Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN PERSARAFAN

DENGAN MASALAH STRUKE

A. DEFINISI
Pengertian stroke adalah gangguan sirkulasi serebral yang disebabkan oleh
sumbatan atau penyempitan pembuluh darah oleh karena emboli, trombosis atau
perdarahan serebral sehingga terjadi penurunan aliran darah ke otak yang timbulnya
secara mendadak. Stroke atau cedera serebrovaskuler (CVA) adalah kehilangan
fungsiotak yang diakibatkan oleh terhentinya suplay darah kebagian otak, adalah
kulminasi penyakit serebrovaskuler selama beberapa tahun.
Otak yang seharusnya mendapat pasokan oksigen dan zat makanan
menjadi terganggu. Kekurangan pasokan oksigen ke otak akan memunculkan kematian
sel saraf (neuron). Gangguan fungsiotak ini akan memunculkan gejala stroke.
Stroke iskemik merupakan proses terjadinya iskemia akibat emboli dan trombosis
serebral biasanya terjadi setelah lama beristirahat, baru bangun tidur
atau di pagi hari dan tidak terjadi perdarahan. namun terjadi iskemia yang menimbulkan
hipoksia dan selanjutnya dapat timbul edema sekunder.
Stroke hemoragik adalah kondisi pecahnya salah satu arteri dalam otak yang
memicu perdarahan di sekitar organ tersebut sehingga aliran darah pada sebagian otak
berkurang atau terputus. Tanpa pasokan oksigen yang dibawa sel darah, sel otak dapat
cepat mati sehingga fungsi otak dapat terganggu secara permanen.

B. ANATOMI
Rata-rata otak manusia dewasa terdiri dari 2% berat badan tubuh, dengan kisaran
1, 2 - 1,4 kg. Otak merupakan organ yang sangat vital, dan sangat penting untuk
kehidupan dan fungsi tubuh kita. Oleh karena itu, otak mengkonsumsi jumlah besar dari
volume darah yang beredar. Seperenam dari semua keluaran jantung melewati otak dalam
satu waktu, dan sekitar seperlima dari seluruh oksigen tubuh digunakan oleh otak ketika
sedang beristirahat.
a. Saraf pusat : Medula Spinalis
 Otak besar
 Otak kecil
b. Batang otak : Susunan saraf perifer
 Susunan saraf somatic : Susunan saraf yangmempunyai peranan spesifik untukmengatur
aktivitas otot sadar atau seratlintang.
c. Susunan saraf otonom
 Susunan saraf yang mempunyai peranan penting memengaruhi pekerjaan ototinvolunter
(otot polos) seperti jantung, hati, pancreas, jalan pencernaan, kelenjar dan lain-lain.
 Susunan saraf simpatis 
 Susunan saraf parasimpatis

C. ETIOLOGI
1. Faktor yg tidak dapat dirubah
Jenis kelamin : pria lebih sering ditemukan menderita stroke disbanding Wanita
Usia : makin tinggi usia makin tinggi pula resiko terkena stroke
Keturunan : Adanya riwayat keluarga yang terkena stroke.
2. Faktor yang dapat dirubah : Hipertensi, Penyakit jantung, Kolestrol tinggi, Obesitas
3. Kebiasaan Hidup : Merokok, Peminum alcohol, Obat-obatan terlarang
Aktivitas yang tidak sehat : kurang olahraga, makanan berkolestrol

D. PATOFISIOLOGI
Otak sangat tergantung kepada oksigen, bila terjadi anoksia seperti yang terjadi
pada stroke di otak mengalami perubahan metabolik, kematian sel dan kerusakan
permanen yang terjadi dalam 3 sampai dengan 10 menit (non aktif total). Pembuluh darah
yang paling sering terkena ialah arteri serebral dan arteri karotis Interna.
Adanya gangguan peredaran darah otak dapat menimbulkan jejas atau cedera
pada otak melalui empat mekanisme, yaitu :
1. Penebalan dinding arteri serebral yang menimbulkan penyempitan sehingga aliran darah
dan suplainya ke sebagian otak tidak adekuat, selanjutnya akan mengakibatkan
perubahan-perubahan iskemik otak.
2. Pecahnya dinding arteri serebral akan menyebabkan bocornya darah ke kejaringan
(hemorrhage).
3. Pembesaran sebuah atau sekelompok pembuluh darah yang menekan jaringan otak.
4. Edema serebri yang merupakan pengumpulan cairan di ruang interstitial jaringan otak.

E. KLASIFIKASI
Stroke dibagi menjadi dua jenis yaitu : stroke iskemik dan stroke hemoragik.
1. Stroke iskemik (non hemoragik) yaitu tersumbatnya pembuluh darah yang
menyebapkan aliran darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti. 80% stroke
adalah stroke iskemik.
 Stroke iskemik ini dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
1. Stroke trombotik : proses terbentuknya thrombus yang membuat penggumpalan.
2. Stroke Embolik : Tetutupnya pembuluh darah arteri oleh bekuan darah
3. Hipoperfusion sistemik : Berkuranganya aliran darah ke seluruh bagian tubuh karena
adanya gangguan denyut jantung.
2. Stroke hemoragik adalah stroke yang disebapkan oleh pecahnya pembuluh darah otak.
Hampir 70% kasus ada 2 jenis, yaitu :
1. Hemoragik intraserebral : pendarahan yang terjadi didalam jaringan otak
2. Hemoragik Subaraknoid : Pendarahan yang terjadi pada ruang subaraknoid (ruang sempit
anatara permukaan otak dan lapisan jaringan yang menutupi otak)

F. MANIFESTASI KLINIS
a) Tiba-tiba mengalami kelemahan atau kelumpuhan separo badan
b) Tiba-tiba hilang rasa peka
c) Gangguan bicara dan bahasa
d) Gangguan Penglihatan
e) Mulut mencong atau tidak simetris ketika menyeringai
f) Gangguan daya ingat
g) Nyeri kepala hebat
h) Vertigo
i) Kesadaran menurun
j) Proses kencing terganggu
k) Gangguan fungsi otak

G. KOMPLIKASI
a) Dini (0-48 jam pertama) : Edema serebri. Defisit neurologis cenderung memberat, dapat
mengakibatkan peningkatan TIK, herniasi, dan akhirnya menimbulkan kematian.
b) Jangka pendek (1-14 hari)
Pneumonia akibat immobilisasi lama
Infark miokard
Emboli paru
Jangka Panjang (>14 hari)
Stroke rekuren (dapat terjadi setiap saat)
Infark miokard
Gangguan vaskuler lain : penyakit vaskuler perifer
Pathway
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Angio serebri : Membantu menentukan peyebap dari stroke secara spesifik seperti
pendarahan arteriovena atau adanya rupture dan untuk mencari perdarahan seperi aneurisma
atau malformasi vaskuler
2. Lumbal pungsi : Menunjukkan adanya tekanan normal dan biasanya ada thrombosis, emboli
serebral, dan TIA (Transient Ischaemia Attack) atau serangan iskemia otak sepintas.
Tekanan meningkat dan cairan yang mengandung darah menunjukkan adanya hemoragik
subarakhnoid atau perdarahan intra kranial. Kadar protein total meningkat pada kasus
thrombosis sehubungan dengan adanya proses inflamasi.
3. CT-Scan : Memperhatikan adanya edema, hematoma, iskemia, dan adanya infark
4. Electroencephalography (EEG) : Mengidentifikasi penyakit didasarkan pada gelombang
otak dan mungkin memperlihatkan daerah lesi yang spesifik.
5. Magnetic imaging resonance (MRI) : Menunjukkan daerah yang mengalami infark,
hemoragik, dan malformasi arteriovena
6. Doppler : Untuk mengidentifikasi adanya penyakit arteriovena (masalah system karotis)

I. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan Medis
Diuretik untuk menurunkan edema serebral yang mencapai tingkat maksimum 3 sampai 5
hari setelah infark serebral.
Antikoagulan untuk mencegah terjadinya thrombosis atau embolisasi dari tempat lain dalam
sistem kardiovaskuler.
Antitrombosit karena trombosit memainkan peran sangat penting dalam pembentukan
thrombus dan embolisasi.
2. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Pemasangan jalur intravena dengan cairan normal salin 0,9% dengan kecepatan 20
ml/jam. Cairan hipotonis seperti dekstrosa 5% sebaiknya tidak digunakan karena dapat
memperhebat edema serebri.
b. Pemberian oksigen melalui nasal kanul.
c. Jangan memberikan apapun melalui mulut.
d. Pemeriksaan EKG
e. Pemeriksaan rontgen toraks.
f. Pemeriksaan darah: Darah perifer lengkap dan hitung trombosit, Kimia darah (glukosa,
ureum, kreatinin dan elektrolit), PT (Prothrombin Time)/PTT (Partial Thromboplastin
time).
 Jika ada indikasi lakukan pemeriksaan berikut:
a. Kadar alcohol
b. Fungsi hepar
c. Analisa gas darah
d. Skrining toksikologi
ASUHAN KEPERAWATAN

 PENGKAJIAN
1. Aktivitas/ Istirahat.
Gejala : merasa kesulitan untuk melakukan aktivitas karena kelemahan, kehilangan
sensasi atau paralisis (hemiplegia), merasa mudah lelah, susah untuk beristirahat (nyeri/
kejang otot).
Tanda : gangguan tonus otot, paralitik (hemiplegia), dan terjadi kelemahan umum,
gangguan penglihatan, gangguan tingkat kesadaran.
2. Sirkulasi
Gejala : adanya penyakit jantung, polisitemia, riwayat hipotensi postural.
Tanda : hipertensi arterial sehubungan dengan adanya embolisme/ malformasi vaskuler,
frekuensi nadi bervariasi, dan disritmia.
3. Integritas Ego
Gejala : perasaan tidak berdaya, perasaan putus asa
Tanda : emosi yang labil dan ketidaksiapan untuk marah, sedih, dan gembira, kesulitan
untuk mengekspresikan diri
4. Eliminasi
Gejala : perubahan pola berkemih
Tanda : distensi abdomen dan kandung kemih, bising usus negatif.
5. Makanan/ Cairan
Gejala : nafsu makan hilang, mual muntah selama fase akut, kehilangan sensasipada
lidah, dan tenggorokan, disfagia, adanya riwayat diabetes, peningkatan lemak dalam
darah.
Tanda : kesulitan menelan, obesitas.
6. Neurosensori
gejala : sakit kepala, kelemahan/ kesemutan, hilangnya rangsang sensorik kontralateral
pada ekstremitas, penglihatan menurun, gangguan rasa pengecapan dan penciuman.
Tanda : status mental/ tingkat kesadaran biasanya terjadi koma pada tahap awal
hemoragis, gangguan fungsi kognitif, pada wajah terjadi paralisis, afasia, ukuran/ reaksi
pupil tidak sama, kekakuan, kejang.
7. Kenyamanan / Nyeri
Gejala : sakit kepala dengan intensitas yang berbeda-beda
Tanda : tingkah laku yang tidak stabil, gelisah, ketegangan pada otot
8. Pernapasan
Gejala : merokok
Tanda : ketidakmampuan menelan/ batuk/ hambatan jalan nafas, timbulnya pernafasan
sulit, suara nafas terdengar ronchi.

9. Keamanan
Tanda : masalah dengan penglihatan, perubahan sensori persepsi terhadap orientasi
tempat tubuh, tidak mampu mengenal objek, gangguan berespons terhadap panas dan
dingin, kesulitan dalam menelan, gangguan dalam memutuskan.
10. Interaksi Sosial
Tanda : masalah bicara, ketidakmampuan untuk berkomunikasi,
Penyuluhan/ Pembelajaran
Gejala : adanya riwayat hipertensi pada keluarga, stroke, pemakaian kontrasepsi oral,
kecanduan alcohol

 DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan Perfusi jaringan serebral berhubungan dengan aliran darah ke otak
terhambat.
2. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan penurunan sirkulasi ke otak
3. Defisit perawatan diri: makan, mandi, berpakaian, toileting berhubungan kerusakan
neurovaskuler.
4. Kerusakan mobilitas fisik  berhubungan dengan kerusakan neurovaskuler.
5. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan kesadaran.
6. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan immobilisasi fisik
7. Resiko Aspirasi berhubungan dengan  penurunan kesadaran
8. Resiko injuri berhubungan dengan penurunan kesadaran

 RENCANA KEPERAWATAN

No Diagnosa Tujuan (NOC) Intervensi


Keperawatan (NIC)

1. Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan NIC :


Perfusi jaringan keperawatan selama 3 x 24
serebral  b.d aliran jam, diharapkan suplai aliran Intrakranial Pressure (ICP) Monitoring (Monitor
darah ke otak darah keotak lancar dengan tekanan intrakranial)
terhambat. kriteria hasil: v  Berikan informasi kepada keluarga
NOC : v  Set alarm
Circulation status v  Monitor tekanan perfusi serebral
Tissue Prefusion : cerebral v  Catat respon pasien terhadap stimuli
Kriteria Hasil : v  Monitor tekanan intrakranial pasien dan respon
1.      mendemonstrasikan
status sirkulasi yang ditandai neurology terhadap aktivitas
dengan :
v  Monitor jumlah drainage cairan serebrospinal
v  Tekanan systole
dandiastole dalam rentang v  Monitor intake dan output cairan
yang diharapkan v  Restrain pasien jika perlu
v  Tidak ada v  Monitor suhu dan angka WBC
ortostatikhipertensi
v  Kolaborasi pemberian antibiotik
v  Tidk ada tanda tanda
peningkatan tekanan v  Posisikan pasien pada posisi semifowler
intrakranial (tidak lebih dari
v  Minimalkan stimuli dari lingkungan
15 mmHg)
Terapi oksigen
2.      mendemonstrasikan
kemampuan kognitif yang 1.    Bersihkan jalan nafas dari sekret
ditandai dengan:
2.    Pertahankan jalan nafas tetap efektif
v  berkomunikasi dengan
jelas dan sesuai dengan 3.    Berikan oksigen sesuai intruksi
kemampuan
4.    Monitor aliran oksigen, kanul oksigen dan sistem
v  menunjukkan perhatian, humidifier
konsentrasi dan orientasi
5.    Beri penjelasan kepada klien tentang pentingnya
v  memproses informasi pemberian oksigen

v  membuat keputusan 6.    Observasi tanda-tanda hipo-ventilasi


dengan benar
7.    Monitor respon klien terhadap pemberian oksigen
3.      menunjukkan fungsi
8.    Anjurkan klien untuk tetap memakai oksigen
sensori motori cranial yang
selama aktifitas dan tidur
utuh : tingkat kesadaran
mambaik, tidak ada gerakan
gerakan involunter

2 Kerusakan Setelah dilakukan tindakan 1.      Libatkan keluarga untuk membantu memahami /


komunikasi verbal b.d keperawatan selama  3 x 24 memahamkan informasi dari / ke klien
penurunan sirkulasi jam, diharapkan klien mampu
ke otak untuk berkomunikasi lagi 2.      Dengarkan setiap ucapan klien dengan penuh
dengan kriteria hasil: perhatian

-          dapat menjawab 3.      Gunakan kata-kata sederhana dan pendek dalam


pertanyaan yang diajukan
perawat komunikasi dengan klien

-          dapat mengerti dan 4.      Dorong klien untuk mengulang kata-kata


memahami pesan-pesan
melalui gambar 5.      Berikan arahan / perintah yang sederhana setiap
interaksi dengan klien
-          dapat
mengekspresikan perasaannya 6.      Programkan speech-language teraphy
secara verbal maupun 7.      Lakukan speech-language teraphy setiap interaksi
nonverbal dengan klien

3 Defisit perawatan Setelah dilakukan tindakan NIC :


diri; keperawatan selama 3x 24
mandi,berpakaian, jam, diharapkan kebutuhan Self Care assistance : ADLs
makan, toileting mandiri klien terpenuhi, §  Monitor kemempuan klien untuk perawatan diri
b.d kerusakan dengan kriteria hasil: yang mandiri.
neurovaskuler
NOC : §  Monitor kebutuhan klien untuk alat-alat bantu untuk
v  Self care : Activity of Daily kebersihan diri, berpakaian, berhias, toileting dan
Living (ADLs) makan.

Kriteria Hasil : §  Sediakan bantuan sampai klien mampu secara utuh


untuk melakukan self-care.
v  Klien terbebas dari bau
badan §  Dorong klien untuk melakukan aktivitas sehari-hari
yang normal sesuai kemampuan yang dimiliki.
v  Menyatakan kenyamanan
terhadap kemampuan untuk §  Dorong untuk melakukan secara mandiri, tapi beri
melakukan ADLs bantuan ketika klien tidak mampu melakukannya.

v  Dapat melakukan ADLS §  Ajarkan klien/ keluarga untuk mendorong


dengan bantuan kemandirian, untuk memberikan bantuan hanya jika
pasien tidak mampu untuk melakukannya.
-           
§  Berikan aktivitas rutin sehari- hari sesuai
kemampuan.

§  Pertimbangkan usia klien jika mendorong


pelaksanaan aktivitas sehari-hari. 

4 Kerusakan mobilitas Setelah dilakukan tindakan NIC :


fisik b.d kerusakan keperawatan selama 3x24
neurovaskuler jam, diharapkan klien dapat Exercise therapy : ambulation
melakukan pergerakan fisik §  Monitoring vital sign sebelm/sesudah latihan dan
dengan kriteria hasil : lihat respon pasien saat latihan

v  Joint Movement : Active §  Konsultasikan dengan terapi fisik tentang rencana


ambulasi sesuai dengan kebutuhan
v  Mobility Level
§  Bantu klien untuk menggunakan tongkat saat
v  Self care : ADLs berjalan dan cegah terhadap cedera
v  Transfer performance §  Ajarkan pasien atau tenaga kesehatan lain tentang
Kriteria Hasil : teknik ambulasi

v  Klien meningkat dalam §  Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi


aktivitas fisik §  Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADLs
v  Mengerti tujuan dari secara mandiri sesuai kemampuan
peningkatan mobilitas §  Dampingi dan Bantu pasien saat mobilisasi dan
v  Memverbalisasikan bantu penuhi kebutuhan ADLs ps.
perasaan dalam meningkatkan §  Berikan alat Bantu jika klien memerlukan.
kekuatan dan kemampuan
berpindah 1        Ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan
berikan bantuan jika diperlukan
v  Memperagakan
penggunaan alat Bantu untuk
mobilisasi (walker)

5 Pola nafas tidak Setelah dilakukan tindakan NIC :


efektif berhubungan perawatan selama 3 x 24 jam,
dengan penurunan diharapkan pola nafas pasien Airway Management
kesadaran efektif dengan kriteria hasil : ·         Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau
- Menujukkan jalan nafas jaw thrust bila perlu
paten ( tidak merasa tercekik, ·         Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
irama nafas normal, frekuensi
nafas normal,tidak ada suara ·         Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat
nafas tambahan jalan nafas buatan

- NOC : ·         Pasang mayo bila perlu

v  Respiratory status : ·         Lakukan fisioterapi dada jika perlu


Ventilation
·         Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
v  Respiratory status : Airway
·         Auskultasi suara nafas, catat adanya suara
patency
tambahan
v  Vital sign Status ·         Lakukan suction pada mayo

Kriteria Hasil : ·         Berikan bronkodilator bila perlu

v  Mendemonstrasikan batuk ·         Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl


efektif dan suara nafas yang Lembab
bersih, tidak ada sianosis dan
dyspneu (mampu ·         Atur intake untuk cairan mengoptimalkan
mengeluarkan sputum, keseimbangan.
mampu bernafas dengan ·         Monitor respirasi dan status O2
mudah, tidak ada pursed lips)

v  Menunjukkan jalan nafas


yang paten (klien tidak Oxygen Therapy
merasa tercekik, irama nafas,
v  Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea
frekuensi pernafasan dalam
rentang normal, tidak ada v  Pertahankan jalan nafas yang paten
suara nafas abnormal)
v  Atur peralatan oksigenasi
Tanda Tanda vital dalam
rentang normal (tekanan v  Monitor aliran oksigen
darah, nadi, pernafasan
v  Pertahankan posisi pasien

v  Onservasi adanya tanda tanda hipoventilasi

v  Monitor adanya kecemasan pasien terhadap


oksigenasi

6 Resiko kerusakan Setelah dilakukan tindakan NIC : Pressure Management


integritas kulit b.d perawatan selama 3 x 24 jam,
immobilisasi fisik diharapkan pasien mampu §  Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang
mengetahui dan  mengontrol longgar
resiko dengan kriteria hasil : §  Hindari kerutan padaa tempat tidur
NOC : Tissue Integrity : Skin §  Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
and Mucous Membranes
§  Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua
Kriteria Hasil : jam sekali
v  Integritas kulit yang baik §  Monitor kulit akan adanya kemerahan
bisa dipertahankan (sensasi,
elastisitas, temperatur, §  Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada derah
hidrasi, pigmentasi) yang tertekan
v  Tidak ada luka/lesi pada §  Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
kulit
§  Monitor status nutrisi pasien
v  Perfusi jaringan baik
-          Memandikan pasien dengan sabun dan air
v  Menunjukkan pemahaman hangat
dalam proses perbaikan kulit
dan mencegah terjadinya
sedera berulang

v  Mampu melindungi kulit


dan mempertahankan
kelembaban kulit dan
perawatan alami

7 Resiko Aspirasi Setelah dilakukan tindakan NIC:


berhubungan dengan perawatan selama 3 x 24 jam,
penurunan tingkat diharapkan tidak terjadi Aspiration precaution
kesadaran aspirasi pada pasien dengan v  Monitor tingkat kesadaran, reflek batuk dan
kriteria hasil : kemampuan menelan
NOC : v  Monitor status paru
v  Respiratory Status : v  Pelihara jalan nafas
Ventilation
v  Lakukan suction jika diperlukan
v  Aspiration control
v  Cek nasogastrik sebelum makan
v  Swallowing Status
v  Hindari makan kalau residu masih banyak
Kriteria Hasil :
v  Potong makanan kecil kecil
v  Klien dapat bernafas
dengan mudah, tidak irama, v  Haluskan obat sebelumpemberian
frekuensi pernafasan normal
v  Naikkan kepala 30-45 derajat setelah makan
v  Pasien mampu menelan,
mengunyah tanpa terjadi
aspirasi, dan
mampumelakukan oral
hygiene

Jalan nafas paten, mudah


bernafas, tidak merasa
tercekik dan tidak ada suara
nafas abnormal

8 Resiko Injury Setelah dilakukan tindakan NIC : Environment Management (Manajemen


berhubungan dengan perawatan selama 3 x 24 jam, lingkungan)
penurunan tingkat diharapkan tidak terjadi
kesadaran trauma pada pasien dengan §  Sediakan lingkungan yang aman untuk pasien
kriteria hasil: §  Identifikasi kebutuhan keamanan pasien, sesuai
NOC : Risk Kontrol dengan kondisi fisik dan fungsi kognitif  pasien dan
riwayat penyakit terdahulu pasien
Kriteria Hasil :
§  Menghindarkan lingkungan yang berbahaya
v Klien terbebas dari cedera (misalnya memindahkan perabotan)

v Klien mampu menjelaskan §  Memasang side rail tempat tidur


cara/metode untukmencegah
injury/cedera §  Menyediakan tempat tidur yang nyaman dan bersih

v Klien mampu menjelaskan §  Menempatkan saklar lampu ditempat yang mudah


factor resiko dari dijangkau pasien.
lingkungan/perilaku personal §  Membatasi pengunjung
v Mampumemodifikasi gaya §  Memberikan penerangan yang cukup
hidup untukmencegah injury
§  Menganjurkan keluarga untuk menemani pasien.
v Menggunakan fasilitas
kesehatan yang ada §  Mengontrol lingkungan dari kebisingan

-          Mampu mengenali §  Memindahkan barang-barang yang dapat


perubahan status kesehatan membahayakan

§  Berikan penjelasan pada pasien dan keluarga atau


pengunjung adanya perubahan status kesehatan dan
penyebab penyakit.

Anda mungkin juga menyukai