Anda di halaman 1dari 2

Case Report

Hipotiroidisme Subklinis pada Penggunaan Amiodarone

Katarina Dewi Sartika*, Ivan Yoseph Saputra*, Bhanu Kumar*, Marshell Tendean*

*Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Universitas Kristen Krida Wacana

Latar belakang: Amiodarone adalah obat anti aritmia kelas III yang digunakan sebagai profilaksis dan
pengobatan aritmia jantung. Sebanyak 10-20% pasien dalam pengobatan amiodarone mengalami
amiodarone induced hypothyroidism (AIH) dimana 5% diantaranya berada dalam keadaan subklinis.
Beberapa penelitian menujukkan peningkatan insiden AIH setelah pengobatan amiodarone selama 1 tahun
atau lebih. Hal ini disebabkan adanya kegagalan mekanisme kompensasi terhadap amioadaron dalam tubuh.

Ilustrasi kasus: Laki-laki 39 tahun datang ke IGD dengan keluhan jantung berdebar-debar sejak 2 hari
sebelum masuk rumah sakit. Pasien memiliki riwayat sindrom Wolf Parkinson White dan diterapi
amiodarone 3 x 200 mg selama 1 tahun. Pada pemeriksaan EKG ditemukan gambaran berupa
Supraventrikular Takikardi (SVT), dilakukan kardioversi dan diberikan amiodarone drip. Selama
perawatan, amiodarone oral dilanjutkan hingga 2 minggu dan mulai timbul gejala mudah kedinginan, susah
buang air besar, malas berbicara serta peningkatan berat badan. Pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan.
Pemeriksaan fungsi tiroid menunjukan adanya hipotiroidisme subklinis dengan nilai TSH meningkat
sebesar 6,33 mIU/L dengan kadar T4 dan T3 normal masing-masing 0,6 ng/mL dan 8,7 µg/dL. Pasien
didiagnosis hipotiroidisme subklinis akibat amiodarone. Pengobatan amiodaron dihentikan serta diberikan
pengobatan simptomatis dan setelah perawatan 2 minggu ke depan pasien menujukkan perbaikan klinis
sehingga pasien direncanakan rawat jalan. Pasien diikuti hingga 3 bulan setelah perawatan didapatkan
perbaikan nilai TSH.

Diskusi: Penggunaan amiodarone dapat menyebabkan disfungsi tiroid yaitu tirotoksikosis maupun
hipotiroidisme. Amiodaron adalah obat golongan benzofuranic yang mengandung yodium (37%) yang
strukturnya menyerupai hormon tiroid T4. Hal ini mencetuskan Wolff Chaikoff effect dimana terjadi
penghambatan yang berlebihan terhadap oksidasi yodium menyebabkan hipotiroidisme. Amiodaron juga
memiliki efek menghambat enzim iodothyronine deiodinase tipe 1 yang mengkonversi hormon T4 menjadi
T3 sehingga terjadi umpan balik yang menyebabkan peningkatan kadar hormon TSH (Thyroid Stimulating
Hormone). Pada kasus ini pasien menunjukkan gejala hipotiroidisme sehingga dilakukan pemeriksaan
fungsi tiroid dan didiagnosis hipotiroidisme subklinis akibat amiodarone. Pengobatan amiodaron dapat
dihentikan dan dilakukan pengkajian ulang status tiroid 1-2 bulan kemudian. Pemeriksaan fungsi tiroid
pada keadaan subklinis dilakukan setiap 4-6 bulan karena ada risiko menjadi hipotiroidisme.

Kesimpulan: Amiodarone merupakan obat anti aritmia yang sering digunakan dalam praktek klinis sehari-
hari. Dalam penggunaan jangka lama sangatlah penting untuk mewaspadai adanya gejala hipotiroidisme
dan melakukan pemeriksaan fungsi tiroid. Jika didapatkan AIH subklinis hentikan penggunaan amiodarone
dan lakukan penilaian ulang status tiroid,

Kata kunci: hipotiroidisme subklinis, amiodarone, amiodarone induced hypothyroidism, wolff chaikoff
effect
Case Report

Referensi:

1. Padmanabhan H. Amiodaron and thyroid dysfunction. South Med J. 2010 Sep;103(9):922-30.


2. Kessenich CR, Higgs DA. Understanding amiodaron-induced hypothyroidism. Nurse Pract. 2010
Jun;35(6):14-5.
3. Mosher MC. Amiodaron-induced hypothyroidism and other adverse effects. Dimens Crit Care Nurs.
2011 Mar-Apr;30(2):87-93.
4. Narayana SK, Woods DR, Boos CJ. Management of amiodarone related thyroid problems. Therapeutic
advances in Endocrinology and Metabolism. 2011;2(3):115-126.
5. Bartalena L, Bogazzi F, Chiovato L, Hybalewskadydejczyk A, Links TP, Vanderpump M. European
Thyroid Association (ETA) Guidelines for the Management of Amiodarone Associated Thyroid
Dysfunction. Europe Thyroid journal. 2018;7:55-66.

Anda mungkin juga menyukai