Nomor: xx/PRT/M/2011
tentang
PEDOMAN
PENYUSUNAN
RENCANA DETAIL TATA RUANG
DAN PERATURAN ZONASI
KABUPATEN/KOTA
PENYUSUNAN
RENCANA DETAIL TATA RUANG
DAN PERATURAN ZONASI
KABUPATEN/KOTA
> Ketentuan Umum > Muatan RDTR > Peraturan Zonasi > Prosedur Penyusunan > Kelengkapan 5
Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota Dokumen
j. Izin pemanfaatan ruang adalah izin yang dipersyaratkan dalam kegiatan
pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang
undangan;
k. Jaringan adalah keterkaitan antara unsur yang satu dan unsur yang lain
(network)
l. Kabupaten/kota adalah wilayah otonomi daerah yang dikepalai oleh
Bupati/Walikota, yang merupakan bagian langsung dari wilayah provinsi
dan terdiri atas beberapa kecamatan;
m. Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budi-
daya;
n. Kawasan budi daya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama
untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam,
\sumber daya manusia, dan sumber daya buatan;
o. Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama
melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya
alam dan sumber daya buatan;
p. Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama
bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permu-
kiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan,
pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi;
q. Kawasan strategis kabupaten/kota adalah wilayah yang penataan
ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting
dalam lingkup kabupaten/kota terhadap ekonomi, sosial, budaya,
dan/atau lingkungan;
r. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) adalah angka persentase perbandi-
ngan antara luas seluruh lantai dasar bangunan gedung dan luas lahan/
tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata
ruang dan rencana tata bangunan dan lingkungan;
s. Koefisien Daerah Hijau (KDH) adalah angka persentase perbandingan
antara luas seluruh ruang terbuka di luar bangunan gedung yang diperun-
tukkan bagi pertamanan/penghijauan dan luas tanah perpetakan/daerah
perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang dan rencana tata
bangunan dan lingkungan;
t. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) adalah angka persentase perbandi-
ngan antara luas seluruh lantai bangunan gedung dan luas tanah perpe-
takan/daerah perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang dan
rencana tata bangunan dan lingkungan.
u. Lingkungan adalah bagian dari wilayah kabupaten/kota yang merupakan
kesatuan ruang untuk suatu kehidupan dan penghidupan tertentu dalam
suatu sistem pengembangan kabupaten/kota secara keseluruhan;
v. Masyarakat adalah orang perorangan, kelompok orang termasuk
masyarakat, hukum adat, badab hukum atay badan usaha, lembaga, dan
organisas yang berkepentingan dengan enyelenggaraan bangunan
gedung;
6 > Ketentuan Umum > Muatan RDTR > Peraturan Zonasi > Prosedur Penyusunan > Kelengkapan
Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota Dokumen
w. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
dalam bidang penataan ruang;
x. Pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan
pola ruang sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan
pelaksanaan program beserta pembiayaannya;
y. Pemerintah daerah adalah Gubernur/walikota dan perangkat daerah
sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah;
z. Pemerintah pusat selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden
Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
aa. Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang,
pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang;
bb. Pengaturan zonasi adalah ketentuan tentang persyaratan pemanfaatan
ruang sektoral dan ketentuan persyaratan pemanfaatan ruang untuk
setiap blok yang penetapan zonanya dalam rencana rinci tata ruang;
cc. Pengendalian pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan
tertib tata ruang;
dd. Penggunaan lahan adalah fungsi dominan dengan ketentuan khusus
yang ditetapkan pada suatu kawasan, blok peruntukan, dan/atau persil;
ee. Peran masyarakat adalah berbagai kegiatan masyarakat, yang timbul
atas kehendak dan keinginan sendiri di tengah masyarakat sesuai dengan
hak dan kewajiban dalam penyelenggaraan penataan ruang;
ff. Peraturan zonasi adalah ketentuan yang mengatur tentang persyaratan
pemanfaatan ruang dan ketentuan pengendaliannya dan disusun untuk
setiap blok/zona peruntukan yang penetapan zonanya dalam rencana rinci
tata ruang;
gg. Perencanaan tata ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur
ruang dan pola ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana
tata ruang;
hh. Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lin-
dung, baik yang berupa kawasan perkabupaten/kotaan maupun per-
desaan, yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal dan tempat
kegiatan yang mendukung penghidupan dan kehidupan;
ii. Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari pemukiman,
baik perkotaan maupun pedesaan yang dilengkapi dengan prasarana,
sarana, dan utilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang
layak huni;
jj. Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang
meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan fungsi budi daya;
kk. Prasarana lingkungan adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan yang
memungkinkan lingkungan permukiman dapat berfungsi sebagaimana
mestinya
> Ketentuan Umum > Muatan RDTR > Peraturan Zonasi > Prosedur Penyusunan > Kelengkapan 7
Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota Dokumen
ll. Rencana tata ruang adalah hasil perencanaan tata ruang;
mm. Rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota adalah rencana tata
ruang yang memuat kebijakan dan penetapan Pemerintahan Kabupaten/
kota mengenai lokasi kawasan-kawasan yang harus dilindungi di wilayah
darat dan/atau wilayah laut, lokasi pengembangan kawasan budidaya,
termasuk di dalamnya kawasan-kawasan produksi dan kawasan
permukiman, sistem prasarana transportasi, fasilitas dan utilitas umum,
serta kawasan-kawasan di wilayah darat dan wilayah laut yang
diprioritaskan pengembangan nya dalam kurun waktu rencana;
nn. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang
udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah,
tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan meme-
lihara kelangsungan hidupnya;
oo. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) adalah panduan ran-
cang bangun suatu lingkungan/kawasan yang dimaksudkan untuk
mengendalikan pemanfaatan ruang, penataan bangunan dan lingkungan,
serta memuat materi pokok ketentuan program bangunan dan lingkungan,
rencana umum dan panduan rancangan rencana investasi, ketentuan
pengendalian rencana, dan pedoman pengendalian pelaksanaan pengem
bangan lingkungan/kawasan;
pp. Ruang manfaat jalan (Rumaja) adalah ruang sepanjang jalan yang di-
batasi oleh lebar, tinggi, dan kedalaman tertentu yang meliputi badan ja-
lan, saluran tepi jalan, dan ambang pengamannya;
qq. Ruang milik jalan (Rumija) adalah ruang manfaat jalan dan sejalur tanah
tertentu diluar ruang manfaat jalan;
rr. Ruang pengawasan jalan (Ruwasja) adalah ruang tertentu diluar ruang
milik jalan yang penggunaannya ada di bawah pengawasan penyeleng-
garaan jalan;
ss. Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah area memanjang/jalur dan/atau
mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tum-
buh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja
ditanam;
tt. Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH) adalah ruang-ruang dalam kabupaten/
kota dalam bentuk area/kawasan maupun memanjang/jalur yang menam-
pung kegiatan sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat kabupaten/kota
dan tidak didominasi tanaman;
uu. Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) adalah saluran tenaga
listrik yang menggunakan kawat penghantar di udara yang digunakan un-
tuk penyaluran tenaga listrik dari pusat pembangkit ke pusat beban
dengan tegangan di atas 245kV;
vv. Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) adalah saluran tenaga listrik
yang menggunakan kawat penghantar di udara yang digunakan untuk
penyaluran tenaga listrik dari pusat pembangkit ke pusat beban dengan
tegangan di atas 35 kV sampai dengan 245 kV;
8 > Ketentuan Umum > Muatan RDTR > Peraturan Zonasi > Prosedur Penyusunan > Kelengkapan
Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota Dokumen
ww. Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem
jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegia-
tan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan
fungsional;
xx. Sub Zona adalah suatu bagian dari zona yang memiliki fungsi dan karak-
teristik tertentu yang merupakan pendetailan dari fungsi dan karakteristik
pada zona yang bersangkutan;
yy. Utilitas umum adalah kelengkapan sarana pelayanan lingkungan yang
memungkinkan permukiman dapat berfungsi sebagaimana mestinya,
mencakup sistem penyediaan air bersih, sistem drainase air hujan,
sistem pembuangan limbah, sistem persampahan, sistem penyediaan
energi listrik, sistem jaringan gas, sistem telekomunikasi dan lain-lain;
zz. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta se-
genap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan
aspek administratif dan/atau aspek fungsional;
aaa. Wilayah perencanaan adalah bagian dari kabupaten/kota dan/atau ka-
wasan strategis kabupaten/kota yang akan/perlu disusun rencana rincinya
dalam hal ini RDTR kabupaten/kota sesuai arahan atau yang ditetapkan di
dalam RTRW kabupaten/kota yang bersangkutan.
bbb. Zona adalah kawasan atau area yang memiliki fungsi dan karakteristik
spesifik;
ccc. Zonasi adalah pembagian kawasan ke dalam beberapa zona sesuai de-
ngan fungsi dan karakteristik semula atau diarahkan bagi pengembangan
fungsi-fungsi lain.
Kedudukan RDTR dalam sistem perencanaan tata ruang dan sistem perenca-
naan pembangunan nasional disajikan pada Gambar 1.1
> Ketentuan Umum > Muatan RDTR > Peraturan Zonasi > Prosedur Penyusunan > Kelengkapan 9
Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota Dokumen
Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota disusun apabila RTRW Kabupat-
en/Kota tidak/ belum dapat dijadikan acuan pengendalian pemanfaatan ruang
kabupaten/kota. Dalam hal rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota memer-
lukan rencana detail tata ruang, maka disusun rencana detail tata ruang yang
dilengkapi dengan peraturan zonasi sebagai salah satu dasar dalam pengen-
dalian penataan ruang dan sekaligus menjadi dasar penyusunan rencana tata
bangunan dan lingkungan bagi zona-zona yang pada rencana detail tata ruang
ditentukan sebagai zona yang penanganannya diprioritaskan. Dalam hal ren-
cana tata ruang wilayah kabupaten/kota tidak memerlukan rencana rinci tata ru-
ang, peraturan zonasi Kabupaten/Kota disusun untuk kawasan perkotaan baik
yang sudah ada maupun yang direncanakan pada wilayah kabupaten/kota.
10 > Ketentuan Umum > Muatan RDTR > Peraturan Zonasi > Prosedur Penyusunan > Kelengkapan
Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota Dokumen
Gambar 1.1
Kedudukan RDTR Kabupaten/Kota dalam Sistem Penataan Ruang dan
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
> Ketentuan Umum > Muatan RDTR > Peraturan Zonasi > Prosedur Penyusunan > Kelengkapan 11
Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota Dokumen
RDTR kabupaten/kota berikut Peraturan Zonasi bermanfaat sebagai:
Apabila semua kriteria itu tidak ada yang terpenuhi, maka hanya disusun
Peraturan Zonasi kabupaten/kota disusun untuk kawasan perkotaan baik yang
sudah ada maupun yang direncanakan pada wilayah kabupaten/kota, tanpa
disertai penyusunan RDTR.
12 > Ketentuan Umum > Muatan RDTR > Peraturan Zonasi > Prosedur Penyusunan > Kelengkapan
Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota Dokumen
Gambar 1.2
Lingkup Wilayah RDTR berdasarkan batas administrasi
kecamatan dalam wilayah kota
Gambar 1.3
Lingkup Wilayah RDTR berdasarkan kawasan fungsional
(wilayah perencanaan) dalam wilayah kota
Gambar 1.4
Lingkup Wilayah RDTR berdasarkan fungsi kawasan yang memiliki
ciri perkotaan dalam wilayah kabupaten
> Ketentuan Umum > Muatan RDTR > Peraturan Zonasi > Prosedur Penyusunan > Kelengkapan 13
Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota Dokumen
1.5 Masa Berlaku RDTR
RDTR dapat berlaku dalam jangka waktu paling lama 20 (dua puluh) tahun
dan dapat ditinjau kembali setiap 5 (lima) tahun. Peninjauan kembali RDTR
kabupaten/kota dapat dilakukan kurang dari 5 (lima) tahun dalam hal:
14 > Ketentuan Umum > Muatan RDTR > Peraturan Zonasi > Prosedur Penyusunan > Kelengkapan
Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota Dokumen
BAB2
MUATAN RDTR
KABUPATEN/KOTA
BAB II
MUATAN RDTR
Peta pola ruang juga berfungsi sebagai Zoning map bagi Peraturan Zonasi,
baik apabila Peraturan Zonasi dipisah maupun disatukan dengan RDTR.
16 > Ketentuan Umum > Muatan RDTR > Peraturan Zonasi > Prosedur Penyusunan > Kelengkapan
Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota Dokumen
Rencana pola ruang berfungsi:
a. daya dukung dan daya tampung ruang dalam wilayah perencanaan; dan
b. prakiraan kebutuhan ruang untuk pengembangan kegiatan sosial ekonomi
dan pelestarian fungsi lingkungan.
a. mengacu pada rencana pola ruang yang telah ditetapkan dalam RTRW
Kabupaten/Kota;
b. memperhatikan rencana pola ruang bagian wilayah yang berbatasan;
c. memperhatikan mitigasi bencana pada wilayah perencanaan; dan
d. menyediakan RTH dan RTNH untuk menampung kegiatan sosial, budaya,
dan ekonomi masyarakat.
> Ketentuan Umum > Muatan RDTR > Peraturan Zonasi > Prosedur Penyusunan > Kelengkapan 17
Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota Dokumen
2) zona perdagangan dan jasa yang meliputi perdagangan jasa deret
dan perdagangan jasa tunggal;
Bila diperlukan dapat dirinci lebih lanjut ke dalam pasar tradisional,
pasar modern, pusat perbelanjaan, dan sebagainya;
3) zona perkantoran yang meliputi perkantoran pemerintah dan perkan-
toran swasta;
4) zona sarana pelayanan umum yang meliputi sarana
pelayanan umum pendidikan, sarana pelayanan umum transportasi,
sarana pelayanan umum kesehatan, sarana pelayanan umum olah-
raga, sarana pelayanan umum sosial budaya, sarana pelayanan umum
peribadatan;
5) zona industri yang meliputi industri kimia dasar, industri mesin dan
logam dasar, industri kecil, dan aneka industri;
6) zona Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH);
7) zona khusus (yang selalu ada di wilayah perkotaan
namun tidak termasuk ke dalam zona sebagaimana dimaksud pa-
da angka 1 sampai dengan angka 6) meliputi zona untuk keperluan
pertahanan dan keamanan, zona Instalasi Pembuangan Air Limbah
(IPAL), zona Tempat Pengolahan Akhir (TPA), dan instalasi penting
lainnya; dan
8) zona lainnya (yaitu: zona yang tidak selalu ada di kawasan perko-
taan) antara lain seperti pertanian, pertambangan, dan pariwisata
Rencana pola ruang tersebut di atas digambarkan kedalam peta wilayah pe-
rencanaan. Setiap wilayah perencanaan terdiri atas sub wilayah perencanaan
yang ditetapkan dengan mempertimbangkan:
Setiap sub wilayah perencanaan terdiri atas blok yang dibagi berdasarkan
batasan fisik antara lain seperti jalan, sungai dan sebagainya. Pengilustra-
sian pertampalan peta yang didelineasi berdasarkan fisik (wilayah perenca-
naan, sub wilayah perencanaan dan blok) hingga peta yang didelineasi ber-
dasarkan fungsi (zona dan sub zona) dapat dilihat pada contoh gambar 2.1.
Dalam hal luas wilayah perencanaan relatif kecil, rencana pola ruang dapat
langsung digambarkan ke dalam blok. Contoh pendelineasian peta yang digam-
barkan dari wilayah perencanaan ke sub wilayah perencanaan hingga blok
18 > Ketentuan Umum > Muatan RDTR > Peraturan Zonasi > Prosedur Penyusunan > Kelengkapan
Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota Dokumen
dapat dilihat pada gambar 2.2, dan contoh pendeliniasian peta yang digambar-
kan dari wilayah perencanaan langsung ke blok dapat dilihat pada gambar 2.3
Gambar 2.1
Ilustrasi Pembagian Wilayah perencanaan ke sub Wilayah perencanaan
> Ketentuan Umum > Muatan RDTR > Peraturan Zonasi > Prosedur Penyusunan > Kelengkapan 19
Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota Dokumen
Gambar 2.2
Ilustrasi Pembagian wilayah perencanaan ke sub Wilayah
perencanaan kemudian blok
Gambar 2.3
Ilustrasi Pembagian Wilayah perencanaan langsung ke Blok.
20 > Ketentuan Umum > Muatan RDTR > Peraturan Zonasi > Prosedur Penyusunan > Kelengkapan
Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota Dokumen
Gambar 2.4
Ilustrasi Pembagian sub zona di dalam blok dan sub blok pada
satu sub wilayah perencanaan
> Ketentuan Umum > Muatan RDTR > Peraturan Zonasi > Prosedur Penyusunan > Kelengkapan 21
Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota Dokumen
Gambar 2.5
Ilustrasi Peta Pola Ruang (Zoning Map)
a. rencana pola ruang RDTR digambarkan pada peta dengan tingkat keteli-
tian skala minimal 1:5.000 dan mengikuti ketentuan sistem informasi geo-
grafis yang dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang;
b. cakupan rencana pola ruang RDTR meliputi ruang darat dan dapat meliputi
ruang laut dengan batasan 4 (empat) mil laut diukur dari garis pantai di
wilayah kabupaten/kota atau sampai batas negara yang disepakati seca-
ra internasional apabila kabupaten/kota terkait berbatasan laut dengan
negara lain;
c. rencana pola ruang RDTR dapat digambarkan dalam beberapa lembar
peta yang tersusun secara beraturan mengikuti ketentuan yang berlaku;
d. peta rencana pola ruang RDTR juga berfungsi sebagai Zoning Map bagi
peraturan zonasi.
22 > Ketentuan Umum > Muatan RDTR > Peraturan Zonasi > Prosedur Penyusunan > Kelengkapan
Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota Dokumen
2.3 Rencana Jaringan Prasarana
> Ketentuan Umum > Muatan RDTR > Peraturan Zonasi > Prosedur Penyusunan > Kelengkapan 23
Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota Dokumen
Materi dari rencana jaringan prasarana RDTR meliputi :
24 > Ketentuan Umum > Muatan RDTR > Peraturan Zonasi > Prosedur Penyusunan > Kelengkapan
Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota Dokumen
3) jaringan distribusi sekunder berfungsi untuk menyalurkan/ menghu-
bungkan daya listrik tegangan rendah ke konsumen, infrastruktur pen-
dukung pada jaringan distribusi sekunder adalah gardu distribusi yang
berfungsi menurunkan tegangan primer ( 20 kv) menjadi tegangan
sekunder (220v /380 v);
4) penjabaran jaringan pipa minyak dan gas bumi, di wilayah perencana-
an (jika ada);
(sesuai UU no.20 tahun 2002 tentang Ketenagalistrikan,Kepmen ESDM
no.865 tahun 2003 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Umum
Ketenagalistrikan)
> Ketentuan Umum > Muatan RDTR > Peraturan Zonasi > Prosedur Penyusunan > Kelengkapan 25
Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota Dokumen
e. Rencana Pengembangan Jaringan Drainase
Rencana pengembangan jaringan drainase terdiri atas:
26 > Ketentuan Umum > Muatan RDTR > Peraturan Zonasi > Prosedur Penyusunan > Kelengkapan
Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota Dokumen
Rencana jaringan prasarana di wilayah perencanaan digambarkan dengan
ketentuan sebagai berikut:
1) jaringan jalan yang terdiri dari beberapa kelas dan tingkat jalan yang ter-
dapat dalam wilayah perencanaan;
2) sistem prasarana wilayah lainnya digambarkan pada satu lembar peta
wilayah perencanaan secara utuh dan dapat digambarkan masing-
masing pada peta tersendiri; dan
3) sistem jaringan prasarana jalan harus digambarkan mengikuti trase
jalan yang sebenarnya.
b. Rencana jaringan prasarana digambarkan dengan ketelitian peta skala
minimum 1:5.000 dan untuk wilayah perencanaan yang memiliki wilayah
pesisir dan laut dapat dilengkapi dengan peta batimetri yang menggam-
barkan kontur laut; dan
c. Penggambaran peta rencana jaringan prasarana bagian dari wilayah kabu-
paten/kota harus mengikuti peraturan perundangan-undangan terkait
pemetaan rencana tata ruang sesuai dengan ketentuan sistem informasi
geografis yang ditentukan oleh instansi yang berwenang dan mengikuti
peraturan perundangan-undangan terkait lainnya.
d. Pada kawasan perkotaan di kabupaten yang secara fisik,ekonomi, dan
sosial sudah mendekati kriteria kota otonom, maka wilayah perencanaan
yang disusun rencana detailnya harus dibagi menjadi beberapa wilayah
perencanaan sesuai dengan fungsi kawasan (homogenitas fungsi)
e. Penyusunan RDTR pada wilayah perencanaan sebagaimana dimaksud
huruf d bisa dilakukan keseluruhan wilayah perencanaan atau parsial pada
tiap wilayah perencanaan.
> Ketentuan Umum > Muatan RDTR > Peraturan Zonasi > Prosedur Penyusunan > Kelengkapan 27
Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota Dokumen
Penetapan bagian dari wilayah perencanaan yang diprioritaskan
penanganannya berfungsi :
28 > Ketentuan Umum > Muatan RDTR > Peraturan Zonasi > Prosedur Penyusunan > Kelengkapan
Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota Dokumen
Penetapan bagian dari wilayah perencanaan yang diprioritaskan pen-
anganannya minimum harus memuat:
a. Lokasi
Lokasi adalah tempat bagian dari wilayah perencanaan yang diprioritaskan
penanganannya.
b. Tema Penanganan
Tema penanganan adalah program utama untuk setiap lokasi.
> Ketentuan Umum > Muatan RDTR > Peraturan Zonasi > Prosedur Penyusunan > Kelengkapan 29
Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota Dokumen
3) pembangunan baru prasarana, sarana, dan blok/kawasan, contohnya
melalui pembangunan kawasan permukiman (Kawasan Siap Bangun/
Lingkungan Siap Bangun-Berdiri Sendiri), pembangunan kawasan ter
padu, pembangunan desa agropolitan, pembangunan kawasan terpilih
pusat pertumbuhan desa (KTP2D), pembangunan kawasan perbata-
san, dan pembangunan kawasan pengendalian ketat
(high-control zone);
4) pelestarian/pelindungan blok/kawasan, contohnya melalui pengenda-
lian kawasan pelestarian, revitalisasi kawasan, serta pengendalian ka-
wasan rawan bencana.
Gambar 2.6
Ilustrasi Kawasan Koridor Utama Wilayah Perencanaan
30 > Ketentuan Umum > Muatan RDTR > Peraturan Zonasi > Prosedur Penyusunan > Kelengkapan
Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota Dokumen
2.5 Arahan Pemanfaatan Ruang
> Ketentuan Umum > Muatan RDTR > Peraturan Zonasi > Prosedur Penyusunan > Kelengkapan 31
Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota Dokumen
Program dalam rencana pemanfaatan ruang apabila dibuat dalam dokumen
RDTR Kabupaten/Kota memuat:
32 > Ketentuan Umum > Muatan RDTR > Peraturan Zonasi > Prosedur Penyusunan > Kelengkapan
Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota Dokumen
i. perbaikan prasarana, sarana, dan blok/kawasan
ii. pembangunan baru prasarana, sarana, dan blok/kawasan;
iii. pengembangan kembali prasarana, sarana, dan blok/kawasan;dan
iv. pelestarian/pelindungan blok/kawasan
> Ketentuan Umum > Muatan RDTR > Peraturan Zonasi > Prosedur Penyusunan > Kelengkapan 33
Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota Dokumen
BAB3
PERATURAN ZONASI
BAB III
PERATURAN ZONASI
Selain itu, apabila tidak disusun Rencana Detail Tata Ruang atau Rencana Detail
Tata Ruang telah ditetapkan sebagai Perda terpisah dari Peraturan Zonasi sebe-
lum keluarnya pedoman ini, maka Peraturan Zonasi juga dapat disusun terpisah
dan berisikan Zoning Map dan Zoning Text untuk seluruh kawasan perkotaan
baik yang sudah ada maupun yang direncanakan pada wilayah kabupaten/kota.
> Ketentuan Umum > Muatan RDTR > Peraturan Zonasi > Prosedur Penyusunan > Kelengkapan 34
Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota Dokumen
Peraturan Zonasi bermanfaat dalam:
a. menjamin dan menjaga kualitas lokal minimum yang ditetapkan,
b. menjaga kualitas dan karakteristik zona dengan meminimalkan kegunaan/
penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan karakteristik zona, serta
c. meminimalkan gangguan/dampak negatif terhadap zona.
a. Ketentuan tambahan;
b. Ketentuan khusus;
c. Standar teknis;
d. Tenik pengaturan zonasi.
35 > Ketentuan Umum > Muatan RDTR > Peraturan Zonasi > Prosedur Penyusunan > Kelengkapan
Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota Dokumen
Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan dirumuskan berdasarkan
ketentuan maupun standar yang terkait dengan pemanfaatan ruang,
ketentuan dalam peraturan bangunan setempat dan ketentuan khusus
bagi unsur bangunan/komponen yang dikembangkan, misalnya pompa
bensin, base transceiver station dan sebagainya.
> Ketentuan Umum > Muatan RDTR > Peraturan Zonasi > Prosedur Penyusunan > Kelengkapan 36
Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota Dokumen
3) penyusunan Analisis Dampak Lalu-lintas (ANDALIN);
4) mengenakan biaya dampak pembangunan (development impact
fee), dan/atau aturan disinsentif lainnya.
1) Pertimbangan Umum
Pertimbangan Umum berlaku untuk semua jenis penggunaan lahan,
antara lain yaitu : kesesuaian dengan arahan dalam rencana tata
ruang kabupaten/kota, keseimbangan antara kawasan lindung dan
budidaya dalam suatu wilayah, kelestarian lingkungan (perlindungan
dan pengawasan terhadap pemanfaatan air, udara dan ruang bawah
tanah), toleransi terhadap tingkat gangguan dan dampak terhadap pe
runtukkan yang ditetapkan, kesesuaian dengan kebijakan pemerintah
daerah kabupaten/kota diluar rencana tata ruang yang ada.
2) Pertimbangan Khusus
Pertimbangan Khusus berlaku untuk masing-masing karakteristik guna
lahan, kegiatan atau komponen yang akan dibangun dan dapat disu
sun berdasarkan rujukan terhadap ketentuan maupun standar yang
berkaitan dengan pemanfaatan ruang, rujukan terhadap ketentuan
dalam peraturan bangunan setempat dan rujukan terhadap ketentuan
khusus bagi unsur bangunan/komponen yang dikembangkan.
37 > Ketentuan Umum > Muatan RDTR > Peraturan Zonasi > Prosedur Penyusunan > Kelengkapan
Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota Dokumen
Penetapan Koefisien Dasar Bangunan Maksimum didasarkan pada
pertimbangan tingkat pengisian/peresapan air (KDH Minimum), kapa-
sitas drainase, Jenis Penggunaan Lahan
Contoh menghitung KDB disajikan pada Lampiran 5
2) Koefisien Lantai Bangunan Maksimum (KLB Maksimum)
Penetapan besar KLB Maksimum didasarkan pada pertimbangan har-
ga lahan, ketersediaan dan tingkat pelayanan prasarana (jalan) dam-
atau kebutuhan terhadap prasarana tambahan serta ekonomi dan
pembiayaan
Contoh menghitung KLB disajikan pada Lampiran 5
3) Ketinggian Bangunan Maksimum
4) Koefisien Dasar Hijau Minimum (KDH Minimum)
Koefisien dasar Hijau Minimum adalah koefisien yang dapat diguna-
kan untuk mewujudkan Ruang Terbuka Hijau dan diberlakukan secara
umum pada suatu zonasi. Pertimbangan besar KDH Minimum di-
dasarkan pada pertimbangan tingkat pengisian/peresapan air, kapasi-
tas drainase.
> Ketentuan Umum > Muatan RDTR > Peraturan Zonasi > Prosedur Penyusunan > Kelengkapan 38
Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota Dokumen
c. Ketentuan Tata Masa Bangunan
e. Ketentuan Pelaksanaan
39 > Ketentuan Umum > Muatan RDTR > Peraturan Zonasi > Prosedur Penyusunan > Kelengkapan
Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota Dokumen
2) ketentuan insentif/disinsentif yaitu ketentuan yang memberikan
insentif bagi pembangunan yang sejalan dengan tata ruang dan
memberikan dampak positif bagi masyarakat luas serta ketentuan
disinsentif bagi pembangunan yang menyimpang dan memberikan
dampak negatif bagi masyarakat luas.
> Ketentuan Umum > Muatan RDTR > Peraturan Zonasi > Prosedur Penyusunan > Kelengkapan 40
Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota Dokumen
Kriteria perubahan peraturan zonasi dapat dilakukan bila:
a. Ketentuan Tambahan
41 > Ketentuan Umum > Muatan RDTR > Peraturan Zonasi > Prosedur Penyusunan > Kelengkapan
Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota Dokumen
b. Ketentuan Khusus
Aturan Khusus terkait komponen diatas merujuk pada aturan teknis yang
diterbitkan oleh instansi terkait atau peraturan daerah setempat.
c. Standar Teknik
> Ketentuan Umum > Muatan RDTR > Peraturan Zonasi > Prosedur Penyusunan > Kelengkapan 42
Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota Dokumen
Teknik Pengaturan Zonasi berfungsi dalam memberikan keluwesan pada
penerapan peraturan dasar yang disesuaikan dengan karakteristik, tujuan
pengembangan dan permasalahan yang dihadapi pada zona tertentu dan
memberikan pilihan penanganan pada lokasi tertentu sesuai dengan
karakteristik dan tujuan pengembangan zona.
43 > Ketentuan Umum > Muatan RDTR > Peraturan Zonasi > Prosedur Penyusunan > Kelengkapan
Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota Dokumen
BAB4
PROSEDUR PENYUSUNAN
RDTR DAN PERATURAN
ZONASI KABUPATEN/KOTA
BAB IV
PROSEDUR PENYUSUNAN RDTR
KABUPATEN/KOTA
RDTR Kabupaten/Kota ini terpisah dari Peraturan Zonasi yang berisi zoning
text dan zoning map.
> Ketentuan Umum > Muatan RDTR > Peraturan Zonasi > Prosedur Penyusunan > Kelengkapan 44
Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota Dokumen
b. Persiapan penyusunan
Persiapan penyusunan rencana terdiri atas:
c. Pengumpulan Data
Untuk keperluan pengenalan karakteristik wilayah perencanaan dan
penyusunan rencana struktur dan pola ruang wilayah perencanaan,
harus dilakukan pengumpulan data primer dan data sekunder.
Pengumpulan data primer dapat meliputi:
d. Pengolahan Data
Pengolahan data untuk penyusunan RDTR kabupaten/kota meliputi:
> Ketentuan Umum > Muatan RDTR > Peraturan Zonasi > Prosedur Penyusunan > Kelengkapan 46
Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota Dokumen
3) memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) ka-
bupaten/kota dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM) kabupaten/kota.
Tabel 4.1
Jangka Waktu Penyusunan RDTR Kabupaten/Kota
47 > Ketentuan Umum > Muatan RDTR > Peraturan Zonasi > Prosedur Penyusunan > Kelengkapan
Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota Dokumen
4.1.2 Proses Penyusunan dan Jangka Penyusunan PZ yang berisi zon-
ing text untuk seluruh kota (apabila RDTR dan PZ disusun terpi-
sah)
a. Pra Persiapan
Kegiatan Pra Persiapan
Kegiatan pra persiapan meliputi kegiatan pra persiapan yang dilakukan
oleh Pemerintah Daerah (Pemda) dan pra persiapan tim teknis.
Kegiatan dalam tahap pra persiapan yang dilakukan Pemda , meliputi:
> Ketentuan Umum > Muatan RDTR > Peraturan Zonasi > Prosedur Penyusunan > Kelengkapan 48
Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota Dokumen
b. Persiapan Penyusunan Peraturan Zonasi
Kegiatan Persiapan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap persiapan, meliputi:
Waktu Kegiatan
Untuk pelaksanaan kegiatan persiapan ini dapat dibutuhkan waktu 1
(satu) bulan, tergantung dari kondisi dan luasan zona, serta pendekatan
yang digunakan.
49 > Ketentuan Umum > Muatan RDTR > Peraturan Zonasi > Prosedur Penyusunan > Kelengkapan
Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota Dokumen
1) Wawancara atau temu wicara terhadap masyarakat untuk menjaring
aspirasi terhadap kebutuhan yang diatur dalam peraturan zonasi
serta kepada perangkat yang melaksanakan pemanfaatan dan pe-
ngendalian pemanfaatan ruang
2) Peninjauan ke lapangan untuk pengenalan kondisi fisik wilayah kabu-
paten/kota secara langsung
ii. Jenis dan intensitas kegiatan yang ada pada daerah yang bersang-
kutan.
iii. Identifikasi masalah dari masing-masing kegiatan serta kondisi
fisik (tinggi bangunan dan lingkungannya).
iv. Kajian dampak terhadap kegiatan yang ada atau akan ada di zona
yang bersangkutan.
v. Standar teknis dan administratif yang dapat dimanfaatkan dari
peraturan-perundangan nasional maupun daerah
vi.Peraturan-peraturan Pemerintah dan pemerintah daerah yang su
dah diterbitkan mengenai pemanfaatan lahan dan bangunan, serta
prasarana lingkungan dii daerah yang bersangkutan;
vii.Peraturan perundang-undangan yang terkait dengan penggunaan
lahan yang ada di kabupaten/kota yang akan disusun peraturan
zonasinya
Hasil dari Kegiatan Pelaksanaan Pengumpulan Data/Informasi
Hasil kegiatan pengumpulan data akan menjadi bagian dari dokumentasi
buku data dan analisis.
Waktu Kegiatan
Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pengumpulan data primer dan
data sekunder antara 2 (dua) - 3 (tiga) bulan, tergantung dari kondisi
ketersediaan data di daerah maupun jenis pendekatan yang digunakan
pada tahap ini.
> Ketentuan Umum > Muatan RDTR > Peraturan Zonasi > Prosedur Penyusunan > Kelengkapan 50
Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota Dokumen
5) Ketentuan teknis zonasi:
i. Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan
ii. Ketentuan intensitas pemanfaatan ruang
iii. Ketentuan tata massa bangunan
iv. Ketentuan prasarana minimum
v. Ketentuan tambahan
vi. Ketentuan khusus
6) Standar teknis
7) Teknik pengaturan zonasi
8) Ketentuan Pelaksanaan:
i. Ketentuan variansi pemanfaatan ruang
ii. Ketentuan insentif dan disinsentif
iii.Ketentuan penggunaan lahan yang tidak sesuai (non conforming
situasion) dengan peraturan zonasi
51 > Ketentuan Umum > Muatan RDTR > Peraturan Zonasi > Prosedur Penyusunan > Kelengkapan
Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota Dokumen
4.1.3 Proses dan Jangka Waktu Penyusunan PZ yang berisi zoning
text untuk wilayah perencanaan saja (apabila RDTR dan PZ
disatukan)
Berikut ini tahap penyusunan Peraturan Zonasi yang berbeda dengan RDTR:
> Ketentuan Umum > Muatan RDTR > Peraturan Zonasi > Prosedur Penyusunan > Kelengkapan 52
Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota Dokumen
vi.Peraturan-peraturan Pemerintah dan pemerintah daerah yang su
dah diterbitkan mengenai pemanfaatan lahan dan bangunan, serta
prasarana lingkungan dii daerah yang bersangkutan;
vii.Peraturan perundang-undangan yang terkait dengan penggunaan
lahan yang ada di kabupaten/kota yang akan disusun peraturan
zonasinya
Hasil dari Kegiatan Pelaksanaan Pengumpulan Data/Informasi
Hasil kegiatan pengumpulan data akan menjadi bagian dari dokumentasi
buku data dan analisis.
Waktu Kegiatan
Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pengumpulan data primer dan
data sekunder antara 2 (dua) - 3 (tiga) bulan, tergantung dari kondisi
ketersediaan data di daerah maupun jenis pendekatan yang digunakan
pada tahap ini.
53 > Ketentuan Umum > Muatan RDTR > Peraturan Zonasi > Prosedur Penyusunan > Kelengkapan
Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota Dokumen
Hasil dari Tahap Analisis dan Perumusan Ketentuan Teknis
Hasil dari tahap analisis harus didokumentasikan di dalam buku data dan
analisis dan menjadi bahan untuk menyusun peraturan zonasi. Adapun
hasil kegiatan perumusan rancangan peraturan zonasi ialah berupa Text
Zonasi untuk wilayah perencanaan saja.
Waktu Kegiatan
Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan perumusan rancangan peratu
ran zonasi adalah 2 (dua) - 7 (tujuh) bulan.
4.1.4 Prosedur penyusunan PZ yang berisi zoning text dan zoning map
(apabila RDTR tidak disusun atau telah ditetapkan sebagai Perda)
Peraturan Zonasi ini disusun apabila RDTR tidak disusun atau telah ditetap-
kan sebagai Perda. Sehingga Peraturan Zonasi menjadi satu dokumen
tersendiri yang memuat secara lengkap zoning map dan zoning text untuk
keseluruhan kota yang telah disusun RDTRnya.
a. Pra Persiapan
Kegiatan pra persiapan meliputi kegiatan pra persiapan yang dilakukan
oleh pemerintah daerah (pemda) dan pra persiapan tim teknis.
Kegiatan dalam tahap pra persiapan yang dilakukan pemda , meliputi:
> Ketentuan Umum > Muatan RDTR > Peraturan Zonasi > Prosedur Penyusunan > Kelengkapan 54
Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota Dokumen
iv. Ahli Lingkungan
v. Ahli Hukum
vi. Ahli Sosial
vii.Keahlian khusus lainnya yang sesuai dengan karateristik kawasan
Kegiatan dalam tahap pra persiapan yang dilakukan tim teknis, meliputi:
55 > Ketentuan Umum > Muatan RDTR > Peraturan Zonasi > Prosedur Penyusunan > Kelengkapan
Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota Dokumen
Hasil dari Pelaksanaan Kegiatan Persiapan
Hasil dari kegiatan persiapan ini, meliputi:
57 > Ketentuan Umum > Muatan RDTR > Peraturan Zonasi > Prosedur Penyusunan > Kelengkapan
Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota Dokumen
1) Text Zonasi
2) Map Zonasi
Waktu Kegiatan
Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan perumusan rancangan peratu-
ran zonasi adalah 2 (dua) - 7 (tujuh) bulan.
> Ketentuan Umum > Muatan RDTR > Peraturan Zonasi > Prosedur Penyusunan > Kelengkapan 58
Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota Dokumen
> Muatan RDTR 59 > Ketentuan Umum
Kabupaten/Kota
> Peraturan Zonasi
RDTR Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota
Gambar 4.1
Alur Proses Penyusunan Peraturan Zonasi yang berisi zoning text dan zoning map
Dokumen
(apabila RDTR tidak disusun atau telah ditetapkan sebagai Perda
61 > Ketentuan Umum > Muatan RDTR > Peraturan Zonasi > Prosedur Penyusunan > Kelengkapan
Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota Dokumen
Pelibatan masyarakat dalam penyusunan RDTR dan Peraturan Zonasi kabu-
paten/kota dilakukan pada tahapan:
1) kotak aduan;
2) pengisian kuesioner, wawancara;
3) website, surat elektronik, form aduan, polling, telepon, pesan singkat/
SMS;
4) pertemuan terbuka atau public hearings;
5) kegiatan workshop,focus group disscussion (FGD);
6) penyelenggaraan konferensi; dan/atau
7) ruang pamer atau pusat informasi.
> Ketentuan Umum > Muatan RDTR > Peraturan Zonasi > Prosedur Penyusunan > Kelengkapan 64
Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota RDTR Kabupaten/Kota Dokumen
LAMPIRAN