ALJABAR BOOLEAN
Disusun oleh:
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan yang
berjudul “Laporan Praktikum Sistem Digital” ini tepat pada waktunya. Adapun
tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi
tugas dosen pada bidang studi sistem digital. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang Aljabar Boolean bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.
Kami menyadari, laporan yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan laporan ini.
Penulis
BAB I
LANDASAN TEORI
Matematika merupakan sarana yang berguna dalam analisis rangkaian
logika digital. Semua operasi logika dalam suatu rangkaian logika tergantung pada
ada atau tiadanya sisnyal, suatu variabel logika hanya dapat memiliki satu dari dua
nilai yang mungkin terjadi yaitu 0 atau 1. Matematika dengan dua nilai itu disebut
dengan Aljabar Boolean dua nilai.
Aljabar Boolean memuat variabel dan simbol operasi untuk gerbang logika.
Simbol yang digunakan pada Aljabar Boolean adalah (.) untuk AND dan (+) untuk
OR. Aljabar Boolean juga dapat didefiniskan sebagai suatu himpunan unsur dengan
sejumlah rule-rule yang berfungsi menentukan logika digital yaitu berupa aksioma
dan teorema. Aksioma dan teorema dapat membantu atau mereduksi logika
kompleks menjadi logika yang lebih sederhana dari yang sebelumnya. Aksioma
merupakan sekumpulan definisi dasar minimal yang diasumsikan benar dan secara
menyeluruh mendefinisikan aljabar switching dan dapat berfungsi sebagai dasar-
dasar membuktikan teorema-teorema lainnya. Berikut merupakan aksioma-
aksioma dan teorema-teorema dalam Aljabar Boolean.
(A1) X = 0 if X ≠ 1 (A1’) X = 1 if X ≠ 0
(A3) 0 . 0 = 0 (A3’) 1 . 1 = 1
(A4) 1 . 1 = 1 (A4’) 0 . 0 = 0
(A5) 0 . 1 = 1 . 0 = 0 (A5’) 1 + 0 = 0 + 1 = 1
(T11) X . Y + X’ . Z + Y . Z = X . Y + X’ . Z
= X’ . Y’ . Z’ + X’ . Y . Z + X . Y’ . Z’ + X . Y . Z’ + X . Y . Z
Fungsi tersebut direpresentasikan dengan tabel kebenaran:
Row X Y Z F
0 0 0 0 1
1 0 0 1 0
2 0 1 0 0
3 0 1 1 1
4 1 0 0 1
5 1 0 1 0
6 1 1 0 1
7 1 1 1 1
F = Σ X,Y,Z (0, 3, 4, 6, 7)
= X’ . Y’ . Z’ + X’ . Y . Z + X . Y’ . Z’ + X . Y . Z’ + X . Y . Z
Row X Y Z F
0 0 0 0 1
1 0 0 1 0
2 0 1 0 0
3 0 1 1 1
4 1 0 0 1
5 1 0 1 0
6 1 1 0 1
7 1 1 1 1
F = π X,Y,Z (1,2,5)
2. Sederhanakan fungsi berikut ini menjadi bentuk yang paling sederhana dengan
teorema-teorema dan aksioma-aksioma yang ada (tuliskan teorema/aksioma
yang digunakan)
a. xy + xy’ + xyz’ + z’
b. AB’C + A’B + AB’C + B + BC
c. xy’z + (w+x’.w+y)+w’xy+w’+xyz
d. (x+y’+z . x + y + z)’ +xy + x
e. (w’x’)’ + xy’z + wx’yz + w’z + z’
1. Tabel Kebenaran
a. DeMorgan untuk tiga variabel
(X . Y + Z)’ = (X’ + Y’) . Z’
1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0
1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0
1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0
1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1
0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0
0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1
0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0
0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1
Berdasarkan tabel di atas, kebenaran dari hukum DeMorgan untuk tiga variabel
terbukti benar (dapat dilihat pada kolom berwarna kuning).
Berdasarkan tabel di atas, kebenaran dari hukum distributif (+) terbukti benar (dapat
dilihat pada kolom berwarna hijau).
X+Y.Z
X Y Z X+Y X+Z (X + Y) . (X + Z) Y+Z
1
1 1 1 1 1 1 1
1
1 1 0 1 1 1 0
1
1 0 1 1 1 1 0
1
1 0 0 1 1 1 0
1
0 1 1 1 1 1 1
0
0 1 0 1 0 0 0
0
0 0 1 0 1 0 0
0
0 0 0 0 0 0 0
Berdasarkan tabel di atas, kebenaran dari hukum distributif (.) terbukti benar (dapat
dilihat pada kolom berwarna merah).
2. Penyederhanaan Fungsi dengan Teorema dan Aksioma
a. xy + xy’ + xyz’ + z’
= x(y+y’) + xyz’+z’ (complements)
= x+xyz’+z’ (complements)
= x(yz’+z’) (covering)
= x(z’(1+y)) (null elements)
= x(z’(1)) (null elements)
= xz’ (complements)
c. xy’z + (w+x’.w+y)+w’xy+w’+xyz
= wy’z + w’x + w’y’ + w’xy + w’ + xyz (DeMorgan’s Theorema)
= xz (y + y’) + w’x + w’y’ +w’xy + w’ (complements)
= xz + w’x + w’y’ + w’xy + w’ (complements)
= xz + w’x + w’ (1 + y’) + w’xy (null elements)
= xz + w’x + w’ + w’xy (null elements)
= xz + w’(1+x) + w’xy (null elements)
= xz + w’ + w’xy (null elements)
d. (x + y’ + z . x + y + z)’ + xy + x
= x’yz’ + x’y’z’ + xy + x (DeMorgan’s Theorema)
= x’z’(y + y’) + xy + x (complements)
= x’z’ + xy + x (complements)
= x’z’ + x (y + 1) (null elements)
= x’z’ + x (null elements)
= (x’ + x) (x + z’) (distributivity)
= 1 (x + z’) (distributivity)
= x + z’ (distributivity)
3. Penyederhanaan Fungsi
A1 = wxy + w’y +w’xy + x
= xy (w+w’) + w’y+ x
= xy + w’y + x
= x (y+1) +w’y
= x + w’y
B1 = (wx)’ + w’x’+y’z + w’yz’
= w’ + x’ +w’x’ + (y’z + w’yz’)
= w’ + x’ (1 + w’) + y’z + w’yz’
= w’ + x’ + y’z + w’yz’
b. F = wxy’ + wz
= wxy’ + wxz + wx’z
= wxy’z + wxy’z’ + wxyz + wxy’z + wx’yz + wx’y’z
= m13 + m12 + m15 + m13 + m11 + m9
= wx’y’z + wx’yz + wxy’z’ + wxy’z + wxyz
= m9 + m11 + m12 + m13 + m15
= Σ (9, 11, 12, 13, 15)
Penutup
Kesimpulan
Dengan mencapainya akhir dari laporan praktikum Sistem Digital,dapat
disimpulkan bahwa aljabar Boolean adalah suatu himpunan unsur dan aturan-aturan
untuk menentukan logika digital yang dapat digunakan untuk menyderhanakan
logika kompleks menjadi logika yang lebih sederhana dengan menggunakan
aksioma-aksioma dan teorema-aksioma yang ada di dalam aljabar boolean, serta
jika dikaitkan dengan system digital aljabar Boolean dapat digunakan untuk
menyederhanakan logika dari sebuah rangkaian yang tujuaanya untuk
meningkatkan efesiensi dan juga kecepatan dari sebuah rangkaian.