0.25 inch; kaliber 0.22 inch
Izin kepemilikan senjata api pada suatu instansi/proyek/badan usaha
dibatasi pada 1/3 kekuatan satuan pengamanan yang bertugas, tidak lebih dari 15
pucuk senjata api serta maksimal 3 magazen/silinder untuk setiap
pucuk senjata api. Peralatan Keamanan yang digolongkan Senjata Api :
1. Senjata Peluru Karet

157
2. Senjata Peluru Pallet
3. Senjata Peluru Gas

4. Semprotan Gas

5. Kejutan listrik

Gambar 4.58 : Satpam


Sumber : Analisa Data, 2017
Gambar 4.58 : Satpam
Sumber : Analisa Data, 2017

Solusi Permasalahan
Sebagai suatu sistem keamanan yang paling umum digunakan, maka
dalam perencanaan ini CCTV dan Satpam digunakan sebagai bagian dari sistem
keamanan bangunan.

4.21.7. Analisa Pemadam Kebakaran


Sistem pencegah kebakaran menggunakan sistem deteksi awal yang terdiri
dari :
1. Alat deteksi asap (smoke detector)
Mempunyai kepekaan tinggi dengan alaram yang akan menyala jika
terdeteksi adanya asap dalam ruangan.
2. Alat deteksi nyala api (flame detector)
Mendeteksi nyala api yang tidak terkendali dengan cara menangkap sinar
ultraviolet yang dipancarkan oleh nyala api tersebut.
3. Alat deteksi panas (heat detector)
Membedakan adanya bahaya kebakaran lewat suhu atau temperatur tinggi
yang terjadi di ruangan.
Peralatan lain yang dapat digunakan untuk pencegah terjadinya kebakaran adalah :
 Hidran (hydrant)
Alat pemadam kebakaran dengan bahan baku air. Terdiri dari hidran untuk
dalam bangunan, dan hidran luar bangunan.

158
Gambar 4.59 : Hidrant
Sumber : Analisa Data, 2017
Gambar 4.59 : Hidrant
Sumber : Analisa Data, 2017

 Hidran kebakaran di halaman.

Gambar 4.60 : Hidrant di Halaman


Sumber : Analisa Data, 2017
Gambar 4.60 : Hidrant di Halaman
Sumber : Analisa Data, 2017
 Sprinkler
Alat sejenis nozzle (penyemprot) yang dapat memancarkan air secara
pengkabutan (fog) dan bekerja secara otomatis. Berbahan baku air,
sehingga alat ini bekerja pada kebakaran besar.

Gambar 4.61 : Sprinkler


 Halon Sumber : Analisa Data, 2017
Alat pemadam kebakaran
Gambarberupa tabung berbahan utama gas halon.
4.61 : Sprinkler
Sumber : Analisa Data, 2017
Digunakan pada ruang-ruang yang dianjukan tidak menggunakan air
sebagai bahan pemadam kebakaran, seperti ruang arsip, perkantoran, dan
ruang tempat peralatan khusus atau penting lainnya.

4.21.8. Analisa Penangkal Petir


Gambar 4.62 : Halon
Sumber : Analisa Data, 2017
Gambar 4.62 : Halon
Sumber : Analisa Data, 2017

159
Sistem pengamanan bangunan dari bahaya sambaran petir sangat penting
khususnya bangunan bertingkat tinggi, dengan ketinggian minimal dua lantai.
Sistem penangkal petir ini terdiri dari alat penangkal petir yang dipasang pada
puncak bangunan.

No Jenis Sistem Kelebihan Kekurangan


1 Franklin  biaya murah  daya
 cukup praktis jangkau
terbatas
 untuk
bangunan
memanjang,
antena
semakin
tinggi
2 Sangkar Faraday  cocok untuk  sedikit
bangunan kurang
tinggi efisien
 jarak jangkau  biaya cukup
cukup luas mahal
 cukup baik  kurang baik
untuk dari segi
bangunan estetika
memanjang
3 Radio Aktif  jarak  biaya
jangkauan terbilang
luas mahal
 tiang tidak  bersifat
terlalu tinggi menolak
 cukup praktis petir,
 cukup baik sehingga
dari segi dapat
estetika membahaya
kan
lingkungan
sekitar
Tabel 4.31 : Jenis Penangkal Petir
Sumber : Analisa Data, 2017

Solusi Permasalahan
Berdasarkan analisis di atas, maka diketahui sistem faraday cukup baik
dan lebih sesuai dengan bangunan yang direncanakan.
4.21.9. Sistem Transportasi Dalam Bangunan

160
Secara umum sistem transportasi dalam bangunan terdiri dari beberapa
jenis. Pada perencanaan ini beberapa jenis sistem transportasi dalam bangunan
yang sesuai adalah tangga, ramp, dan elevator/lift.
Tangga
Merupakan jenis transportasi/penghubung dalam bangunan yang
sederhana dan ekonomis. Dapat digunakan dan direncanakan di mana saja dengan
bentuk yang beragam. Dan dapat digunakan dalam keadaan darurat. Sebagai
tangga darurat direncanakan maksimal pencapaian 30 meter

Gambar 4.63 : Tangga


Sumber : Analisa Data, 2017

Ramp
Jenis transportasi/penghubung yang dapat dilalui oleh alat beroda seperti kursi
roda, kereta dorong, dsb. Dapat direncanakan pada ruang yang cukup lebar
dengan kemiringan tertentu.

Gambar 4.64 : Ramp


Sumber : Analisa Data, 2017

Lift / Elevator
Merupakan jenis transportasi dalam bangunan yang paling cepat dalam
memindahkan orang / barang antar lantai. Bekerja dengan mesin dan secara
vertikal. Dapat menampung dalam kapasitas yang terbatas dan dalam keadaan
padat waktu tunggu cukup lama. Sangat penting dalam bangunan bertingkat
tinggi.

161
Gambar 4.65 : Lift/Elevator
Sumber : Analisa Data, 2017
Solusi Permasalahan
Dari beberapa jenis transportasi dalam bangunan yang disebutkan, maka
tangga dan ramp yang akan dipilih dalam perencanaan khusus ramp ini jalur untuk
membawa barang barang besar yang dibutuhkan, dan bangunan ini tidak lebih dari
3 lantai maka transportasi yang digunakan tangga.

4.21.10. Sistem Komunikasi


Pada dasarnya komunikasi dipergunakan dengan sistem terpusat / sentral.
Hal ini berdasarkan pertimbangan pengontrolan dan jumlah biaya.
1. Komunikasi Intern
 Digunakan sistem intercom ataupun sistem sambungan telepon dalam
ruangan yang diperlukan.
 Sound system dilengkapi dengan central sound system, central video,
central radio dan tape yang melayani ruang-ruang lobby, hall dan ruang
publik lainnya.
2. Komunikasi Ekstern
 Telepon sistem PABX (Private Automatic Branch Exchange)
 Telex
 TV dan Radio
Solusi Permasalahan
Kedua jenis sistem komunikasi dapat digunakan dalam perencanaan pusat
kegiatan mahasiswa ITM ini.

4.21.11. Sistem Penanganan Sampah


Sampah merupakan salah satu bagian penting yang perlu diperhatikan.
Umumnya kebanyakan bangunan merencanakan sistem persampahan dengan

162
membuat tempat pembuangan berupa bak sampah, di mana pada tempat tersebut
dikumpulkan sampah-sampah yang dihasilkan dari suatu bangunan atau kawasan.
Letak dimana bak tempat pengumpulan sampah juga perlu diperhatikan. Letaknya
harus berada di tempat yang mudah dicapai agar sampah dapat dengan mudah
diangkut oleh truk pengangkut sampah dari petugas dinas kebersihan untuk
diangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA).
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam perencanaan bak pengumpulan
sampah adalah :
1. Arah angin utama tidak berhembus dari tempat bak sampah ini ke daerah
bangunan dan daerah pemukiman.
2. Jaraknya dari bangunan harus cukup jauh, tetapi dalam jangkauan daerah
pengumpulan.
3. Mudah dicapai dari jalan
4. Keadaan topografi harus memungkinkan tempat ini terlindung dari
pandangan
5. Harus cukup besar agar dapat digunakan dalam waktu lama.
6. Harus cukup tersedia bahan penutup yang bersifat netral.
Ukuran dan letak bak pengumpul sampah juga tergantung pada :
1. Jumlah sampah
2. Jumlah pemakai
3. Jumlah frekuensi pengambilan

Sampah Dalam Bangunan Luar Bangunan Di Bawak Mobil Di Proses


Skema 4.11 : Sistem Penanganan Sampah
Sumber : Analisa Data, 2017

163

Anda mungkin juga menyukai