Anda di halaman 1dari 1

Inseminasi adalah sebuah teknik medis dalam membantu proses reproduksi dengan memasukan

sperma kedalam rahim dengan cara menggunakan kateter atau disuntikan kerahim. Proses
inseminasi ini biasanya dilakukan oleh dokter yang ahli pada bidang tersebut. Inseminasi dan
bayi ttabung merupakan dua hal yang berbeda. Namun hukum inseminasi dalam Islam sama
dengan hukum bayi tabung menurut Islam. Diperbolehkan apabila dikarenakan keadaan darurat
seperti tidak dapat memiliki keturunan dan pembuahan tersebut berasal dari sel telur dan sperma
pasangan suami istri yang sah. Tidak diperbolehkan apabila kondisinya tidak mendesak dan
masih bisa memiliki keturunan dengan cara bersenggama. Dan juga tidak diperbolehkan apabila
yang melakukan adalah pasangan yang tidak sah, karena jatuhnya zina dalam Islam.

Hukum inseminasi dalam pandangan islam

Inseminasi buatan dilihat dari asal sperma yang dipakai dapat dibagi menjadi 2 hal yaiti

1. Inseminasi buatan dengan sperma sendiri atau AIH ( Artificial Insermination husband)
Untuk inseminasi buatan pada manusia dengan sperma suami senidir, baik dengan cara
mengambil sperma suami kemudia disuntikan kedalam vagina atau uterus isntri, maupun
dengan pembuahan diluar rahim bayi tabung ), maka hal ini dibolehkan asal keadan
suami dan istri tersebut benar-benar membutuhkan untuk memperoleh keturunan. Hal ini
disepakati oleh para ulama, terlepas dari itu semua asal inseminasi itu dilakukan dengan
sperma suami yang sah, hal itu dibolehkan sehingga anak yang lahir adalah anak yang
sah dari ibu bapaknya.

Ada dua hal yang menyebutkan bahwa bayi tabung itu halal, yaitu :
a. Sperma tersebut diambil dari si suami dan indung telurnya dari istrinya kemduian
disesuaikan dan dicangkokan ke dalam rahim istrinya..
b. Sperma si suami diambil kemudian disuntikan ke dalam saluran rahim istrinnya
atau lansung ke dalam rahim istrinya untuk disemaikan.
2. Inseminasi buatan bukan dengan suami atau lazim disebut donor atai AID ( Artificial
Insermination Donor )
Sebaliknya, kalo inseminasi dilakukan dengan bantuan donor sperma dan
ovum, maka diharmkan sama dengan zin, sebagai akibat hukunya, anak hasil
inseminasi itu tidak sah dan nasabnya hanya berhubungan dengan ibu yang
melahirkanya. Dalil yang menjadi landasan hokum haram inseminasi buatan
dengan donor

Anda mungkin juga menyukai