Anda di halaman 1dari 13

STRATEGI PELAKSANAAN HALUSINASI

SP KE I PERTEMUAN KE 1

A. Identitas Pasien

Nama : Sdr. A
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal Lahir : Klaten, 6 Agustus 1998 Umur : 21 tahun
Alamat :
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Status perkawinan : Belum kawin
No. RM : 07. 19. XX
Agama : Islam
Masuk RS : 12 Februari 2020
Diagnosa Medis : Skizofrenia Paranoid

B. Kondisi Pasien :
DS :
- Pasien mengatakan sering mendengar bisikan-bisikan yang tidak
jelas isinya ketika mau tidur
- Pasien mengatakan merasa bingung ketika mendengar bisikan
tersebut dan hanya diam saja
DO:
Pasien tampak gelisah

C. Diagnosa Keperawatan
Gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran

D. Tujuan
Tujuan umum : Klien dapat mengontrol halusinasi
Tujuan khusus :
1. Pasien mampu mengidentifikasi jenis halusinasi
2. Pasien mampu mengidentifikasi isi halusinasinya
3. Pasien mampu mengidentifikasi frekuensi halusinasi
4. Pasien mampu mengidentifikasi waktu terjadinya halusinasi
5. Pasien mampu mengidentifikasi situasi yang menyebabkan munculnya
halusinasi
6. Pasien mampu mengidentifikasi respon terhadap halusinasinya
7. Pasien dapat menerima penjelasan tentang cara mengontrol halusinasi :
hardik, obat, bercakap-cakap, melakukan kegiatan

E. Tindakan
1. Rencana tindakan
a. Identifikasi jenis halusinasi
b. Identifikasi isi halusinasinya
c. Identifikasi frekuensi halusinasi
d. Identifikasi waktu terjadinya halusinasi
e. Identifikasi situasi yang menyebabkan munculnya halusinasi
f. Identifikasi respon pasien terhadap halusinasinya
g. Jelaskan cara mengontrol halusinasi : hardik, obat, bercakap-cakap
melakukan kegiatan
h. Latih cara mengontrol halusinasi dengan menghardik
i. Masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik

2. Proses pelaksanaan tindakan


a. Orientasi
1) Salam terapeutik
“Selamat pagi, Assalamu’alaikum. Boleh saya berkenalan dengan
Bapak-Bapak yang berkumpul disini? Nama saya Bayu Adi
Nugroho. Boleh panggil saya Bayu. Saya mahasiswa praktikan
dari Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. Saya hari ini praktik di
Ruang Flamboyan ini dari pukul 07.00 sampai dengan pukul
13.00 WIB. Kalau boleh saya tau nama anda siapa ya? Dan
senang dipanggil dengan sebutan apa? dimulai dari samping
kanan saya.”
2) Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan anda hari ini? Bagaimana tidurnya tadi
malam? Ada keluhan tidak? Sudah sarapan belum hari ini?”
3) Kontrak
a) Topik
“Apakah anda disini tidak keberatan untuk berbincang-
bincang dengan saya? Menurut anda sebaiknya kita
berbincang-bincang tentang apa? Bagaimana kalau kita hari
ini berbincang-bincang tentang suara dan sesuatu yang
selama ini bapak-bapak dengar tetapi tidak ada sumbernya?”
b) Waktu
“Berapa lama kira-kira kita bisa ngobrolnya? Bapak-bapak
mau berapa menit? Bagaimana kalau 15 menit? Bisa?”
c) Tempat
“Dimana kita akan ngobrolnya? Bagaimana kalau di ruang
TAK?”
b. Kerja
“Apakah anda mendengar suara tanpa ada sumbernya?”
“Apa yang dikatakan suara itu?”
“Apakah berapa lama mendengar bisikan-bisikan tersebut?”
“Suara itu terdengar pada saat situasi bagaimana?”
“Berapa kali sehari anda mengalaminya?”
“Apa yang anda rasakan pada saat mendengar bisikan-bisikan
itu?”
“Apa yang anda lakukan saat mendengar bisikan-bisikan
sesuatu?”
“Apakah dengan cara itu suara dan bayangan tersebut hilang?”
“Bagaimana kalau kita belajar cara untuk mencegah suara-suara
agar tidak muncul?”
“ Ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul.”
“Pertama, dengan menghardik suara tersebut.”
“Kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.”
“Ketiga, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal.”
“Keempat, minum obat dengan teratur.”
“Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan
menghardik.”
“Caranya seperti ini :
Saat suara-suara itu muncul, langsung ucapkan lewat mulut
maupun dalam hati yang terpenting adalah anda yakin. “Pergi
pergi, kamu suara palsu. Kamu tidak nyata.” Begitu diulang-
ulang sampai suara itu tidak terdengar lagi. Coba anda
peragakan! Nah begitu, bagus! Coba lagi! Ya bagus, anda sudah
bisa.
c. Terminasi
1) Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan anda setelah berbincang-bincang tadi? Anda
merasa senang tidak dengan latihan tadi?”
2) Evaluasi objektif
“Setelah kita ngobrol cukup banyak tadi, sekarang coba anda
simpulkan pembicaraan kita tadi.”
“Coba sebutkan dan peragakan cara untuk mencegah suara agar
tidak muncul lagi.”
3) Rencana tindak lanjut
“Kalau suara-suara itu muncul lagi, silakan anda coba cara tersebut!
Bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya. Mau jam berapa saja
latihannya?”
(Masukkan kegiatan latihan menghardik halusinasi dalam jadwal
kegiatan harian klien, jika anda melakukannya secara mandiri maka
anda menuliskan M, jika anda melakukannya dengan dibantu atau
diingatkan oleh keluarga atau teman maka anda tidak
melakukannya maka anda tulis T. Apakah anda mengerti?
4) Kontrak yang akan datang
1) Topik
“Bagaimana kalau besok kita ngobrol lagi tentang caranya
berbincang dengan orang lain saat bayangan dan suara-suara
itu muncul?”
2) Waktu
“Kira-kira waktunya kapan, ya? Bagaimana kalau besok jam
09.00 WIB, bisa?”
3) Tempat
“Kira-kira tempatnya mau disini apa pindah? Kalau pindah
mau dimana?”
“Ya, sampai jumpa besok. Wassalamualaikum. Selamat
pagi.”
STRATEGI PELAKSANAAN TIDAK EFEKTIFANYA
PENATALAKSANAAN REGIMEN THERAPUTIK

SP KE I PERTEMUAN KE 1

A. Identitas Pasien

Nama : Sdr. A
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal Lahir : Klaten, 6 Agustus 1998 Umur : 21 tahun
Alamat :
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Status perkawinan : Belum kawin
No. RM : 07. 19. XX
Agama : Islam
Masuk RS : 12 Februari 2020
Diagnosa Medis : Skizofrenia Paranoid

B. Kondisi Pasien :
Selasa, 18 Februari 2020 jam 10.25 WIB
DS :
Pasien mengatakan ketika sebelum dirawat di RSJD Dr. RM
Soedjarwadi Prov Jateng pasien tidak minum obat dengan baik
DO:
Pasien tampak bingung ketika ditanya tentang manfaat obatnya
C. Diagnosa Keperawatan
Tidak efektifanya penatalaksanaan regimen theraputik
D. Tujuan
Tujuan umum : Pasien mematuhi program terapi yang sudah
ditetapkan sehingga program terapi dapat tercapai sesuai dengan rencana
Tujuan khusus :
1. Pasien mampu mengidentifikasi penyebab tidak patuh terhadap
pengobatan
2. Pasien mampu mengidentifikasi nilai diri
3. Pasien mampu mendiskusikan regimen terapi yang tepat dengan
petugas
E. Tindakan
1. Rencana tindakan
a. Mengidentifikasi penyebab pasien tidak patuh terhadap
pengobatan
b. Mendorong pasien untuk dapat mengidentiikasi nilai diri
c. Mengkaji alasan klien untuk berubah
d. Membantu pasien mengidentifikasi tujuan berubah
e. Membantu pasien mengidentifikasi target tingkah laku yang
dapat dibutuhkan untuk dapat berubah

2. Proses pelaksanaan tindakan


a. Orientasi
1) Salam terapeutik
“Selamat pagi, Boleh saya berkenalan dengan anda? Nama
saya Bayu Adi Nugroho. Boleh panggil saya Bayu. Saya
mahasiswa praktikan dari Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
Saya hari ini praktik di Ruang Flamboyan ini dari pukul
07.00 sampai dengan pukul 13.00 WIB. Kalau boleh saya tau
nama anda siapa ya? Dan senang dipanggil dengan sebutan
apa? dimulai dari samping kanan saya.”
2) Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan anda hari ini? Bagaimana tidurnya tadi
malam? Ada keluhan tidak? Sudah sarapan belum hari ini?”
3) Kontrak
a) Topik
“Apakah anda disini tidak keberatan untuk berbincang-
bincang dengan saya? Menurut anda sebaiknya kita
berbincang-bincang tentang apa? Bagaimana kalau kita
hari ini berbincang-bincang tentang obat?”
b) Waktu
“Berapa lama kira-kira kita bisa ngobrolnya?mau berapa
menit? Bagaimana kalau 15 menit? Bisa?”
c) Tempat
“Dimana kita akan ngobrolnya? Bagaimana kalau di
ruang TAK?”
b. Kerja

“ Apakah anda tahu keuntungan mengelola obat dan kerugian


jika tidak mengelola obat dengan baik?” (Terapis menjelaskan)

“ Apa yang membuat anda tidak patuh minum obat?”

“Apa yang anda rasakan ketika anda tidakk patuh minum obat
dan ketika patuh minum obat?”

“ Apakah anda mempunyai keinginan untuk sembuah?” kenapa


anda ingin sembuh?”

“Apakah anda ingin berubah menjadi manusia normal pada


umumnya?” “apa alasannya?” “ apa tujuannya?”

“Apakah anda mempunyai target perubahan perilaku?” apa


perubahan prilakunya?”

Mendorong pasien untuk dapat mengidentiikasi nilai diri

Mengkaji alasan klien untuk berubah

Membantu pasien mengidentifikasi tujuan berubah


Membantu pasien mengidentifikasi target tingkah laku yang
dapat dibutuhkan untuk dapat berubah

c. Terminasi
1) Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan anda setelah berbincang-bincang tadi? Anda
merasa senang tidak dengan latihan tadi?”
2) Evaluasi objektif
“Coba anda jelaskan kembali keuntungan mengelola obat dan
kerugian jika tidak mengelola obat dengan baik.”
3) Rencana tindak lanjut
“Baiklah anda sudah paham tentang keuntungan mengelola obat
dan kerugian jika tidak mengelola obat dengan baik. Saya harap
anda mengelola obat dengan baik. Besok apakah anda bersedia
bertemu kembali dengan saya untuk berbincang-bincang tentang
kemampuan anda”
4) Kontrak yang akan datang
a) Topik
“Bagaimana kalau besok kita ngobrol lagi tentang
kemampuan diri anda?”
b) Waktu
“Kira-kira waktunya kapan, ya? Bagaimana kalau besok jam
09.00 WIB, bisa?”
c) Tempat
“Kira-kira tempatnya mau disini apa pindah? Kalau pindah
mau dimana?”
“Ya, sampai jumpa besok. Wassalamualaikum Wr. Wb.
Selamat pagi.”
STRATEGI PELAKSANAAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN

SP KE I PERTEMUAN KE 1

A. Identitas Pasien :

Nama : Sdr. A
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal Lahir : Klaten, 6 Agustus 1998 Umur : 21 tahun
Alamat :
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Status perkawinan : Belum kawin
No. RM : 10. 19. XX
Agama : Islam
Masuk RS : 12 Februari 2020
Diagnosa Medis : Skizofrenia Paranoid

B. Kondisi Pasien :
DS :
- Keluarga mengataka Sdr. A pernah memukul ibunya dan adik-
adiknya
DO:
- Pasien masuk rumah sakit diantar oleh dinas sosial karena
mengeluyur, melempari genting, dan mondar mandir (RM pasien)
- Dx. Medis Skizofrenia paranoid

C. Diagnosa Keperawatan
Risiko Perilaku Kekerasan
D. Tujuan
Tujuan umum :
Klien tidak melakukan tindakan kekerasan baik kepada diri sendiri, orang
lain maupun lingkungan
Tujuan khusus :
1. Pasien mempu mengidentifikasi penyebab PK
2. Pasien mampu mengidentifikasi tanda dan gejala PK
3. Pasien mampu mengidentifikasi PK yang dilakukan
4. Pasien mampu mengidentifikasi akibat PK yang dilakukan
5. Pasien mau mendengarkan penjelasan cara mengontrol PK : fisik,
obat, verbal, spiritual
6. Pasien mau latihan cara mengontrol PK secara fisik : Tarik napas
dalam, pukul bantal atau pukul kasur
7. Pasien mau ditambah latihan cara mengontrol PK dengan obat (6
benar)

E. Tindakan
1. Rerncana Tindakan
a. Identifikasi penyebab PK
b. Identifikasi tanda dan gejala
c. Identifikasi PK yang dilakukan
d. Jelaskan cara-cara mengontrol PK
e. Latih cara mengontrol PK
f. Masukan pada jadwal kegiatan pasien

2. Proses pelaksanaan tindakan


a. Orientasi
1) Salam terapeutik
“Selamat pagi, Boleh saya berkenalan dengan anda? Nama
saya Bayu Adi Nugroho. Boleh panggil saya Bayu. Saya
mahasiswa praktikan dari Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
Saya hari ini praktik di Ruang Flamboyan ini dari pukul
07.00 sampai dengan pukul 13.00 WIB. Kalau boleh saya tau
nama anda siapa ya? Dan senang dipanggil dengan sebutan
apa?”
2) Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan anda hari ini? Bagaimana tidurnya tadi
malam? Ada keluhan tidak? Sudah sarapan belum hari ini?”
3) Kontrak
d) Topik
“Apakah anda disini tidak keberatan untuk berbincang-
bincang dengan saya? Menurut anda sebaiknya kita
berbincang-bincang tentang apa? Bagaimana kalau kita
hari ini berbincang-bincang tentang perilaku kekerasan?”
e) Waktu
“Berapa lama kira-kira kita bisa ngobrolnya?mau berapa
menit? Bagaimana kalau 15 menit? Bisa?”
f) Tempat
“Dimana kita akan ngobrolnya? Bagaimana kalau di
ruang TAK?”
b. Kerja

“ Apakah anda tahu apa itu perilaku kekerasan?” Kemudian


terapis menjelaskan pengertian perilaku kekerasan, tanda dan
gejala serta memberi contoh”

“Apakah anda pernah melakukan perilaku kekerasan ?” “Apa


yang anda lakukan?” “Apa yang mendorong anda melaukan
perilaku kekerasan?”

“Apakah anda ingin tahu caranya mengontrol PK?” “Caranya


adalah dengan mengontrol secara fisik yaitu napas dalam dan
memukul bantal/kasur, patuh minum obat, verbal yaitu
menyampaikan unek-unek, spiritual yaitu berdoa”
“Kegiatan ini tolong dimasukan kedalam jadwal kegiatan harian
anda ya!”

c. Terminasi
1) Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan anda setelah berbincang-bincang tadi?
Anda merasa senang tidak dengan latihan tadi?”
2) Evaluasi objektif
“Coba anda jelaskan kembali apa itu perilaku kekerasan, tanda
dan gejala serta contohnya.”
3) Rencana tindak lanjut
“Baiklah anda sudah paham tentang pengertian perilaku
kekerasan, tanda dan gejala serta contohnya. Harapan saya
anda tidak melakkukan perilaku kekerasan. Apa anda bisa
bertemu lagi dengan saya besok untuk latihan cara mengontrol
perilaku kekerasan dengan cara fisik?”
4) Kontrak yang akan datang
a) Topik
“Bagaimana kalau besok kita ngobrol lagi tentang cara
mengontrol perilaku kekerasan dengan cara fisik?”
b) Waktu
“Kira-kira waktunya kapan, ya? Bagaimana kalau besok jam
09.00 WIB, bisa?”
c) Tempat
“Kira-kira tempatnya mau disini apa pindah? Kalau pindah
mau dimana?”
“Ya, sampai jumpa besok. Wassalamualaikum Wr. Wb.
Selamat pagi.”

Anda mungkin juga menyukai