Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MUTU LAYANAN KEBIDANAN

STANDAR MUTU PELAYANAN KEBIDANAN


STANDAR 16 - 20

OLEH :

1. LAELA PRASNA ALRISDA (P27824118027)


2. SYAFIRA DWI YANTI (P27824118028)
3. SINTA NOVITA SARI (P27824118029)
4. AFIFAH FITRIANA (P27824118030)
5. ELYANA SUGAGONO (P27824118031)
6. FEMI FRISKILIA TINAGARI (P27824118032)
7. AYU ANITA RAHMAN (P27824118033)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI D3 KEBIDANAN KELAS REGULER A

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDU

....................................................................................................................................................1
DAFTAR ISI.............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................3
A. Latar Belakang.....................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah................................................................................................................3
C. Tujuan Penulisan..................................................................................................................3
D. Manfaat Penulisan................................................................................................................3
BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................................................4
A. Pengertian Standar.................................................................................................................4
B. Syarat Standar Mutu Pelayanan Kebidanan .........................................................................4
C. Standar Mutu Pelayanan Kebidanan.....................................................................................4
D. Standar Penanganan Kegawatan Obstetri Dan Neonatal .....................................................5
BAB III PENUTUP................................................................................................................10
A. Kesimpulan..........................................................................................................................10
B. Saran....................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................11

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Standar adalah rumusan tentang penamplan atau nilai dinginkan yang mampu dicapai,
berkaitan dengan parameter yang telah ditetapkan. (Donabedian, 1980)

Setiap bidan harus bekerja secara profesional dalam melaksanakan standar pelayanan
kebidanan, dan dalam melaksanakan profesi tersebut bidan harus bekerja sesuai standar
seperti standar pendidikan, standar falsafah, standar organisasi, standar kurikulum, standar
evaluasi pendidikan, dan standar lulusan. Serta setiap bidan harus memiliki pengetahuan dan
ketrampilan dasar, pengetahuan tambahan yang wajib dimiliki dan dilaksanakan dalam
melakukan kegiatan.

Standar layanan kebidanan merupakan suatu alat organisasi untuk menjabarkan mutu layanan
kebidanan ke dalam terminologi operasinal sehingga semua orang yang terlibat dalam
layanan kebidanan akan terikat dalam suatu sistem, baik pasien, penyedia layanan kebidanan,
penunjang layanan kebidanan, ataupun menejemn organisasi layanan kebidanan, dan akan
bertanggung gugat dalam menjalankan tugas dan perannya masing-masing.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian standar pelayanan menurt para ahli?


2. Apa saja syarat pelayanan kebidanan?
3. Apa saja standar pengenalan pelayanan kebidanan pada Standar Penanganan
Kegawatan Obstetri Dan Neonatal?

B. TUJUAN

1. Agar pembaca mengetahui pengertian standar dan syarat standar pelayanan


kebidanan.
2. Agar pembaca mengetahui tentang standar mutu pelayanan kebidanan.

C. MANFAAT

Dapat dijadikan sumber informasi dan referensi bagi institusi pendidikan maupun umum
mengenai standar pengenalan pelayanan kebidanan dan pencapaian mutu pelayanan
kebidanan.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN

 Menurut Clinical Practice Guideline (1990)

Standar adalah keadaan ideal atau tingkat pencapaian tertinggi dan sempurna yang
dipergunakan sebagai batas penerimaan minimal.

 Menurut Donabedian (1980)

Standar adalah rumusan tentang penampilan atau nilai diinginkan yang mampu
dicapai,berkaitan dengan parameter yang telahditetapkan.

 Menurut Rowland and Rowland (1983)

Standar adalah spesifikasi dari fungsi atau tujuan yang harus dipenuhi oleh suatu sarana
pelayanan kesehatan agar pemakai jasa pelayanan dapat memperoleh keuntungan yang
maksimal dari pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.

B. SYARAT STANDAR MUTU PELAYANAN KEBIDANAN

 Spesifik (specific)
 Dapat diukur (measurable)
 Tepat (appropriate)
 Dapat dipercaya (reliable)
 Tepat waktu (timely)

C. STANDAR MUTU PELAYANAN KEBIDANAN

Standar Pelayanan Kebidanan meliputi 24 standar , yang dikelompokan menjadi 5 bagian


besar – yaitu :

 Standar Pelayanan Umum (2 standar)


 Standar Pelayanan Antenatal (6 standar)
 Standar Pelayanan Persalinan (4 standar)
 Standar Pelayanan Nifas (3 standar)
 Standar Penanganan Kegawatdaruratan Obstetri-neonatal (9 standar)
D. STANDAR PENANGANAN KEGAWATAN OBSTETRI DAN NEONATAL

a. STANDAR 16 : Penanganan Perdarahan Dalam Kehamilan Pada Trimester


Tiga

Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala perdarahan pada kehamilan serta melakukan
pertolongan pertama dan merujuknya.

BIDAN HARUS

1. Memeriksa dan merujuk ibu hamil perdarahan dari jalan lahir


2. Berikan penyuluhan bahaya perdarahan dari jalan lahir sebelum bayi lahir kepada ibu
dan suami atau keluarga pada setiap kunjungan
3. Nasehati ibu hamil suami atau keluarganya untuk memanggil bidan bila terjadi
perdarahan atau nyeri hebat di daerah perut kapan pun dalam kehamilan
4. Lakukan penilaian ku ibu dan perkirakan usia kehamilannya
5. Hindari periksa dalam
6. Berikan cairan IV Nacl atau RL dengan tetesan cepat sesuai kondisi ibu
7. Bila terlihat tanda syok segera rujuk ibu ke Rumah sakit
8. Buat catatan lengkap
9. Dampingi ibu yang di rujuk

Ikuti langkah-langkah merujuk

Tujuan dari dilakukannya standar ini adalah mengenali dan melakukan tindakan secara tepat
dan cepat perdarahan pada trimester tiga.

Hasil yang diharapkan dari kemampuan bidan dalam menerapkan standar ini adalah ibu yang
mengalami perdarahan kehamilan trimester tiga dapat segera mendapatkan pertolongan,
kematian ibu dan janin akibat perdarahan pada trimester tiga dapat berkurang , dan
meningkatnya pemanfaatan bidan sebagai sarana konsultasi ibu hamil.

b. STANDAR 17 : Penanganan Kegawatdaruratan pada Eklamsia

Bidan mengenali secara tepat dan gejala eklamsia mengancam, serta merujuk dan/atau
memberikan pertolongan pertama.

BIDAN HARUS

1. Selalu waspada terhadap gejala dan tanda eklamsia


2. Catat tekanan darah ibu
3. Cari pertolongan segera untuk mengatur rujukan ibu ke rumah sakit
4. Baringkan ibu pada posisi miring kiri
5. Berikan cairan IV dengan tetesan lambat dan catat semua cairan yang masuk dan
keluar
6. Jika terjadi kejang, letakkan ibu dilantai dan jauhkan dari bendayang dapat
melukainya
7. Jika terjadi kejang berikan MgSO4 sesuai pedoman
8. Bila ibu mengalami koma, pstikan posisi ibu dibaringkan miring kiri, dengan kepala
sedikit ditengadahkan agar jalan nafas sedikit terbuka
9. Catat semua obat yang diberikan , keadaan ibu , termasuk tekanan darahnya setiap 10
menit
10. Bawa segera ibu kerumah sakit setelah serangan kejang berhenti dampingi ibu dalam
perjalanan dan berikan obat-obatan lagi jika perlu

Tujuan dilaksanakan satandar ini adalah mengenali tanda gejala preeklamsia berat dan
memberikan perawatan yang tepat dan memadai. Mengambil tindakan yang tepat dan segera
dalam penanganan kegawat daruratan bila eklamsia terjadi.

Hasil yang diharapkan yaitu penurunan kejadian eklamsia. Ibu hamil yang mengalami
preeklamsia berat dan eklamsia mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat. Ibu dengan
tanda-tanda preeklamsia ringan mendapatkan perawatan yang tepat. Penurunan kesakitan dan
kematian akibat eklamsia.

c. STANDAR 18 : Penanganan Kegawatdaruratan Pada Partus Lama / macet

Bidan mengenali secara tepat tanda gejala partus lama/macet serta melakukan penanganan
yang memadai dan tepat waktu untuk merujuk untuk persalinan yang aman.

1. Pantau dan catat secara berkala keadaan ibu dan janin dalam lembar partograf
2. Jika pencatatan melewati garis waspada maka lalukan palpasi uterus dengan teliti
untuk mendeteksi gejala gejala dan tanda bandl ring
3. Minta ibu buang air kecil bila kantong kemih penuh
4. Cuci tangan, lakukan periksa dalam menggunakan sarung tangan ingat selalu selalu
tindakan antiseptik
5. Jika ada tanda gejala persalinan macet atau tanda bahaya pada bayi atau ibu maka ib
dibarigkan ke kiri dan berikan cairan iv sesuai pedoman
6. Jika dicurigai adanya rupture uteri (his tiba-tiba berhenti atau syok berat) maka rujuk
segera dengan infuse terpasang
7. Bila kondisi ibu/bayi buruk dan pembukaan serviks sudah /hampir lengkap maka
bantu kelahiran bayi dengan vacum ekstraksi.
8. Bila keterlambatan kelahiran bayi terjadi (distosia bahu) raba perut ibu dan periksa
apakah bahu sudah berada do bawah pintu atas panggul. Jika belum maka trkan perut
ibu dengan satu tangan dan lihat apakah bahu bayi masuk,jangan memaksa bahu bayi
masukkedalam pelvis sebab tindakan itu berbahaya. Jangan mencoba menarik bahu
keluar sebelum bahu bayi dalam posisi yang benar
9. Buat pencatatan yang benar
10. Bila terdapat tanda-tanda lelelaha ibu berikan tambahan infuse dextrose 5%

Tanda gejala persalinan macet :

a) Ibu tampak kelelahan dan lemah


b) Kontraksi sering, tidak teratur tetapi kuat
c) Dilatasiserviks lambat atau tidak terjadi
d) Lingkaran retraksi patologis timbul, nyeri di bawah lingkaran bandl ring merupakan
tanda akan terjadi rupture uterus.

Tujuan nya adalah untuk mengetahui segera dan penanganan yang tepat keadaan daruratpada
partus lama/macet.

Hasil yang diharapkan yaitu mengenali secara dini tanda gejala partus lama/macet serta
tindakan yang tepat. Penggunaan patograf secara tepat dan seksama untuk semua ibu dalam
proses persalinan. Penurunan kematian/kesakitan ibu dan bayi akibat partus lama/macet.

d. STANDAR 19 : Persalinan Dengan Menggunakan Vakum Ekstraktor

Bidan hendaknya mengenali kapan waktu diperlukan menggunakan ekstraksi vakum,


melakukan secara benar dalam memberikan pertolongan persalinan dengan memastikan
keamanan bagi ibu dan janinnya.

Bidan harus :

1. Pastikan bahwa memang perlu dilakukan forsep letak rendah

Syarat : paling sedikit 4/5 kepala bayi sudah masuk dalam panggul

 Pembukaan serviks sudah lengkap


 Ketuban harus sudah pecah dan sutura sagitalis harus dalam posisi anterior-
posterior
 Forsep rendah bermanfaat :
 Bila ada gejala dan tanda gawat janin pada pembukaan serviks lengkap
 Bila ada gawat ibu dan pertolongan medis tidak ada
 Bila kala II lama dan kepala bayi sudah di bawah spina isciadika
 Bila ada alasan medis untuk memperpendek kala II
2. Siapkan peralatan forsep yang telah disterilkan
3. Mintalah ibu untuk buang air kecil jika kandung kemihnya penuh
4. Bringkan ibu pada posisi litotomi, bersihkan daerah genitalia dengan air bersih
5. Cuci tangan dengan sabun air bersih dan keringkan dengan handuk bersih
6. Perisa semua peralatan apakah berfungsi, terutama kedua bagian forsep terdapat
terkunci dengan baik.
7. Dengan tehnik antiseptik, lakukan periksa dalam untuk kemudian masukkan
forsep kiri mengikuti tangan kiri yang melindungi dinding vagina, sampai forsep
berada di samping kapala bayi
8. Masukkan forsep kanan mengikuti tangan kanan yang melindungi dinding vagina
9. Kunci kedua bagian forsep tanpa paksaan
10. Lakukan episiotomi jika perlu
11. Jika forsep sudah terkunci tunggu his berikutnya lalu selama his berlangsung
lakukan traksi kearah bawah sampai kepala tampak keluar
12. Lepaskan forsep bila kepala sudah lahir
13. Selama melakukan tindakan bidan hendaknya menerangkan kepada ibu apa yang
dilakukan dengan cara yang baik dan bersahabat
14. Lanjutkan melahirkan bayi seperti biasa ketika kepala sudah lahir dan forsep
sudah dilepas
15. Segera setelah bayi lahir periksa dinding vagina dengan teliti apakah ada
tanda/gejala perlukaan/robekan
16. Bila ada robekan jahit dengan alat-alat steril
17. Periksa bayi dengan teliti apakah ada perlukaan atau trauma akibat forsep
18. Periksa ibu apakah sudah bisa buang air kecil secara normal setelah persalinan dan
periksa apakah tidak terjadi kerusakan uretra/leher kandung kemih
19. Jika ada retensi urine/tanda dan gejala terjadinya fistula maka masukkan kateter
lunak dan kirim segera ibu kerumah sakit
20. Amati adanya hematoma yang timbul setelah persalinan
21. Buat catatan lengkap

Tujuan penggunaan vakum yaitu untuk mempercepat persalinan dalam keadaan tertentu.
Hasil yang diharapkan yaitu penurunan kesakitan atau kematian akibat persalinan lama. Ibu
mendapatkan penanganan darurat obstetric yang cepat .

e. STANDAR 20 : Penanganan Kegawat daruratan Retensio Plasenta

Bidan mampu mengenali retensio plasenta dan memberikan pertolongan pertama, termasuk
plasenta manual dan penanganan perdarahan, sesuai dengan kebutuhan. Tujuan nya adalah
mengenali dan melakukan tindakan yang tepat ketika terjadi retensio plasenta .

Bidan mampu :

1. Pastikan bahwa ekstraksi vakum memang perlu dilakukan


2. Siapkan semua peralatan dan hubungan satu dangan yang lain
3. Cuci tangan dengan sabun, air bersih dan keringkan dengan handuk bersih
4. Baringkan ibu pada posisi litotomi
5. Mintalah ibu untuk BAK jika kandung kencingnya penuh
6. Dengan tehnik aseptik lakukan periksa dalam dengan hati-hati untuk
mengukur pembukaan serviks dan menilai apakah ketuban sudah pecah
7. Jika pembukaan serviks lebih dari7 cm letakkan mangkuk yang tepat
ukurannya pada puncak kepala bayi
8. Mulailah menghisap sesuai dengan petunjuk penggunaan alat
9. Periksa kembali apakah dinding vagina dan serviks bebas dari amngkuk
penghisap
10. Pada his berikut naikkan hisapan lebih lanjut jangan pernah melebihi tekanan
maksimum 600 mmHg
11. Lakukan tarikan pelan tapi mantap
12. Mintalah ibu meneran jika ada his seprti pada persalinan normal
13. Bila his berhenti bidan harus menghentikan tarikan
14. Jelaskan dengan hati-hati dan ramah kepada ibu apa yang sedang dilakukan
15. Bila kepala sudah turun diperineum lakuka tarikan kearah horizontal lalu
keatas pada sudut 90o dari mangkik penghisap
16. Lakukan episiotomi bila dasar panggul sudah sangat teregang
17. Bila kepala sudah lahir pelan-pelan turunkan tekanan vakum lalu lanjutkan
pertolongan persalinan biasa
18. Setelah bayi lahir periksa dengan teliti dinding vagina terhadap robekan atau
perlukaan
19. Jika perlu jahit robekan dengan menggunakan peralatan dan sarung tangan
steril
20. Periksa bayi dengan teliti terhadap luka/trauma akibat mangkuk penghisap
21. Pastikan apakah ibu dapat BAK dengan normal sesudah melahirkan dan
apakah tidak ada kerusakan pada uretra
22. Jika terjadi retensi urine pasang kateter lunak dan rujuk ibu
23. Amati kemungkinan terjadi hematoma sesudah persalinan
24. Buat pencatatan yang akurat

Hasil yang diharapkan ialah penurunan kejadian retensio plasenta. Ibu dengan retesio
plasenta mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat. Penyelamatan ibu dengan retensio
plasenta meningkat.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Secara luas, pengertian standar layanan kesehatan adalah suatu pernyataan tentang mutu yang
diharapkan, yaitu akan menyangkut masukan, proses dan keluaran (outcome) sistem layanan
kesehatan. Standar layanan kesehatan merupakan suatu alat organisasi untuk menjabarkan
mutu layanan kesehatan ke dalam terminologi operasional sehingga semua orang yang
terlibat dalam layanan kesehatan akan terikat dalam suatu sistem, baik pasien, penyedia
layanan kesehatan, penunjang layanan kesehatan, ataupun manajemen organisasi layanan
kesehatan, dan akan bertanggung gugat dalam menjalankan tugas dan perannya masing-
masing.

B. SARAN

Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami sebagai mahasiswi untuk meningkatkan
pengetahuan dan wawasan mengenai standar mutu pelayanan kebidanan dalam melakukan
pelayanan kebidanan. Serta bermanfaat bagi institusi/bidan sebagai bahan pertimbangan
untuk perbandingan dalam meningkatkan pelayanan asuhan kebidanan.
DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Bidan Indonesia.2006.Standar Pelayanan Kebidanan.Jakarta: PP IBI.

Azwar, Azrul.1996.Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan.Jakarta:Pustaka Sinar Harapan

http://delvaamelta.blogspot.com/2013/03/mutu-pelayanan-kebidanan-delva.html

http://rara-cmk.blogspot.com/2011/03/24-standar-pelayanan-kebidanan.html http://coretan-
midwifery.blogspot.com/2011/12/standar-pelayanan-kebidanan.html

http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2009/09/manajemen_mutu_pelayanan_kesehat
an.pdf

Anda mungkin juga menyukai