Anda di halaman 1dari 6

BIOGRAFI ORANG SUKSES

Nama : Dimas Aji Prasetya

NIM : 40901800025

I. Chairul Tanjung

Nama : Chairul Tanjung


Lahir : Jakarta, 16 Juni 1962
Orang Tua : Abdul Gafar Tanjung (ayah) Halimah (ibu)
Istri : Anita Ratnasari Tanjung
Anak : Putri Indahsari, Rahmat Dwiputra
Dikenal : Pendiri dan Pemilik CT Corp (Trans Corp)
Kekayaan : 3.9 Billion USD / 56.2 Triliun Rupiah (Forbes, 2018)

Chairul Tanjung dilahirkan pada tanggal 16 juni 1962 di Jakarta. Ayahnya


bernama Abdul Ghafar Tanjung yang bekerja sebagai seorang wartawan media cetak
yang beroplah kecil di masa orde lama sementara ibu Chairul Tanjung bernama
Halimah. hairul Tanjung mempunyai enam saudara. Chairul Tanjung menikah dengan
Anita Ratnasari Tanjung dan dari pernikahannya tersebut, ia dikaruniai dua orang
anak bernama Putri Indahsari Tanjung serta Rahmat Dwiputra Tanjung.Dari beberapa
sumber yang mengulas mengenai biografi dan profiil Chairul Tanjung diketahui
bahwa kedua orang tuanya hidup dengan kondisi finansial yang kekurangan terlebih
lagi saat koran tempat ayah Chairul Tanjung bekerja ditutup oleh pemerintahan orde
baru.Kondisi tersebut membuat keluarga Chairul Tanjung kemudian menjual rumah
untuk biaya hidup dan pindah ke losmen yang sempit. Meskipun begitu semangat
belajar Chairul Tanjung tidak pernah padam karena ia tahu bahwa hanya
pendidikanlah yang bisa membantunya keluar dari himpitan ekonomi.
Awal pendidikannya dimulai dari sekolah di SD Van Lith Jakarta, dari situ ia
kemuidan masuk di SMP Van Lith. Chairul Tanjung kemudian bersekolah di SMA
Negeri 1 Jakarta. Tamat dari sana tahun 1981 ia di terima kuliah di Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Indonesia dan menyelesaikannya pada tahun
1987.Selanjutnya ia kemudian meneruskan kuliahnya di program magister di Institut
Pendidikan dan Pembinaan Manajemen tahun 1993.
Dalam Biografi Chairul Tanjung diketahui bahwa di bangku kuliah, ia
kemudian mulai terjun ke dunia bisnis demi membiayai kuliahnya. Yang pertama ia
lakukan adalah berjualan buku kuliah stensil, mendirikan jasa fotokopi di kampus
hingga berjualan kaos. Selain itu, Chairul Tanjung juga sempat mendirikan toko yang
menyediakan peralatan kedokteran serta laboratorium di kawasan senen, Jakarta Pusat
namun usaha ini mengalami kebangkrutan. Meskipun kuliah sambil bekerja bukanlah
hal yang mudah bagi Chairul Tanjung namun ia masih bisa berprestasi di bangku
kuliahnya. Terbukti dengan terpilihnya ia sebagai mahasiswa teladan tingkat nasional
di tahun 1984-1985. Tamat dari Universitas Indonesia, Chairul kemudian fokus dalam
berbisnis. Yang pertama ia lakukan adalah membuka usaha bisnis ekspor sepatu anak
dengan nama usaha PT Pariarti Shindutama tahun 1987 bersama tiga orang temannya.
Modal mereka sebesar 150 juta yang mereka pinjam dari bank Exim. Bersama tiga
orang temannya, Chairul mendapatkan pesanan sepatu dari Italia sebanyak 160 ribu
pasang sepatu. Namun saat itu Chairul kemudian memilih keluar dari PT Pariarti
Shindutama karena ada perbedaan visi dan misi.
Mengguritanya bisnis Chairul Tanjung melalui Para Group membuat ia masuk
dalam daftar orang terkaya. Di tahun 2017, Kekayaan Chairul Tanjung ditaksir
sebesar $4,9 Miliar Dollar atau sekitar 65.3 triliun rupiah. Kekayaannya tersebut
membuat Chairul Tanjung masuk dalam 10 besar orang terkaya di Indonesia versi
majalah Forbes tahun 2017 di posisi ke 6 dan urutan ke 286 daftar orang terkaya di
dunia..
.
II. Bob Sadino

Nama Asli : Bambang Mustari Sadino


Lahir : Tanjung Karang, Bandar Lampung, 9 Maret 1933
Wafat : Jakarta, 19 Jakarta 2015
Agama : Islam
Pendidikan : SD, Yogyakarta 1947. SMP , Jakarta 1950. SMA, Jakarta 1953.
Karir :
Karyawan Unilever (1954-1955)
Karyawan Djakarta Lloyd, Amsterdam dan Hamburg (1950-1967)
Pemilik Tunggal Kem Chicks (supermarket) (1969-sekarang)
Dirut PT Boga Catur Rata
PT Kem Foods (pabrik sosis dan ham)
PT Kem Farms (kebun sayur)
Alamat Rumah : Jalan Al Ibadah II/12, Kemang, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
Telp: 793981
Alamat Kantor : Kem Chicks Jalan Bangka Raya 86, Jakarta Selatan Telp: 793618

Bob Sadino memiliki nama asli Bambang Mustari Sadino, lahir pada tanggal 9
Maret 1933 di Tanjung karang, Lampung. Ia lahir dari keluarga serba kecukupan
sebagai anak bungsu dari lima bersaudara. Orang tuanya meninggal pada saat ia
masih berusia 19 Tahun, ia dipercaya oleh keluarganya untuk mewarisi seluruh harta
dari kedua orang tuanya, dengan alasan karna ia merupakan anak bungsu dan saudara-
saudaranya sudah dinilai memiliki kehidupan yang mapan.
Dengan warisan dari orangtuanya, Bob sadino memanfaatkan setengah dari
harta warisannya untuk pergi dan tinggal di Belanda selama kurang lebih 9 tahun.
Disana, ia bekerja di Djakarta Lylod di kota Amsterdam. Tidak hanya bekerja, disana
ia bertemu dengan seorang wanita Indonesia bernama Soelami Soejoed dan akhirnya
ia nikahi. Pada tahun 1967, Bob sadino dan istrinya kembali ke Indonesia. Dari
Belanda ke Indonesia, ia membawa dua mobil Mercendes buatan tahun 1960-an. Ia
menjual satu unit mobil miliknya untuk membeli sebidang tanah di kemang, Jakarta
selatan.
Tinggal di Indonesia, Bob Sadino bekerja sebagia karyawan di PT.Unilever
Indonesia. Suatu hari ia memiliki keinginan untuk bekerja secara mandiri, sehingga ia
memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya. Lalu ia memanfatakan satu mobil yang
ia miliki, ia mulai menyewakan Mobil Mercedesnya dan ia sendiri menjadi
sopirnya.Namun, usahanya tidak berjalan dengan lancar, usaha menyewakan mobil
dapat dikatakan gagal, karena Mobil mercedes yang ia sewakan mengalami kecelakan
yang membuat mobilnya mengalami kerusakan parah. Bob Sadino tidak bisa
memperbaiki mobilnya karena biaya perbaikan yang sangat mahal. Akhirnya ia
memutuskan untuk bekerja sebagai kuli bangunan dengan upah harian yang ketika
saat itu hanya Rp.100,- . Ia pun sempat mengalami depresi akibat tekanan hidup yang
dialaminya.
III. Nadiem Makarim

Nama : Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A


Lahir : Singapura, 4 Juli 1984
Warga Negara : Indonesia
Agama : Islam
Orang Tua : Nono Anwar Makarim (ayah), Atika Algadrie (ibu)
Istri : Franka Franklin
Anak : Solara Franklin Makarim
Total Kekayaan : 1.4 trilyun Rupiah (Majalah Globe Asia, 2018)

Nadiem Makarim dilahirkan di Singapura pada tanggal 4 Juli 1984. Ia anak tunggal
dari Nono Anwar Makarim yang diketahui merupakan seorang pengacara dan praktisi
hukum terkenal yang merupakan bekas bos dari pengacara Hotman Paris Hutapea. Ibu
Nadiem bernama Atika Algadri, anak dari Hamid Algadri yang dikenal sebagai
pejuang kemerdekaan. Pendiri Gojek ini diketahui memiliki saudara bernama Rayya
Makarim yang bekerja sebagai seorang penulis naskah film. Istri Nadiem Makarim
diketahui bernama Franka Franklin. Nadiem Makarim sendiri beragama Islam
sementara istrinya berama Kristen. Mereka berdua melangsungkan pernikahannya di
Bali pada tahun 2014 yang lalu. Dari pernikahannya ini, Nadiem makarim
mempunyai anak bernama Solara Franklin Makarim
Pendiri Gojek ini mengenyam pendidikan Sekolah Dasar (SD) di Jakarta. Dari
informasi yang didapat, Nadiem Makarim menyelesaikan masa SMA di Singapura
Setelah lulus ia kemudian berangkat ke Amerika Serikat dan kuliah di Brown
University di jurusan International Relations. Bos Gojek ini juga pernah mengikuti
program pertukaran pelajar di London School of Economics. Tamat dari Brown
University, Nadiem Makarim kemudian mengambil program Master Business Of
Administration (MBA) di salah satu kampus paling bergengsi di dunia yakni Harvard
Business School di Harvard University. Walaupun dikenal sebagai lulusan universitas
paling bergengsi di dunia, Nadiem Makarim tidak lupa diri. Ia lebih memilih kembali
ke Indonesia untuk berkontribusi ketimbang bekerja di luar negeri.
Selepas lulus dari Brown University, Nadiem Makarim mengawali karirnya
sebagai seorang konsultan manajemen di perusahaan konsultan Mckinsey &
Company di tahun 2006 dan kemudian berhenti karena melanjutkan studinya di
Harvard University. Setelah menyelesaikan masternya di Harvard University, Nadiem
bekerja sebagai Co-Founder Zalora Indonesia sekaligus Managing Editor disana.
Setelah keluar dari Zalora, ia kemudian bergabung dengan perusahaan startup
Kartuku, sebuah perusahaan penyedia layanan pembayaran non-tunai di Indonesia.
Namun kelak perusahaan Kartuku diakuisisi oleh Nadiem Makarim untuk
memperkuat lini Gopay dari Gojek. Di Kartuku, ia menjabat sebagai Chief Innovation
Officer (CIO) Kartuku.
Setelah memiliki banyak pengalaman selama bekerja di perusahan ternama,
Nadiem Makarim kemudian memutuskan resign atau mengundurkan diri dari tempat
ia bekerja. Di usia yang masih muda, dan memiliki jiwa enterpreneurship yang tinggi,
Ia mencoba merintis perusahaan sendiri. Ia kemudian mendirikan perusahaan Gojek
pada tahun 2010.

Anda mungkin juga menyukai