IDENTITAS PASIEN
a. Umur
Kanker serviks paling sering terjadi pada perempuan yang berumur lebih dari
40 tahun. Namun, tidak menutup kemungkinan terjadi pula pada usia
reproduktif, yakni pada usia 35-40 tahun (Maharani,2012:81).
Umur rata-rata perempuan yang terserang kanker serviks rata-rata umur
50-an tahun. Namun demikian pernah dilaporkan kasus kanker serviks
berumur 20-an. Resiko kanker serviks termasuk pada umur pertama kali
melakukan hubungan seksual. (Yatim, 2008: 45)
b. Pekerjaan
Penyakit ini lebih sering muncul pada wanita dengan status sosioekonomi
rendah (Norwitz dan Schorge,2008:63).
DATA SUBYEKTIF
1. Keluhan Utama
Tanda-tanda dini yang tidak spesifik seperti secret vagina yang agak
berlebihan dan kadang-kadang disertai dengan bersak perdarahan.
Gejala umum yang sering terjadi berupa perdarahan pervaginam
(pascasenggama, perdarahan di luar haid) dan keputihan
(Anwar,2011:296).
Pada penyakit lanjut keluhan berupa keluar cairan pervaginam yang
berbau busuk, nyeri panggul, nyeri pinggang, dan panggul, sering
berkemih, buang air kecil atau buang air besar yang sakit. Gejala
penyakit yang relative berupa nyeri pinggang, edema kaki unilateral, dan
obstruksi ureter (Anwar,2011:196).
6. Riwayat Pernikahan
Faktor risiko lain yang berhubungan degan kanker serviks adalah seksual
pada usia muda (<16 tahun), hubungan seksual dengan multipartner
(Anwar,2011:296).
Wanita yng telah memiliki aktivitas seksual dini, sebelum usia 18 tahun
lebih berisiko tinggi sebab sel-sel serviks sangat rapuh di usia muda ini
(Nurwijaya dkk,2010:35).
7. Riwayat Obstetri
Melahirkan banyak anak dapat meningkatkan risiko kanker serviks di antara
perempuan yang terinfeksi HPV (Maharani,2012:82).
Ada bukti kuat kejadiannya mempunyai hubungan erat dengan sejumlah faktor
ekstrinsik, diantaranya jarak persalinan yang terlalu dekat (Saifuddin,2010:895).
Biasanya penderita tidak menjadi hamil; jika ditemukan, umumnya pada
multigravida yang pernah melahirkan 4 kali atau lebih (Saifuddin,2010:895).
- Kehamilan
Wanita yang pernah hamil selama 9 bulan sebanyak tiga
kali atau lebih (kehamilan multiple) lebih beresiko terkena
kanker serviks lebih `tinggi. Belum diketahui pasti
penyebabnya. Namun, ada beberapa dugaan kondisi ini
dipengaruhi oleh perubahan hormonal selama kehamilan yang
berpotensi membuat wanita lebih rentan terhadap infeksi HPV.
Menurunnya daya tahan tubuh selama kehamilan juga
memungkinkan adanya infeksi HPV dan pertumbuhan kanker.
(Handayani, 2012 : 11)
Usia seseorang ketika hamil pertama atau pertama kali
berhubungan seksual berpengaruh terhapad kejadian kanker
serviks. Semakin muda usia pada saat hami pertama atau
melakukan hubungan seksual, risiko terkena kanker serviks
semakin meningkat. Wanita yang berusia 17 tahun atau kurang
pada saat pertama hamil memiliki risiko menderita kanker
serviks dua kali lipat dibandingkan dengan wanita yang hamil
pertama kali pada usia 25 tahun atau lebih. (Handayani, 2012:
12)
- Persalinan
Insiden kanker serviks meningkat dengan tingginya paritas,
apa lagi jarak persalinan terlampau dekat. (Winkjosastro, 1999:
381). Persalinan pervaginam masih dapat dipertimbangkan apabila
kelainan serviks masih pada tahapan lesi prakanker (displasia) atau
lesi kenker yang masih kecil selama memenuhi indikasi obstetrik. (
Mochtar,2012:137)
8. Riwayat KB
Selain para perempuan yang terinfeksi HPV , perempuan yang juga
menggunakan pil-pil pengontrol kelahiran untuk jangka waktu yang lama,
misalnya lima tahun atau lebih, bisa lebih berisiko menderita kanker serviks
(Maharani,2012:82).
Penggunaan kontrasepsi hormonal meningkatkan risiko menderita
kanker serviks. Penggunaan selama 10 tahun dapat meningkatkan
risiko hingga dua kali. Wanita yang berencana menggunakan alat
kontrasepsi hendaknya berdiskusi dengan tenaga kesehatan sebelum
memutuskan suatu metode kontrasepsi, terutama bagi wanita yang
sudah beresiko tinggi menderita kanker serviks. Berbeda dengan
kontrasepsi hormonal, penggunaan kontrasepsi IUD dapat
menurunkan risiko kanker endometrium rahim. (Handayani, 2012:
11).
Guen dkk (dalam Nurwijaya dkk,2010:36-37) menghipotesiskan pil
KB menyokong terjadinya kaker serviks. Hal ini karena dengan
kekentalan lender ini akan memperlama keberadaan auatu agen
karsinogenik di serviks yang terbawa melalui hubungan seksual,
termasuk adanya virus HPV.
9. Kondisi psikologi, sosial, spiritual
Karena tingkat penghasilan secara langsung berhubungan dengan standar hidup,
para wanita berpendapatan rendah hamper 5 kali lebih tinggi berisiko terkena
kanker serviks daripada kelompok wanita yang berpendapatan lebih tinggi
kemiskinan yang mengakibatkan ketidakmampuan mereka untuk mendapat
pelayanan kesehatan yang baik dan tidak dapat membayar biaya-biaya tes
kesehatan yang cukup mahal (Nurwijaya dkk,2010:37).
b. Pola eliminasi
Pada penyakit lanjut keluhan berupa sering berkemih, buang air kecil atau buang
air besar yang sakit (Anwar,2011:196).
Mata :
b. Leher :
Stadium IV B menurut FIGO (dalam Anwar 2011:297) Metastasis
jauh penyakit mikroinvasif : invasi stroma dengan kedalam 3 mm
atau kurang dari membrane basalis epitel tanpa invasi ke rongga
pembuluh limfe/darah atau melekat dengan lesi kanker serviks.
c. Dada :
d. Abdomen :
e. Vulva :
f. Anus :
g. Ekstremitas :
Gejala penyakit berupa nyeri pinggang, oedema kaki
unilateral, obstetri ureter. (Anwar, 2011: 296)
2. Pemeriksaan Obstetrik
a. Abdomen :
3. Pemeriksaan Penunjang :
a. Laboratorium :
Pemeriksaan laboratorium klinik berupa pemeriksaan darah
tepi, tes fungsi ginjal dan tes fungsi hati diperlukan untuk
6. Syarat :
4. Diagnosis patologik
(Rahmadania,2010)
V. ASSESMENT
1. Diagnose aktual (Diagnosa kebidanan)
h. Stadium 0
Karsinoma insitu, karsinoma intraepithelial.
i. Stadium I
Karsinoma masih teraba di serviks (penyebaran ke korpus uteri
diabaiakan).
j. Stadium IA
Invasi kanker ke sarcoma hanya dapat didiagnosis secara mikroskopik.
Lesi yang apat dilihat secara makroskopik walau dengan invasi yang
superficial dikelompokan pada stadium IB.
3) I AI
Invasi ke stroma dengan kedalaman tidak lebih 3,0 mm dan lbar
horizontal lesi tidak lebih dari 7 mm.
4) I A2
Invasi ke stroma lebih dari 3 mm tapi kurang dari 5 mm dan
diperluas horizontal tidak ebih dari 7 mm.
k. Stadium IB
Lei tampak terbatas pada serviks atau seccara mikroskopik lesi lebih luas
dari stadium I A2.
3) I B1
Lesi yang tampak tidak lebih dari cm dari dimensi terbesar.
4) I B2
Lesi yang tampak lebih dari 4 cm dari diameter terbesar.
l. Stadium II
Tumor telah menginvasi di luar uterus, tetapi belum mengenai dinding
panggul atau sepertiga distas/bawah vagina.
3) IIA
Tanpa invasi ke parametrium.
4) II B
Sudah menginvasi parametrium.
m. Stadium III
Tumor telah meluas ke dinding pangggu dan /atau mengenai sepertiga
bawah vagina dan /atau menyebabkan hidronefrosis atau tidak
berfungsinya ginjal.
3) III A
Tumor telah meluas ke sepertiga bawah vagina dan tidak invasi ke
parametrium tidak sampai dinding panggul.
4) III B
Tumor telah meluas ke dinding panggul dan/atau menyebabkan
hidronefrosis atau tidak berfungsi ginjal.
n. Stadium IV
Tumor meluas ke luar dari organ reproduksi.
3) IV A
tumor menginvasi ke mukosa kandung kemih atau rectum dan/atau
ke luar dari rongga panggul minor.
4) IV B
Metastasis jauh penyakit mikroinvasif : invasi stroma dengan
kedalam 3 mm atau kurang dari membrane basalis epitel tanpa
invasi ke rongga pembuluh limfe/darah atau melekat dengan lesi
kanker serviks.
VI. PELAKSANAAN
1. Pembedahan/operasi
Tindakan pembedahan dapat dilakukan pada kanker stadium kanker
serviks sampai stadium II A dan dengan hasil pengobatan seefektif radiasi,
akan tetapi mempunyai keunggulan dalat meninggalkan ovarium pada
pasien usia pramenopause. Kanker serviks dengan kemoradiasi dan lebih
dari 4 cm menurut beberapa peneliti lebih baik diobati dengan
kemoradiasi daripada operasi (Anwar,2011:298).
2. Radioterapi
Terapi radiasi dapat diberikan pada semua stadium, terutama mulai stadium IIB
sampai IV atau bagi pasien pada stadium yang lebih kecil tetapi tidak merupakan
kandidat untuk pembedahan. Penambahan cisplatin selama radioterapi whole
pelvic dapat memperbaiki kesintasan hidup 30% sampai 50% (Anwar,2011:298).
3. Kemoterapi
Tanggal pengkajian :
Jam Pengkajian :
Tempat Pengkajian :
S :
O :
A :
P :