Anda di halaman 1dari 10

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….1
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................2

1.1 Latar belakang.............................................................................................................2

2.1 Rumusan masalah........................................................................................................2

3.1 Tujuan..........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3

2.1 Sejarah keseimbangan energi......................................................................................3

2.2 Bentuk energi...............................................................................................................3

2.3 Satuan energi...............................................................................................................3

2.4 Konsep keseimbangan energi......................................................................................3

2.5 Termodinamika............................................................................................................5

2.6 Sumber energi..............................................................................................................6

2.7 Akibat kekurangan dan kelebihan energi....................................................................6

2.8 Kebutuhan Kalori........................................................................................................7

2.9 Perhitungan BMR........................................................................................................8

BAB III PENUTUP..................................................................................................................9

Simpulan.................................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10

1
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Energi dibutuhkan oleh setiap sel dalam tubuh untuk mempertahankan kehidupannya
dan melaksanakan fungsinya dengan baik. Sumber energi berasal dari makanan yang
dimakan, diserap, dan kemudian diolah oleh tubuh. Keseimbangan energi penting
untuk mempertahankan berat badan yang sehat. Keseimbangan energi juga berarti
menyesuaikan semua makanan dan minuman ke dalam gaya hidup sehat yang aktif,
termasuk mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang dan beraneka ragam dalam
jumlah yang mencukupi kebutuhan, serta melakukan aktivitas fisik secara teratur.
2.1 Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan keseimbangan energi?
2. Apa akibat dari kekurangan dan kelebihan energi?
3. Bagaimana cara perhitungan energi?
4. Tujuan
5. Untuk mengetahui dengan keseimbangan energi.
6. Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan energi.
7. Untuk mengetahui cara perhitungan energi.

2
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sejarah keseimbangan energi


Percobaan untuk mengetahui keseimbangan energi dilakukan pertama kali pada abad-
18 oleh Lavoiser yang menarik kesimpulan bahwa hidup adalah proses pembakaran
dengan bantuan oksigen. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Reynault dan Raiset
(perancis), Pattenkoffer dan Voit (jerman) yang terkenal atas keberhasilan mereka
membangun ruangan respirasi (respiration chamber). Kemudian seorang murid Voit,
pada akhir abad ke – 19 di Amerika Serikat melalui penelitian – penelitiannya pada
manusia memantapkan pengetahuan tentang faali energi.
2.2 Bentuk energi
Dalam system biologic bentuk energi meliputi solar, kimia, mekanik, elektrik dan
panas yang dapat saling tukar – menukar.hal itu sesuai dengan prinsisp pertama ilmu
Termodinamika. Perbedaan dalam pengelolaan energy ini berbeda antara hewan,
manusia dan tumbuhan. Tumbuhan merupakan organisme yang mampu untuk
mengelola eneri solar (matahari) menjadi molekul organic. Sedangkan hewan dan
manusia memanfaatkan molekul organic yang dihasilkan oleh tumbuhan sebagai
sumber energi.
2.3 Satuan energi
Kalori adalah suatu unit pengukuran untuk menyatakan jumlah energi dalam
makanan. Saat kita makan atau minum, kita memberi energi (kalori) pada tubuh kita.
Tubuh kemudian memakai energi tersebut sebagai bahan bakar untuk berbagai
aktivitas kita. Semakin banyak aktivitas yang kita lakukan, semakin banyak energi
atau kalori yang terpakai. Jumlah kalori dalam suatu makanan biasanya ditulis dalam
satuan “kilokalori” atau “kkal”. Sebagai contoh, 500 kalori akan ditulis sebagai 500
kkal. Selain dalam kkal, kalori juga dapat ditulis dalam satuan “kilojoules” atau “kJ”.
1 kJ setara dengan 0,239 kalori.
2.4 Konsep keseimbangan energi
Keseimbangan energi dapat dicapai apabila energi yang dikonsumsi melalui makanan
sama jumlahnya dengan energi yang dikeluarkan. Energi diperoleh dari karbohidrat,
lemak, dan protein yang terdapat dalam makanan. Untuk menghasilkan berat badan
ideal/normal pada orang dewasa, ditentukan dengan mengukur tinggi badan:

3
BB ideal (Kg) = (Tinggi badan (cm) – 100)-10%
Atau
Indeks Massa Tubuh (IMT) = Berat badan (kg) / Tinggi badan2
a. Hubungan IMT dengan risiko terhadap penyakit

IMT Risiko terhadap penyakit


20 – 25 Sangat rendah
25 – 30 Rendah
30 – 35 Sedang
35 – 40 Tinggi
>40 Sangat tinggi
b. Hubungan IMT dengan risiko terhadap penyakit

Umur (Tahun) IMT (Kg/m)2


19 – 24 19 – 24
25 – 23 20 – 25
35 – 44 21 – 26
45 – 54 22 – 27
55 – 64 23 – 28
>65 24 – 29
c. Batas ambang IMT untuk Indonesia

Kategori IMT
Kurus Kekurangan bb tingkat berat <17
Kekurangan bb tingkat ringan 17 – 18,5
Normal 18,5 – 25
Gemuk Kelebihan bb tingkat ringan >25 – 27
Kelebihan bb tingat berat >27

Terdapat tiga kemungkinan bentuk keseimbangan energi, antara lain:

a. Keseimbangan Energi Netral


Keseimbangan yang terjadi apabila energi yang masuk ke dalam tubuh sama
persis dengan energi yang keluar. Pada kondisi ini berat badan akan tetap.
b. Keseimbangan Energi Positif
Keseimbangan yang terjadi apabila jumlah energi yang masuk tubuh lebih besar
daripada energi yang keluar. Energi yang masuk ke dalam tubuh dan tidak
digunakan akan disimpan di dalam tubuh, terutama sebagai jaringan adiposa,
sehingga berat badan bertambah.
c. Keseimbangan Energi Negatif

4
Keseimbangan yang terjadi apabila jumlah energi yang masuk tubuh lebih kecil
daripada energi yang keluar. Kondisi ini mengakibatkan tubuh harus
menggunakan energi cadangannya untuk memenuhi kebutuhan aktivitas, sehingga
berat badan akan berkurang.
2.5 Termodinamika
Hukum pertama termodinamika menyatakan bahwa “total energi di dunia adalah
konstan, energi tidak dapat diciptakan maupun dihancurkan.” Oleh karena itu, semua
energi yang ikut andil dalam hidup kita dapat dihitung dengan persamaan sebagai
berikut :
Energi Tubuh = Energi masuk - Energi Keluar
Energi masuk merupakan energi yang berasal dari makanan yang dimakan yang
merupakan sumber energi. Energi didapatkan dari ikatan kimia pada makanan yang
diuraikan untuk kemudian digunakan dalam bentuk ikatan fosfat berenergi tinggi pada
ATP. Energi ini dapat digunakan untuk melakukan kerja biologis atau disimpan di
dalam tubuh untuk kebutuhan nanti.
Energi keluar merupakan jumlah energi yang dikeluarkan oleh tubuh, yang
merupakan kombinasi antara kerja dan panas yang dilepaskan ke lingkungan.
Persamaan untuk energi keluar sebagai berikut :
Energi Keluar = Kerja + Panas yang dilepaskan
Kerja dapat dibagi dua yaitu kerja eksternal dan kerja internal. Kerja eksternal
merupakan energi yang dikeluarkan saat otot rangka berkontraksi untuk
menggerakkan objek eksternal atau menggerakkan tubuh terhadap lingkungan,
sedangkan kerja internal merupakan pengeluaran energi biologis yang tidak
berhubungan dengan kerja mekanik di luar tubuh. Kerja internal mencakup dua tipe
aktivitas yaitu kerja otot rangka selain kerja mekanik, seperti postural dan menggigil,
dan energi untuk mempertahankan hidup, seperti kerja jantung dan bernapas, yang
biasa juga disebut “metabolic cost of living”.
Tidak semua energi yang keluar tubuh merupakan suatu kerja. Energi keluar yang
tidak digunakan untuk mendukung kerja merupakan panas yang dilepaskan atau
energi termal. Dari total energi yang masuk ke dalam tubuh, sekitar 75% menjadi
panas dan hanya 25% yang dimanfaatkan untuk bekerja. Akan tetapi panas yang
dihasilkan tersebut tidak sia-sia, karena sebagian besarnya digunakan untuk
mempertahankan temperatur tubuh.
2.6 Sumber energi

5
Makanan adalah sumber energi tubuh manusia untuk melakukan berbagai kegiatan.
Makanan dapat menjadi sumber energi karena ada zat yang menjadi sumber kalori.
Berikut adalah 3 zat makanan yang bertindak sebagai sumber energi:
a. Karbohidrat
Karbohidrat adalah senyawa kimia yang tersusun oleh unsur C, H, serta O.
Bahan makanan yang kaya akan karbohidrat yaitu beras, jagung, serealia,
kentang, tepung, gandum, gula, umbi-umbian, serta buah-buahan yang rasanya
manis. Karbohidrat berperan sebagai sumber energi sekitar 4 kkal (kilo kalori)
per 1 gram karbohidrat.
b. Protein
Protein adalah senyawa kimia yang memiliki kandungan unsur C, H, O, N,
serta terkadang juga memiliki kandungan unsur P serta S. 1 gram protein
menghasilkan 4 kalori. Ada dua jenis protein berdasar pada sumbernya yaitu:
Protein hewani, contohnya daging, ikan, telur, susu, serta keju.
Protein nabati, contohnya kacang-kacangan, tahu, tempe, serta gandum.
c. Lemak
Lemak adalah senyawa kimia yang memiliki kandungan unsur C, H, serta O.
Lemak memberi energi sebesar 9 kilo kalori per gram, melarutkan vitamin A,
D, E, K, serta menyediakan asam lemak esensial untuk tubuh manusia. Lemak
mulai dianggap berbahaya untuk kesehatan setelah ada yang menunjukkan
hubungan pada kematian akibat penyakit jantung koroner dengan banyaknya
konsumsi lemak serta kandungan lemak di dalam darah. Ada dua jenis lemak
menurut sumbernya yaitu:
Lemak hewani, misalnya keju, susu, daging, serta kuning telur.
Lemak nabati, contohnya kelapa, kemiri, kacang-kacangan, serta buah
avocado.
2.7 Akibat kekurangan dan kelebihan energi
a. Akibat kekurangan energi
Kekurangan energi terjadi apabila energy yang dikonsumsi lebih sedikit
dibandingkan dengan energy yang dikeluarkan. Tubuh akan mengalami
keseimbangan tubuh negative, akibatnya tubuhakan mengalami berat badan yang
kurang dari nilai ideal. Bila hal ini terjadi pada bayi akan mengakibatkan penyakit
yang disebut dengan marasmus dan kekurangan protein yang disebut kwashiorkor.
b. Akibat kelebihan energi

6
Kelebihan energi terjadi apabila jumlah energy yang masuk lebih besar daripada
energi yang dikeluarkan. Akibatnya akan berdampak pada tubuh mengalami
kegemukan. Kegemukan bisa disebabkan karena kelebihan asupan karbohidrat,
protein, lemak dan bahkan bias juga disebabkan oleh minimnya tubuh bergerak.
2.8 Kebutuhan Kalori
Kalori yang dibutuhkan oleh laki-laki berbeda dengan perempuan meskipun berada
pada rentang usia yang sama. Dua orang yang kembar sekalipun akan memiliki
kebutuhan kalori yang berbeda, tergantung pada keadaan fisik dan aktivitasnya sehari-
hari. Standar asupan kalori per hari berbeda-beda di tiap negara.
Di Amerika, laki-laki disarankan untuk mengonsumsi 2700 kalori per hari dan wanita
2200 kalori per harinya. Sementara berdasarkan National Health Service di Inggris,
laki-laki disarankan mengonsumsi 2500 kalori dan wanita 2000 kalori. Berbeda
dengan FAO yang menyarankan orang dewasa rata-rata harus mengonsumsi minimal
1800 kalori per hari.
Di Indonesia, terdapat tabel panduan angka kecukupan gizi. Tabel tersebut memuat
anjuran berapa banyak kalori yang dibutuhkan oleh masing-masing kelompok umur.
Sebagai contoh:
 Bayi berusia 7-11 bulan dengan berat badan 9 kg dan tinggi badan 71 cm
membutuhkan energi 725 kkal per hari.
 Laki-laki berusia 19-29 tahun dengan berat badan 60 kg dan tinggi 168 cm
membutuhkan energi 2725 kkal per hari.
 Wanita berusia 19-29 tahun dengan berat badan 54 kg dan tinggi 159 cm
membutuhkan energi 2250 kkal per hari.
 Laki-laki berusia lebih dari 80 tahun membutuhkan energi sebesar 1525 kkal
dan wanita pada usia yang sama membutuhkan energi 1425 kkal per hari.
 Bagi wanita hamil, dibutuhkan tambahan energi sebesar 180-300 kkal per
harinya, tergantung pada usia trimester kehamilannya. Begitu juga dengan ibu
menyusui, pada 6 bulan pertama dibutuhkan tambahan energi hingga 330 kkal
dan tambahan 400 kkal pada 6 bulan berikutnya.

2.9 Perhitungan BMR


BMR atau basal metabolic rate adalah kebutuhan kalori yang tubuh butuhkan untuk
melakukan aktivitas basalnya. Saat tidur atau duduk dan tidak melakukan aktivitas
apapun, tubuh tetap melakukan aktivitasnya, seperti memompa jantung, mencerna

7
makanan, bernapas, memperbaiki sel tubuh, membuang racun dalam tubuh,
mempertahankan suhu tubuh, dan lain sebagainya.
1. Rumus Harris-Benedict: rumus ini termasuk rumus yang sering dipakai oleh ahli gizi.
Rumus Harris-Benedict memperhitungkan usia, jenis kelamin, berat badan, tinggi
badan, hingga level aktivitas fisik Anda.
 BMR pria = 66,5 + 13,7 x (berat badan dalam kilogram) + 5 x (tinggi badan
dalam cm) - 6,8 x usia.
 BMR wanita= 655 + 9,6 x (berat badan dalam kilogram) + 1,8x (tinggi badan
dalam cm) dibagi dengan 4,7 x usia.
 Hasil dari penghitungan ini kemudian dikalikan dengan faktor aktivitas fisik.

Aktivitas Pria Wanita

Ringan 1,56 x BMR 1,55 x BMR

Sedang 1,76 x BMR 1,70 x BMR

Berat 2,10 x BMR 2,00 x BMR

2. Rumus WHO (World Health Organization): berbeda dengan rumus Harris-Benedict,


rumus ini lebih sederhana dan tidak memperhitungkan tinggi badan. Rumus WHO
dibagi sesuai dengan kategori umur. Sebagai contoh, untuk mencari kebutuhan energi
wanita berusia 18-29 tahun, digunakan rumus 14,7 x (berat badan dalam kilogram) +
496. Sementara untuk mencari kebutuhan energi pria usia 18-29 tahun, digunakan
rumus 15,3 x (berat badan dalam kilogram) + 679. Hasilnya kemudian dikalikan
dengan faktor aktivitas fisik.

8
BAB III PENUTUP

Simpulan
Keseimbangan energi dapat dicapai apabila energi yang dikonsumsi melalui makanan sama
jumlahnya dengan energi yang dikeluarkan. Energi diperoleh dari karbohidrat, lemak, dan
protein yang terdapat dalam makanan. Hewan dan manusia memanfaatkan molekul organic
yang dihasilkan oleh tumbuhan sebagai sumber energi. Kalori adalah suatu unit pengukuran
untuk menyatakan jumlah energi dalam makanan. Jumlah kalori dalam suatu makanan
biasanya ditulis dalam satuan “kilokalori” atau “kkal”. Terdapat tiga kemungkinan dalam
keseimbangan energi, yait keseimbangan energy netral, positif dan negatif. Keseimbangan
netral terjadi apabila energi yang masuk ke dalam tubuh sama persis dengan energi yang
keluar. Keseimbangan positif terjadi apabila jumlah energi yang masuk tubuh lebih besar
daripada energi yang keluar. Keseimbangan negative terjadi apabila jumlah energi yang
masuk tubuh lebih kecil daripada energi yang keluar. Cara menghitung kebutuhan kalori tiap
orang berbeda-beda, karena akan dihitung berdasarkan jenis kelamin, usia, tinggi dan berat
badan, komposisi tubuh, aktivitas, hingga keadaan fisik masing-masing.

9
DAFTAR PUSTAKA

1. Almatsier, sunita.2001.Prinsip Dasar Ilmu Gizi.Jakarta.Gramedia.Pustaka Utama.


2. Viagra, (2016, 9 september), keseimbangan energi, diakses pada 12 Desember2019,
dari http://giziklinikku.blogspot.com/2016/09/keseimbangan-energi_10.html
3. Enggar, (2017, 08 juli), keseimbangan energi, diakses pada 12 Desember 2019, dari
https://www.scribd.com/document/353243527/Kel-6-Keseimbangan-Energi
4. Ilma Riska,(2011, 20 januari), keseimbangan energi, diakses pada 12 desember 2019,
dari http://biologilma.blogspot.com/2011/01/keseimbangan-energi.html
5. Monika nanda,(2017, 3 Oktober), Berapa Banyak Kalori yang Anda Butuhkan Per
Hari?, diakses pada 12 Desember 2019, dari https://hellosehat.com/hidup-
sehat/nutrisi/cara-menghitung-kebutuhan-kalori/

10

Anda mungkin juga menyukai