Kelompok 3
LBM : 2. Keperawatan Medikal Bedah
Tutor : Ns. Eny Setyowati, S.Kep
1. Dimas Aji Prasetya (40901800025)
2. Dina Herlita (40901800026)
3. Ditania Erninda Putri (40901800027)
4. Erlin Kusumawati (40901800028)
5. Eva Damayanti (40901800029)
6. Eva Irawati Onibah (40901800030)
7. Evita Putri Ayu Kusuma (40901800031)
8. Fadia Kansha (40901800032)
9. Febri Mihalatun Nida (40901800033)
10. Febrina Noor (40901800034)
11. Fitria Hidayatun Ni’mah (40901800035)
PRODI D3 KEPERAWATAN
2019
Judul : Kenapa perutku nyeri dan urinku seperti teh ?....
Skenario :
Seorang perempuan berusia 37 tahun dirawat dengan diagnosa Multiple kolelitiasis
klien dirawat untuk menjalani operasi laparascopy cholesistectomie. Keluhan yang dirasakan
pasien saat ini nyeri pada kuadran kanan atas abdomen , dan sudah berlangsung selama 1
bulan. Hasil USG menunjukan adanya batu pada kandung empedu. TD : 110/70 mmHg, Nadi
92x/menit kuat dan reguler RR : 22x/menit. Nyeri ada skala 2-3, lokasinya kwadran kanan
atas, frekuensinya hilang timbul. Kalau mau beraktivitas terkadang muncul rasa nyerinya.
Pasien mengatakan sangat khawatir pada operaai kali ini. Dan tidak tahu tentang diet yang
harus dihindari dan prosedur pelaksanaan operasi karena baru pertama kali pasien menjalani
operasi. Urin warna kecoklatan seperti teh, hasil pemeriksaan lab hematologi di dapatkan
hasil yang tidak normal yaitu hemaglobin 12.3 g/dl, hematokrit 34%, leokosit 10,88 ribu/3.
Pemeriksan kimia darah yang tidak normal bilirubin total 4,6 mg/dl bilirubin direk 4 mg/dl.
SGOT 231, SGPT 213. Hasil pemeriksaan ultrasonografi : dikandung empedu batu 5 buahh
dengan ukuran 1,14 cm.
Perawat menetapkan masalah keperawatan nyeri akut dan telah dilakukan tindakan
pemberian teknik distraksi dan pemberian posisi yang nyaman tetapi masalah belum teratasi.
Berdasarkan gambaran tersebut bagaimana analisa saudara sebagai seorang perawat ?
Problem : Colelitiasis
SGOT :Enzim yang ada dalam hati otot, otak, ginjal mencerna protein
Pola makan tidak sehat, banyak lemak, tdak pernah olahraga (fitria)
Endapan yang disebabkan oleh kolestrol dan bilirubin yang tidak dapan diendapkan
oleh cairan empedu (evita)
Penyebab
Endapan yang disebabkan oleh kolestrol dan bilirubin yang
tidak dapan diendapkan oleh cairan empedu
Nilai Normal hb pada orang yang sehat adalah 14- 18 mg/dl untuk laki laki
dan 12- 16 mg/dl untuk perempuan (Almatsier, et al., 2011)
Pada saat hamil, volume plasma bertambah, sehingga menyebabkan kondisi
yang disebut hemodilution, yang menyebabkan penurunan kadar Hb
.tergantung pada trimester kehamilan, kadar Hb 10,5 masih tergolong dalam
batas normal. Nilai Hb pada anak laki laki dan perempuan sampai usia 11
tahun tidak berbeda, namun setelah usia 11 tahun nilai Hb laki laki cenderung
lebih tinggi sebesar 0,5 – 1,5 g/dl daripada perempuan.
1. Batu kolesterol
Berbentuk oval, multifokal atau mullbery dan mengandung lebih dari 70%
kolesterol. Lebih dari 90% batu empedu adalah kolesterol batu yang mengandung
>50% kolestrerol.
2. Batu pigmen
merupakan 10% dari total jenis batu empedu yang mengandung <20%
kolesterol.
3. Batu campuran
Yaitu batu campuran antara kolesterol dan pigmen dimana mengandung 20-
50% kolesterol
• Penatalaksanaan Terapi
kombinasi antara CDCA dan UDCA. (8-10 mg/hr) : menurunkan kadar kolestrol
empedu secara bermakna tanpa gejala samping.
2. Litolisis lokal
MTBE : alkil yang berbentuk liquid pada suhu badan dan mempunyai kapasitas tinggi
untuk melarutkan kolestrol
3. ESWL
• Penatalaksanaan Bedah
1. Open kolesistektomi
2. Kolesistektomi laparascopy
Kelebihan :
3. Minikolesistektomi
4. Koledokostomi
B. ANALISA DATA
Ds :
pasien mengeluh nyeri pada kuadran kanan atas abdomen
Pasien mengatakan sangat khawatir pada operasi kali ini
Do :
Hasil USG menunjukkan adanya batu pada kantung empedu
P : nyeri muncul ketika mau beraktifitas
Q : perih
R : kuadran kanan atas abdomen
S : 2-3
T : nyeri hilang timbul
Td : 110/70 RR : 22x/mnt
Nadi : 92x/mnt
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
- Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologi d.d pasien mengeluh nyeri
pada kuadran kanan atas abdomen
- Ansietas b.d kekhawatiran mengalami kegagalan d.d pasien
mengatakan sangat khawatir pada operasi kali ini
D. INTERVENSI
a. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologi d.d pasien mengeluh nyeri pada
kuadran kanan atas abdomen
- Identifikasi skala nyeri
- Berikan teknik imajinasi terbimbing
- Berikan kompres hangat
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
Kriteria Hasil :
Dx.1 : setelah dilakukan perawatan selama 2x24 jam diharapkan nyeri
yang dirasakan pasien berkurang
b. Ansietas b.d kekhawatiran mengalami kegagalan d.d pasien mengatakan
sangat khawatir pada operasi kali ini
- Identifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif digunakan
- Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan
- Anjurkan ambil posisi nyaman
Kriteria Hasil
Dx. 2 : setelah dilakukan perawatan selama 2x24 jam diharapkan
pasien sudah tidak mengalami rasa khawatir atas tindakan operasi
yang akan dijalani
E. IMPLEMENTASI
Dx. Nyeri akut :
1. Mengidentifikasi skala nyeri
2. Memberikan teknik imajinasi terbimbing
3. Memberikan kompres hangat
4. Menjelaskan strategi meredakan nyeri
Dx. Ansietas
1. Mengidentifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif digunakan
2. Menciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan
3. Menganjurkan ambil posisi nyaman
F. EVALUASI
Dx. Nyeri akut
S : pasien mengatakan bahwa nyeri yang dirasakan pasien sudah berkurang
O : pasien sudah tidak merintih kesakitan
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi
Dx. Ansietas
S : pasien mengatakan bahwa pasien sudah tidak merasa khawatir lagi
O : pasien nampak sudah tenang
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi
14. Patofisiologi :
Pembentukan batu empedu dibagi menjadi tiga tahap: (1) pembentukan empedu
yang supersaturasi, (2) nukleasi atau pembentukan inti batu, dan (3) berkembang
karena bertambahnya pengendapan. Kelarutan kolesterol merupakan masalah yang
terpenting dalam pembentukan semua batu, kecuali batu pigmen. Supersaturasi
empedu dengan kolesterol terjadi bila perbandingan asam empedu dan fosfolipid
(terutama lesitin) dengan kolesterol turun di bawah harga tertentu. Secara normal
kolesterol tidak larut dalam media yang mengandung air. Empedu dipertahankan
dalam bentuk cair oleh pembentukan koloid yang mempunyai inti sentral kolesterol,
dikelilingi oleh mantel yang hidrofilik dari garam empedu dan lesitin. Jadi sekresi
kolesterol yang berlebihan, atau kadar asam empedu rendah, atau terjadi sekresi
lesitin, merupakan keadaan yang litogenik.Pembentukan batu dimulai hanya bila
terdapat suatu nidus atau inti pengendapan kolesterol. Pada tingkat supersaturasi
kolesterol, kristal kolesterol keluar dari larutan membentuk suatu nidus, dan
membentuk suatu pengendapan. Pada tingkat saturasi yang lebih rendah, mungkin
bakteri, fragmen parasit, epitel sel yang lepas, atau partikel debris yang lain
diperlukan untuk dipakai sebagai benih pengkristalan. (Schwartz S 2000).