Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

HIPERTENSI PADA IBU NIFAS

Disusun Oleh:

Disusun oleh :

1. Asa Cardika Panggalih


2. M. Burhanudin Umami
3. M. Muqorobin

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

PRODI KEPERAWATAN PEKALONGAN

Tahun Ajaran 2015


KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala, berkat rahmat
–Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Hipertensi pada Ibu Nifas”.

Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas Maternitas. Kami mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan
sesuai dengan waktunya.

Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang bisa membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu bagi
kita semua.
DAFTAR ISI

Judul

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah


B. Tujuan Umum
C. Tujuan Khusus

BAB II PEMBAHASAN

A. Pngertian Hipertensi
B. Macam – macam Hipertensi
C. Tanda dan Gejala Hipertensi Ibu Nifas
D. Manifestasi Klinis
E. Pathways
F. Klasifikasi Hipertensi Ibu Nifas
G. Komplikasi
H. Penanganan
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi atau Darah Tinggi adalah keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan
darah diatas normal atau kronis (dalam waktu yang lama). Hipertensi merupakan kelainan yang sulit
diketahui oleh tubuh kita sendiri. Satu-satunya cara untuk mengetahui hipertensi adalah dengan
mengukur tekanan darah kita secara teratur.

Diketahui 9 dari 10 orang yang menderita hipertensi tidak dapat diidentifikasi penyebab penyakitnya.
Itulah sebabnya hipertensi dijuluki pembunuh diam-diam atau silent killer. Seseorang baru merasakan
dampak gawatnya hipertensi ketika telah terjadi komplikasi. Jadi baru disadari ketika telah
menyebabkan gangguan organ seperti gangguan fungsi jantung, koroner, fungsi ginjal, gangguan
fungsi kognitif atau stroke .Hipertensi pada dasarnya mengurangi harapan hidup para penderitanya.

B. Tujuan

Tujuan Umum

Untuk menjelaskan tentang hipertensi postpartum dan penatalaksanaannya sehingga dapat menangani
pasien dengan kejadian hipertensi postpartum

Tujuan Khusus

1. Dapat mengetahui tentang pengertian hipertensi Ibu Nifas

2. Dapat mengetahui tentang macam-macam hipertensi Ibu Nifas

3. Dapat mengetahui tentang manifestasi klinis hipertensi Ibu Nifas

4. Dapat mengetahui tentang patofisiologi hipertensi Ibu Nifas

5. Dapat mengetahui tentang klasifikasi hipertensi Ibu Nifas

6. Dapat mengetahui tentang komplikasi hipertensi Ibu Nifas

7. Dapat mengetahui tentang penanganan dan penatalaksanaan hipertensi Ibu Nifas


BAB II

PEMBAHASAN

HIPERTENSI POST PARTUM

A. Pengertian

Hipertensi post partum adalah peningkatan tekanan darah dalam 24 jam pertama dari nifas pada
wanita yang tadinya normotensi dan hipertensi akan berangsur – angsur hilang dalam waktu 10 hari.

Hiperytensi post partum disebut juga dengan transient hypertension dengan tekanan darah ≥ 140/90
mmHg.

B. Macam – macam Hipertensi

1) Hipertensi Essentialis ( Hipertensi Primer )

Adalah penyakit hipertensi yang kronis dan disebabkan oleh arteriosclerosis.

Penyakit hipertensi essentialis pada post partum merupakan kelanjutan dari hipertensi yang terjadi
pada kehamilan minggu ke 20 dan hipertensi tetap pada sebuah persalinan. Hipertensi ini sering
menimbulkan dan menyebabkan kelainan pada jantung ( membesar ), pada ginjal, otak dan retina.

Untuk mendiagnosa hipertensi essentialis, yaitu:

Ø Tensi ≥ 140/90 mmHg

Ø Terjadi dalam 24 jam post partum

Gejala hipertensi essentialis post partum, yaitu:

Ø Tensi yang naik, yaitu dengan sistolis 30 mmHg dan diastolis 15 mmHg.

Ø Proteinuria yang hebat

Ø Timbulnya odema

Tanda – tanda hipertensi essentialis post partum , adalah ;

Ø Pembesaran jantung

Ø Faal yang kurang

Ø Kelainan pada retina ( haemorhagi atau exudat )

Ø Tensi pemulaan 200 sistolik dan 120 diastolik


Ø Jika pada kehamilan yang lampau pernah diberati dengan eklamsi, maka akan berpengaruh pada
hipertensi post partum

2) Hipertensi chronic / renal ( hipertensi sekunder )

Adalah suatu kondisi dimana diperlukan penurunan tekanan darah segera ( tidak selalu diturunkan
dalam batas normal ) untuk mencegah dan membatasi kerusakan pada organ.

Yang menyebabkan hipertensi renal pada post partum ini, juga ibu post partum mempunyai riwayat
yang berhubungan dengan kehamilannya, misalnya; Pre eklamsi atau eklamsi. Dalam hal ini
hipertensi pada ibu post partum juga bisa disebabkan karena adanya penyakit ginjal pada ibu hamil
yang disertai dengan hipertensi.

C. Tanda dan Gejala Hipertensi Ibu Nifas

Ø Peninggian tekanan darah

Ø Telinga berdenging

Ø Pusing

Ø Mata berkunang – kunang

Ø Sukar tidur

Ø Emosi meningkat ( mudah marah )

Ø Adanya proteinurin

Ø Odema

D. Manifestasi Klinis

Ø Tensi yang naik, yaitu dengan sistolis 30 mmHg dan diastolis 15 mmHg.

Ø Proteinuria yang hebat

Ø Timbulnya odema

Ø Pembesaran jantung

Ø Faal yang kurang

Ø Kelainan pada retina ( haemorhagi atau exudat )

Ø Tensi pemulaan 200 sistolik dan 120 diastol

E. Pathways
F. Klasifikasi Hipertensi Ibu Nifas

Klasifikasi

Sistolik ( mmHg )

Diastolik ( mmHg)

Normotensi

< 140 mmHg

< 90 mmHg

Hipertensi ringan

140 – 130 mmHg

90 – 105 mmHg
Hipertensi perbatasan

140 – 160 mmHg

90 – 95 mmHg

Hipertensi sedang dan berat

> 180 mmHg

> 105

Hipertensi sistolik terisolasi

> 140 mmHg

<90 mmHg

Hipertensi sistolik perbatasan

140 – 160 mmHg

< 90 mmHg

G. Komplikasi

Komplikasi terjadi pada :

v Bagi ibu

- Perdarahan

- Payah jantung

- Uremia

v Bagi bayi

- Prematur

- Dismatur

- BBLR

H. Penanganan

Ø Menurunkan berat badan bila terdapat kelebihan ( IMT ≥ 27 )

Ø Mengurangi asupan natrium (< 100 mmol Na / 2,4 gr, Na / 6 gr Nacl / hari)

Ø Mempertahankan asupan kalsium dan magnesium yang adekuat


Ø Berhenti merokok ( apabila ibu post partum selama dan sebelum hamil ketergantungan rokok ) dan
mengurangi asupan lemak jenuh dan kolesterol dalam makanan

Ø Dianjurkan untuk memakai kontrasepsi bila jumlah anak belum cukup selama beberapa tahun

Ø Bila jumlah anak sudah cukup, dianjurakan untuk segera melakukan tubektomi

Ø Terapi sedative misal fenoarbital 30 mg ( dapat diberikan jika dianggap perlu ) obat – obatan anti
hipertensi seperti reserpin dan metal dopa untuk mengendalikan hipertensi.

Ø Istirahat cukup pada tidur malam , sekurang – kurangnya 8 jam dan tidur siang kurang lebih 2
jam.Pekerjaan rumah tangga dikurangi.

Ø Obat penenag ( solution charcot , diazepam ( valium ) ,prometazin / obat tidur dalam dosis rendah.

Ø Pendekatan secara psikologis

Ø Diet tinggi protein , rendah hidrat arang , rendah lemak dan rendah garam

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Penyakit Hipertensi merupakan suatu masalah kesehatan masyarakat yang mana dapat
dihadapi baik itu dibeberapa negara yang ada didunia maupun di Indonesia.

Cara mengatur diet untuk penderita hipertensi adalah dengan memperbaiki rasa tawar dengan
menambah gula merah/putih, bawang (merah/putih), jahe, kencur dan bumbu lain yang tidak asin
atau mengandung sedikit garam natrium. Makanan dapat ditumis untuk memperbaiki rasa.
Membubuhkan garam saat diatas meja makan dapat dilakukan untuk menghindari penggunaan
garam yang berlebih. Dianjurkan untuk selalu menggunakan garam beryodium dan penggunaan
garam jangan lebih dari 1 sendok teh per hari.

Anda mungkin juga menyukai