Anda di halaman 1dari 4

Chairul Tanjung

Chairul Tanjung atau yang akrab dijuluki “Anak Singkong” ini lahir di Jakarta pada tanggal
16 Juni 1962. Ia berasal dari keluarga yang kurang mampu. Tapi sejak masih kecil, Chairul
Tanjung telah memiliki mental yang sangat kuat.

Hal itu terbukti saat Chairul Tanjung berhasil masuk ke Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas
Indonesia. Ketika kuliah, pengusaha sukses yang sering dipanggil CT ini mencari uang saku
tambahan dengan berbagai macam cara. Dari mulai berjualan alat tulis dan juga kaos, membuka
jasa fotokopi, dan juga menjual atau berbisnis alat kedokteran meski pada akhirnya bangkrut.
Akan tetapi CT tetap memperoleh prestasi sebagai mahasiswa yang teladan.

Setelah lulus dan mendapatkan gelar dokter gigi, Chairul Tanjung akhirnya memutuskan untuk
mendirikan bisnis ekspor sepatu anak yang diberi nama PT Pariarti Shindutama bersama
rekannya. Namun, tak lama kemudian Ia keluar dan mendirikan bisnisnya sendiri. Perusahaan
yang Ia bangun sendiri itu diberi nama Para Group dan berkembang cukup pesat.

Bersama dengan Para Group, Chairul Tanjung mengakuisisi Bank Karman yang diubah
namanya menjadi Bank Mega, seperti yang kita ketahui sekarang ini. Tak hanya itu saja,
Chairul Tanjung juga mendirikan stasiun televisi yang diberi nama Trans TV dan kemudian
merubah nama perusahaannya menjadi CT Corp.

Setelah itu, Chairul Tanjung terus melakukan ekspansi dan memperluas bisnisnya ke berbagai
macam sektor, mulai dari keuangan, properti, dan juga energi. Dengan adanya ekspansi bisnis
yang Ia lakukan di berbagai sektor, kekayaan Chairul Tanjung terus mengalami peningkatan.

Bahkan, pada tahun 2017 lalu, Chairul Tanjung sudah masuk ke dalam daftar 10 orang terkaya
di Indonesia. Total semua kekayaan Chairul Tanjung adalah 4,9 miliar dollar Amerika atau
setara dengan 65,3 triliun.
Bob Sadino
Bob Sadino merupakan salah satu orang yang sangat sukses dan menginspirasi banyak orang
di Indonesia. Meski menjadi salah satu orang yang paling kaya di Indonesia, tapi Bob Sadino
mempunyai gaya berpakaian yang nyentrik dengan menggunakan kemeja lengan pendek dan
celana pendek. Bob Sadino lahir pada tanggal 9 Maret 1933 di Bandar Lampung.

Ia adalah anak bungsu dari sebuah keluarga yang tergolong berkecukupan. Akan tetapi ketika
Bob Sadino masih muda, Ia menghabiskan warisannya untuk digunakan keliling dunia dan
bekerja di luar negeri. Lalu, Bob Sadino kembali lagi ke Indonesia dan memutuskan untuk
menjadi supir taksi gelap dengan mobil Mercedes yang Ia peroleh dari bekerja di luar negeri.

Setelah mengalami sebuah kecelakaan yang berat, Bob Sadino akhirnya bekerja menjadi
tukang batu dengan gaji 100 rupiah per hari. Pada masa itu, Bob Sadino sempat mengalami
depresi. Lalu salah seorang temannya memberikannya 50 ekor ayam ras untuk menghibur
hatinya yang sudah terlampau depresi. Dengan bermodal ayam pemberian temannya itu,
akhirnya Bob Sadino menjadi peternak ayam. Ia mulai menjual telur-telur yang menetas dari
ayam peliharaannya itu. Untungnya, usahanya tersebut berkembang dan bahkan kebanyakan
pelanggan yang Ia miliki adalah ekspatriat.

Dari keuntungannya beternak ayam, Bob Sadino mulai melakukan impor berbagai jenis sayur
dan buah yang pada saat itu masih termasuk bisnis baru di Indonesia. Selain itu, Bob Sadino
juga mulai mengembangkan sayur dan buah dengan cara metode hidroponik.

Kemudian hasil dari pertanian Bob Sadino dijual ke swalayan Kem Chick yang berdiri pada
tahun 1970-an. Kebanyakan orang yang berminat membeli sayur, buah dan juga daging hasil
impor adalah ekspatriat. Bob Sadino juga mendirikan Kemfood yang membuat serta
memproduksi daging olahan seperti bakso, sosis, burger, dan juga nugget.

Seiring dengan kesuksesannya, perlahan Bob Sadino melakukan ekspansi pada bisnisnya.
Bahkan Ia masuk ke dalam sektor properti dan mendirikan Mansion at Kemang. Bob Sadino
juga kerap mengisi seminar kewirausahaan sampai wafatnya di tanggal 19 Januari 2015.
Elang Gumilang
Kisah orang sukses selanjutnya datang dari Elang Gumilang. Ia adalah seorang pengusaha
properti yang lahir di Bogor pada tanggal 6 April 1985. Elang Gumilang berhasil meraih
kesuksesan di usia yang masih tergolong muda meski Ia memulai bisnisnya dari nol.

Sejak kelas 3 SMA, Elang telah memasang target harus memperoleh penghasilan 10 juta
rupiah untuk membiayai sendiri kuliahnya. Pada saat itu, Elang memulainya dengan
berjualan donat ke sekolah-sekolah. Meskipun usahanya cukup berhasil, Ia terpaksa berhenti.
Orang tuanya memaksanya berhenti berjualan dan lebih fokus untuk mempersiapkan ujian
nasional.

Kemudian setelah lulus SMA, Elang Gumilang melanjutkan ke Fakultas Ekonomi, Institut
Pertanian Bogor. Dengan menggunakan modal uang satu juta, akhirnya Ia mulai berjualan
sepatu. Lalu, Ia melobi perusahaan lampu Philips untuk menyuplai lampu neon ke
fakultasnya tersebut. Setelah menjalani bisnis itu, Ia kemudian mencoba berjualan minyak
goreng juga. Dimana bisnisnya itu justru lebih cepat perputarannya.

Bisnis minyak goreng menghabiskan banyak tenaga dan waktu, sehingga kuliahnya mulai
terganggu. Maka dari itu, Elang memutuskan untuk mendirikan sebuah lembaga kursus
Bahasa Inggris di kampusnya. Elang mempekerjakan tenaga pengajar yang berasal dari luar
negeri. Tak hanya itu saja, Elang juga mulai mencoba memasarkan properti. Dengan
kesuksesan yang Ia raih, Elang telah memiliki rumah dan juga mobil sendiri di tahun ketiga
kuliah. Lalu Ia mendalami bisnis properti dengan target konsumen yang berasal dari ekonomi
kurang mampu dan yang tidak mampu meminjam uang ke bank.

Dengan menggunakan modal yang berasal dari pinjaman keluarga, teman, dan juga dosen,
Elang membangun hunian yang ditujukan untuk pedagang kecil, mahasiswa, dan orang-orang
yang tidak memiliki akses perbankan. Uang muka dan juga cicilannya dibuat dengan sangat
terjangkau dan tidak memberatkan. Setelah sukses membangun hunian pertamanya yang Ia
beri nama Gemilang Property Griya Salak Endah I tersebut, Elang kemudian membangun
perumahan yang serupa. Selain itu, Ia juga memperluas target ke properti komersial untuk
semua kalangan masyarakat. Hingga kini, sudah banyak penghargaan bergengsi yang Ia
dapatkan karena kesuksesannya.

Anda mungkin juga menyukai