Anda di halaman 1dari 29

STANDAR AKREDITASI BAB 4

PROGRAM PRIORITAS NASIONAL


(PPN)

Kasubdit Mutu dan Akreditasi Pelayanan Primer


dr. H.KM. Taufiq, MMR

Jakarta, 20 Juni 2019


7 DIMENSI meminimalisasi terjadinya kerugian (harm), cedera
dan kesalahan medis yang bisa dicegah
Optimalkan Sumberdaya yang MUTU kepada mereka yang menerima pelayanan
ada, tanpa pemborosan bahan

EFISIEN AMAN
menyediakan pelayanan menyediakan pelayanan yang seragam tanpa me

INTEGRASI
kesehatan yang berbasis bukti mbedakan jenis kelamin, suku, etnik,
kepada masyarakat tempat tinggal, agama, sosial ekonomi

EFEKTIF ADIL
mengurangi waktu tunggu dan ke menyediakan pelayanan yang sesuai
terlambatan pemberian dengan preferensi, kebutuhan dan nilai-ni
pelayanan kesehatan lai individu

TEPAT kMal
BERORIENTASI
WAKTU PASIEN
tingkat layanan kesehatan untuk individu dan masyarakat yang dapat meningkatkan keluaran (outcome) kesehatan yang optimal,
diberikan sesuai dengan standar pelayanan dan perkembangan ilmu pengetahuan terkini serta memperhatikan hak dan kewajiban pasien.
SASARAN POKOK PEMBANGUNAN KESEHATAN DALAM RPJMN
2015 -2019
(PERPRES NO 2 TAHUN 2015)

Meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan


anak
Meningkatnya pengendalian penyakit
Meningkatnya akses dan mutu pelayanan
kesehatan dasar dan rujukan terutama di
daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan
Meningkatnya cakupan pelayanan
kesehatan universal melalui Kartu
Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan
SJSN Kesehatan Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat
dan vaksin
Meningkatkan responsivitas sistem
kesehatan
Diakomodir
dalam standar BAB 4
akreditasi Program Prioritas
Edisi 1 Nasional (PPN)
BAB 4
PROGRAM PRIORITAS NASIONAL

STANDAR = 5

KRITERIA = 5

EP = 31
ALUR PELAKSANAAN PROGRAM

KEBIJAKAN

P P1
D PROGRAM
S
A
PENYEDIAAN SD

PENGGERAKAN & PELAKSANAAN P2

C
Q PENGAWASAN, PENGENDALIAN
I & PENILIAN
P3

PENCATATAN & PELAPORAN


PROGRAM PRIORITAS NASIONAL

4.1 PENURUNAN AKI DAN AKN

4.2..PROGRAM PENANGGULANGAN
BAB 4
TUBERKULOSIS
PROGRAM
PRIORITAS 4.3 PENCEGAHAN DAN PENURUNAN STUNTING
NASIONAL
(PPN) 4.4 PENINGKATAN CAKUPAN & MUTU IMUNISASI

4.5 PROGRAM PENANGGULANGAN PTM DAN


FAKTOR RESIKO
4.1 Penurunan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian neonatus (AKN).
Puskesmas memberikan pelayanan kesehatan ibu hamil, pelayanan kesehatan ibu bersalin,
pelayanan kesehatan masa sesudah melahirkan, pelayanan kesehatan bayi baru lahir beserta
pemantauan dan evaluasinya sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundangan.

• Puskesmas melaksanakan pelayanan


kesehatan ibu hamil, pelayanan kesehatan
ibu bersalin, pelayanan kesehatan masa
sesudah melahirkan, pelayanan kesehatan
4.1.1 bayi baru lahir
Penjelasan 4.1.1

• Pelayanan kesehatan ibu hamil, adalah setiap kegiatan • Pelayanan pada masa kehamilan meliputi pelayanan
dan/atau serangkaian kegiatan yang dilakukan sejak sesuai standar kuantitas dan standar kualitas
• Kuantitas: Kunjungan 4 kali selama periode kehamilan (K4)
terjadinya masa konsepsi hingga melahirkan. • Kualitas: Standar Kualitas yaitu pelayanan antenatal yang
memenuhi 10 T
• Pelayanan Kesehatan ibu bersalin, yang selanjutnya
disebut persalinan adalah setiap kegiatan dan/atau • Pelayanan persalinan: normal dan persalinan dengan
serangkaian kegiatan yang ditujukan pada ibu sejak komplikasi (mengacu pada buku Saku Pelayanan
Kesehatan Ibu di fasilitas pelayanan kesehatan Dasar
dimulainya persalinan hingga 6 (enam) jam sesudah dan Rujukan)
melahirkan.
• Pelayanan Kesehatan Masa Sesudah Melahirkan
• Pelayanan kesehatan masa sesudah melahirkan adalah dilakukan minimal 4 kali
setiap kegiatan dan/atau serangkaian yang dilakukan • Pelayanan bayi baru lahir meliputi pelayanan sesuai
ditujukan pada ibu selama nifas (6 jam – 42 hari sesudah standar kuantitas dan standar kualitas
melahirkan). • Kuantitas: kunjungan minimal 3 kali selama periode
neonatal
• Pelayanan kesehatan bayi baru lahir dilakukan melalui • Kualitas: Pelayanan Neonatal Esensial saat lahir (0-6 jam) &
Pelayanan Neonatal Esensial setelah lahir (6 jam – 28 hari)
pelayanan kesehatan neonatal esensial sesuai standar.
Pelayanan kesehatan neonatal esensial dilakukan pada • Pencatatan dan pelaporan pelayanan kesehatan
meliputi cakupan program kesehatan keluarga,
umur 0-28 hari. pencatatan kohor, pelaporan kematian ibu, bayi lahir
mati dan kematian neonatal serta pengisian dan
pemanfaatan buku KIA
ELEMEN PENILAIAN

1. Ditetapkan kebijakan dan prosedur pelayanan kesehatan pada ibu hamil, masa persalinan,
masa sesudah melahirkan dan pelayanan kesehatan pada bayi baru lahir. (R)
2. Ditetapkan program penurunan AKI dan AKN yang disusun berdasarkan analisis masalah
Kesehatan Ibu dan Anak yang dipimpin oleh Kepala Puskesmas. (R, D, W)
3. Dilakukan pelayanan kesehatan pada masa hamil, masa sesudah melahirkan dan bayi baru
lahir sesuai dengan prosedur yang ditetapkan termasuk kewajiban penggunaan partograph
pada saat pertolongan persalinan dan upaya stabilisasi pra rujukan pada kasus komplikasi. (D,
O, W)
4. Dilakukan pelayanan persalinan sesuai dengan standar. (D, O, W)
5. Program penurunan AKI dan AKN dikoordinasikan dan dilaksanakan sesuai dengan rencana
yang disusun bersama lintas program dan lintas sektor. (D, W)
6. Tersedia alat, obat dan prasarana pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir termasuk
standar alat kegawatdaruratan maternal dan neonatal sesuai dengan standar dan dikelola
sesuai dengan prosedur. (D, O, W)
7. Dilakukan pemantauan, evaluasi, dan tindak lanjut terhadap pelaksanaan program
penurunan AKI dan AKN termasuk pelayanan kesehatan pada masa hamil, persalinan dan
bayi baru lahir di Puskesmas (D, W)
8. Dilakukan pencatatan dan pelaporan sesuai prosedur yang telah ditetapkan (D)
4.2 Program Penanggulangan Tuberkulosa
Puskesmas memberikan pelayanan kepada pasien TB mulai dari penemuan kasus TB kepada orang yang
terduga TB, penegakan diagnosis, penetapan klasifikasi dan tipe pasien TB, tata laksana kasus terdiri dari
pengobatan pasien beserta pemantauan dan evaluasinya untuk memutus mata rantai penularan sesuai
dengan ketentuan Peraturan Perundangan

• Puskesmas melaksanakan pelayanan kepada


pasien TB mulai dari penemuan kasus TB
kepada orang yang terduga TB, penegakan
diagnosis, penetapan klasifikasi dan tipe
pasien TB, tata laksana kasus terdiri dari
4.2.1 pengobatan pasien beserta pemantauan dan
evaluasinya
Penjelasan 4.2.1

• Penanggulangan Tuberkulosis adalah segala upaya kesehatan yang mengutamakan


aspek promotif dan preventif, tanpa mengabaikan aspek kuratif dan rehabilitatif
yang ditujukan untuk melindungi kesehatan masyarakat, menurunkan angka
kesakitan, kecacatan atau kematian, memutuskan penularan, mencegah resistensi
obat dan mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan akibat Tuberkulosis.
• Program penanggulangan tuberkulosis direncanakan, dilaksanakan, dipantau dan
ditindak lanjuti dalam upaya eliminasi tuberkulosis.
• Untuk tercapainya target program Penanggulangan TB Nasional, Pemerintah Daerah
provinsi dan Pemerintah Daerah kabupaten/kota harus menetapkan target
Penanggulangan TB tingkat daerah berdasarkan target nasional dan memperhatikan
strategi nasional.
• Tuberkulosis merupakan permasalahan penyakit menular baik global maupun
nasional. Upaya untuk penanggulangan penularan tuberkulosis merupakan salah
satu program prioritas nasional bidang kesehatan
Penjelasan 4.2.1

• Pelayanan pasien TB dilaksanakan melalui:


 Pelayanan kasus TB Sensitif Obat (SO), dan Pelayanan kasus TB Resisten Obat (RO)
 Pemberian pengobatan pencegahan TB pada anak dan ODHA
 Pemberian edukasi tentang penularan, pencegahan penyakit TB dan etika batuk
kepada pasien dan keluarga
 pelayanan pengawasan menelan obat (PMO) bagi pasien TBC SO dan TBC RO
• Program pengendalian tuberkulosis perlu disusun dan dikoordinasikan baik
dalam upaya preventif maupun upaya kuratif di Puskesmas melalui strategi
DOTS.
• Penyusunan program Penanggulangan TB terintegrasi dengan penyusunan
RUK dan RPK pelayanan UKM dan UKPP (lihat juga KMP : 1.1.2, dan UKM :
2.1.1)
ELEMEN PENILAIAN

• Ditetapkan kebijakan dan prosedur pengendalian tuberkulosis serta target


pasien TBC yang harus diobati di Puskesmas sesuai dengan target penemuan
kasus TBC. (R, D, W)
• Ditetapkan tim TB DOTS di Puskesmas yang terdiri dari dokter, perawat, analis
laboratorium dan petugas pencatatan pelaporan terlatih (R)
• Ditetapkan program penanggulangan tuberkulosis disusun berdasarkan analisis
masalah TB yang dipimpin oleh Kepala Puskesmas. (R, D, W)
• Program penanggulangan tuberkulosis dikoordinasikan dan dilaksanakan sesuai
dengan rencana yang disusun (D, W)
• Dilakukan tata laksana kasus tuberkulosis mulai dari diagnosis, pengobatan,
pemantauan, evaluasi, dan tindak lanjut sesuai dengan peraturan perundangan(
D, O, W).
• Logistik baik OAT maupun non OAT disediakan sesuai dengan kebutuhan program
serta dikelola sesuai dengan prosedur (D, W)
4.3 Peningkatan Cakupan dan Mutu Puskesmas
Puskesmas melaksanakan program imunisasi sesuai peraturan
perundangan

• Program imunisasi
direncanakan, dilaksanakan,
dimonitor dan dievaluasi dalam
upaya peningkatan capaian
4.3.1 cakupan dan mutu imunisasi
POKOK PIKIRAN

• Sebagai upaya untuk melindungi masyarakat dari penyakit menular yang dapat
dicegah melalui imunisasi, Puskesmas wajib melaksanakan kegiatan imunisasi
sebagai bagian dari program prioritas nasional.
• Pelaksanaan program imunisasi di Puskesmas perlu direncanakan,dilaksanakan,
dipantau dan dievaluasi agar dapat mencapai cakupan imunisasi secara optimal.
• Perencanaan yang detail (micro planning) meliputi pemetaan wilayah, identifikasi
dan penentuan jumlah sasaran, kebutuhan SDM, penentuan kebutuhan, jadwal
pelaksanaan imunisasi serta jadwal dan mekanisme distribusi logistik, dan biaya
operasional disusun untuk memastikan pelaksanaan program imunisasi berjalan
dengan baik. Micro planning disusun dengan melibatkan lintas program terkait.
• Pencatatan dan pelaporan program imunisasi dilaksanakan secara akurat dan
sesuai prosedur meliputi cakupan imunisasi, stok dan pemakaian vaksin dan
logistik lainnya, kondisi peralatan rantai vaksin dan KIPI.
POKOK PIKIRAN

• Pemantauan dan evaluasi dilaksanakan secara berkala, berkesinambungan,


berjenjang dan dilakukan analisa serta rencana tindak lanjut perbaikan program
imunisasi berdasarkan hasil I
• Tindak lanjut perbaikan program imunisasi berdasarkan hasil pemantauan dan
evaluasi dilaksanakan meliputi upaya dalam rangka penjangkauan sasaran dan
meningkatkan cakupan imunisasi melalui:
• kegiatan sweeping, drop out follow up (DOFU), kegiatan SOS (Sustainable Outreach
Services) untuk daerah geografis sulit, defaulter tracking, Backlog Fighting, Crash Program
dan Catch Up Campaign;
• upaya peningkatan kualitas imunisasi melalui pengelolaan vaksin yang sesuai prosedur,
pemberian imunisasi yang aman dan sesuai prosedur, kegiatan validasi data sasaran, Data
Quality Self assessment (DQS), Rapid Convenience Assessment (RCA) untuk melakukan
validasi terhadap hasil cakupan imunisasi dan supervisi berkala; serta
• upaya penggerakkan masyarakat melalui kegiatan penyuluhan sosialisasi melalui berbagai
media komunikasi, peningkatan keterlibatan lintas program dan lintas sektor terkait dan
pembentukan forum komunikasi masyarakat peduli imunisasi
POKOK PIKIRAN
• Penyusunan program peningkatan cakupan dan mutu imunisasi terintegrasi
dengan penyusunan RUK dan RPK pelayanan UKM dan UKPP (lihat juga KMP :
1.1.2, dan UKM : 2.1.1)
ELEMEN PENILAIAN
1. Ditetapkan kebijakan dan prosedur imunisasi. (R)
2. Ditetapkan program imunisasi yang disusun secara rinci dan melibatkan lintas
program terkait yang dipimpin oleh Kepala Puskesmas.(R, D, W)
3. Kegiatan Peningkatan cakupan dan mutu imunisasi dikoordinasikan dan
dilaksanakan sesuai dengan rencana dan prosedur yang telah ditetapkan. (D, O,
W)
4. Tersedia vaksin dan logistik sesuai dengan kebutuhan program dan dikelola
sesuai dengan prosedur (D, O, W)
5. Dilakukan pemantauan, dan evaluasi serta tindaklanjut program imunisasi
sesuai hasil kegiatan pemantauan dan evaluasi. (D, W)
6. Dilakukan pencatatan dan pelaporan sesuai prosedur yang telah ditetapkan. (D)
4.4 Pencegahan dan Penurunan Stunting
Puskesmas melaksanakan pencegahan dan penurunan stunting beserta
pemantauan dan evaluasinya

• Pencegahan dan penurunan


stunting direncanakan,
dilaksanakan, dimonitor dan
dievaluasi dengan melibatkan
4.4.1 lintas program, lintas sektor dan
pemberdayaan masyarakat
POKOK PIKIRAN

• Pencegahan dan penurunan stunting merupakan salah satu fokus Pemerintah


yang bertujuan agar anak-anak Indonesia tumbuh dan berkembang secara
optimal dan maksimal disertai kemampuan emosional, sosial, dan fisik yang
siap untuk belajar serta berinovasi dan berkompetisi di tingkat global.
• Upaya pencegahan dan penurunan stunting tidak dapat dilakukan oleh sektor
kesehatan saja, tetapi perlu dilakukan dengan pemberdayaan lintas sektor dan
masyarakat melalui perbaikan pola makan, pola asuh, dan sanitasi serta akses
terhadap air bersih.
• Dalam pencegahan dan penurunan stunting dilakukan upaya untuk
meningkatkan layanan dan cakupan intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi
sensitif sesuai dengan pedoman yang berlaku.
POKOK PIKIRAN
 Intervensi gizi sensitif antara lain meliputi:
a) perlindungan sosial
b) penguatan pertanian
c) perbaikan air dan sanintasi lingkungan
d) keluarga berencana
 Intervensi gizi spesifik meliputi:
a) pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) pada remaja puteri
b) pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) pada ibu hamil
c) pemberian makanan tambahan pada ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK)
d) promosi/konseling IMD, ASI Eksklusif dan Makanan Pendamping ASI yang tepat/PMBA
(Pemberian Makanan Bayi dan Anak)
e) pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita
f) tata laksana balita gizi buruk
g) pemberian vitamin A bayi dan balita
h) pemberian makanan tambahan untuk balita kurus
POKOK PIKIRAN

• Dalam pencegahan dan penurunan stunting harus dapat menjamin


terlaksananya pencatatan dan pelaporan yang akurat dan sesuai prosedur
terutama pengukuran tinggi badan menurut umur (TB/U) dan perkembangan
balita.
• Pencatatan dan pelaporan program stunting dilaksanakan secara akurat dan
sesuai prosedur.
• Penyusunan program pencegahan dan penurunan stunting terintegrasi dengan
penyusunan RUK dan RPK pelayanan UKM dan UKPP (lihat juga KMP : 1.1.2, dan
UKM : 2.1.1)
ELEMEN PENILAIAN

1. Ditetapkan kebijakan dan prosedur program stunting. (R)


2. Ditetapkan program pencegahan dan penurunan stunting disusun berdasarkan hasil
analisis masalah gizi di wilayah kerja Puskesmas yang dipimpin oleh Kepala
Puskesmas). (R, D, W)
3. Pencegahan dan penurunan stunting dikoordinasikan dan dilaksanakan sesuai
dengan rencana yang disusun bersama lintas program dan lintas sektor (D, W)
4. Dilaksanakan intervensi gizi spesifik dan sensitif sesuai dengan rencana yang disusun
(D, O, W)
5. Dilaksanakan koordinasi dan advokasi intervensi gizi sensitif dan sensitif bersama
lintas sektor sesuai dengan rencana yang disusun (D, O, W)
6. Dilakukan pemantauan, evaluasi dan tindak lanjut terhadap pelaksanaan program
pencegahan dan penurunan stunting (D,
4.5. Program Penanggulangan PTM dan Faktor Resiko
Puskesmas melaksanakan pengendalian penyakit tidak menular utama yang melipiti
hipertensi, diabetes mellitus, kanker payudara dan leher rahim, Pasien Rujuk Balik (PRB)
Penyakit Tidak Menular (PTM) dan penyakit katastropik lainnya sesuai kompetensi di tingkat
primer, serta penanganan faktor risiko PTM

• Program pengendalian penyakit tidak


menular dan faktor risikonya
direnanakan, dilaksanakan, dipantau
dan ditindaklanjuti dalam upaya
4.5.1 pencegahan dan
penyakit tidak menular
pengendalian
POKOK PIKIRAN

• Meningkatnya faktor risiko dan penyakit tidak menular serta komplikasinya tidak hanya
berdampak pada terjadinya peningkatan angka morbiditas, mortalitas dan disablilitas, namun
juga berdampak kehilangan produktivitas yang berdampak pada beban ekonomi baik tingkat
individu, keluarga, dan masyarakat
• Upaya pengendalian penyakit tidak menular dilakukan melalui berbagai kegiatan promotif
dan preventif tanpa mengesampingkan tindakan kuratif dan rehabilitatif
 Kegiatan promotif dan preventif dilakukan melalui upaya :
 Promotif yaitu memberikan informasi dan edukasi seluas-luasnya kepada masyarakat agar tumbuh
kesadaran untuk ikut bertanggung jawab terhadap kesehatan diri dan lingkungannya
 Preventif:
 Pembinaan terhadap UKBM (POSBINDU) agar penyelenggaraannya tertib 1 kali/bulan dengan kader terlatih (sesuai
juknis posbindu terbaru, terlampir) yang melakukan deteksi dini faktor risiko PTM
 Preventif di FKTP dilakukan melalui deteksi dini kanker payudara dan kanker leher rahim dengan Pemeriksaan Payudara
Klinis (SADANIS) dan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) pada perempuan usia 30-50 tahun
POKOK PIKIRAN

 Kegiatan kuratif dan rehabilitatif dilakukan melalui upaya, antara lainMenguatkan


akses Pelayanan terpadu PTM di Puskesmas dengan menguatkan keterampilan
petugas kesehatan dalam penanganan PTM dan faktor risiko PTM sesuai
kewenangan dan kompetensi di FKTP, Menguatkan sistem rujukan dari UKBM ke
FKTP , dll
 Deteksi dini atau penapisan (screening) perlu dilakukan untuk mencegah terhadinya
peningkatan kasus PTM
 Dalam upaya pengendalian faktor risiko penyakit tidak menular, antara lain:
diabetes, pola makan tidak sehat, kurang aktivitas fisik, merokok, dan faktor risiko
yang lain, dilakukan secara teraintegrasi melalui pendekatan keluarga dengan PIS-PK
ELEMEN PENILAIAN
1. Ditetapkan kebijakan dan prosedur serta target sasaran pelayanan program
Penyakit Tidak Menular (PTM). (R)
2. Ditetapkan program pengendalian Penyakit Tidak Menular dan program
promosi kesehatan termasuk kegiatan skrining PTM melalui Posbindu dan
pendekatan keluarga, untuk pencegahan penyakit tidak menular, termasuk
pengendalian faktor risiko PTM yang disusun berdasarkan analisis masalah
PTM yang dipimpin oleh Kepala Puskesmas.(R, D, W)
3. Program pengendalian penyakit tidak menular dikoordinasikan dan
dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah disusun bersama Lintas
Program dan Lintas Sektor. (D, O, W)
4. Pelayanan dilakukan secara terpadu dengan diagnosis, pengobatan dan
tindaklanjut pada pasien dengan penyakit tidak menular sesuai dengan
panduan praktik klinis oleh tenaga kesehatan yang berkompeten. (D, O, W)
5. Dilakukan pemantauan, evaluasi, dan tindak lanjut terhadap pelaksanaan
program pengendalian penyakit tidak menular. (D, W)
TERIMA KASIH

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia


Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan
Jl. HR. Rasuna Said Blok X5 Kav 4- Jakarta Selatan

www.yankes.kemkes.go.id www.facebook.com/ditjen.yankes @ditjenyankes @ditjenyankes

Anda mungkin juga menyukai