Anda di halaman 1dari 5

Ciri-ciri Garam

Apabila larutan asam dengan larutan basa direaksikan, maka ion H + (dari asam) akan bereaksi
dengan ion OH– (dari basa) membentuk air. Reaksi antara asam dan basa ini disebut reaksi
penetralan (netralisasi) jika jumlah zat asam sama dengan jumlah zat basa. Disebut demikian
karena selain air, dihasilkan pula suatu zat yang bersifat netral yaitu garam, jika jumlah asam dan
jumlah basanya mempunyai perbandingan yang sama. Reaksi ini juga di kenal dengan reaksi
penggaraman karena menghasilkan garam.

Garam terdapat dalam bentuk garam netral, garam basa dan garam asam. Umumnya garam
mudah larut dalam air, merupakan padatan pada suhu kamar (25 oC), merupakan elektrolit
sehingga dapat menghantarkan arus listrik, memiliki titik didih dan titik leleh yang tinggi.

Sifat Garam

Garam dapat dibuat dengan mereaksikan suatu logam dengan asam kuat yang encer atau
mereaksikan antara asam dengan basa., reaksi asam dengan basa disebut reaksi netralisasi.

Contoh reaksi netralisasi :

Asam klorida + natrium hidroksida                               Natrium klorida + air

Asam sulfat + Kalium klorida                                              Kalsium sulfat + air

Asam nitrat + Lithium hidroksida                       Lithium nitrat + air

Asam klorida + Kalsium hidroksida                               Kalsium klorida + air

Reaksi netralisasi menghasilkan senyawa yang disebut garam. Contoh garam dapur (NaCL) yang
terbentuk dari reaksi antara natrium hidroksida dengan asam klorida.

Contoh garam yang ada pada kehidupan kita sehari-hari :

 Natrium klorida (NaCL) yang disebut garam dapur


 Magnesium sulfat (MgSO4) yang disebut garam inggris sebagai abat pencuci perut.
 Kalsium karbonat (CaCO3)  merupakan senyawa dalam batu kapur, marmer atau batu
pualam.
 Natrium karbonat (Na2CO3) yang disebut soda pencuci
 Aluminium solfaf (  Al2(SO4)  ), untuk penjernihan air
 Natrium stearat ( NaC17H35COO ), bahan sabun mandi

Garam mudah mudahan bermanfaat, diharapkan Siswa dapat mengelompokkan larutan asam, larutan
basa dan larutan garam melalui alat dan indikator yang tepat.
Kata asam (acid) berasal dari bahasa Latin acidus yang berarti mempunyai rasa asam. Salah satu definisi
asam adalah zat yang jika dilarutkan di dalam air akan menghasilkan ion hidrogen (H+). Secara umum
asam memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

Rasa masam jika dicicipi (jangan menguji asam kuat dengan mencicipinya)

Derajat keasaman lebih kecil dari 7 (pH < 7)

Terasa menyengat jika disentuh, terutama asam kuat

Reaksi dengan logam bersifat korosif (menyebabkan karat, dapat pula merusak jaringan kulit/iritasi dan
melubangi benda yang terbuat dari kayu atau kertas jika konsentrasinya tinggi)

Merupakan larutan elektrolit sehingga dapat menghantarkan arus listrik.

Ciri-ciri Basa

Basa (alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti abu. Salah satu definisi basa adalah zat yang jika
dilarutkan di dalam air akan menghasilkan ion hidroksida (OH–). Secara umum basa memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:

Rasa pahit jika dicicipi

Dalam keadaan murni umumnya berupa kristal padat

Tingkat keasaman lebih besar dari 7 (pH > 7)

Terasa licin di kulit (jangan menguji basa kuat dengan menyentuhnya)

Memiliki sifat kaustik yaitu merusak kulit jika kadar basanya tinggi

Dapat mengemulsi minyak

Merupakan elektrolit, larutannya dapat menghantarkan arus listrik

Ciri-ciri Garam
Apabila larutan asam dengan larutan basa direaksikan, maka ion H+ (dari asam) akan bereaksi dengan
ion OH– (dari basa) membentuk air. Reaksi antara asam dan basa ini disebut reaksi penetralan
(netralisasi) jika jumlah zat asam sama dengan jumlah zat basa. Disebut demikian karena selain air,
dihasilkan pula suatu zat yang bersifat netral yaitu garam, jika jumlah asam dan jumlah basanya
mempunyai perbandingan yang sama. Reaksi ini juga di kenal dengan reaksi penggaraman karena
menghasilkan garam.

Garam terdapat dalam bentuk garam netral, garam basa dan garam asam. Umumnya garam mudah
larut dalam air, merupakan padatan pada suhu kamar (25oC), merupakan elektrolit sehingga dapat
menghantarkan arus listrik, memiliki titik didih dan titik leleh yang tinggi.

Contoh-contoh Asam

Asam dapat dengan mudah kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Dalam makanan, minuman, buah-
buahan, air hujan bahkan di dalam tubuh kita. Berdasarkan asalnya, asam dikelompokkan menjadi 2
kelompok, yaitu asam organik dan asam mineral.

Asam organik berasal dari sumber alami (tumbuhan dan hewan), umumnya bersifat asam lemah. Contoh
asam organik adalah asam sitrat terdapat dalam buah jeruk, asam format terdapat dalam
gigitan/sengatan semut dan sengatan lebah dan asam asetat yang terdapat dalam cuka makan. Asam
mineral adalah senyawa asam seperti asam klorida (asam lambung) terdapat dalam sistem pencernaan
manusia dan hewan. Asam mineral banyak juga dimanfaatkan oleh manusia untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari dan umumnya bersifat asam kuat. Contoh asam mineral adalah asam klorida yang
digunakan secara luas dalam industri, asam sulfat untuk aki mobil dan asam fluorida yang biasanya
digunakan pada pabrik kaca.

Berdasarkan kekuatannya asam dibagi menjadi dua jenis, yaitu asam kuat dan asam lemah. Kekuatan
suatu asam dapat ditentukan dari kemampuannya melepaskan ion hidrogen yang bermuatan positif (ion
H+) ketika dilarutkan dalam air. Semakin banyak ion H+ yang dilepaskan, semakin kuat sifat asamnya.

Berikut ini adalah tabel beberapa contoh asam kuat dan asam lemah.

Contoh-contoh Basa

Sama halnya dengan zat asam, zat basa juga dapat dengan mudah kita temui dalam kehidupan sehari-
hari. Sifat licin dan rasanya yang pahit merupakan cara mudah untuk mengenali zat basa. Beberapa
contoh zat basa yang sering digunakan adalah:

Natrium hidroksida / soda api / soda ash dan kalium hidroksida, sebagai bahan baku pembersih dalam
rumah tangga, misalnya sabun mandi, sabun cuci, detergen, pemutih dan pembersih lantai

Magnesium hidroksida dan aluminium hidroksida, terkandung dalam obat nyeri lambung (antasid)

Amoniak, untuk pelarut desinfektan (pencegah terjadinya infeksi) dan bahan baku pupuk rea
Sama seperti asam, basa juga dibedakan menjadi basa kuat dan basa lemah. Kekuatan suatu basa dapat
ditentukan dari kemampuannya melepaskan ion hidroksida yang bermuatan negatif (ion OH–) ketika
dilarutkan dalam air. Semakin banyak ion OH– yang dilepaskan, semakin kuat sifat basanya. Semua
rumus kimia basa umumnya mengandung gugus OH–.

Jika diketahui rumus kimia suatu basa, maka untuk memberi nama basa, cukup dengan menyebut nama
logam dan diikuti kata hidroksida. Berikut ini tabel beberapa contoh basa kuat dan basa lemah:

Contoh-contoh Garam

Salah satu cara memperoleh senyawa garam adalah dengan cara mereaksikan zat asam dengan zat basa.
Reaksi ini dikenal dengan reaksi penggaraman atau disebut juga reaksi netralisasi. Dalam kehidupan
sehari-hari garam yang sering digunakan antara lain: garam dapur (NaCl), garam inggris (MgSO4) sebagai
obat pencahar, soda kue (NaHCO3) sebagai pengembang roti, monosodium glutamat (MSG) sebagai
penyedap rasa.

Sifat garam tergantung pada asam dan basa pembentuknya. Garam yang berasal dari reaksi antara asam
dan basa dapat bersifat asam, basa atau netral.

Garam yang bersifat asam, memiliki pH < 7, berasal dari reaksi antara asam kuat dan basa lemah.
Contoh: NH4Cl (amonium klorida / salmoniak), dan NH4NO3 (amonium nitrat).

Garam yang bersifat basa, memiliki pH > 7, berasal dari reaksi antara asam lemah dan basa kuat.
Contoh: KNO2 (kalium nitrit), NaHCO3 (natrium bikarbonat / soda kue), NaCH3COO (natrium asetat),
KCN (kalium sianida / potas), dan KF (kalium fosfat).

Garam yang bersifat netral, memiliki pH = 7, berasal dari asam kuat dan basa kuat.
Contoh: NaCl (natrium klorida), KI (kalium iodida), dan KNO3 (kalium nitrat).

Reaksi penggaraman (netralisasi) sangat berguna bagi kehidupan manusia. Dalam kehidupan sehari-hari
banyak dijumpai pemanfaatan reaksi netralisasi, misalnya:

Untuk mengurangi rasa sakit dan iritasi akibat sengatan lebah yang mengandung asam digunakan soda
kue (natrium bikarbonat)

Nyeri lambung akibat kadar asam klorida dalam lambung yang berlebihan dinetralisir dengan obat yang
mengandung basa magnesium hidroksida atau aluminium hidroksida

Limbah cair hasil industri yang dibuang ke sungai mengandung zat asam yang dapat menyebabkan
kematian ikan oleh karenanya ditambahkan aluminium hidroksida untuk menetralkannya

Mulut kita mengandung zat asam sisa makanan dan minuman yang dapat merusak gigi dan
menimbulkan bau mulut, untuk menetralisirnya kita menggunakan pasta gigi yang mengandung zat basa
Tanah yang terlalu asam akibat hujan asam dan tanah gambut, dapat menyebabkan tanaman tidak
dapat tumbuh dengan baik. Untuk mengatasinya tanah diberi senyawa yang bersifat basa, misalnya
kalsium oksida, kalsium hidroksida atau kalsium karbonat sebelum ditanami.

Anda mungkin juga menyukai