Anda di halaman 1dari 16

KONSEP DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH

A. Pengertian
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42
minggu dan berat badan 2500 gram sampai 4000 gram. (Asuhan Kebidanan anak dalam
kontek keluarga: 1993)
Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir melalui proses kelahiran sampai usia 4
minggu, dengan usia gestasi 38-42 minggu dan mampu menyesuaikan diri dari kehidupan
intrauterin ke kehidupan ekstrauterin. (Pusdiknakes, 2003).

B. Ciri Bayi Baru Lahir Normal


1. BB 2500 – 4000 gram
2. Panjang lahir 48 – 52 cm
3. Lingkar dada 30 – 38 cm
4. Lingkar kepala 33 – 36 cm
5. Bunyi jantung pada menit pertama 180x/menit, kemudian turun menjadi 120 – 140
x/menit.
6. Pernafasan pada menit pertama 80x/menit, kemudian turun menjadi 40x/menit.
7. Kulit kemerah-merahan dan licin.
8. Rambut lanago tidak terlihat, rambut kepala sudah sempurna.
9. Kuku agak panjang dan lemas.
10. Genetalia, labia mayora sudah menutupi labra minora (perempuan) testis sudah turun
di dalam scrotum (laki-laki).
11. Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk baik.
12. Reflek moro baik, bila dikagetkan bayi akan memperlihatkan gerakan seperti
memeluk.
13. Graff reflek baik, bila diletakkan beda pada telapak tangan bayi akan menggenggam.
14. Eliminasi baik, urine dan mekonium keluar dalam 24 jam pertama.

C. Perubahan Yang Terjadi Pada Bayi Baru Lahir


1. Perubahan pernafasan/pada sistem pernafasan
Selama dalam uterus, janin mendapat oksigen dari pertukaran gas melalui
placenta. Setelah bayi lahir harus melalui paru-paru bayi pernafasan pertama pada
BBL terjadi normal dalam waktu 30 detik. Setelah kelahiran tekanan rongga dada bayi
pada saat melalui jalan lahir pervagina mengakibatkan cairan paru-paru (pada bayi
normal jumlahnya 80 – 100 ml). kehilangan 1/3 dari jumlah cairan tersebut sehingga
cairan yang hilang ini diganti dengan udara.
Pernafasan pada neonatus terutama pernafasan diafragmatik dan abdominal dan
biasanya masih tidak teratur frekwensi dan dalamnya pernafasan. Bayi umumnya
segera menangis sekeluarnya dari jalan lahir.
Sebab yang menimbulkan pernafasan diantaranya :
a. Rangsangan pada kulit bayi.
b. Tekanan pada thorax sebelum bayi lahir.
c. Penimbunan CO2
Setelah lahir kadar CO2 dalam darah bayi naik dan ini merupakan rangsangan
pernafasan.
d. Kekurangan O2
e. Pernafasan intrautrin
Bayi sudah mengadakan pergerakan pernafasan dalam rahim. Pernafasan di luar
hanya merupakan lanjutan dari gerakan pernafasan di dalam rahim.
f.  Pemeriksaan bayi
Kebanyakan anak akan mulai bernafas dalam beberapa detik setelah lahir dan
menangis dalam setengah menit.
2. Perubahan metabolisme karbohidrat/glukosa
Fungsi otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Dengan tindakan
penjepitan tali pusat dengan klem pada saat lahir seorang bayi harus mulai
mempertahankan kadar glukosa darahnya sendiri. Pada setiap bayi baru lahir glukosa
darah akan turun dalam waktu cepat (1-2 jam).
Koreksi penurunan gula darah dapat terjadi dengan 3 cara:
a. Melalui penggunaan ASI (bayi baru lahir sehat harus didorong untuk menyusu ASI
secepat mungkin setelah lahir).
b. Melalui penggunaan cadangan glikogen (glikogenolisis).
c. Melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak (glukoneogenesis).
3. Perubahan suhu tubuh
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuh mereka, sehingga akan
mengalami stres dengan adanya perubahan-perubahan lingkungan. Saat lahir suhu
bayi sama dengan suhu ibu, tapi bayi memiliki insulasi lemak, luas permukaan tubuh
yang besar, sirkulasi yang relatif buruk serta bellum dapat berkeringat dan menggigil,
maka suhu lingkungan harus diatur 36,5 – 37,2°C. Untuk mengurangi kehilangan
panas dilakukan pengaturan suhu kamar, membungkus badan dan kepala bayi, serta
bayi disimpan ditempat tidur hangat.
Bayi baru lahir dapat kehilangan panas melalui:
a. Evaporasi  :  cairan menguap pada kulit yang basah,misalnya karena bayi terlalu
cepat dimandikan dan tidak segera diselimuti atau dikeringkan.
b. Konduksi :  kehilangan panas oleh karena kulit bayi berhubungan langsung dengan
benda/alat yang suhunya lebih dingin. Misalnya karena menimbang bayi tanpa alas
timbangan, tangan penolong yang dingin saat memegang bayi atau penggunaan
stetoskop saat pemeriksaan bayi.
c. Konveksi   :  terjadi bila bayi telanjang di ruang yang relatif dingin (25 oC atau
kurang) misalnya meletakkan bayi di dekat jendela yang tebuka atau di ruangan
yang menggunakan kipas angin.
d. Radiasi adalah kehilangan panas karena tubuh bayi yang lebih panas menyentuh
permukaan yang lebih dingin, misalnya bayi dibiarkan dalam keadaan telanjang
atau di ruangan ber-AC.

Bayi dapat menciptakan panas dengan 3 cara :


1. Menggigil
Menggigil dilakukan apabila neonatus mempunyai suhu tubuh yang berada dalam
bawah normal sehingga untuk mengadaptasikan, neonatus menggigil. Hal ini juga
dapat dijadikan tanda bahaya pada neonatus.
2. Aktivitas otot fakultatif
Aktivitas otot dapat menghasilkan panas tetapi terbatas pada janin dengan kekuatan
otot yang cukup untuk berada pada posisi yang udah digerakkan.
3. Non shivering thermogenesis
Non shivering thermogenesis mengacu pada pemanfaatan lemak coklat
(brown fat) untuk produksi panas. Neonatus memiliki jaringan adipose coklat, yang
membantu metabolisme sumber panas disebut asam lemak bebas dan gliserol
dengan cepat saat terjadi stress akibat dingin. Mekanisme ini disebut pembentukan
panas tanpa menggigil / non shivering thermogenesis ( Dawkins & Hull, 1964).
Sebagian besar produksi panas bayi berasal dari metabolisme lemak coklat. Istilah
lemak coklat mengacu pada lemak yang berwarna merah kecoklatan, yang
disebabkan oleh tingginya vaskularisasi di jaringan tersebut. Lemak kecoklatan
disimpan di lipatan di seluruh tubuh bayi. Sebagian besar lemak coklat disimpan di
sekitar leher, sepanjang garis columna spinalis diantara scapula yang melintas garis
clavikula dan menuju sternum. Lemak tersebut juga mengelilingi pembuluh
toraksik mayor dan membantali ginjal (Hold Srovt, 1980).
Bayi aterm memiliki persediaan lemak coklat minimal selama 2-4 hari
setelah kelahiran, tetapi stress akibat dingin meningkatkan konsumsi oksigen saat
bayi berupaya mempertahankan panas yang cukup agar bertahan hidup.
Pembakaran lemak coklat membutuhkan oksigen 3 kali lebih banyak dibandingkan
dengan jaringan tubuh lainnya (Wong, 1995). Dengan efek yang tidak diharapkan
yaitu pengalihan oksigen dan glukosa dari pusat pengatur seperti otak dan otot
jantung
4. Perubahan pada sistem kardiovaskuler
Ketika bayi melakukan nafas yang pertama, paru-paru bayi mengembang dan
menurunkan resistensi vaskuler pulmoner, sehingga darah paru mengalir. Tekanan
arteri pulmoner menurun. Rangkaian peristiwa ini merupakan mekanisme besar yang
menyebabkan tekanan atrium kanan menurun. Aliran darah pulmoner kembali
meningkat ke jantung dan masuk ke atrium kiri, sehingga tekanan atrium kiri
meningkat. Perubahan tekanan ini menyebabkan foramen ovale menutup. Selama
beberapa hari pertama kehidupan, tangisan dapat mengembalikan aliran darah melalui
foramen ovale untuk sementara dan mengakibatkan sianosis ringan.
Bila PO2 dalam darah arteri mencapai sekitar 50 mmHg, duktus arteriosus akan
konstriksi (PO2 janin sekitar 27 mmHg). Kemudian duktus arteriosus menutup dan
menjadi ligamentum. Tindakan mengklem dan memotong tali pusat membuat arteri
umbilikalis, vena umbilikalis, duktus venosus dan arteri hipogastrik segera menutup
dan berubah menjadi ligamentum.
Frekuensi denyut jantung bayi saat lahir rata-rata 140 kali permenit dengan
kisaran 120-160 kali permenit. Pada usia satu minggu frekuensi denyut jantung bayi
rata-rata 128 kali permenit saat tidur dan 163 kali permenit saat bangun. Pada usia
satu bulan frekuensi denyut jantung bayi rata-rata 138 kali permenit saat tidur dan 167
kali permenit saat bangun.
Volume darah bayi bervariasi dari 80-110 ml per kilogram selama beberapa hari
pertama dan meningkat dua kali lipat pada akhir tahun pertama. Secara proporsional
volume bayi baru lahir memiliki volume sekitar 10% lebih besar dan memiliki 20%
sel darah merah dari orang dewasa. Tetapi 20% volume plasma lebih kecil dari orang
dewasa. Pada bayi prematur volume darah lebih relative lebih besar daripada bayi
yang cukup bulan karena proporsi volume plasma lebih besar bukan karena sel darah
merah lebih banyak.
Pada sistem kardiovaskuler harus terjadi 2 perubahan besar, yaitu:
a. Penutupan foramen ovale atrium jantung.
b. Penutupan duktus afteriosus antara arteri paru dan aorta.
Dua peristiwa yang mengubah tekanan dalam sistem pembuluh:
a. Pada saat tali pusat dipotong, resistensi pembuluh darah meningkat dan tekanan
atrium kanan menurun. Tekanan atrium kanan menurun karena berkurangnya
aliran darah ke atrium kanan yang mengurangi volume dan selanjutnya tekanannya.
Kedua kejadian ini membantu darah dengan kandungan oksigen sedikit mengatur
ke paru-paru untuk mengalami proses oksigenasi ulang.
b. Pernafasan pertama menurunkan resistensi pembuluh paru dan meningkatkan
tekanan atrium kanan. Oksigen pada pernafasan pertama ini menimbulkan relaksasi
dan terbakarnya sistem pembuluh baru. Dengan peningkatan tekanan pada atrium
kiri foramen ovale secara fungsi akan menutup.
5. Perubahan sistem ginjal
Faeces pertama bayi adalah hitam kehijauan, tidak berbau, substansi yang kental
disebut mekonium. Faeces ini mengandung sejumlah cairan amnion, verniks, sekresi
saluran pencernaan, empedu, dan zat sisa dari jaringan tubuh. Pengeluaran ini akan
berlangsung sampai hari ke 2-3, pada hari ke 4-5 warna tinja menjadi coklat
kehijauan.
Glomerolus mulai dibentuk pada janin umur 8 minggu. Pada kehamilan 28
minggu jumlahnya sekitar 350.000, ginjal janin mulai berfungsi pada usia kehamilan
3 bulan. Hingga umur 3 hari, ginjal bayi belum dipengaruhi oleh pemberian air
minum, sesudah 5 hari ginjal mulai memproses air yang didapat dari luar. Bila
kandung kencing belum kosong pada waktu lahir, air kencing akan keluar dalam
waktu 24 jam yang harus dicatat adalah kencing pertama, frekuensi kencing
berikutnya, serta warnanya bila tidak kencing/menetes/perubahan warna kencing yang
berlebihan.
6. Perubahan berat badan
Dalam hari-hari pertama berat badan akan turun oleh karena pengeluaran
(meconium, urine, keringat) dan masuknya cairan belum mencukupi. Turunnya berat
badan tidak lebih dari 10%. Berat badan akan naik lagi pada hari ke 4 sampai hari ke
10. Cairan yang diberikan pada hari 1 sebanyak 60 ml/kg BB setiap hari ditambah
sehingga pada hari ke 14 dicapai 200 ml/kg BB sehari.
7. Sistem skeletal
Tulang-tulang neonatus lunak karena tulang tersebut sebagian besar terdiri dari
kartilago yang hanya mengandung sejumlah kecil kalsium. Terdapat dua kurvatura
pada kolumna vertebralis: toraks dan sacrum. Ketika bayi mulai dapat menggerakkan
kepalanya kurvatura lain mulai terbentuk pada daerah servikal. Pada bayi baru lahir,
lutut sering berjauhan saat tumit disatukan dan kaki diluruskan. Ekstremitas harus
simetris, harus terdapat kuku jari tangan dan jari kaki. Garis telapak tangan sudah
terlihat dan garis telapak kaki terlihat pada bayi cukup bulan.
8. Sistem Integumen
Epidermis dan dermis bayi sangat tipis dan tidak terikat dengan baik. Verniks
kaseosa berfungsi sebagai lapisan pelindung. Bayi yang cukup bulan berwarna
kemerahan pada beberapa jam setelah lahir dan kemudian memucat menjadi warna
normal. Kulit terlihat bercak terutama daerah ektermitas. Tangan dan kaki terlihat
sedikit sianotik. Akrosianotik ini disebabkan ketidakstabilan vasomotor statis kapiler
dan kadar hemoglobin yang tinggi. Keadaan ini normal dan bertahan selama 7-10 hari.
Kaput suksadenum pada kulit kepala mungkin terjadi akibat aliran vena melambat.
Tonjolan edema akan terlihat saat bayi lahir memanjang sesuai garis sutura tulang
tengkorak dan lenyap secara spontan dalam 3-4 hari.
Sefalhematom merupakan kumpulan darah diantara tulang tengkorak sehingga
tidak melewati garis sutura. Sefalhematome akan lenyap dalam 3-6 minggu. Setelah
hematom lenyap terjadi hemolisis sel darah merah dan dapat menimbulkan
hiperbilirubinemia.
Kelenjar sebasea tidak terlalu aktif pada masa kanak-kanak dan mulai aktif pada
saat produksi androgen meningkat yaitu masa pubertas.
Bintik mongol yaitu daerah pigmentasi biru kehitaman dapat terlihat pada semua
permukaan kulit dan akan lenyap dalam hitungan bulan atau tahun. Nevi
telangeaktasis berwarna merah muda dan mudah memutih. Terlihat pada kelopak
mata, hidung, bibir kulit oksipital bawah, dan tengkuk. Bercak ini akan menghilang
antara tahun pertama atau kedua. Nevus vaskulosa atau bercak strawberry akan
menetap sampai anak masuk sekolah atau bahkan lebih lama. Nevus flameus bercak
berwarna merah sampai ungu dan tidak menghilang saat ditekan. Eritema toksikum
merupakan ruam sementara, ruam ini hanya terlihat pada bayi cukup bulan dan terjadi
pada tiga minggu pertama setelah lahir.
9. Perubahan imunitas
Sel-sel yang menyuplai imunitas bayi berkembang pada awal kehidupan janin,
namun sel ini tidak aktif selama beberapa bulan. Selama 3 bulan pertama kehidupan
bayi dilindungi oleh kekebalan pasif dari ibu. Barier alami seperti keasaman lambung
atau produksi pepsin dan tripsin, yang tetap mempertahankan kesterilan usus halus,
belum berkembang dengan baik sampai 3-4 minggu. IgA pelindung membran lenyap
dari traktus pernafasan dan traktus urinarius. IgA juga tidak terlihat pada traktus
gastrointestinal kecuali jika diberi ASI. Bayi mulai mensintesis IgG dan mencapai
sekitar 40% kadar IgG orang dewasa pada usia 1 tahun. IgA, IgD dan IgE diproduksi
lebih secara bertahap dan mencapai kadar maksimum pada mada kanak-kanak dini.
10. Sistem neuromuskular
Pada trimester akhir hubungan antara saraf dan fungsi otot lebih sempurna,
sehingga janin diatas 32 minggu dapat hidup diluar kandungan. Pada kehamilan 7
bulan mata janin sangat sensitif terhadap cahaya. Pada saat lahir otot bayi lentur,
tonus otot tersebut memiliki kemampuan untuk berkontraksi ketika dirangsang, tetapi
bayi kurang mempunyai kemampuan untuk mengontrolnya. Sistem persarafan bayi
cukup berkembang untuk bertahan hidup tetapi belum terintegrasi secara sempurna.
Aktifitas motorik spontan dapat muncul dalam bentuk tremor sementra di daerah
mulut dan dagu terutama ketika bayi menangis. Gerakan tonik dan klonik yang
mencolok serta kedutan otot wajah merupakan pertanda konvulsi (kejang). Control
neuromukuler pada bayi baru lahir sudah terlihat seperti pada refleks primitif dan
refleks akan menghilang sebagai akibta dari kematangan dan perkembangan sistem
saraf yang baik.
11. Saluran Pencernaan
Pada kehamilan 4 bulan, pencernaan telah terbentuk dan janin telah dapat
menelan air ketuban dalam jumlah yang cukup, absorpsi air ketuban terjadi melalui
mukosa seluruh saluran pencernaan. Bila dibandingkan dengan pencernaan orang
dewasa, pencernaan neonatus lebih berat dan lebih panjang. Enzim pencernaan sudah
terdapat pada neonatus, kecuali amilase pancreas, aktivitas lipase terjadi pada janin 7-
8 bulan. Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan mencerna
makanan masih terbatas, juga hubungan antara osephagus bawah dan lambung masih
belum sempurna yang mengakibatkan gumoh pada bayi baru lahir dan bayi muda.
Kapasitas lambung sendiri sangat terbatas kurang dari 30 cc.
12. Sistem Endokrin
Pada kehamilan 10 minggu, kortikotropin telah ditemukan dalam hipofisis,
hormon ini diperlukan untuk mempertahankan granula supra renalis. Kelenjar adrenal
pada waktu lahir relatif lebih besar dibanding orang dewasa, kelenjar tyroid sudah
sempurna saat lahir dan sudah mulai berfungsi sebelum lahir.
13. Sistem Hematopoiesis
Saat baru lahir hemoglobin berkisar antara 14,5 – 22,5 g/dl. Hematokrit
bervariasi dari 44%-72% dan hitung sel darah merah berkisar antara 5-7,5 juta/mm 3.
Pada akhir bulan pertama hemoglobin bayi mencapai kadar 11-17 g/dl, hitung sel
darah merah 4,2 – 5,2 /mm3.
Darah bayi mengandung 80% hemoglobin janin. Pada minggu ke lima
persentase hemoglobin janin turun sampai dengan 55% dan pada minggu ke 20 turun
sampai dengan 5%. Penurunan ini terjadi karena umur sel hemoglobin janin lebih
pendek.
Saat lahir leukosit janin 18.000 /mm 3 merupakan normal. Pada hari pertama
meningkat menjadi 23.000-24.000/mm3 dan selama periode neonatal dipertahankan
sekitar 11.500 /mm3. Pada kasus infeksi hitung sel darah putih tidak meningkat secara
bermakna, keadaan sepsis justru kebanyakan disertai dengan penurunan sel hitung
darah putih terutama neutrofil. Golongan darah bayi ditentukan pada awal kehidupan
janin, tetapi selama period neonatal terjadi peningkatan kemampuan aglutinogen
membrane sel darah merah secara bertahap.
14. Sistem Hepatika
Hepar terbentuk saat janin berusia 4 minggu dalam rahim. Pada bayi baru lahir
hepar dapat dipalpasi sekitar 1 cm di bawah batas kanan iga karena menempati 40%
rongga abdomen. Hepar janin menyimpan zat besi sejak masih dalam kandungan. Jika
ibu medapatkan cukup asupan zat besi selama hamil bayi akan memiliki simpanan
besi yang dapat bertahan sampai bulan kelima setelah lahir.
Hiperbilirubinemia fisiologis merupakan kondisi normal terjadi pada 50% bayi
cukup bulan dan 80% pada bayi prematur. Risiko hiperbilirubiemia meningkat dengan
kelm tali pusat dilakukan terlambat. Ikterik fisiologis meliputi; bayi dlam keadaan
baik, bayi aterm ikterik terjadi setelah 24 jam dan hilang pada hari ke tujuh, pada bayi
premature, ikterik terlihat pada 48 jam dan menghilang pada hari ke 9 tau 10,
konsentrasi bilirubin tidak terkonyugasi dalam serum tidak melebihi 12 mg/100 ml
dan bilirubin terkonyugasi tidak lebih dari 1,5 mg/100 ml.
15. Sistem Reproduksi
a. Bayi perempuan. Ovarium pada bayi perempuan berisi ribuan sel germinal
primitif. Korteks ovarium terdiri dari folikel primordial membentuk bagian
ovarium yang tebal. Jumlah ovum berkurang sekitar 90% sejak bayi lahir sampai
dewasa. Peningkatan kadar estrogen saat hamil diikuti penurunan saat bayi baru
lahir mengakibatkan pengeluaran cairan berupa mukoid atau kadang bercak darah
pada bayi baru lahir (pseudomenstruasi).
b. Bayi pria. Pada 90% bayi baru lahir laki-laki testis turun ke dalam skrotum.
Spermatogenesis terjadi pada masa pubertas. Prepusium yang ketat sering terjadi
pada bayi baru lahir. Muara uretra dapat tertutup prepusium dan tidak dapat ditari
ke belakang selama tiga sampai empat tahun.
Pembengkakan jaringan payudara terjadi pada bayi laki-laki dan perempuan
sebagai respon dari estrogen ibu. Kadang-kadang ditemukan cairan encer pada puting
bayi, hal ini merupakan normal dan tidak memerlukan pengobatan.
D. Periode Transisi Pada Bayi Baru Lahir
Periode neonatal adalah periode 28 hari pertama setelah bayi dilahirkan, selama
periode ini bayi harus menyesuaikan diri dengan lingkungan ekstra uteri. Bayi harus
berupaya agar fungsi-fungsi tubuhnya menjadi efektif sebagai individu yang unik.
Respirasi, pencernaan dan kebutuhan untuk regulasi harus bisa dilakukan sendiri (Gorrie
et al, 1998). Setiap bayi baru lahir harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke
kehidupan ekstrauterin. Proses ini dapat berjalan lancar tetapi dapat juga terjadi berbagai
hambatan, yang bila tidak segera diatasi dapat berakibat fatal.
Masa transisi dari periode fetus ke kehidupan baru lahir merupakan periode kritis
karena harus beradaptasi terhadap lingkungan baru. Mekanisme hemodinamik dan
thermoregulasi mendukung keberhasilan beradaptasi dengan lingkungan ekstra uteri
(Simpson & Creehan, 2001). Dalam uterus semua kebutuhan janin secara sempurna
dilayani pada kondisi normal yaitu nutrisi dan oksigen disuplai oleh sirkulasi ibu melalui
plasenta, produk buangan tubuh dikeluarkan dari janin melalui plasenta, lingkungan yang
aman disekat oleh plasenta, membran dan cairan amnion untuk menghindari syok dan
trauma, infeksi dan perubahan dalam temperatur (Maryunani & Nurhayati, 2008). Di
dalam uterus bayi juga hidup di lingkungan yang terlindung dengan suhu terkontrol, kedap
suara, terapung dalam suatu genangan cairan hangat, dan memperoleh pasokan untuk
semua kebutuhan fisiknya (Miriam, 1999).
Terdapat tiga periode dalam masa transisi bayi baru lahir.
1. Periode reaktivitas I : (30 menit pertama setelah lahir)
Pada awal stadium aktivitas sistem saraf simpatif menonjol, ditandai oleh:
a. Sistem kardiovaskuler
Ø  Detak jantung cepat tetapi tidak teratur, suara jantung keras dan kuat.
Ø  Tali pusat masih berdenyut.
Ø  Warna kulit masih kebiru-biruan, yang diselingi warna merah waktu menangis.
b. Fraktur respiratorus
Ø  Pernafasan cepat dan dangkal.
Ø  Terdapat ronchi dalam paru.
Ø  Terlihat nafas cuping hidung, merintih dan terlihat penarikan pada dinding
thorax.
c. Suhu tubuh
Ø  Suhu tubuh cepat turun.
d. Aktivitas
Ø  Mulai membuka mata dan melakukan gerakan explorasi.
Ø  Tonus otot meningkat dengan gerakan yang makin mantap.
Ø  Ektrimitas atas dalam keadaan fleksi erat dan extrimitas bawah dalam keadaan
extensi.
e. Fungsi usus
Ø  Peristaltik usus semula tidak ada.
Ø  Meconium biasanya sudah keluar waktu lahir.
Menjelang akhir stadium aktivitas sistem parasimpatik aktif, ditandai:
 Detak jantung menjadi teratur dan frekuensi menurun.
 Tali pusat berhenti berdenyut.
 Ujung extremitas kebiru-biruan.
 Menghasilkan lendir encer dan jernih, sehingga perlu dihisap lagi.
Selanjutnya terjadi penurunan aktivitas sistem saraf otonom baik yang simpatik
maupun para simpatik hingga kita harus hati-hati karena relatif bayi menjadi tidak peka
terhadap rangsangan dari luar maupun dari dalam. Secara klinis akan terlihat:
Ø  Detak jantung menurun.
Ø  Frekuensi pernafasan menurun.
Ø  Suhu tubuh rendah.
Ø  Lendir mulut tidak ada.
Ø  Ronchi paru tidak ada.
Ø  Aktifitas otot dan tonus menurun.
Ø  Bayi tertidur. 
Pada saat ini kita perlu berhati-hati agar suhu tubuh tidak terus menurun.
2. Periode reaktifitas II (periode ini berlangsung 2 sampai 5 jam)
Pada periode ini bayi terbangun dari tidur yang nyenyak, sistem saraf otonom
meningkat lagi. Periode ini ditandai dengan:
 Kegiatan sistem saraf para simpatik dan simpatik bergantian secara teratur.
 Bayi menjadi peka terhadap rangsangan dari dalam maupun dari luar.
 Pernafasan terlihat tidak teratur kadang cepat dalam atau dangkal.
 Detak jantung tidak teratur.
 Reflek gumoh aktif.
 Periode ini berakhir ketika lendir pernafasan berkurang.
3.  Periode III stabilisasi (periode ini berlangsung 12 sampai 24 jam)
Kedua pengkajian keadaan fisik tersebut untuk memastikan bayi dalam keadaan
normal/mengalami penyimpangan
TUMBANG
A. DEFINISI
Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yang sifatnya berbeda,
tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan.
1. Menurut Soetjiningsih, pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan
dalam besar jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa
diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter),
umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh);
sedangkan perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill)
dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan.
2. Menurut Depkes RI, pertumbuhan adalah bertambah banyak dan besarnya sel seluruh
bagian tubuh yang bersifat kuantitatif dan dapat diukur; sedangkan perkembangan
adalah bertambah sempurnanya fungsi dari alat tubuh.
3. Menurut Markum dkk, pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar,
jumlah ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu; perkembangan lebih
menitikberatkan aspek perubahan bentuk atau fungsi pematangan organ atau individu,
termasuk perubahan aspek sosial atau emosional akibat pengaruh lingkungan.
B. JENIS
1. Tumbang fisis Meliputi perubahan dalam ukuran besar dan fungsi organisme atau
individu.
2. Tumbang Intelektual  Berkaitan dengan kepandaian berkomunikasi dan kemampuan
menangani materi yang bersifat abstrak dan simbolik
3. Tumbang Emosional  kemampuan untuk membentuk/menangani kegelisahan dan
mengelola rangsangan
C. CIRI TUMBUH KEMBANG ANAK
Proses tubuh kembang anak mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan, yaitu :
1. Perkembangan menimbulkan perubahan.
Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap pertumbuhan disertai
dengan perubahan fungsi. Misalnya perkembangan intenlegensia pada seorang anak
akan meyertai pertumbuhan otak dan serabut saraf.
2. Pertumbuhan dan perkembangan tahap awal menentukan perkembangan selanjutnya.
Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati
tahapan sebelumnya. Sebagi contoh, seorang anak tidak akan bisa berjalan sebelum ia
bisa sendiri. Seorang anak tidak akan bisa berdiri jika pertumbuhan kaki dan bagian
tubuh lain yang terkait dengan fungsi berdiri anak terhambat. Karena itu perkembangan
awal ini merupakan masa kritis karena kan menentukan perkembangan selanjutnya.
3. Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda
Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda-beda,
baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi organ dan perkembangan
pada masing-masing anak.
4. Perkembangan berkolerasi dengan perkembangan       
Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian, terjadi
peningkatan mental, memori, daya nalar, asosiasi dan lain-lain. Anak sehat bertambah
umur, bertambah berat dan tinggi badanya serta bertambah kepandaianya
5. Perkembangan mempunyai pola yang tetap
Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang tetap, yaitu:
a. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju ke arah
kaudal atau anggota tubuh (pola sefakaudal).
b. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak kasar) lalu
berkembangan ke bagian distal seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan gerak
halus (pola proksimodistal).
c. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan
Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan. Tahap-
tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya anak terlebih dahulu mampu
membuat lingkaran sebelum mampu membuat gambar kontak, anak mampu berdiri
sebelum berjalan dan sebagainya. 
D. PRINSIP TUMBUH KEMBANG ANAK
Proses tumbuh kembang anak juga mempunyai prinsip-prinsip yang saling berkaitan.
Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut
1. Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar
Kematangan merupakan proses intrinsik yang terjadi dengan sendirinya, sesuai dengan
potensi yang ada pada individu. Belajar merupakan perkembangan yang berasal dari
latihan dan usaha. Melalui belajar, anak memperoleh kemampuan menggunakan
sumber yang diwariskan dan potensi yang dimiliki anak.
2. Pola perkembangan dapat diramalkan
Terdapat persamaan pola perkembangan bagi semua anak. Dengan demikian
perkembangan seorang anak dapat diramalkan. Perkembangan berlangsung dari
tahapan umum ke tahapan spesifik, dan terjadi kesinambungan.
E. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
ANAK
Kualitas tumbuh kembang anak ditentukan oleh:
 Faktor intrinsik, yaitu faktor-faktor bawaan sejak lahir (genetik-heredokonstitusional)
 Faktor ekstrinsik, yaitu faktor-faktor sekeliling (lingkungan) yang mempengaruhi
tumbuh kembang anak sejak di dalam kandungan hingga lahir dan bertumbuh-kembang
menjadi seorang anak.
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak antara lain :
1. Faktor herediter
Merupakan faktor pertumbuhan yang dapat diturunkan yaitu suku, ras, dan jenis
kelamin (Marlow, 1988 dalam Supartini, 2004). Jenis kelamin ditentukan sejak dalam
kandungan. Anak laki-laki setelah lahir cenderung lebih besar dan tinggi dari pada anak
perempuan, hal ini akan nampak saat anak sudah mengalami masa pra-pubertas. Ras
dan suku bangsa juga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan. Misalnya suku
bangsa Asia memiliki tubuh yang lebih pendek dari pada orang Eropa atau suku Asmat
dari Irian berkulit hitam
2. Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya
potensi bawaan. Faktor ini disebut juga milieu merupakan tempat anak tersebut hidup,
dan berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak. Lingkungan yang cukup baik
akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan
menghambatnya. Lingkungan merupakan lingkungan bio-fisiko-psiko-sosial yang
mempengaruhi individu setiap hari, mulai dari konsepsi sampai akhir hayatnya.
Faktor lingkungan ini secara garis besar dibagi menjadi :
a. Faktor yang memepengaruhi anak pada waktu masih di dalam kandungan (faktor
pranatal)
Faktor lingkungan pranatal yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang janin mulai
dari konsepsi sampai lahir, antara lain :
1) Gizi ibu pada waktu hamil
Ibu kurang mendapat asupan gizi yang baik, gangguan endokrin pada ibu
(diabetes mellitus), ibu yang mendapatkan terapi sitostatika atau mengalami
infeksi rubela, toxoplasmosis, sifilis dan herpes. sebelum terjadinya kehamilan
maupun pada waktu sedang hamil, lebih sering menghasilkan bayi BBLR/lahir
mati, menyebabkan cacat bawaan, hambatan pertumbuhan otak, anemia pada bayi
baru lahir,bayi baru lahir mudah terkena infeksi, abortus dan sebagainya. Kondisi
ini dapat mempengaruhi janin dalam uterus yang dapat mengganggu
pertumbuhan dan perkembangan janin.
2) Mekanis
Trauma dan cairan ketuban yang kurang, posisi janin dalam uterus dapat kelainan
bawaan, talipes, dislokasi panggul, tortikolis kongenital, palsi fasialis, atau kranio
tabes.
3) Toksin/zat kimia
Zat-zat kimia yang dapat menyebabkan kelainan bawaan pada bayi antara lain
obat anti kanker, rokok, alkohol beserta logam berat lainnya.
4) Endokrin
Hormon-hormon yang mungkin berperan pada pertumbuhan janin, adalah
somatotropin, tiroid, insulin, hormon plasenta, peptida-peptida lainnya dengan
aktivitas mirip insulin. Apabila salah satu dari hormon tersebut mengalami
defisiensi maka dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada pertumbuhan
susunan saraf pusat sehingga terjadi retardasi mental, cacat bawaan dan lain-lain.
5) Radiasi
Radiasi pada janin sebelum umur kehamilan 18 minggu dapat menyebabkan
kematian janin, kerusakan otak, mikrosefali, atau cacat bawaan lainnya dan pada
laki-laki dapat menyebabkan cacat bawaan pada anaknya.
6) Infeksi
Setiap hiperpirexia pada ibu hamil dapat merusak janin. Infeksi intrauterin yang
sering menyebabkan cacat bawaan adalah TORCH, sedangkan infeksi lainnya
yang juga dapat menyebabkan penyakit pada janin adalah varisela, malaria, polio,
influenza dan lain-lain.
7) Stres
Stres yang dialami oleh ibu pada waktu hamil dapat mempengaruhi tumbuh
kembang janin, antara lain cacat bawaan, kelainan kejiwaan dan lain-lain.
8) Imunitas
Rhesus atau ABO inkomtabilitas sering menyebabkan abortus, hidrops fetalis,
kern ikterus, atau lahir mati.
9) Anoksia embrio
Menurunnya oksigenisasi janin melalui gangguan pada plasenta atau tali pusat,
menyebabkan BBLR.
b. Faktor lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang anak setelah lahir (faktor
postnatal)
Lingkungan postnatal yang mempengaruhi tumbuh kembang anak dapat
digolongkan menjadi:
1) Lingkungan biologis
a)Ras atau suku bangsa.
Bangsa kulit putih mempunyai pertumbuhan somatik lebih tinggi dari pada
bangsa asia.
b)Jenis kelamin.
Walau belum di ketahui secara pasti banyak yang mengatakan bahwa bayi laki
laki sering sakit di bandingkan bayi perempuan.
c)Umur.
Umur paling rawan adalah masa batita. Oleh karena pada masa itu bayi mudah
sakit dan mudah terjadi kurang gizi.
d)Gizi
Makan memegang peranan penting dalam tumbuh kembang bayi karena
makanan bagi anak di butuhkan untuk pertumbuhan. Penyebab status nutrisi
kurang pada anak : a) Asupan nutrisi yang tidak adekuat, baik secara
kuantitatif maupun kualitatif b) Hiperaktivitas fisik/ istirahat yang kurang c)
Adanya penyakit yang menyebabkan peningkatan kebutuhan nutrisi d) Stres
emosi yang dapat menyebabkan menurunnya nafsu makan atau absorbsi
makanan tidak adekuat
e)Perawatan kesehatan
Pemeriksaan kesehatan dan menimbang bayi secara rutin setiap bulan akan
menunjang tumbuh kembang bayi. Status kesehatan anak dapat berpengaruh
pada pencapaian pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini dapat terlihat
apabila anak dalm kondisi sehat dan sejahtera maka percepatan pertumbuhan
dan perkembangan akan lebih mudah dibandingkan dengan anak dalam
kondisi sakit
f)Kepekaan terhadap penyakit
Dalam imunisasi, di harapkan anak terhindar dari penyakit-penyakit yang
sering menimbulkan cacat atau kematian.
g) Penyakit kronis
Anak yang menderita penyakit menahun akan terganggu tumbuh kembang dan
pendidikannya
h) Fungsi metabolisma
Karena perbedaan dalam proses metabolisme pada berbagai umur, maka
kebutuhan akan berbagai nutrien harus didasarkan atas perhitungan yang tepat
dan memadai.
i) Hormon
Faktor hormonal yang berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak
adalah somatotropon yang berperan dalam mempengaruhi pertumbuhan tinggi
badan, hormon tiroid dengan mestimulasi metabolisme tubuh, glukokortiroid
yang berfungsi menstimulasi pertumbuhan sel interstisial dari testis untuk
memproduksi testosteron dan ovarium untuk memproduksi estrogen
selanjutnya hormon tersebut akan menstimulasi perkembangan seks baik pada
anak laki-laki maupun perempuan sesuai dengan peran hormonnya.Hormon-
hormon yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang antara lain adalah :
1) Somatotropin atau “ growth hormon merupakan pengatur utama pada
pertumbuhan somatis terutama pertumbuhan kerangka
2) Hormon tiroid mempunyai fungsi pada metabolisme protein, karbohidrat
dan lemak.
3) Glukortikoid mempunyai fungsi yang bertentangan dengan somatotropin
tiroksin serta androgen, karena kortison mempunyai efek anabolik.
4) Hormon - hormon seks mempunyai peranan dalam reproduksi.
2) Faktor fisik
Faktor fisik antara lain yaitu cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah,
sanitasi, keadaan rumah baik dari struktur bangunan, ventilasi, cahaya dan
kepadatan hunian, serta radiasi.
a)Iklim tertentu akan mempengaruhi status kesehatan anak misalnya musim
penghujan akan dapat menimbulkan banjir sehingga menyebabkan sulitnya
transportasi untuk mendapatkan bahan makanan, timbul penyakit menular,dan
penyakit kulit yang dapat menyerang bayi dan anak-anak.
b)Anak yang tinggal di daerah endemik misalnya endemik demam berdarah, jika
terjadi perubahan cuaca wabah demam berdarah akan meningkat.
c)Olah raga atau latihan fisik yang teratur akan meningkatkan sirkulasi darah
sehingga meningkatkan suplai oksigen ke seluruh tubuh, meningkatkan
aktivitas fisik dan menstimulasi perkembangan otot dan jaringan sel.
3) Faktor psikososial
a) Stimulasi
Stimulasi merupakan hal penting dalam tumbuh kembang anak. Anak yang
mendapat stimulasi yang terarah dan tertur akan lebih cepat berkembang
dibandingkan dengan anak yang kurang /tidak mendapat stimulasi.
b) Motivasi belajar
Motivasi belajar dapat ditimbulkan sejak dini dengan membersihkan
lingkungan yang kondusif untuk belajar, misalnya sekolah yang tidak terlalu
jauh, buku-buku, suasana yang tenang serta sarana lainnya.
c) Ganjaran atau hukuman
Kalau anak berbuat benar, maka wajib kita beri ganjaran misalnya pujian,
ciuman, belaian, sedangkan menghukum dengan wajar kalau anak berbuat
salah, masih dibenarkan.
d) Kelompok sebaya
Untuk proses sosialisasi dengan lingkungannya anak memerlukan teman
sebaya.
e) Stress
Stress pada bayi berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya, misalnya bayi
akan menarik diri, rendah diri, terlambat bicara dan sebagainya.
f) Sekolah
Dengan pendidikan yang baik, maka di harapkan dapat meningkatkan taraf
hidup anak.
g) Cinta dan kasih sayang
Anak memerlukan cinta dan kasih sayang serta perlakuan adil dari orang tua
agar menjadi anak yang tidak sombong dan bisa memberikan kasih sayangnya
pula kepada sesamanya.
h) Kualitas interaksi anak-orang tua
Interaksi timbal balik antara anak dan orang tua menimbulkan keakraban
dalam keluarga.
4) Faktor keluarga dan adat istiadat
Faktor keluarga yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak yaitu :
a)Pekerjaan/pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh
kembang anak karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak
baik yang primer maupun sekunder. Anak yang dibesarkan di keluarga yang
berekonomi tinggi untuk pemenuhan kebutuhan gizi akan tercukupi dengan
baik dibandingkan dengan anak yang dibesarkan di keluarga yang berekonomi
sedang atau kurang
b)Pendidikan ayah/ibu yang baik. Keluarga dengan pendidikan tinggi akan lebih
mudah menerima arahan terutama tentang peningkatan pertumbuhan dan
perkembangan anak, penggunaan fasilitas kesehatan dll dibandingkan dengan
keluarga dengan latar belakang pendidikan rendah
c)Jumlah saudara dan posisi dalam keluarga.
Jumlah saudara yang banyak pada keluarga yang keadaan sosial ekonominya
cukup akan mengakibatkan berkurangnya perhatian dan kasih sayang yang
diterima anak. Sedangkan pada keluarga dengan sosial ekonomi yang kurang,
akan mengakibatkan selain kurangnya kasih sayang dan perhatian pada anak,
juga kebutuhan primer seperti makanan, sandang dan perumahan pun tidak
terpenuhi.Posisi anak sebagai anak tunggal, anak sulung, anak tengah atau
anak bungsu akan mempengaruhi pola perkembangan anak tersebut diasuh dan
dididik dalam keluarga.
d) Jenis kelamin dalam keluarga
Pada masyarakat tradisional, wanita mempunyai status yang lebih rendah di
bandingkan laki laki, sehingga angka kematian bayi karena malnutrisi masih
tinggi pada wanita
e)Stabilitas rumah tangga.
Tumbuh kembang anak akan berbeda pada keluarga yang harmonis,
dibandingkan dengan mereka yang kurang harmonis
f) Kepribadian ayah/ibu.
Kepribadian ayah dan ibu yang terbuka tentang pengaruhnya berbeda terhadap
tumbuh kembang anak, bila dibandingkan dengan mereka yang kepribadianya
tertutup.
g)Adat-istiadat, norma-norma tabu-tabu
Budaya keluarga atau masyarakat akan mempengaruhi bagaimana mereka
dalam mempersepsikan dan memahami kesehatan dan perilaku hidup sehat.
Adat istiadat yang berlaku di tiap daerah akan berpengaruh terhadap tumbuh
kembang anak
h)Agama.
Dengan memahami agama akan menuntun umatnya untuk berbuat kebaikan
dan kebajikan.
i) Urbanisasi yang banyak menyebabkan kemiskinan dengan segala
permasalahannya
j) Kehidupan politik dalam masyarakat yang mempengaruhi prioritas
kepentingan anak, anggaran dan lain-lain.
MATERI
A. Teori-Teori Perkembangan
1. Perkembangan kognitif (Piaget)
a. Tahap sensori motor (0-2 tahun)
Anak mempunyai kemampuan dalam mengasimilasi dan mengakomodasi informasi
dengan cara melihat, mendengar, menyentuh dan kativitas motorik. Semua gerakan
akan diarahkan ke mulut dengan merasakan keingintahuan sesuatu dari apa yang
dilihat, didengar, disentuh dll.
b. Tahap praoperasional ( 2-7 tahun)
Anak belum mampu mengoperasionalkan apa yang dipikirkan melalui tindakan
dalam pikiran anak, perkembangan anak masih bersifat egosentris. Pada masa ini
pikiran bersifat transduktif menganggap semuanya sama. Seperti semua pria
dikeluarga adalah ayah maka semua pria adalah ayah. Selain itu ada pikiran
animisme, yaitu selalu memperhatikan adanya benda mati. Seperti anak jatuh dan
terbentur batu, dia akan menyalahkan batu tersebut dan memukulnya.
c. Tahap kongret (7-11 tahun)
Anak sudah memandang realistis dari dunianya dan mempunyai anggapan yang
sama dengan orang lain, sifat egosentrik sudah hilang, karena anak sudah mengerti
tentang keterbatasan diri sendiri. Anak sudah mengenal konsep tentang waktu dan
mengingat kejadian yang lalu. Pemahaman belum mendalam dan akan berkembang
di akhir usia sekolah (masa remaja).
d. Tahap formal operasional (> 11 tahun)
Anak remaja dapat berpikir dengan pola yang abstrak menggunakan tanda atau
simbol dan menggambarkan kesimpulan yang logis. Mereka dapat membuat dugaan
dan mengujinya dengan pemikirannya yang abstrak, teoritis dan filosofis. Pola
berfikir logis membuat mereka mampu berpikir tentang apa yang orang lain juga
memikirkannya dan berpikir untuk memecahkan masalah.
2. Perkembangan psikoseksual anak (Freud)
a. Tahap oral (0-1 tahun)
Pada masa ini kepuasan dan kesenangan, kenikmatan dapat melalui dengan cara
menghisap, menggigit, mengunyah atau bersuara, ketergantungan sangat tinggi dan
selalu minta dilindungi untuk mendapatkan rasa aman. Masalah yang diperoleh pada
tahap ini adalah menyapih dan makanan.
b. Tahap anal (1-3 tahun)
Kepuasan pada fase ini adalah pada pengeluaran tinja.Anak akan menunjukkan
keakuannya dan sikapnya sangat narsistik yaitu cinta terhadap dirinya sendiri dan
sangat egosentrik, mulai mempelajari struktur tubuhnya. Masalah pada saat ini
adalah obesitas, introvet, kurang pengendalian diri dan tidak rapi.
c. Tahap oedipal/phalik ( 3-5 tahun)
Kepuasan pada anak terletak pada rangsangan autoerotik yaitu meraba-raba,
merasakan kenikmatan dari beberapa daerah erogennya, suka pada lain jenis. Anak
laki-laki cenderung suka pada ibunya dan anak perempuan cenderung suka pada
ayahnya.
d. Tahap laten ( 5-12 tahun)
Kepuasan anak mulai terintegrasi, anak masuk dalam fase pubertas dan berhadapan
langsng pada tuntutan sosial seperti suka hubungan dengan kelompoknya atau
sebaya, dorongan libido mulai mereda.
e. Tahap Genital ( > 12 tahun)
Kepuasan anak pada fase ini kembali bangkit dan mengarah pada perasaan cinta
matang terhadap lawan jenis.
3. Perkembangan psikososial (Erikson)
a. Tahap percaya tidak percaya (0-1 th)
Bayi sudah terbentuk rasa percaya kepada seseorang baik orang tua maupun orang
yang mengasuhnya ataupun tenaga kesehatan yang merawatnya. Kegagalan pada
tahap ini apabila terjadi kesalahan dalam mengasuh atau merawat maka akan timbul
rasa tidak percaya.
b. Tahap kemandirian, rasa malu dan ragu (1-3 tahun)
Anak sudah mulai mencoba dan mandiri dalam tugas tumbuh kembang seperti
kemampuan motorik dan bahasa. Pada tahap ini jika anak tidak diberikan kebebasan
anak akanmerasa malu.
c. Tahap inisiatif, rasa bersalah (4-6 tahun)
Anak akan mulai inisiatif dalam belajar mencari pengalaman baru secara aktif dalam
aktivitasnya. Apabila pada tahap ini anak dilarang akan timbul rasa bersalah.
d. Tahap rajin dan rendah diri (6-12 tahun)
Anak selalu berusaha untuk mencapai sesuatu yang diinginkan atau prestasinya
sehingga anak pada usia ini adalah rajin dalam melakukan sesuatu. Apabila pada
tahap ini gagal anak akan rendah diri.
e. Tahap identitas dan kebingungan peran pada masa adolesence.
Anak mengalami perubahan diri, perubahan hormonal.
f. Tahap keintiman dan pemisahan terjadi pada masa dewasa yaitu anak mencoba
melakukan hubungan dengan teman sebaya ata kelompok masyarakat dalam
kehidupan sosial.
g. Tahap generasi dan penghentian terjadi pada dewasa pertengahan yaitu seseorang
ingin mencoba memperhatikan generasi berikutnya dalam kegiatan aktivitasnya.
h. Tahap integritas dan keutusasaan terjadi pada dewasa lanjut yaitu seseorang
memikirkan tugas-tugas dalam mengakhiri kehidupan.
B. Kebutuhan-kebutuhan Dasar Anak
Kebutuhan dasar anak untuk Tumbuh Kembang yang optimal meliputi Asuh, Asih, dan
Asah yaitu:
1. Kebutuhan Fisik-Biologis (ASUH)
Meliputi kebutuhan sandang, pangan, papan seperti:
 Nutrisi : Harus dipenuhi sejak anak di dalam rahim. Ibu perlu memberikan nutrisi
seimbang melalui konsumsi makanan yang bergizi dan menu seimbang. Air Susu
Ibu (ASI) yang merupakan nutrisi yang paling lengkap dan seimbang bagi bayi
terutama pada 6 bulan pertama (ASI Eksklusif).
 Imunisasi : anak perlu diberikan imunisasi dasar lengkap agar terlindung
dari penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
 Kebersihan : meliputi kebersihan makanan, minuman, udara, pakaian, rumah,
sekolah, tempat bermain dan transportasi
 Bermain, aktivitas fisik, tidur : anak perlu bermain, melakukan aktivitas fisik
dan tidur karena hal ini dapat
 merangsang hormon pertumbuhan, nafsu makan, merangsang
metabolisme karbohidrat, lemak, dan  protein
 merangsang pertumbuhan otot dan tulang
 merangsang perkembangan
 Pelayanan Kesehatan: anak perlu dipantau/diperiksa kesehatannya secara teratur.
Penimbangan anak minimal 8 kali setahun dan dilakukan SDIDTK minimal 2 kali
setahun. Pemberian kapsul Vitamin A dosis tinggi setiap bulan Februari dan bulan
Agustus. Tujuan pemantauan yang teratur untuk : mendeteksi secara dini dan
menanggulangi bila ada penyakit dan gangguan tumbuh-kembang, mencegah
penyakit serta memantau pertumbuhan dan perkembangan anak
2. Kebutuhan kasih sayang dan emosi (ASIH)
Pada tahun-tahun pertama kehidupannya (bahkan sejak dalam kandungan), anak mutlak
memerlukan ikatan yang erat, serasi dan selaras dengan ibunya untuk  menjamin
tumbuh kembang fisik-mental dan psikososial anak dengan cara:
 menciptakan rasa aman dan nyaman, anak merasa dilindungi,
 diperhatikan minat, keinginan, dan pendapatnya
 diberi contoh (bukan dipaksa)
 dibantu, didorong/dimotivasi, dan dihargai
 dididik dengan penuh kegembiraan, melakukan koreksi dengan kegembiraan dan
kasih sayang (bukan ancaman/ hukuman)
3. Kebutuhan Stimulasi (ASAH)
Anak perlu distimulasi sejak dini untuk mengembangkan sedini mungkin kemampuan
sensorik, motorik, emosi-sosial, bicara, kognitif, kemandirian, kreativitas,
kepemimpinan, moral dan spiritual anak. Dasar perlunya stimulasi dini:
 milyaran sel otak dibentuk sejak anak di dalam kandungan usia 6 bulan dan belum ada
hubungan antar sel-sel otak (sinaps)
 orang tua perlu merangsang hubungan antar sel-sel otak
 bila ada rangsangan akan terbentuk hubungan-hubungan baru (sinaps)
 semakin sering di rangsang akan makin kuat hubungan antar sel-sel otak
 semakin banyak variasi maka hubungan antar se-sel otak semakin kompleks/luas
 merangsang otak kiri dan kanan secara seimbang untuk mengembangkan multipel
inteligen dan kecerdasan yang lebih luas dan tinggi.- stimulasi mental secara dini
akan mengembangkan mental-psikososial anak seperti: kecerdasan, budi luhur,
moral, agama dan etika, kepribadian,
 ketrampilan berbahasa, kemandirian, kreativitas, produktifitas, dst
Orang tua perlu menganut pola asuh demokratik, mengembangkan kecerdasan emosional,
kemandirian, kreativitas, kerjasama, kepemimpinan dan moral-spiritual anak. Selain
distimulasi, anak juga perlu mendapatkan kegiatan SDIDTK lain yaitu deteksi dini
(skrining) adanya kelainan/penyimpangan tumbuh kembang, intervensi dini dan rujukan
dini bila diperlukan. Melalui bermain, anak bisa belajar mengendalikan dan
mengkoordinasikan otot-ototnya melibatkan emosi dan pikiran sehingga anak mendapat
pengalaman hidup.
Pemenuhan kebutuhan emosi (asih) dapat dipenuhi dengan cara melakukan kontak sedini
mungki bayi dan ibu (inisiasi dini). Keadaan ini akan menimbulkan kontak fisik (kontak
kulit), psikis (kontak mata), suara dan penciuman sedini mungkin yang turut memegang
peran penting terhadap keberhasilan menyusui. Dengan mendekap bayi pada saat
menyusui, mengajaknya berbicara dengan penuh kasing sayang, seorang ibu sudah
memenuhi kebutuhan bayi akan stimulasi (asah), dan secara tidak langsung juga
berdampak pada pemenuhan kebutuhan psikologis ibu. Sedangkan kebutuhan asuh
terpenuhi melalui kandungan ASI. Nutrisi yang adekuat sangat diperlukan utuk
pertumbuhan seseorang.

Anda mungkin juga menyukai