Bob Sadino
Bob Sadino
1. Kem Chicks
Kem Chicks didirikan oleh Bob Sadino tahun 1970. Konsep Kem Chicks adalah
seperti supermarket yang menyediakan beragam produk pangan impor untuk
masyarakat Jakarta. Pangsa pasar Kem Chicks adalah para ekspatriat dan kelas
menengah atas.
Kem Chicks berlokasi di Jl. Kemang Raya No. 3-5, Daerah Khusus Ibukota Jakarta
12550.
2. Kem Food
Kem Food atau Kemang Food Industries merupakan salah satu perusahaan yang
bergerak dalam bidang pengolahan daging. Modal awal perusahaan ini berasal
dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dengan pemegang saham tunggal
PT Boga catur Rata.
Saat permintaan akan daging dan sosis semakin meningkat, maka tahun 1975 Bob
Sadino akhirnya mendirikan PT. Kemang Food Industies. Perusahaan ini berlokasi
di Jl. Pulo Kambing No.11 Jakarta Industrial Estate Pulogadung Jakarta Timur
3. Kem Farm
Kem Farm adalah ladang sayur yang didirikan Bob Sadino dengan sistem
hidroponik. Padahal, saat itu belum ada satupun perkebunan yang menggunakan
sistem tersebut. Alhasil, Bob Sadino lah orang Indonesia pertama yang
menggunakan sistem hidroponik ini.
Kem Farm terletak di Jalan Jend Gatot Subroto Kawasan Industri Candi Bl VIII/16-
A, Semarang.
Pahit getir saat memulai usaha benar-benar dia rasakan, sebelum akhirnya
mengecap nikmatnya sebagai pengusaha. Terlahir dengan nama Bambang
Mustari Sadino pada 9 Maret 1933, Bob merupakan anak bungsu dari lima
bersaudara. Sebagaimana dikutip dari Wikipedia, saat orangtuanya meninggal,
Bob mewarisi seluruh harta kekayaan keluarganya karena saudara kandungnya
yang lain sudah dianggap hidup mapan. Bob sempat "terdampar" di Belanda
selama lebih kurang 9 tahun dan bekerja di perusahaan pelayaran nasional
Djakarta Lylod yang memiliki kantor di kota Amsterdam, Belanda, dan Hamburg,
Jerman.
Setelah itu, Bob keluar dari perusahaan dan memasuki bisnis sewa mobil.
Mobil yang dia sewakan adalah Mercedes miliknya sendiri, dan dia sendiri yang
menjadi sopirnya. Dalam perjalanannya, Bob mengalami kecelakaan dan mobil
yang dia punyai pun rusak. Bob kemudian banting setir menjadi kuli bangunan
dengan upah harian. Saat itu, dia juga mulai tertarik mengembangkan usaha
peternakan ayam. Bob menjadi orang pertama yang mengenalkan ayam negeri
beserta telurnya ke Indonesia. Seiring berjalannya waktu, telur ayam negeri mulai
dikenal sehingga bisnis Bob semakin berkembang. Usaha yang dijalankan semakin
berkembang. Tak hanya berkutat dengan telur dan ayam, Bob Sadino juga
memasuki bisnis sayuran dan penjualan makanan. Penampilan yang nyentrik
menjadi ciri khas sehari-hari Bob Sadino. Bercelana pendek, dia dengan leluasa
bepergian ke mana-mana. Dia juga cukup "laris" menjadi pembicara untuk
memberi motivasi kepada pebisnis pemula.
Seperti beberapa waktu lalu saat dia menjadi pembicara di Bogor, Bob
mengatakan bahwa peluang bisnis pertanian cukup besar, tidak hanya pasar
internasional, tetapi juga pasar dalam negeri. Bob mengatakan, semakin
banyaknya minat generasi muda untuk berwirausaha, maka jumlah usahawan
Indonesia pun meningkat, yang saat ini hanya 1,8 persen dari total penduduk
Indonesia. Semua telah dibuktikan oleh Bob, pendiri dan pemilik tunggal
supermarket Kem Chicks, entrepreneur sukses yang memulai usahanya benar-
benar dari bawah, dan bukan berasaldarikeluargawirausaha.
Karakteristik Wirausaha :
1. Tidak kompeten dalam hal manajerial. Tidak kompeten atau tidak memiliki
kemampuan dan pengetahuan untuk mengelola usaha merupakan faktor
penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.
2. Kurang berpengalaman, baik dalam kemampuan teknik, memvisualisasikan
usaha, mengkoordinasikan, mengelola sumber daya manusia maupun
mengintegrasikan operasi perusahaan.
3. Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil
dengan baik, faktor paling utama dalam keuangan adalah memelihara
aliran kas, mengatur pengeluaran dan pemasukan secara cermat.
Kekeliruan dalam pemeliharaan aliran kas akan menghambat operasional
perusahaan dan mengakibatkan jalannya perusahaan tidak lancar.
4. Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari suatu
kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan, maka akan mengalami kesulitan
dalam pelaksanaan.
5. Lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor
yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat
mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.
6. Kurangnya pengawasan peralatan. Pengawasan erat kaitannya dengan
efisiensi dan efektivitas. Kurangnya pengawasan dapat mengakibatkan
penggunaan peralatan (fasilitas) perusahaan secara tidak efesien dan tidak
efektif.
7. Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang setengah-
setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan
menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati, kemungkinan
terjadinya gagal lebih bersih.
8. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan.
Wirausahawan yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan
tidak akan menjadi wirausahawan yang berhasil. Keberhasilan dalam
berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan
dan mampu membuat peralihan setiap waktu.