Anda di halaman 1dari 17

Kenapa perutku nyeri dan urinku seperti teh ?

Kelompok 3
LBM : 2. Keperawatan Medikal Bedah
Tutor : Ns. Eny Setyowati, S.Kep
1. Dimas Aji Prasetya (40901800025)
2. Dina Herlita (40901800026)
3. Ditania Erninda Putri (40901800027)
4. Erlin Kusumawati (40901800028)
5. Eva Damayanti (40901800029)
6. Eva Irawati Onibah (40901800030)
7. Evita Putri Ayu Kusuma (40901800031)
8. Fadia Kansha (40901800032)
9. Febri Mihalatun Nida (40901800033)
10. Febrina Noor (40901800034)
11. Fitria Hidayatun Ni’mah (40901800035)

PRODI D3 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

2019
Judul : Kenapa perutku nyeri dan urinku seperti teh ?....
Skenario :
Seorang perempuan berusia 37 tahun dirawat dengan diagnosa Multiple kolelitiasis
klien dirawat untuk menjalani operasi laparascopy cholesistectomie. Keluhan yang dirasakan
pasien saat ini nyeri pada kuadran kanan atas abdomen , dan sudah berlangsung selama 1
bulan. Hasil USG menunjukan adanya batu pada kandung empedu. TD : 110/70 mmHg, Nadi
92x/menit kuat dan reguler RR : 22x/menit. Nyeri ada skala 2-3, lokasinya kwadran kanan
atas, frekuensinya hilang timbul. Kalau mau beraktivitas terkadang muncul rasa nyerinya.
Pasien mengatakan sangat khawatir pada operaai kali ini. Dan tidak tahu tentang diet yang
harus dihindari dan prosedur pelaksanaan operasi karena baru pertama kali pasien menjalani
operasi. Urin warna kecoklatan seperti teh, hasil pemeriksaan lab hematologi di dapatkan
hasil yang tidak normal yaitu hemaglobin 12.3 g/dl, hematokrit 34%, leokosit 10,88 ribu/3.
Pemeriksan kimia darah yang tidak normal bilirubin total 4,6 mg/dl bilirubin direk 4 mg/dl.
SGOT 231, SGPT 213. Hasil pemeriksaan ultrasonografi : dikandung empedu batu 5 buahh
dengan ukuran 1,14 cm.
Perawat menetapkan masalah keperawatan nyeri akut dan telah dilakukan tindakan
pemberian teknik distraksi dan pemberian posisi yang nyaman tetapi masalah belum teratasi.
Berdasarkan gambaran tersebut bagaimana analisa saudara sebagai seorang perawat ?

Kata Kunci : 1. Batu empedu (evita)

2. nyeri akut (evadama)

Problem : Colelitiasis

STEP 1 KATA SULIT

1. Laparscopy cholesistectomie ( dina) :


1. Operasi pengangkatan batu empedu (ira)
2. pengangkatan batu empedu dengan cara peneropongan dan tidak melalui operasi besar
( fitria)
3. operasi lapar membuat lubang kunci / sayatan kecil untuk mengangkat batu empedu
( evita)
4. suatu operasi dimana ada alat yang masuk di dalam usus,untuk mengambil batu empedu
(dina)
2. Sgot dan sgpt (dimas) :

SGOT :Enzim yang ada dalam hati otot, otak, ginjal mencerna protein

SGPT : enzim yang ada di hati untuk mencerna protein ( evita)

SGOT : Enzim yang ada di hati

SGPT : Enzim yang ada di pangkreas ( fitria)

3. Multiple kolestiasis ( febrina) :


- Multiple : batu empedu
- Penumpukan lemak pada kandung empedu (fitria)
- Peradangan pada kantung empedu (evadama)
- Penyakit batu empedu karena ada batu di kandung empedu (dita)
4. Bilirubin direk (dita) :

Bilirubin direk : tdk perlu berikatan dg protein (erlin)

STEP 2 MENCARI MASALAH (PERTANYAAN)

1. Apa tanda dan gejala colelitiasis (dita)


2. Apa komposisi dari batu empedu
3. Normal hemoglobin (evad)
4. Klasifikasi colelitiasis ( kansha)
5. Apa penyebab colelitiasis (febrina)
6. Komplikasi coletiasis (evita)
7. Faktor resiko colesistiasis ( dimas)
8. Normal hematrokit (dita)
9. Normal SGOT dan SGPT (erlin)
10. Pathway colesistiasis (nida)
11. Penatalaksanaan colesistiasis (febrina)
12. Pengambaran skala nyeri ( epita)
13. Pencegahan colelitiasis (dimas)
14. Pemeriksaan penunjang ( kansha)
15. Normal bilirubin (evadam)
16. Asuhan keperawatan (fitria)
17. Pengertian colelitiasis
18. Pemeriksaan diagnostik
19. Jelaskan anatomi fisiologi sistem digestif
20. Patofisiologi
21. Jelaskan pengkajian nutrisi pada pasien colelistiasis

STEP 3 MENGANALISA MASALAH

1. Apa tanda dan gejala colelitiasis :


Nyeri bagian perut kanan atas, mual muntah, nafsu makan menurun, nyeri lebih dari
8 jam (evadam). Sakit maagh,diare (dimas), urin kecoklatan,demam (kansha), nyeri
bagian kanan bawah (nida), bak terasa sakit (febrina)
2. Apa penyebab colelitiasis (febrina) :

Pola makan tidak sehat, banyak lemak, tdak pernah olahraga (fitria)

Endapan yang disebabkan oleh kolestrol dan bilirubin yang tidak dapan diendapkan
oleh cairan empedu (evita)

3. faktor resiko colesistiasis ( dimas) :


usia, jenis kelamin, keturunan ( ira), pola hidup tidak sehat ( dina), obesitas (erlin).
4. Pengambaran skala nyeri ( epita) :
Digambarkan 0-10
0-2 nyeri sedang dapat diatasi sendiri
3-5 nyeri sedang masih dapat beraktivitas.
Nyeri 6-8 seperti ditusuk-tusuk
8-10 nyeri berat tdak dapat beraktivitas (ira)
Skala 0 tdak nyeri
Skala 1-3 nyeri ringan
4-7 nyeri sedang
8-10 nyeri berat (febrina)
5. Pencegahan colelitiasis (dimas) :
Pola makan teratur,berolahraga, (kansha). Banyak minumair putih tdak minum
alkohor dan kopi (febrina)
Hindari makanan berminyak dan bersantan (evad).
6. Pengertian colelitiasis :
Peradangan pada kantung empedu karena ada endapan batu empedu ( evadam)
penumpukan lemak dan bilirubin pada kandung empedu (fitria), penyakit batu
empedu disebabkan karena adanya batu di kantung empedu (dita)
STEP 4 KONSEP MAPPING

Penyebab
Endapan yang disebabkan oleh kolestrol dan bilirubin yang
tidak dapan diendapkan oleh cairan empedu

1. Nyeri bagian 1. usia


perut kanan 2. jenis kelamin
Maniestasi COLETIASIS Faktor Risiko
atas 3. keturunan
2. mual 4. obesitas
3. muntah
4. nafsu makan
menurun
5. nyeri lebih
dari 8 jam
STEP 5 LEARNING ISSUE

1. Apa komposisi dari batu empedu :


2. Normal hemoglobin (evad) :
3. Klasifikasi colelitiasis ( kansha) :
4. Komplikasi colelitiasis ( epita) :
5. Normal hematokrit ( dita) :
6. Normal sgot dan sgpt (erlin) :
7. Pathway colesistiasis (nida) :
8. Penatalaksanaan colesistiasis (febrina) :
9. Pemeriksaan penunjang ( kansha) :
10. Normal bilirubin (evad) :
11. Asuhan keperawatan (fitria) :
12. Pemeriksaan diagnostik :
13. Jelaskan anatomi fisiologi sistem digestif :
14. Patofisiologi :
15. Jelaskan pengkajian nutrisi pada pasien colelistiasis :

STEP 6 BELAJAR MANDIRI

STEP 7 JAWABAN LEARNING ISSUE

1. Apa komposisi dari batu empedu :


a. Batu Kolestrol
= Jenis batu empedu yang paling banyak ditemukan di kandung empedu . Batu ini
mengandung kolestrol dalam bentuk kristal kolestrol monohidrat, serta garam
kalsium, pigmen empedu.
Batu Pigmen
= Batu Pigmn Hitam :
Terutama mengandung calcium bilirubinate, serta sejumlah kompleks kalsium
fosfat dengan glikoprotein mucin.
Batu Pigmen Coklat :
Mengandung calcium palmitat, calsium bilirubinat dan kolestrol.
b. Unsur pembentukan batu empedu adalah koleterol dan kalsium. Lebih dari
90% batu empedu adalah batu koleterol (komposisi kolesterol >50%) atau
bentuk campuran (20-50 % unsur kolesterol) dan siasanya 10% adalah batu
pigmen (unsur kasium dominan dan koleterol< 20%). 
c. Batu empedu diduga akibat endapan kolesterol dan biliburin yang
Menumpuk di dalam batu empedu

2. Normal hemoglobin (evad) :


 Kadar Hb yang normal bagi pria sekitar 13,8 sampai 17,2 g/dL.
 Kadar Hb yang normal bagi wanita adalah 12,1 sampai 15,1 g/dL.
 Hb pada anak-anak normalnya 11 sampai 13 g/dL.

 Nilai Normal hb pada orang yang sehat adalah 14- 18 mg/dl untuk laki laki
dan 12- 16 mg/dl untuk perempuan (Almatsier, et al., 2011)
 Pada saat hamil, volume plasma bertambah, sehingga menyebabkan kondisi
yang disebut hemodilution, yang menyebabkan penurunan kadar Hb
.tergantung pada trimester kehamilan, kadar Hb 10,5 masih tergolong dalam
batas normal. Nilai Hb pada anak laki laki dan perempuan sampai usia 11
tahun tidak berbeda, namun setelah usia 11 tahun nilai Hb laki laki cenderung
lebih tinggi sebesar 0,5 – 1,5 g/dl daripada perempuan.

3. Klasifikasi colelitiasis ( kansha) :


Ada 3 tipe dari batu empedu (Hawkey,2012):
 Batu kolesterol
mengandung beberapa zat seperti kalsium karbonat, fosfat, bilirubinat,
palmitad, fosfolipid, glikoprotein dan mukopolisakarida.dengan >50 % nya
mengandung kolesterol monohidrat plus.
 Batu Pigmen Hitam
mengandung bilirubin indirek, kasium fosfat dan karbonat dan tidak
mengandung kolesterol. Sering terjadi pada hemolisis kronisk, sirosis ataupun crons’
disease
 Batu Pigmen Coklat
mengandung kalsium bilirubinat, palmitat dan strearate. Jarang terjadi.
Sering terjadi pada infeksi bilier.

1. Batu kolesterol
Berbentuk oval, multifokal atau mullbery dan mengandung lebih dari 70%
kolesterol. Lebih dari 90% batu empedu adalah kolesterol batu yang mengandung
>50% kolestrerol.
2. Batu pigmen
merupakan 10% dari total jenis batu empedu yang mengandung <20%
kolesterol.
3. Batu campuran
Yaitu batu campuran antara kolesterol dan pigmen dimana mengandung 20-
50% kolesterol

4. Komplikasi colelitiasis ( epita) :


- Empiema kandung empedu, terjadi akibat perkembangan colelitiasis akut
dengan sumbatan duktus sirkulus persisten menjadi superinfeksi empedu
yang tersumbat disertai kuman kuman pembentuk pus
- Hidrops atau mukokel kandung empedu terjadi akibat sumbatan
berkepanjangan duktus sitikus
- Gangren, gangrene kandung empedu menimbulkan iskemia dinding da
nekrosis jaringan berbecak atau total
- Kolesistisis yaitu peradangan kandung empedu karena tersumbat oleh batu
empedu dan menyebabkan infeksi
- Kolangitis yaitu peradangan pada saluran empedu.

5. Normal hematokrit ( dita) :

Standar normal antar laboratorium satu dengan lainnya bisa terdapat perbedaan,


yang kelas rentang hematokrit normal tergantung pada jenis kelamin dan usia
pasien. Nilai normal hematokrit yang sering digunakan adalah sebagai berikut:

 Pria dewasa: 38,8-50 persen


 Wanita dewasa: 34,9-44,5 persen
 Anak-anak: 33 -38%

6. Normal sgot dan sgpt (erlin) :


SGOT (serum glutamic oxaloacetic transaminase) adalah enzim yang biasanya
ditemukan pada hati (liver), jantung, otot, ginjal, hingga otak. Sementara,
SGPT (serum glutamic pyruvic transaminase) adalah enzim yang paling
banyak terdapat di dalam hati, meski begitu dalam beberapa organ lain ada, tapi
dalam jumlah yang sedikit. Kedua enzim ini memiliki tugas yang sama, yaitu
membantu mencerna protein dalam tubuh.
Pemeriksaan SGOT serta SGPT akan dilakukan dengan cara mengambil sampel darah
pasien. Pada orang yang sehat, kedua enzim ini biasanya akan terlihat normal. Batas
normal yang seharusnya dimiliki yaitu:
 SGOT: 5-40 µ/L (mikro per liter)
 SGPT: 7-56 µ/L (mikro per liter)

7. Pathway colesistiasis (nida) :


8. Penatalaksanaan colesistiasis (febrina) :

• Penatalaksanaan Terapi

1. Terapi Litosis sistemik

kombinasi antara CDCA dan UDCA. (8-10 mg/hr) : menurunkan kadar kolestrol
empedu secara bermakna tanpa gejala samping.

2. Litolisis lokal

MTBE : alkil yang berbentuk liquid pada suhu badan dan mempunyai kapasitas tinggi
untuk melarutkan kolestrol
3. ESWL

Gelombang kejutan yang dihasilkan oleh alat elektrohidrolik,elektromagnetik atau


elektrik-pieza untuk memecahkan batu empedu.

• Penatalaksanaan Bedah

1. Open kolesistektomi

Operasi standar untuk penanganan paien dengan batu empedu sistomatik.

2. Kolesistektomi laparascopy

Lewat lika insisi kecil melalui dinding abdomen pada umbilikus.

 Kelebihan :

 Nyeri pascaoperasi lebih minimal

 Pemulihan lebih cepat

 Menyingkatkan perawatan dirumah sakit

3. Minikolesistektomi

mengeluarkan kandung empedu lewat luka insisi selebar 4 cm.

4. Koledokostomi

Insisi lewat duktus koledukus untuk mengeluarkan batu empedu.

9. Pemeriksaan penunjang ( kansha) :


Tes Laboratorium :
1. Leukosit : 12.000-15.000/iu ( N : 5000-10.000 iu )
2. Bilirubin : meningkat ringan, (N :<0,4 mg/dl)
3. Amilase serum meningkat . (N : 17-115 unit/100 ml )
4. Protrombin menurun, bila aliran dari empedu intestin menurun karena obstruksi
sehinggamenyebabkan penurunan absorbsi vitamin K.(cara Kapilar : 2 - 6 mnt).
5. USG : menunjukkan adanya bendungan /hambatan , hal ini karena adanya batu
empedu dan distensisaluran empedu ( frekuensi sesuai dengan prosedur
diagnostik)
6. Endoscopic Retrograde choledocho pancreaticography (ERCP), bertujuan untuk
melihat kandungempedu, tiga cabang saluran empedu melalui ductus
duodenum.
7. PTC (perkutaneus transhepatik cholengiografi): Pemberian cairan kontras untuk
menentukan adanyabatu dan cairan pankreas.
8. Cholecystogram (untuk Cholesistitis kronik) : menunjukkan adanya batu di sistim
billiar.
9. CT Scan : menunjukkan gellbalder pada cysti, dilatasi pada saluran empedu,
obstruksi/obstruksi joundice.
10. Foto Abdomen :Gambaran radiopaque (perkapuran ) galstones, pengapuran
pada saluran ataupembesaran pada gallblade

10. Normal bilirubin (evad) :


- Pada anak - anak dan orang dewasa nilai normal bilirubin direk adalah 0 -
0.4 mg per desiliter (mg / dL). Nilai normal bilirubin total adalah 0,3 - 1,0 mg /
dL.
- Pada bayi baru lahir, bilirubin tinggi adalah normal karena stres lahir. Bilirubin
normal pada bayi yang baru lahir akan berada di bawah 5 mg / dL, namun
banyak bayi yang baru lahir memiliki beberapa jenis penyakit kuning dan
bilirubin di atas 5 mg / dL.

11. Asuhan keperawatan (fitria) :


A. IDENTITAS
1. Pengkajian
Nama : Ny. X
Jenis kelamin: perempuan
Umur : 37 tahun
Status perkawinan : kawin
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan: swasta
Alamat: semarang
Tanggal masuk : 10-11-19
Tanggal pengkajian : 11-11-19
Tanggal operasi :-
Diagnosa medis : kolelitiasis
2. Keluhan utama : nyeri pada kuadran kanan atas abdomen yang sudah
berlangsung selama 1 bulan ini.
3. Riwayat kesehatan sekarang : hasil USG menunjukan adanya batu pada
kandung empedu
4. Pemeriksaan Fisik :
TD : 110/70
RR : 22x/mnt
Nadi : 92x/mnt

B. ANALISA DATA
Ds :
pasien mengeluh nyeri pada kuadran kanan atas abdomen
Pasien mengatakan sangat khawatir pada operasi kali ini
Do :
Hasil USG menunjukkan adanya batu pada kantung empedu
P : nyeri muncul ketika mau beraktifitas
Q : perih
R : kuadran kanan atas abdomen
S : 2-3
T : nyeri hilang timbul
Td : 110/70 RR : 22x/mnt
Nadi : 92x/mnt

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
- Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologi d.d pasien mengeluh nyeri
pada kuadran kanan atas abdomen
- Ansietas b.d kekhawatiran mengalami kegagalan d.d pasien
mengatakan sangat khawatir pada operasi kali ini

D. INTERVENSI
a. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologi d.d pasien mengeluh nyeri pada
kuadran kanan atas abdomen
- Identifikasi skala nyeri
- Berikan teknik imajinasi terbimbing
- Berikan kompres hangat
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
 Kriteria Hasil :
Dx.1 : setelah dilakukan perawatan selama 2x24 jam diharapkan nyeri
yang dirasakan pasien berkurang
b. Ansietas b.d kekhawatiran mengalami kegagalan d.d pasien mengatakan
sangat khawatir pada operasi kali ini
- Identifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif digunakan
- Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan
- Anjurkan ambil posisi nyaman
 Kriteria Hasil
Dx. 2 : setelah dilakukan perawatan selama 2x24 jam diharapkan
pasien sudah tidak mengalami rasa khawatir atas tindakan operasi
yang akan dijalani

E. IMPLEMENTASI
Dx. Nyeri akut :
1. Mengidentifikasi skala nyeri
2. Memberikan teknik imajinasi terbimbing
3. Memberikan kompres hangat
4. Menjelaskan strategi meredakan nyeri
Dx. Ansietas
1. Mengidentifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif digunakan
2. Menciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan
3. Menganjurkan ambil posisi nyaman

F. EVALUASI
Dx. Nyeri akut
S : pasien mengatakan bahwa nyeri yang dirasakan pasien sudah berkurang
O : pasien sudah tidak merintih kesakitan
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi
Dx. Ansietas
S : pasien mengatakan bahwa pasien sudah tidak merasa khawatir lagi
O : pasien nampak sudah tenang
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi

12. Pemeriksaan diagnostik :


 Radiologi
Pemeriksaan USG telah menggantikan kolesistografi karena pemeriksaan ini dapat
dilakukam dengan cepat dan akurat
 Sonogram
Mendeteksi batu dan menentukanapakah dinding kandung empedu telah menebal
 Radiografi
Dilakukan bila USG tidak tersedia atau hasil USG meragukan
 ERCP
Memasukan bahan kontras untuk menentukan keberadaan batu di duktus
 Pemeriksaan Darah
- Kenaikan serum kolestrol
- Kenaikan fosfolipid
- Penurunan ester kolestrol
- Kenaikan protrombin serum time
- Kenaikan bilirubin total
- Peningkatan sel darah putih
- Peningkatan serum amilase

13. Jelaskan anatomi fisiologi sistem digestif :


 Mulut, di dalam mulut makanan akan di cerna secara mekanik maupun kimiawi,
di dalam mulut juga terdapat alat bantu pencernaan seperti gigi, lidah,dll.
 Kerongkongan, berfungsi sebagai jalan bagi makanan yang telah di kunyah di
mulut menuju lambung
 lambung. Berfungsi untuk menyimpan makanan kurang lebih 2 jam, sebelum di salurkan
pada saluran pencernaan lainya, dan berfunsi mengaduk makanan lewat gerak
peristaltik yang di picu oleh kerja lapisan otot lambung.
 Usus halus, merupakan tempat penyerapan makanan yang paling panjang
 Usus besar, didalam ususs besar terdapat bakteri escerichia coli yang berfungsi
membusukan makanan sisa makanan yang tidak di serap oleh usus halus.
 Anus, merupakan lubang untuk pembuangan feses.
 Hati, kelenjar terbesar dari tubuh manusia, dengan berat 1,6 kg pada tubuh
orang dewasa, fungsi hati membantu sintesis glukosa dan gliserol, dan
membantu metabolisme lemak serta protein.
 Ginjal, berfungsi untuk menyaring racun dan menjaga keseimbangan cairan
tubuh.
 Pankreas,
1. Sel alfa bertanggung jawab dalam memproduksi glukagon
2. Sel beta bertanggung jawab dalam memproduksi insulin
3. Sel gama membantu dalam memperlambat penyerapan makanan
4. Sel delta, menghasilkan somatosin yang berfungsimenghambat sekresi
glukagon oleh sel alfa.
 Kandung empedu, yang berfungsi untuk menampung cairan empedu

14. Patofisiologi :
Pembentukan batu empedu dibagi menjadi tiga tahap: (1) pembentukan empedu
yang supersaturasi, (2) nukleasi atau pembentukan inti batu, dan (3) berkembang
karena bertambahnya pengendapan. Kelarutan kolesterol merupakan masalah yang
terpenting dalam pembentukan semua batu, kecuali batu pigmen. Supersaturasi
empedu dengan kolesterol terjadi bila perbandingan asam empedu dan fosfolipid
(terutama lesitin) dengan kolesterol turun di bawah harga tertentu. Secara normal
kolesterol tidak larut dalam media yang mengandung air. Empedu dipertahankan
dalam bentuk cair oleh pembentukan koloid yang mempunyai inti sentral kolesterol,
dikelilingi oleh mantel yang hidrofilik dari garam empedu dan lesitin. Jadi sekresi
kolesterol yang berlebihan, atau kadar asam empedu rendah, atau terjadi sekresi
lesitin, merupakan keadaan yang litogenik.Pembentukan batu dimulai hanya bila
terdapat suatu nidus atau inti pengendapan kolesterol.  Pada tingkat supersaturasi
kolesterol, kristal kolesterol keluar dari larutan membentuk suatu nidus, dan
membentuk suatu pengendapan.  Pada tingkat saturasi yang lebih rendah, mungkin
bakteri, fragmen parasit, epitel sel yang lepas, atau partikel debris yang lain
diperlukan untuk dipakai sebagai benih pengkristalan. (Schwartz S 2000).

15. Jelaskan pengkajian nutrisi pada pasien colelistiasis :


1. Pengkajian fokus
Metode pengkajian ABCD
 A(Antropometri)
 Berat badan
 Tinggi badan
 Berat badan ideal : (TB-100)±10%
 BMI ( Body Mass Index) : BB (kg)/ TB x TB (m)
 Lingkar pergelangan tangan
 Lingkar lengan atas (MAC)
nilai normal Wanita : 28,5 cm
Pria : 28,3 cm
 Lipatan kulit pada otot trisep (TSF)
nilai normal wanita : 16,5 – 18 cm
pria : 12,5-16,5 cm
 B(Biokimia)
1) Albumin (N : 4-5,5 mg/100 ml)
2) Transferin (N : 170-25 mg/100 ml)
3) HB ( N : 12 mg %)
4) BUN ( N : 10-20 mg/100 ml)
5) Ekskresi kreatinin untuk 24 jam ( N : laki-laki : 0,6-1,3 mg/100 ml, wanita : 0,5-1,0
mg/100 ml)
 C (Clinical)
1) Keadaan fisik: apatis, lesu
2) Berat badan: obesitas, kurus (Underweight).
3) Otot: flaksia / lemah, tonus kurang,tenderness, tidak mampu bekerja.
4) Sistem saraf: bigung, rasa terbakar, parestbesia, reflek menurun.
5) Fungsi gastrointestinal: anoreksia, konstipasi, diare, pembesaranliver.
6) Kardiovaskuler: denyut nadi lebih dari 100 x/menit,
iramaabnormal, tekanan darah rendah/tinggi.
7) Rambut: kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis, pecah/patah- patah.
8) Kulit: kering, pucat, iritasi, petekhie, lemak di subkutan tidak ada.
9) Bibir: kering, pecah-pecah, bengkak, lesi, stomatitis, membranmukosa pucat.
10) Gusi: perdarahan, peradangan.
11) Lidah: edema, hiperemasis.
12) Gigi: karies, nyeri, kotor.
13) Mata: konjungtiva pucat,kering,exotalmus,tanda-tanda infeksi.
14) Kuku: mudah patah.
 D (Diet)
1. Anggaran makan, makanan kesukaan, waktu makan. 
2. Apakah ada diet yang dilakukan secara khusus.
3. Adakah penurunan dan peningkatan berat badan dan berapa lama periode
waktunya? 
4. Adakah status fisik pasien yang dapat meningkatkan diet sepertiluka bakar dan
demam?
5. Adakah toleransi makanan atau minumam tertentu?

Anda mungkin juga menyukai