A. DEFINISI
Pengertian stroke adalah gangguan sirkulasi serebral yang disebabkan oleh
sumbatan atau penyempitan pembuluh darah oleh karena emboli, trombosis atau
perdarahan serebral sehingga terjadi penurunan aliran darah ke otak yang timbulnya
secara mendadak. Stroke atau cedera serebrovaskuler (CVA) adalah kehilangan
fungsiotak yang diakibatkan oleh terhentinya suplay darah kebagian otak, adalah
kulminasi penyakit serebrovaskuler selama beberapa tahun.
Otak yang seharusnya mendapat pasokan oksigen dan zat makanan
menjadi terganggu. Kekurangan pasokan oksigen ke otak akan memunculkan kematian
sel saraf (neuron). Gangguan fungsiotak ini akan memunculkan gejala stroke.
Stroke iskemik merupakan proses terjadinya iskemia akibat emboli dan trombosis
serebral biasanya terjadi setelah lama beristirahat, baru bangun tidur
atau di pagi hari dan tidak terjadi perdarahan. namun terjadi iskemia yang menimbulkan
hipoksia dan selanjutnya dapat timbul edema sekunder.
Stroke hemoragik adalah kondisi pecahnya salah satu arteri dalam otak yang
memicu perdarahan di sekitar organ tersebut sehingga aliran darah pada sebagian otak
berkurang atau terputus. Tanpa pasokan oksigen yang dibawa sel darah, sel otak dapat
cepat mati sehingga fungsi otak dapat terganggu secara permanen.
B. ANATOMI
Rata-rata otak manusia dewasa terdiri dari 2% berat badan tubuh, dengan kisaran
1, 2 - 1,4 kg. Otak merupakan organ yang sangat vital, dan sangat penting untuk
kehidupan dan fungsi tubuh kita. Oleh karena itu, otak mengkonsumsi jumlah besar dari
volume darah yang beredar. Seperenam dari semua keluaran jantung melewati otak dalam
satu waktu, dan sekitar seperlima dari seluruh oksigen tubuh digunakan oleh otak ketika
sedang beristirahat.
a. Saraf pusat : Medula Spinalis
Otak besar
Otak kecil
b. Batang otak : Susunan saraf perifer
Susunan saraf somatic : Susunan saraf yangmempunyai peranan spesifik untukmengatur
aktivitas otot sadar atau seratlintang.
c. Susunan saraf otonom
Susunan saraf yang mempunyai peranan penting memengaruhi pekerjaan ototinvolunter
(otot polos) seperti jantung, hati, pancreas, jalan pencernaan, kelenjar dan lain-lain.
Susunan saraf simpatis
Susunan saraf parasimpatis
C. ETIOLOGI
1. Faktor yg tidak dapat dirubah
Jenis kelamin : pria lebih sering ditemukan menderita stroke disbanding Wanita
Usia : makin tinggi usia makin tinggi pula resiko terkena stroke
Keturunan : Adanya riwayat keluarga yang terkena stroke.
2. Faktor yang dapat dirubah : Hipertensi, Penyakit jantung, Kolestrol tinggi, Obesitas
3. Kebiasaan Hidup : Merokok, Peminum alcohol, Obat-obatan terlarang
Aktivitas yang tidak sehat : kurang olahraga, makanan berkolestrol
D. PATOFISIOLOGI
Otak sangat tergantung kepada oksigen, bila terjadi anoksia seperti yang terjadi
pada stroke di otak mengalami perubahan metabolik, kematian sel dan kerusakan
permanen yang terjadi dalam 3 sampai dengan 10 menit (non aktif total). Pembuluh darah
yang paling sering terkena ialah arteri serebral dan arteri karotis Interna.
Adanya gangguan peredaran darah otak dapat menimbulkan jejas atau cedera
pada otak melalui empat mekanisme, yaitu :
1. Penebalan dinding arteri serebral yang menimbulkan penyempitan sehingga aliran darah
dan suplainya ke sebagian otak tidak adekuat, selanjutnya akan mengakibatkan
perubahan-perubahan iskemik otak.
2. Pecahnya dinding arteri serebral akan menyebabkan bocornya darah ke kejaringan
(hemorrhage).
3. Pembesaran sebuah atau sekelompok pembuluh darah yang menekan jaringan otak.
4. Edema serebri yang merupakan pengumpulan cairan di ruang interstitial jaringan otak.
E. KLASIFIKASI
Stroke dibagi menjadi dua jenis yaitu : stroke iskemik dan stroke hemoragik.
1. Stroke iskemik (non hemoragik) yaitu tersumbatnya pembuluh darah yang
menyebapkan aliran darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti. 80% stroke
adalah stroke iskemik.
Stroke iskemik ini dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
1. Stroke trombotik : proses terbentuknya thrombus yang membuat penggumpalan.
2. Stroke Embolik : Tetutupnya pembuluh darah arteri oleh bekuan darah
3. Hipoperfusion sistemik : Berkuranganya aliran darah ke seluruh bagian tubuh karena
adanya gangguan denyut jantung.
2. Stroke hemoragik adalah stroke yang disebapkan oleh pecahnya pembuluh darah otak.
Hampir 70% kasus ada 2 jenis, yaitu :
1. Hemoragik intraserebral : pendarahan yang terjadi didalam jaringan otak
2. Hemoragik Subaraknoid : Pendarahan yang terjadi pada ruang subaraknoid (ruang sempit
anatara permukaan otak dan lapisan jaringan yang menutupi otak)
F. MANIFESTASI KLINIS
a) Tiba-tiba mengalami kelemahan atau kelumpuhan separo badan
b) Tiba-tiba hilang rasa peka
c) Gangguan bicara dan bahasa
d) Gangguan Penglihatan
e) Mulut mencong atau tidak simetris ketika menyeringai
f) Gangguan daya ingat
g) Nyeri kepala hebat
h) Vertigo
i) Kesadaran menurun
j) Proses kencing terganggu
k) Gangguan fungsi otak
G. KOMPLIKASI
a) Dini (0-48 jam pertama) : Edema serebri. Defisit neurologis cenderung memberat, dapat
mengakibatkan peningkatan TIK, herniasi, dan akhirnya menimbulkan kematian.
b) Jangka pendek (1-14 hari)
Pneumonia akibat immobilisasi lama
Infark miokard
Emboli paru
Jangka Panjang (>14 hari)
Stroke rekuren (dapat terjadi setiap saat)
Infark miokard
Gangguan vaskuler lain : penyakit vaskuler perifer
Pathway
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Angio serebri : Membantu menentukan peyebap dari stroke secara spesifik seperti
pendarahan arteriovena atau adanya rupture dan untuk mencari perdarahan seperi aneurisma
atau malformasi vaskuler
2. Lumbal pungsi : Menunjukkan adanya tekanan normal dan biasanya ada thrombosis, emboli
serebral, dan TIA (Transient Ischaemia Attack) atau serangan iskemia otak sepintas.
Tekanan meningkat dan cairan yang mengandung darah menunjukkan adanya hemoragik
subarakhnoid atau perdarahan intra kranial. Kadar protein total meningkat pada kasus
thrombosis sehubungan dengan adanya proses inflamasi.
3. CT-Scan : Memperhatikan adanya edema, hematoma, iskemia, dan adanya infark
4. Electroencephalography (EEG) : Mengidentifikasi penyakit didasarkan pada gelombang
otak dan mungkin memperlihatkan daerah lesi yang spesifik.
5. Magnetic imaging resonance (MRI) : Menunjukkan daerah yang mengalami infark,
hemoragik, dan malformasi arteriovena
6. Doppler : Untuk mengidentifikasi adanya penyakit arteriovena (masalah system karotis)
I. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan Medis
Diuretik untuk menurunkan edema serebral yang mencapai tingkat maksimum 3 sampai 5
hari setelah infark serebral.
Antikoagulan untuk mencegah terjadinya thrombosis atau embolisasi dari tempat lain dalam
sistem kardiovaskuler.
Antitrombosit karena trombosit memainkan peran sangat penting dalam pembentukan
thrombus dan embolisasi.
2. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Pemasangan jalur intravena dengan cairan normal salin 0,9% dengan kecepatan 20
ml/jam. Cairan hipotonis seperti dekstrosa 5% sebaiknya tidak digunakan karena dapat
memperhebat edema serebri.
b. Pemberian oksigen melalui nasal kanul.
c. Jangan memberikan apapun melalui mulut.
d. Pemeriksaan EKG
e. Pemeriksaan rontgen toraks.
f. Pemeriksaan darah: Darah perifer lengkap dan hitung trombosit, Kimia darah (glukosa,
ureum, kreatinin dan elektrolit), PT (Prothrombin Time)/PTT (Partial Thromboplastin
time).
Jika ada indikasi lakukan pemeriksaan berikut:
a. Kadar alcohol
b. Fungsi hepar
c. Analisa gas darah
d. Skrining toksikologi
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
1. Aktivitas/ Istirahat.
Gejala : merasa kesulitan untuk melakukan aktivitas karena kelemahan, kehilangan
sensasi atau paralisis (hemiplegia), merasa mudah lelah, susah untuk beristirahat (nyeri/
kejang otot).
Tanda : gangguan tonus otot, paralitik (hemiplegia), dan terjadi kelemahan umum,
gangguan penglihatan, gangguan tingkat kesadaran.
2. Sirkulasi
Gejala : adanya penyakit jantung, polisitemia, riwayat hipotensi postural.
Tanda : hipertensi arterial sehubungan dengan adanya embolisme/ malformasi vaskuler,
frekuensi nadi bervariasi, dan disritmia.
3. Integritas Ego
Gejala : perasaan tidak berdaya, perasaan putus asa
Tanda : emosi yang labil dan ketidaksiapan untuk marah, sedih, dan gembira, kesulitan
untuk mengekspresikan diri
4. Eliminasi
Gejala : perubahan pola berkemih
Tanda : distensi abdomen dan kandung kemih, bising usus negatif.
5. Makanan/ Cairan
Gejala : nafsu makan hilang, mual muntah selama fase akut, kehilangan sensasipada
lidah, dan tenggorokan, disfagia, adanya riwayat diabetes, peningkatan lemak dalam
darah.
Tanda : kesulitan menelan, obesitas.
6. Neurosensori
gejala : sakit kepala, kelemahan/ kesemutan, hilangnya rangsang sensorik kontralateral
pada ekstremitas, penglihatan menurun, gangguan rasa pengecapan dan penciuman.
Tanda : status mental/ tingkat kesadaran biasanya terjadi koma pada tahap awal
hemoragis, gangguan fungsi kognitif, pada wajah terjadi paralisis, afasia, ukuran/ reaksi
pupil tidak sama, kekakuan, kejang.
7. Kenyamanan / Nyeri
Gejala : sakit kepala dengan intensitas yang berbeda-beda
Tanda : tingkah laku yang tidak stabil, gelisah, ketegangan pada otot
8. Pernapasan
Gejala : merokok
Tanda : ketidakmampuan menelan/ batuk/ hambatan jalan nafas, timbulnya pernafasan
sulit, suara nafas terdengar ronchi.
9. Keamanan
Tanda : masalah dengan penglihatan, perubahan sensori persepsi terhadap orientasi
tempat tubuh, tidak mampu mengenal objek, gangguan berespons terhadap panas dan
dingin, kesulitan dalam menelan, gangguan dalam memutuskan.
10. Interaksi Sosial
Tanda : masalah bicara, ketidakmampuan untuk berkomunikasi,
Penyuluhan/ Pembelajaran
Gejala : adanya riwayat hipertensi pada keluarga, stroke, pemakaian kontrasepsi oral,
kecanduan alcohol
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan Perfusi jaringan serebral berhubungan dengan aliran darah ke otak
terhambat.
2. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan penurunan sirkulasi ke otak
3. Defisit perawatan diri: makan, mandi, berpakaian, toileting berhubungan kerusakan
neurovaskuler.
4. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neurovaskuler.
5. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan kesadaran.
6. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan immobilisasi fisik
7. Resiko Aspirasi berhubungan dengan penurunan kesadaran
8. Resiko injuri berhubungan dengan penurunan kesadaran
RENCANA KEPERAWATAN