Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) TENTANG LATIHAN

ROM DI RUANG PERAWATAN ORTHOPEDI RSUD ULIN


BANJARMASIN

Disusun Oleh :
Kelompok 2 :

H. Ahmad Fauzan 11194691910036


Dinah 11194691910037
Indana Fitriani Rahmah 11194691910038
Muhammad Helmy 11194691910046
Nanda Joko Susilo Wirawan 11194691910049

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MULIA
2019
LEMBAR PERSETUJUAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) ROM (RANGE OF
MOTION) DI RUANG PERAWATAN ORTHOPEDI RSUD ULIN
BANJARMASIN

KELOMPOK 2
Ketua :
Ahmad Fauzan, H S.Kep 11194691910036
Anggota :
Dinah, S. Kep 11194691910037
Indana Fitriani R, S.Kep 11194691910038
Muhammad Helmy, S.Kep 11194691910046
Nanda Joko S.W, S.Kep 11194691910049

Banjarmasin, Januari 2020


Mengetahui,

Preseptor Klinik Preseptor Klinik


RSUD Ulin Banjarmasin Universitas Sari Mulia

.............................................. ..............................................
NIP. ...................................... NIK. ....................................
LEMBAR PENGESAHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) ROM (RANGE OF
MOTION) DI RUANG PERAWATAN ORTHOPEDI RSUD ULIN
BANJARMASIN

KELOMPOK 2
Ketua :
Ahmad Fauzan, H S.Kep 11194691910036
Anggota :
Dinah, S. Kep 11194691910037
Indana Fitriani R, S.Kep 11194691910038
Muhammad Helmy, S.Kep 11194691910046
Nanda Joko S.W, S.Kep 11194691910049

Banjarmasin, Januari 2020


Mengetahui,

Preseptor Klinik Preseptor Klinik


RSUD Ulin Banjarmasin Universitas Sari Mulia

.............................................. ..............................................
NIP. ...................................... NIK. ......................................

Mengetahui,
Ketua Jurusan Keperawatan
Universitas Sari Mulia

Mohammad Basid, S.Kep., Ns., MM


NIK. 1166102012053
A. LATAR BELAKANG
Range of motion ( ROM ) adalah gerakan dalam keadaan normal

dapat dilakukan oleh sendi yang bersangkutan (Suratun, dkk, 2008).

Latihan range of motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk

mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan

menggerakan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan

massa otot dan tonus otot (Potter & Perry, 2005).

Umumnya dimasyarakat apabila ada orang yang sakit, maka ia

hanya tidur atau berbaring saja tanpa melakukan aktivitas yang berguna

untuk melatih otot-otot tubuhnya agar tidak kaku. Orang biasanya takut

untuk melakukan gerakan-gerakan badan ketika sakit, karena khawatir

membuat sakitnya semakin parah. Padahal tidak semua penyakit

mengharuskan seseorang diam tidak bergerak ditempat tidur saja.

Latihan ROM biasanya dilakukan pada pasien semikoma dan tidak

sadar, pasien dengan keterbatasan mobilisasi tidak mampu melakukan

beberapa atau semua latihan rentang gerak dengan mandiri, pasien tirah

baring total atau pasien dengan paralisis ekstermitas total.

Maka dari itu, penyuluhan ROM bermanfaat sebagai pertahanan

atau dapat memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan

menggerakan persendian secara normal, lengkap, dan untuk

meningkatkan massa otot serta tonus otot, ROM juga memiliki klasifikasi

ROM, jenis ROM, indikasi serta kontraindikasi dilaksanakan ROM dan juga

prinsip dasar dilakukan ROM. Untuk dapat mengetahui hal tersebut lebih

lanjut maka dapat meninjau pembahasan pada makalah ini.


B. TUJUAN
1. Setelah selesai melakukan tindakan Range Of Motion (ROM), klien
diharapkan memiliki rentang gerak yang baikdan pelaksanaan Range Of
Motion (ROM) dapat dilakukan secara mandiri.
2. Pasien mengetahui manfaat tindakan Range Of Motion (ROM);
3. Pasien mampu mendemonstrasikan gerakan dalam latihan Range Of
Motion (ROM)
4. Pasien mampu melakukan tindakan Range Of Motion (ROM) secara rutin
dalam rangka pencegahan dan mengontrol terhadap penyakit artritis.

C. KRITERIA KLIEN
1. Semua pasien dan keluarga yang berada di ruang perawatan
ORTHOPEDI
2. Yang di rawat inap di ruang perawatan ORTHOPEDI

D. WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN


1. Judul : Pelaksanaan kegiatan Range Of Motion
(ROM)
2. Sasaran : Pasien THT dan ORTHOPEDI
3. Hari/Tanggal Kegiatan : Sabtu, 21 Desember 2019
4. Waktu : 09.00-09.30 WITA
5. Tempat : ORTHOPEDI RSUD Ulin Banjarmasin”
6. Penyampai Materi : Mahasiswa Program Studi Profesi Ners
UNISM
E. SETTING

Keterangan :
: Pasien

: Penyaji
: Co Terapis
: Obsever
: Fasilitator
: Pembimbing

F. STRUKTUR PELAKSANAAN
1. PENYAJI
Dinah
2. CO TERAPIS
Indana Fitriani Rahma
3. FASILITATOR
Nanda Joko S. W
4. OBSERVER
a. Muhammad Helmy
b. Ahmad Fauzan. H
G. ALAT
1. LCD
2. Laptop
3. Handphone
H. METODE
Demonstrasi

I. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
1. FASE PERSIAPAN
a. Persiapan
1) Meyiapkan alat
2) Mempersiapkan parsipan
2. FASE ORIENTASE
a. Pendahuan
1) Perkenalan
2) Penjelasan
3. FASE KERJA
1) Melakukan pembukaan
2) Memperkenalkan diri
3) Menjelaskan kegiatan
4) Menjelaskan tujuan dan manfaat
5) Melakukan Evaluasi

4. FASE TERMINASI
a. Penutup
1) Memberi kesempatan kepada peserta untuk bertanya
2) Bertanya kepada peserta bagaimana perasaannya setelah
mengikuti kegiatan
3) Menyimpulkan acara kegiatan
4) Menutup pertemuan dan memberi salam
5) Membagikan hadiah
J. LAPORAN HASIL KEGIATAN
1. INPUT
Tempat berada di ruang perawatan THT dan ORTHOPEDI,
pengaturan tempatnya penyaji, co terapis dan fasilitator berdiri
menghadap arah pasien. Sedangkan pasien dan keluarga pasien duduk
menghadap penyaji. Kemudian untuk observer berdiri di pojokan kiri dan
kanan sebelah pasien/keluarga pasien agar dapat lebih mudah
memperhatikan berpartisipan.
2. PROSES
Perawat berperan untuk menjalankan acara kegiatan agar lansia
dapat mengikuti semua kegiatan yang ada dalam satuan acara
penyuluhan dan menjalankan sesuai dengan perannya masing-masing.
Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan melakukan pembukaan
memberikan salam dan memperkenalkan diri, kemudian menjelaskan
kegiatan yang dilakukan serta tujuan dan manfaat, setelah selesai
kegiatan akan dilakukan evaluasi terhadap partisipan, kemudian akan
mengumpulkan sejumlah data masalah yang timbul dan mengatasinya
dengan cara metode memberi pertanyaan mengenai ROM dan kemudian
pasien/keluarga pasien.
3. HASIL
Pasien/keluarga pasien dapat berpartisipasi dalam kegiatan yang
dilakukan, patisipan dapat mengetahui yang disampaikan oleh penyaji,
partisipan dapat mengerti tujuan dan manfaat kegiatan.

Daftar Pustaka

Anelia, N. (2013). Efektifitas Latihan Kekuatan Otot Terhadap Kemampuan


Mobilisasi Klien Dengan Fraktur Di Ruang Rawat Anggrek Tengah
Kanan RSUP Persahabatan. Skripsi, Universitas Indonesia.

Anggita Kesuma Putri, Siti Sarifah. (2015). Effectiveness Exercise On The


Range Of Motion Of Upper Extremity Joints Movement On Patients
Post Operative Humerus Fracture. Jurnal Kebidanan. Vol. VII, No. 02.

Diana. (2016). Pengaruh Latihan Range Of Motion (ROM) Terhadap


Kekuatan Otot Kaki Pada Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha Budi
Sejahtera Banjarbaru. Skripsi. Universitas Muhammadiyah
Banjarmasin.

Eldawati. (2011). Pengaruh Latihan Kekuatan Otot Pre Operasi Terhadap


Kemampuan Ambulasi Dini Pasien Pasca Operasi Fraktur Ekstrimitas
Di RSUP Fatmawati Jakarta. Tesis, Universitas Indonesia.
Kisner, Carolyn. (2017). Terapi Latihan Dasar dan Teknik. Vol 1 Edisi 6.
Jakarta: EGC.

Kneale, Julia D. (2011). Keperawatan Ortopedik & Trauma. Edisi 2. Jakarta.


EGC.

Kusyati Eni dkk. (2006). Keterampilan Dan Prosedur Laboratorium


Keperawatan Dasar. Jakarta : EGC.

Lukman, Ningsih N. (2012). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan


Gangguan Muskuloskletal. Jakarta : Salemba Medika.

Mahartha, Gde Restu Adi, Dkk. Manajemen Fraktur Pada Trauma


Musculoskeletal. Jurnal Keperawatan. 1-3.

Mintarsih, Sri dan Nabhani. (2015). Pengaruh Latihan Range Of Motion


Terhadap Peningkatan Kemampuan Fungsi Ekstremitas Sendi Lutut
Pada Pasien Post Operasi (Orif) Fraktur Femur. Seminar Nasional
Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas
Muhammadiyah Purwokerto. ISBN : 978-602-14930-3-8.

Noor, Zairin. (2016). Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Edisi 2. Jakarta


: Salemba Medika.

Notoatmodjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka


Cipta.

Anda mungkin juga menyukai