Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACUAN PENYULUHAN

“Penyakit Vaginitis”

KEPERAWATAN MATERNITAS II

Dosen Pengampu : Ns. Hidayah, S.Kep. Ners., M.Kep.

Disusun Oleh :

M. Ridhwan Arif SR172110057

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN
MUHAMMADIYAH PONTIANAK
2019
SATUAN ACUAN PENYULUHAN

A. IDENTIFIKASI MASALAH
Vaginitis adalah suatu peradangan pada lapisan vagina. Vaginitis dapat terjadi secara
langsung pada luka vagina atau melalui luka perineum, permukaan mokusa membengkak dan
kemerahan, terjadi ulkus dan getah mengandung nanah yang keluar dari daerah ulkus.
Vaginitis di sebabkan oleh jamur dan bakteri akibat tidak bersihnya genetalia,gejala pada
vaginitis biasanya di sertai keluar cairan vagina atau keputihan yang abnormal,di katakan
abnormal karena keputihan tersebut sangat berlebihan berbau dan terjadi iritasi di sekitar
vagina,vaginitis bisa juga di sebabkan bawaan pada saat bersalin karena kurangnya keseterilan
dari alat atau dari henskun si penolong yang kurang seteril.

B. PENGANTAR
1. Bidang Studi : Keperawatan Maternitas
2. Topik : Penyakit Vaginitis
3. Sub Topik : Pentingnya Pengetahuan Tentang Penyakit Vaginitis
4. Sasaran : Individu/Kelompok Kecil
5. Hari/Tanggal : Kamis, 23 Mei 2019
6. Jam : 08.30 – 09.20
7. Waktu : 50 Menit
8. Tempat : Di Kelas 2B / Semester IV
C. TUJUAN UMUM
Memberikan pengetahuan kepada Masyarakat tentang apa itu Penyakit Vaginitis
D. TUJUAN KHUSUS
Meningkatkan kualitas kesehatan Masyarakat tentang Penyakit Vaginitis dalam memberikan
pengetahuan :
1. Memberikan Informasi bahwa Penyakit Vaginitis sangat berbahaya bagi wanita
2. Memberikan pengetahuan tentang Penyakit Vaginitis
E. MATERI
Terlampir
F. MEDIA
1. Leaflet
G. METODE
1. Penkes
2. Tanya Jawab
H. KEGIATAN PEMBELAJARAN

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta

1. 5 menit Pembukaan :

1. Memberi salam Menjawab salam

2. Orientasi Mendengarkan dan


memperhatika
3. Menjelaskan tujuan
penyuluhan

4. Menyebutkan materi/pokok
bahasan yang akan
disampaikan

2. 30 menit Pelaksanaan :

Menjelaskan materi penyuluhan Menyimak dan


secara berurutan dan teratur. memperhatikan

Materi :

1.  – Penyakit Vaginitis

3. 10 menit Evaluasi : Menyimak dan


mendengarkan

         Menyimpulkan inti penyuluhan

       Menyampaikan secara singkat


materi penyuluhan

        Memberi kesempatan kepada


ibu-ibu untuk bertanya

        Memberi kesempatan kepada


ibu-ibu untuk menjawab
pertanyaan yang dilontarkan

4. 5 menit Penutup :

   -         Menyampaikan terima kasih Menjawab salam


atas perhatian dan waktu yang
telah di berikan kepada peserta

         Mengucapkan salam


LAMPIRAN MATERI

Penyakit Vaginitis

A. Definisi Vaginitis
Vaginitis adalah peradangan dari vagina. Vaginitis sangat umum dan dilaporkan oleh
sebanyak 75% dari wanita-wanita pada beberapa titik dari kehidupan-kehidupan mereka.
Vaginitis dapat disebabkan oleh sejumlah infeksi-infeksi, termasuk bakteri-bakteri (seperti
Gardnerella dan gonorrhea), protozoan-protozoan (seperti trichomonas), dan ragi
(Candida). Infeksi ragi vagina adalah bentuk paling umum dari vaginitis, sering dirujuk
sebagai vaginal Candidiasis.
Infeksi-infeksi bakteri vagina terjadi ketika bakteri baru diperkenalkan kedalam area
vagina, atau ketika ada peningkatan dalam jumlah bakteri yang sudah hadir di vagina relatif
pada jumlah dari bakteri yang normal. Contohnya, ketika bakteri yang normal dan
melindungi dihapus oleh antibiotik-antibiotik (diminum untuk merawat infeksi saluran
kencing, pernapasan dan tipe-tipe lain) atau oleh obat-obat penekan imun
(immunosuppressive drugs), bakteri dapat berlipat ganda, menyerang jaringan-jaringan, dan
menyebabkan iritasi dari lapisan vagina (vaginitis).
Infeksi-infeksi bakteri vagina dapat juga terjadi sebagai akibat dari luka pada vagina
bagian dalam, seperti setelah kemoterapi. Juga, wanita-wanita dengan sistim imun yang
ditekan (contohnya, yang memakai obat-obat yang berhubungan dengan cortisone seperti
prednisone) mengembangkan infeksi-infeksi bakterii vagina lebih seringkali daripada
wanita-wanita dengan imunitas yang normal. Kondisi-kondisi lain yang mungkin memberi
wanita-wanita kecenderungan mengembangkan infeksi-infeksi ragi vagina termasuk
diabetes militus kehamilan, dan memakai obat-obat kontrasepsi oral. Pengunaan pancuran-
pancuran atau spray-spray kesehatan vagina yang diberi minyak wangi mungkin juga
meningkatkan risiko seorang wanita mengembangkan infeksi bakteri vagina.
Infeksi bakteri vagina tidak dipertimbangkan sebagai infeksi yang ditularkan secara
seksual atau sexually transmitted infection (STD), karena Candida mungkin hadir pada
vagina yang normal, dan kondisi terjadi pada wanita-wanita yang tidak kawin.
Bagaimanapun, adalah mungkin untuk pria-pria mengembangkan gejala-gejala dari iritasi
kulit penis dari infeksi bakteri setelah hubungan seksual dengan pasangan yang terinfeksi.
B. Penyebab
Penyebabnya bisa berupa:
1. Infeksi
- Bakteri (misalnya klamidia, gonokokus)
- Jamur (misalnya kandida), terutama pada penderita diabetes, wanita hamil dan pemakai
antibiotik
- Protozoa (misalnya Trichomonas vaginalis)
- Virus (misalnya virus papiloma manusia dan virus herpes).
2. Zat atau benda yang bersifat iritatif
- Spermisida, pelumas, kondom, diafragma, penutup serviks dan spons
- Sabun cuci dan pelembut pakaian
- Deodoran
- Zat di dalam air mandi
- Pembilas vagina
- Pakaian dalam yang terlalu ketat, tidak berpori-pori dan tidak menyerap keringat
- Tinja
3. Tumor ataupun jaringan abnormal lainnya
4. Terapi penyinaran
5. Obat-obatan
6. Perubahan hormonal.

C. Gejala
Gejala yang paling sering ditemukan adalah keluarnya cairan abnormal dari vagina.
Dikatakan abnormal jika jumlahnya sangat banyak, baunya menyengat atau disertai gatal-
gatal dan nyeri.
Cairan yang abnormal sering tampak lebih kental dibandingkan cairan yang normal
dan warnanya bermacam-macam. Misalnya bisa seperti keju, atau kuning kehijauan atau
kemerahan.
Infeksi vagina karena bakteri cenderung mengeluarkan cairan berwarna putih, abu-
abu atau keruh kekuningan dan berbau amis. Setelah melakukan hubungan seksual atau
mencuci vagina dengan sabun, bau cairannya semakin menyengat karena terjadi penurunan
keasaman vagina sehingga bakteri semakin banyak yang tumbuh.
Vulva terasa agak gatal dan mengalami iritasi.
Infeksi jamur menyebabkan gatal-gatal sedang sampai hebat dan rasa terbakar pada
vulva dan vagina.
Kulit tampak merah dan terasa kasar. Dari vagina keluar cairan kental seperti keju.
Infeksi ini cenderung berulang pada wanita penderita diabetes dan wanita yang
mengkonsumsi antibiotik.
Infeksi karena Trichomonas vaginalis menghasilkan cairan berbusa yang berwarna
putih, hijau keabuan atau kekuningan dengan bau yang tidak sedap.
Gatal-gatalnya sangat hebat.
Cairan yang encer dan terutama jika mengandung darah, bisa disebakan oleh kanker
vagina, serviks (leher rahim) atau endometrium. Polip pada serviks bisa menyebabkan
perdarahan vagina setelah melakukan hubungan seksual.
Rasa gatal atau rasa tidak enak pada vulva bisa disebabkan oleh infeksi virus
papiloma manusia maupun karsinoma in situ (kanker stadium awal yang belum menyebar ke
daerah lain).
Luka terbuka yang menimbulkan nyeri di vulva bisa disebabkan oleh infeksi herpes
atau abses. Luka terbuka tanpa rasa nyeri bisa disebabkan ole kanker atau sifilis.
Kutu kemaluan (pedikulosis pubis) bisa menyebabkan gatal-gatal di daerah vulva. Vulvitis
dapat juga menyebabkan nyeri lokal sebagai tambahan pada gejala-gejala diatas. Nyeri pada
area vulvar dirujuk sebagai vulvodynia.
Pada sampai dengan 5% dari wanita-wanita, vulvovaginitis bakteri mungkin
menyebabkan persoalan kekambuhan. Infeksi bakteri yang kambuh terjadi ketika seorang
wanita mempunyai empat atau lebih infeksi-infeksi dalam satu tahun yang tidak
berhubungan dengan penggunaan antibiotik. Infeksi-infeksi bakteri yang kembuh mungkin
dihubungkan pada kondisi medik yang mendasarinya dan mungkin memerlukan perawatan
yang lebih agresif.
D. Diagnosa
Infeksi ragi vagina disarankan ketika kotoran putih yang seperti keju dicatat pada
dinding-dinding dari vagina, namun gejala-gejala dari infeksi ragi vagina adalah tidak
spesifik dan mungkin adalah akibat dari kondisi-kondisi lain.
Untuk menegakan diagnosis secara pasti dan menyampingkan penyebab-penyebab
lain apa saja dari gejala-gejala, dokter anda mungkin mengambil specimen yang digores dari
area yang terpengaruh untuk analisa mikroskopik atau untuk pembiakan dalam laboratorium.
Identifikasi dari ragi dibawah mikroskop, jika memungkinkan, adalah cara yang paling
murah dan paling cepat dan akurat untuk menegakan diagnosis.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala, hasil pemeriksaan fisik dan karakteristik
cairan yang keluar dari vagina. Contoh cairan juga diperiksa dengan mikroskop dan
dibiakkan untuk mengetahui organisme penyebabnya. Untuk mengetahui adanya keganasan,
dilakukan pemeriksaan Pap smear. Pada vulvitis menahun yang tidak memberikan respon
terhadap pengobatan biasanya dilakukan pemeriksaan biopsi jaringan.
E. Pengobatan
Jika cairan yang keluar dari vagina normal, kadang pembilasan dengan air bisa
membantu mengurangi jumlah cairan.
Cairan vagina akibat vaginitis perlu diobati secara khusus sesuai dengan
penyebabnya.
Jika penyebabnya adalah infeksi, diberikan antibiotik, anti-jamur atau anti-virus,
tergantung kepada organisme penyebabnya.
Untuk mengendalikan gejalanya bisa dilakukan pembilasan vagina dengan campuran
cuka dan air. Tetapi pembilasan ini tidak boleh dilakukan terlalu lama dan terlalu sering
karena bisa meningkatkan resiko terjadinya peradangan panggul.
Jika akibat infeksi labia (lipatan kulit di sekitar vagina dan uretra) menjadi
menempel satu sama lain, bisa dioleskan krim estrogen selama 7-10 hari.
Selain antibiotik, untuk infeksi bakteri juga diberikan jeli asam propionat agar cairan
vagina lebih asam sehingga mengurangi pertumbuhan bakteri. Pada infeksi menular seksual,
untuk mencegah berulangnya infeksi, kedua pasangan seksual diobati pada saat yang sama.
Penipisan lapisan vagina pasca menopause diatasi dengan terapi sulih estrogen.
Estrogen bisa diberikan dalam bentuk tablet, plester kulit maupun krim yang dioleskan
langsung ke vulva dan vagina.
Pengobatan Umum Untuk Vaginitis

Jenis infeksi Pengobatan


 Miconazole, clotrimazole, butoconazole atau
Jamur terconazole (krim, tablet vagina atau supositoria)
 Fluconazole atau ketoconazole< (tablet)
Biasanya metronidazole atau clindamycin (tablet vagina)
atau metronidazole (tablet).
Bakteri
Jika penyebabnya gonokokus biasanya diberikan suntikan
ceftriaxon & tablet doxicyclin
Klamidia Doxicyclin atau azithromycin (tablet)
Trikomonas Metronidazole (tablet)
Virus papiloma Asam triklorasetat (dioleskan ke kutil), untuk infeksi yg
manusia (kutil berat digunakan larutan nitrogen atau fluorouracil
genitalis) (dioleskan ke kutil)
Virus herpes Acyclovir (tablet atau salep)
Selain obat-obatan, penderita juga sebaiknya memakai pakaian dalam yang tidak
terlalu ketat dan menyerap keringat sehingga sirkulasi udara tetap terjaga (misalnya terbuat
dari katun) serta menjaga kebersihan vulva (sebaiknya gunakan sabun gliserin).
Untuk mengurangi nyeri dan gatal-gatal bisa dibantu dengan kompres dingin pada vulva
atau berendam dalam air dingin.
Untuk mengurangi gatal-gatal yang bukan disebabkan oleh infeksi bisa dioleskan
krim atau salep corticosteroid dan antihistamin per-oral (tablet). Krim atau tablet acyclovir
diberikan untuk mengurangi gejala dan memperpendek lamanya infeksi herpes. Untuk
mengurangi nyeri bisa diberikan obat pereda nyeri.
F. Pencegahan
Kebersihan yang baik dapat mencegah beberapa jenis vaginitis dari berulang dan
dapat meredakan beberapa gejala:
1. Hindari bathtub dan pusaran air panas spa. Bilas sabun dari luar daerah genital Anda
setelah mandi, dan keringkan area itu dengan baik untuk mencegah iritasi. Jangan
gunakan sabun wangi atau kasar, seperti yang dengan deodoran atau antibakteri.
2. Hindari iritasi. Ini termasuk tampon dan bantalan berparfum.
3. Usap dari depan ke belakang setelah menggunakan toilet. Hindari penyebaran bakteri
dari tinja ke vagina.
Hal-hal lain yang dapat membantu mencegah vaginitis meliputi:
1. Jangan gunakan douche. Vagina anda tidak memerlukan pembersihan lain dari mandi
biasa. Berulang menggunakan douche mengganggu organisme normal yang berada di
vagina dan dapat benar-benar meningkatkan risiko infeksi vagina. Douche tidak
menghilangkan sebuah infeksi vagina.
2. Gunakan kondom lateks laki-laki. Ini membantu mencegah infeksi yang ditularkan
melalui hubungan seksual.
3. Pakailah pakaian katun dan stoking dengan pembalut di selangkangannya. Jika Anda
merasa nyaman tanpa itu, langsung mengenakan pakaian tidur. Ragi tumbuh subur di
lingkungan lembab.

Anda mungkin juga menyukai