• Kapasitas “ekspor”
perekonomian suatu wilayah
X ij X i.
n Kisaran nilai LQ:
LI J 12 0 : aktifitas tidak berkembang
I 1 X . j X ..
1 : perkembangan aktifitas sama dengan rataan
seluruh unit wilayah
<1 : perkembangan aktifitas di bawah rataan
P
X ij X . j seluruh unit wilayah
SI i 2
1
>1 : perkembangan aktifitas lebih tinggi dari
j 1 X i X ..
perkembangan rataan seluruh unit wilayah
atau indikasi adanya pemusatan aktifitas
di unit wilayah tersebut
Kisaran nilai LI dan SI
Interpretasi SI:
~0 : kecenderungan unit wilayah tidak memiliki kekhasan
aktifitas
~ 1: ada indikasi unit wilayah tertentu memiliki aktifitas khas
Tahap penetapan indeks
1. Siapkan data
2. Hitung jumlah baris (wilayah) dan jumlah kolom
(aktifitas) serta jumlah seluruh sel data
3. Hitung nilai indeks dengan persamaan tersebut
Data
A B C D E
Kecamatan Pertanian Industri Jasa Total
1
2 A 105 40 5 150
3 B 210 220 70 500
4 C 125 60 15 200
5 D 60 80 10 150
6 Total (E) 500 400 100 1000
Hitung nilai indeks LQ
1. Buat 1 persamaan di sel data pertama .
2. Kopikan persamaan ke seluruh sel
A B C D
Kecamatan Pertanian Industri Jasa
1
A =(B2/$E2)/
2 (B$6/$E$6)
B
3
C
4
D
5
Hasil perhitungan indeks LQ
A B C D
Kecamatan Pertanian Industri Jasa
1
2 A 1.40 0.67 0.33
A B C D
Kecamatan Pertanian Industri Jasa
1
A =1/2*abs((B2/
2 B$6)-($E2/$E$6))
B
3
C
4
D
5
Hasil perhitungan indeks LI
A B C D
1 Kecamatan Pertanian Industri Jasa
2 A 0.03 0.03 0.05
3 B 0.04 0.03 0.10
4 C 0.03 0.03 0.03
5 D 0.02 0.03 0.03
6 Nilai LI 0.11 0.10 0.20
A B C D
Kecamatan Pertanian Industri Jasa
1
A =1/2*abs((B2/
2 $E2)-(B$6/$E$6))
B
3
C
4
D
5
Hasil perhitungan indeks SI
Catatan :
Nilai SI adalah hasil penjumlahan nilai setiap kolom dari persamaan
Jumlah nilai SI sebanyak jumlah wilayah.
A B C D E
1 Kecamatan Pertanian Industri Jasa Nilai SI
2 A 0.10 0.07 0.03 0.20
3 B 0.04 0.02 0.02 0.08
4 C 0.06 0.05 0.01 0.13
5 D 0.05 0.07 0.02 0.13
Contoh interpretasi nilai indeks:
Ada indikasi wilayah A memiliki aktifitas khas yang memiliki peluang
perkembangan lebih baik dibandingkan jika dikembangkan di wilayah lain.
Wilayah B cenderung memiliki pola aktifitas dengan kinerja yang hampir sama
atau tidak bersifat khas.
• Jika nilainya mendekati 0, berarti tidak ada
kekhasan. Artinya unit wilayah yang diamati tidak
memiliki aktivitas khas yang relatif menonjol
perkembangannya dibandingkan dengan di sub
wilayah lain.
a b c
Keuangan, persewaan,
Perdagangan, hotel &
Industri pengolahan
Pertambangan &
Pengangkutan &
Wilayah
komunikasi
penggalian
Pertanian
Jasa-jasa
restoran
Lampung Barat 1.49 0.55 0.22 0.65 0.72 1.24 0.53 0.38 0.46
Tanggamus 1.36 0.57 0.41 0.40 1.14 0.88 0.52 0.67 1.04
Lampung Selatan 1.18 0.43 0.88 0.87 1.01 0.86 0.93 0.77 1.01
Lampung Timur 1.14 5.23 0.52 0.47 0.87 1.01 0.41 0.48 0.50
Lampung Tengah 1.19 0.54 1.15 1.13 1.14 0.88 0.39 0.66 0.82
Lampung Utara 0.96 0.31 1.10 1.96 0.91 1.14 0.88 1.07 1.08
Way Kanan 1.47 0.76 0.79 0.35 0.91 0.52 0.47 0.37 0.96
Tulang Bawang 1.13 0.06 1.69 0.11 0.33 1.11 0.85 0.51 0.37
Bandar Lampung 0.11 0.52 1.36 1.97 1.52 1.18 2.69 2.54 1.88
Kota Metro 0.35 0.00 0.39 2.53 0.88 1.20 1.72 2.92 3.07
Hasil Analisis SSA Kabupaten Tulang Bawang
Kab. Tulang Bawang Prov. Lampung
Proportional
Differential
Regional
Sektor
Share
Shift
Shift
SSA
2000 2006 2000 2006
Pertanian 1,394,682.94 1,794,701.99 10,143,870.48 12,609,473.35 0.32 -0.08 0.04 0.29
Pertambangan & penggalian 3,398.00 6,181.73 620,949.34 855,343.43 0.32 0.06 0.44 0.82
Industri pengolahan 628,012.90 814,970.22 2,950,303.04 3,833,932.18 0.32 -0.02 0.00 0.30
Listrik, gas & air bersih 771.47 1,545.48 79,525.53 111,643.76 0.32 0.09 0.60 1.00
Bangunan 54,344.14 64,988.54 1,188,137.56 1,581,679.62 0.32 0.01 -0.14 0.20
Perdagangan, hotel & restoran 554,360.95 687,881.43 3,734,976.57 4,905,688.82 0.32 -0.01 -0.07 0.24
Pengangkutan & komunikasi 129,684.86 192,770.22 1,260,798.39 1,804,382.44 0.32 0.11 0.06 0.49
Keuangan, persewaan, & js. Prsh. 78,571.16 134,842.48 890,938.54 2,088,364.48 0.32 1.03 -0.63 0.72
Jasa-jasa 103,792.81 115,488.24 2,087,750.98 2,477,575.19 0.32 -0.13 -0.07 0.11
• Sektor pertanian memiliki keunggulan komparatif dan
kompetitif
• Sektor inilah yang harusnya dapat menjadi modal
dasar
• Diharapkan leading sector akan diikuti dengan
berkembangnya aktivitas agro-industri, agro-
processing, agrobisnis, termasuk jasa-jasa penunjang
sektor pertanian seperti pusat pendidikan, pusat
penelitian
• Kerjasama antar wilayah
• Suatu sektor di suatu wilayah dinamakan kompetitif jika
komponen differential shift-nya positif. Artinya pergeseran
sektor tersebut di wilayah tertentu lebih banyak
disumbang oleh faktor-faktor dari dalam atau internal
wilayah itu sendiri.
• Jika pergeseran sektor tersebut di wilaya tertentu lebih
banyak disumbang oleh faktor-faktor eksternal (memiliki
nilai regional share dan proportional shift yang besar dan
positif) maka pada saat kondisi ekternalnya berubah,
sektor tersebut juga akan ikut berubah
analisis Basic Service Ratio (BSR) dan Regional Multiplier (RM), sebagai berikut
(Warpani, 1984):