Disusun Oleh :
OKTOBER 2022
BAB I
ASSESMENT
Seorang ibu (Ny. S) yang berusia 40 tahun datang ke poli gizi RS Salsabila Husada.
Ibu yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga ini merasa pusing dan badannya terasa lemas.
Pasien didiagnosa menderita hipertensi sudah sejak dua tahuin yang lalu. Ibu yang memiliki
TB 165 cm dan BB 61 kg ini memiliki tekanan darah 180/110 mm Hg, suhu tubuh 37,4, KU
baik. Dari hasil pengkajian didapatkan bahwa pasien memiliki pola makan 3 kali sehari
makanan utama ditambah makanan selingan 3 kali perhari, makanan sumber karbohidrat
yang sering dikonsumsi adalah nasi, makanan sumber protein yang sering dikonsumsi adalah
ikan dan telur, pasien tidak suka makan sayur, pasien juga jarang mengkonsumsi buah-
buahan, pasien biasanya mengkonsumsi camilan berupa biskuit crackers ± ½ bungkus/hari,
pasien suka menambahkan garam dan penyedap rasa ke dalam masakan, pasien tidak dapat
makan tanpa garam, tidak ada alergi makanan, pasien suka makanan yang digoreng. Pasien
mengaku jarang berolah raga.
DIAGNOSA GIZI
Berdasarkan hasil dari Assesment Gizi makan diperoleh hasil diagnose gizi, diantaranya :
1. NI-5.4 → Penurunan kebutuhan zat gizi spesifik, berkaitan dengan konsumsi berlebihan
dari jenis makanan (suka menambahkan garam dan penyedap rasa ke dalam masakan)
ditandai dengan tekanan darah 180/110 mmHg.
2. NC-2.2 → Perubahan Nilai Laboratorium Terkait Zat Gizi Khusus, berkaitan dengan
kondisi fisiologis penyakit ditandai dengan tekanan darah tinggi (stage 3) dan suhu tubuh
tinggi.
3. NB-1.1 → Pengetahuan yang kurang dikaitkan dengan makanan dan gizi, berkaitan
dengan keyakinan atau perhatian yang salah mengenai makanan ditandai dengan pasien
tidak dapat makan tanpa garam dan suka makanan yang digoreng.
4. NB-1.7 → Ketidaksesuaian dalam pemilihan bahan makanan, berkaitan dengan
kurangnya motivasi ditandai dengan pasien tidak suka makan sayur, jarang
mengkonsumsi buah-buahan.
5. NB-2.1 → Tidak beraktivitas fisik, berkaitan dengan ketiadaan dukungan social dan atau
ruang lingkungan ditandai dengan pasien mengaku jarang berolah raga.
BAB III
Berdasarkan diagnose gizi yang telah ditentukan maka dibuat intervensi gizi sebagai berikut :
Parameter Target
Antropometri Mempertahankan IMT Normal agar status
gizi nya tetap baik
Biokimia Tekanan darah normal
Fisik Klinis Tubuh lebih bugar
Asupan Makan Meningkatkan konsumsi sayur dan buah,
serta mengurangi konsumsi gram
Riwayat Lain Memperbanyak aktivitas fisik atau
berolahraga
Tujuan Diet :
Syarat Diet :
Energi sesuai kebutuhan normal dengan memperhitungkan factor aktivitas dan factor
stress serta umur.
Protein 10-15% dari kebutuhan energy total.
Lemak 20-25% dari kebutuhan energy total
Karbohidrat 60-70% dari kebutuhan energy total.
Natrium dibatasi 200 – 1200 mg/hari disesuaikan dengan kondisi pasien :
RG I (200 – 400 mg/hari) : diberikan pada hipertensi berat. Makanan tidak boleh
ditambah garam serta dihindari bahan makanan tinggi natrium.
Perencanaan makanan DASH (konsumsi banyak sayuran,buah,dan hasil olah susu rendah
lemak,dan mengurangi asupan lemak jenuh dan kolesterol.
Meningkatkan asupan potassium (kalium) sampai 4,7 gr/hari.
Meningkatkan asupan vitamin untamanya vitamin A, C,dan E sebagai antioksiadan.
Meningkatkan cairan untuk menghindari dehidrasi Cairan = 25 ml × kg × 1 hari = ml/hari
atau liter/hari.
Memberikan Serat >35 gram/hari utamanya serat yang larut didalam air untuk mencegah
terjadinya konstipasi yang dapat memperburuk kerja jantung disamping dapata membantu
menurunkan kadar kolestrol.
TEE = BEE × FA × FS
Vitamin B2 = 1.1 mg
Vitamin C = 75 mg
Vitamin D = 16mcg
Vitamin E = 15 mcg
Zat besi = 18 mg