Anda di halaman 1dari 4

Nama : Asri Lutpiani

NIM : 1172080012

Kelas : Pendidikan Kimia VI A

Bom Waktu itu Bernama Coronavirus: Apa yang Kita dan


Pemerintah Harus Lakukan?

Coronavirus COVID 19 telah menghebohkan dunia. Tercatat sampai


tanggal 14 Maret 2020 terdapat 142.897 terinfeksi COVID19 dan kematian
sebanyak 5.375 orang. Di indonesa, pada tanggal 13 maret terdapat 69 kasus infeksi
COVID-19 dengan kematian sebanyak 4 orang. Hal ini menunjukan kenaikan yang
drastic dari 34 kasus yang tercatat pada tanggal 12 maret 2020. Penyebaran virus
ini begitu cepat dengan kecepatan eksponensial, bertahap dan tiba-tiba, apabila
tidak segera ada tindakan maka dalam beberpa minggu saja system kesehatan
Indonesia akan kewalahan.

1. Banyaknya kasus COVID19 yang akan terjadi di Dunia dan Indonesia

Pertumbuhan kasus coronavirus di china terjadi secara eksponential, kurang


dari 10 kasus yang terjadi pada tanggal 22 januari 2020 hingga dideteksi hamper
50 ribu kasus di tanggal 11 Februari 2020. Tren elsponensial ini berlajut ketika virus
sudah menyebar ke beberapa negara dan mengakibatkan total infeksi mencapai
hamper 125 ribu orang terinfeksi pada tanggal 10 maret 2020. Dan pada tanggal 14
maret menunjukan 142, 897 orang terinfeksi COVID19.

Kontributor utama kasus diluar China adalah Italia, Korea Selatan dan Iran.
Tren kenaikan eksponensial dari karus coronavirus terjadi juga di berbagai negara
di luar China, baik dinegara barat maupun ASEAN termasuk Indonesia. Rata-rata
data pertumbuhan kasus di Indonesia berdasarkan data kemenkes selama 11 hari
adalah 49% kasus perhari. Dari prediksi yang dilakukan , dapat dilihat bahwa pada
hari ke- 40 setelah pengumuman kasus pertama, diperkirakan bahwa COVID 19
akan menginfeksi lebih dari 1 juta orang di Indonesia (1.281.469 orang) yang
diperkirakan terjadi menjelang bulan puasa. Hal ini menunjukan bahwa apabila kita
tetap diam dan tidak melakukan apa-apa dalam kejadian ini, infeksi akan menyebar
dengan cepat dan membawa bahaya yang signifikan bagi jutaan orang Indonesia.

2. Cara negara mengendalikan COVID19

Sistem lockdown yang dilakukan oleh China pada tanggal 23 Januari 2020
dengan menutup 15 kota untuk mengendalikan kasus ini. Setelah dilakukan system
ini angka infeksi turun dari 2500 menjadi kurang dari 500 pada tanggal 11 Februari
2020. Sedangkan beberapa negara yang tidak melakukan system lockdown seperti
Korea Selatan, Italia dan Iran pertumbuhan kasusnya melebihi kota lain di China.
Hal tersebut menunjukan bahwa system Lockdown berhasil mencegaf penyebaran
virus dan tidak ada pertumbuhan eksponensial.

3. Perkiraan kasus yang sebenarnya terjadi

Terdapat dua metode yang digunakan untuk memperkirakan jumlah kasus


nyata berdasarkan temuan yang didiagnosis positif, maupun memperkirakannya
dengan temuan kematian. Berdasarkan temuan kasus yang posititf yang terjadi
sampai tanggal 22 januari 2020 terdapat 444 kasus ( sebelum diberlakukan
lockdown), padahal kasus sebenarnya adalah 12.000 kasus. Artinya kasus
sebenarnya terjadi adalah 27 kali lipat dari kasus yang telah posistif dan
diumumkan.

Metode selanjutnya adalah dengan menghitung jumlah kematian


dibandingkan dengan jumlah kasus yang sebenarnya. Dapat diambil contoh dari
negara bagian Washington yaitu Wuhan AS. Jumlah kasus disana tumbuh secara
eksponential. Pada tanggal 8 Maret terdapat 140 kasus, uniknya ada satu negara
yang memiliki kematian satu dari tiga ksus yang artinya kematiannya 33%.
Padahal rata-rata di negara lain 0,5% sampai 5%. Hal tersebut terjadi karena virus
ini menyebar namun tidak terdeteksi selama berminggu-minggu. Namun karena
tidak dilakukan screening besar-besaran, hanya terdapat 3 kasusu yang terdeteksi
dan hanya kasus dengan gejala yang berat, dengan satu kasus meninggal. Dari
angka kematian dapat duperkirakan jumlah kasus yang sebenarnya. Menurut data
yang didapatkan bahwa hari dari kasus pertama kali infeksi hingga kematian adalah
17,3 hari. Hal ini menunujukan Washington, kematian pada 29 Februari 2020
sebenarnya diawali infeksi di tanggal 12 Februari 2020.

Dari kedua metode prediksi ini, tidak satupun dari pendekatan ini yang
sempurna, tetapi semuanya menggambarkan kesimpulan yang sama. Kasus yang
sebenarnya tidak dapat diketahui , tetapi kasus yang sebenarnya jauh lebih tinggi
dari pada yang telah dirilis resmi. Dimana kasus yang sebenarnya bias puluhan
bahkan ratusan kali lipat dari yang telah diumumkan.

4. Hal yang akan terjadi pada masyarakat bila kasus ini dibiarkan

Ketika kasus ini dibiarkan maka tingkat kematian akan meningkat, tingkat
kematian meningkat dari 0,5% menjadi 3,5%.

5. Hal yang harus kita lakukan

Hal yang harus dilakukan yaitu dengan menunda pertumbuhan eksponensial


dengan cara sosial distancing (menjaga jarak sosial). Dengan cara menjaga jarak
maka penyebaran virus corona berkurang, karena virus ini dapat menyebar jika
seseorang batuk dengan jarak 2 meter. Virus ini dapat bertahan hingga 9 hari pada
permukaan yang berbeda seperti logam, keramik dan plastic.

6. Hal yang harus pemerintah lakukan

Ada beberapa cara untuk mengkontrol epidemic COVID19, mulai dari antisipasi
hingga eridikasi. Namun dalam kondisis seperti saat ini , yang paling
memungkinkan hanyalah menahan penyebaran dan meminimalkan resiko.
Menahan penyebaran dapat dilakukan dengan cara membatasi orang yang masuk,
mengidentifikasi orang sakit , dan mengisolasinya. Seperti yang dilakukan
Singapura, Hongkong, Jepang dan Taiwan. Mitigasi resiko membutuhkan social
distanding yang cukup. Hal yang dapat dilakukan seperti apa yang telah dilakukan
di Italia, yaitu :

1. tidak ada yang bisa masuk atau keluar dari area yang terisolasi

2. Pergerakan di dalam kota yang terinfeksi harus dihindari


3. orang yang terinfeksi dalam bentuk apapun sangat dianjurkan untuk tetap
dirumah

4. Cuti untuk petugas Kesehatan ditangguhkan

5. Penutupan semua Lembaga Pendidikan dan kegiatan komersial lainnya, kecuali


transportasi, rumah sakit, apotek. Dan toko bahan makanan yang masih akan
terbuka.

7. Efek dari Social Distancing

Adanya social distancing akan mampu menurunkan kasus baru dan perbedaan satu
hari saja untuk memutuskan social distancing akan berdampak langsung pada
eksponensial pertumbuhan kasus baru.

Anda mungkin juga menyukai