Anda di halaman 1dari 9

Tugas : SOP

Dosen : Ns. Hasanuddin., S.Kep., M.Kes

KEPERAWATAN JIWA II

(SOP TERAPI REHABILITAS)

OLEH KELOMPOK IV

Febryani Mahadjani (NH0117040) Hajar Aswad (NH0117047)

Feiby Bidiastuti (NH0117041) Hania (NH0117048)

Fenska M. Siahaya (NH0117042) Hardiansyah (NH0116049)

Fitri S. Ningsih (NH0117043) Huriyah (NH0117050)

Fransiska Reanita (NH0117044) Iga Juwita Pratiwi (NH0117051)

Gamar H. Kadir (NH0117045) Indah Mayasari (NH0117052)

Gretzia Heatubun (NH0117046)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

STIKES NANI HASANUDDIN

MAKASSAR

2019
A. Rehabilitasi Gangguan Jiwa
a. Pengertian Rehabilitasi
Rehabilitasi adalah segala tindakan fisik, penyesuaian
psikososial dan latihan vokasional sebagai usaha untuk
memperoleh fungsi dan penyesuaian diri yang optimal
serta mempersiapkan klien secara fisik, mental, sosial dan
vokasional untuk suatu kehidupan penuh sesuai dengan
kemampuannya (Nasution, 2006).
b. Tujuan Rehabilitasi
Maksud dan tujuan rehabilitasi klien mental dalam psikiatri
yaitu mencapai perbaikan fisik dan mental sebesar-
besarnya, penyaluran dalam pekerjaan dengan kapasitas
maksimal dan penyesuaian diri dalam hubungan
perseorangan dan sosial sehingga bisa berfungsi sebagai
anggota masyarakat yang mandiri dan berguna
c. Tahapan Rehabilitasi
Upaya Rehabilitasi terdiri dari 3 tahap yaitu ;
1. Tahap persiapan
a) Orientasi.
Selama fase orientasi klien akan memerlukan dan
mencari bimbingan seorang yang professional.
Perawat menolong klien untuk mengenali dan
memahami masalahnya dan menentukan apa yang
diperlukannya.
b) Identifikasi
Perawat mengidentifikasi dan mengkaji perasaan
klien serta membantu klien seiring penyakit yang ia
rasakan sebagai sebuah pengalaman dan memberi
orientasi positif akan perasaan dan kepribadiannya
serta memberi kebutuhan yang diperlukan.
2. Tahap pelaksanaan
Perawat melakukan eksploitasi dimana selama fase ini
klien menerima secara penuh nilai-nilai yang ditawarkan
kepadanya melalui sebuah hubungan (Relationship).
Tujuan baru yang akan dicapai melalui usaha personal
dapat diproyeksikan, dipindah dari perawat ke klien
ketika klien menunda rasa puasnya untuk mencapai
bentuk baru dari apa yang dirumuskan
3. Tahap pengawasan
Tahap pengawasan perawat melakukan resolusi.Tujuan
baru dimunculkan dan secara bertahap tujuan lama
dihilangkan. Ini adalah proses dimana klien
membebaskan dirinnya dari ketergantungan terhadap
orang lain
d. Jenis Kegiatan Rehabilitasi
Abroms dalam Stuart (2006) menekankan 4 keterampilan
penting psikososial pada klien gangguan jiwa yaitu:
1. Orientation
Orientaton adalah pencapaian tingkat orientasi dan
kesadaran terhadap realita yang lebih baik. Orientasi
berhubungan dengan pengetahuan dan pemahaman
klien terhadap waktu, tempat atau maksud/ tujuan,
sedangkan kesadaran dapat dikuatkan melalui interaksi
dan aktifitas pada semua klien.
2. Assertion
Assertion yaitu kemampuan mengekspresikan perasaan
sendiri dengan tepat. Hal ini dapat dilakukan dengan
cara mendorong klien dalam mengekspresikan diri
secara efektif dengan tingkah laku yang yang dapat
diterima masyarakat melalui kelompok pelatihan asertif,
kelompok klien dengan kemampuan fungsional yang
rendah atau kelompok interaksi klien.
3. Accuption
Accuption adalah kemampuan klien untuk dapat percaya
diri dan berprestasi melalui keterampilan membuat
kerajinan tangan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
memberikan aktifitas klien dalam bentuk kegiatan
sederhana seperti teka- teki (sebagai aktivitas yang
bertujuan) mengembangkan keterampilan fisik seperti
menyulam. Membuat bunga, melukis dan meningkatkan
manfaat interaksi sosial.

4. Recreation
Recreation adalah kemampuan menggunakan dan
membuat aktifitas yang menyenangkan dan relaksasi.
Hal ini memberi kesempatan pada klien untuk mengikuti
bermacam reaksi dan membantu klien menerapkan
keterampilan yang telah ia pelajari seperti:orientasi
asertif, interaksi sosial, ketangkasan fisik. Contoh
aktifitas relaksasi seperti permainan kartu, menebak
kata dan jalan- jalan, memelihara binatang, memelihara
tanaman, sosio- drama, bermain musik dan lain-lain.
B. Tim dalam pelaksanaan Rehabilitasi
Pelaksanaan rehabilitasi dilakukan oleh multiprofesi yang
terdiri dari dokter, perawat, psikologi, sosial worker serta
okupasi therapist yang memiliki peran dan fungsi masing-
masing. Dokter memberikan terapi somatik, psikolog
melakukan pemilahan klien berdasarkan hasil psikotest,
kemampuan serta minat klien, social worker menjadi
penghubung antara klien dengan keluarga dan lingkungan
serta okupasi terapis memberikan terapi kerja bagi pasien.
Perawat sendiri mempunyai peran yang sangat penting
dalam pelaksanaan rehabilitasi baik dalam tahap persiapan,
pelaksanaan maupun pengawasan. Sebagai sebuah team,
perawat memberi peran yang sangat penting dalam
mengkoordinasikan berbagai cara dan kerja yang dilakukan
semua anggota team sesuai dengan tujuan yang akan dicapai
antara klien dan team kesehatan sehingga rehabilitasi
berjalan sesuai tujuan yang diharapkan.
Dalam rehabilitasi gangguan jiwa tenaga perawat sebagai
anggota tim kesehatan dalam menjalankan peran dan
fungsinya bersifat mandiri, kolaboratif dan atau saling
tergantung dengan anggota tim kesehatan lain, untuk dapat
berperan secara aktif dalam memenuhi memberikan
pelayanan kesehatan.
a. Pengertian peran
Peran perawat : merupakan tingkah laku yang diharapkan
baik oleh individu, keluarga maupun masyarakat terhadap
perawat sesuai kedudukannya dalam sistem pelayanan
kesehatan (Kusnanto, 2005)
b. Peran perawat pada rehabilitasi
1. Pada tahap persiapan
Peran Perawat pada klien dengan gangguan jiwa
 Peran stranger (orang yang tidak dikenal).
Hal yang pertama terjadi ketika perawat dan klien
bertemu mereka belum saling mengetahui maka
klien diperlakukan secara biasanya. Klien akan
memerlukan dan mencari bimbingan seorang yang
professional. Perawat menolong klien untuk
mengenali dan memahami masalahnya dan
menentukan apa yang diperlukannya. Hal in
dilakukan dengan cara Membina hubungan saling
percaya
 Perawat mengucapkan salam kepada klien
 Bersikap terbuka dengan mendengarkan apa yang
klien sampaikan
 Memanggil klien dengan nama yang disukai
 Menyapa klien dengan ramah
 Peran pendidik
Merupakan kombinasi dari seluruh peran dan selalu
berasal dari apa yang klien tidak ketahui dan
dikembangkan dari keinginan dan minatnya dalam
menerima dan menggunakan informasi. Perawat
memberikan jawaban dari pertanyaan–pertanyaan
yang spesifik meliputi segala hal tentang rehabilitasi
yang dijalani oleh klien dan menginterpretasikan
kepada klien dan keluarga bagaimana cara
perawatan klien dan rencana perawatan selanjutnya
setelah dilakukan rehabilitasi.
c. Peran wali/pendamping
Klien menganggap perawat sebagai peran walinya. Sikap
dan tingkah laku perawat menciptakan suatu perasaan
tertentu dalam diri klien yang bersifat reaktif dan muncul
dari hubungan sebelumnya.
d. Peran Kepemimpinan/manajer kasus.
Membantu klien mengerjakan tugas-tugas melalui
hubungan yang kooperatif dan partisipasi aktif yang
demokratis antar tim kesehatan yang terlibat dalam
pelaksanaan rehabilitasi dengan mengkomunikasikan tim
rehabilitasi tentang jadwal dan jenis kegiatan rehabilitasi
yang dilaksanakan klien untuk kelangsungan perawatan
secara berkesinambungan
e. Peran pelaksana
Memberikan obat sesuai dengan hasil kolaborasi dengan
medis yang diperlukan.
2. Pada tahap pelaksanaan
Peran Perawat pada klien dengan gangguan jiwa menurut
Peplau dalam Potter Perry (2005) yaitu :
 Peran pelaksana
1) Membimbing/mengajarkan klien jenis kegiatan rehabilitasi
sesuai dengan kemampuan klien
2) Mengobservasi perilaku klien selama kegiatan rehabilitasi
3) Memberikan pujian atas keberhasilan klien dalam
melaksanakan kegiatan rehabilitasi
4) Memberikan dukungan jika klien belum bisa
menyelesaikan kegiatan rehabilitasi sesuai rencana
 Peran wali/pendamping
Fungsi perawat disini membimbing klien mengenali
dirinya dengan sosok yang ia bayangkan dengan
mendampingi klien selama kegiatan rehabilitasi.
 Tahap pengawasan dan evaluasi
Peran Perawat pada klien dengan gangguan jiwa menurut
Peplau dalam Potter Perry (2005) yaitu :
1. Peran pendidik
Merupakan kombinasi dari seluruh peran dan selalu
berasal dari apa yang klien tidak ketahui dan
dikembangkan dari keinginan dan minatnya dalam
menerima dan menggunakan informasi. Perawat
memberikan jawaban dari pertanyaan–pertanyaan
yang spesifik meliputi segala hal tentang rehabilitasi
yang dijalani oleh klien dan menginterpretasikan
kepada klien dan keluarga bagaimana cara perawatan
klien dan rencana perawatan selanjutnya setelah
dilakukan rehabilitasi.
2. Peran Kepemimpinan/manajer kasus.
Membantu klien mengerjakan tugas-tugas melalui
hubungan yang kooperatif dan partisipasi aktif yang
demokratis antar tim kesehatan yang terlibat dalam
pelaksanaan rehabilitasi dalanm hal ini dengan sosial
worker untuk untuk home visite jika klien sudah
kooperatif dan direncanakan akan dilakukan
pemulangan ke rumah.
3. Peran pelaksana
Melakukan dokumentasi dengan menerapkan prinsip
dokumen

Aktivitas kegiatan untuk mencapai tujuan rehabilitasi kesehatan


jiwa menurut Anthoni (1980)
Fisik Emosional Intelektual
KETERAMPILAN Hub antar Pengelolaan
HIDUP  manusia uang
Higiene personal Kontrol diri Penetapan tujuan
Kebugaran fisik Penghargaan Pengembangan
Penggunaan angkutan yang selektif masalah
umum Reduksi stigma Penggunaan
Memasak Penyelesaian sumber-sumber
Belanja masalah komunitas
Kebersihan Keterampilan
Peran serta dalam olah berbicara
raga
Penggunaan fasilitas
rekreasi
KETERAMPILAN Kemampuan Membaca
BELAJAR  berbicara Menulis
Dapat tenang Mengajukan Keterampilan
Memberikan perhatian pertanyaan Belajar
Tetap duduk Menjawab Aktivitas hobi
Mengamati dengan sukarela Mengetik
Ketepatan waktu Mengikuti
petunjuk
Meminta
pengarahan
Mendengarkan
KETERAMPILAN Wawancara Pemenuhan
BEKERJA bekerja syarat kerja
Ketepatan waktu Pembuatan Pencariaan kerja
Penggunaan alat kerja keputusan Tugas pekerjaan
Kekuatan pekerjaan  Hubungan antar spesifik.
angkutan pekerjaan manusia
Tugas pekerjaan Kontrol diri
spesifik Mempertahankan
pekerjaan
Tugas pekerjaan
spesifik

Anda mungkin juga menyukai