CHOLSISTITIS
K e l o m p o k III
• Jenis kelamin : Perempuan memilikki 2 – 3 kali mengalami batu empedu dibandingkan pria
• Usia : Setelah usia 40 tahun risiko mengalami Kolelitiasis meningkat 4 – 10 kali. Usia berkaitan erat dengan sekresi dan kejenuhan kolesterol.
• Berat badan dan penyakit lain : Kondisi obesitas dengan BMI > 30 Kg/m² dan penderita diabetes memiliki risiko yang besar terbentuknya
Kolelitiasis..
• Kehamilan : meningkatnya kadar estrogen akan meningkatkan kadar kejenuhan kolesterol dalam empedu.
• Obat-obatan : Penggunaan obat yang mengandung estrogen pada terapi sulih hormon (hormone replacement therapy)
meningkatkan risiko terbentuknya Kolelitiasis
• Penurunan berat bedan secara cepat : diet yang terlalu ketat menyebabkan pengosongan kandung empedu yang tidak
sempurna dan pengeluaran kolesterol dalam empedu meningkat serta memicu terbentuknya Kolelitiasis.
• Konsumsi makanan tinggi lemak dan rendah serat yang berlebihan menyebabkan timbulnya deposit Kolelitiasis.
• Memilikki riwayat Kolelitiasis dalam keluarga.
Diagnosis
Proses diagnosis batu empedu diawali dengan
pemeriksaan gejala dan fisik. Selanjutnya, dokter akan
melakukan tes pemindaian untuk menentukan tingkat
keparahan batu empedu yang dialami pasien. Jenis tes
pemindaian yang dilakukan meliputi:
• CT scan
• MRI
• Endoscopic retrograde cholangio
pancreatography (ERCP)
• USG Perut
• Tes darah juga dilakukan untuk
mendeteksi penyakit yang
disebabkan oleh batu empedu.
Pengobatan Metode pengobatan
batu empedu meliputi
Komplikasi
Seorang pasien bernama Tn. Pikachu berusia 30 tahun adalah seorang pegawai swasta. Tn.
Pikachu memiliki berat badan 58kg dan tinggi badan 170cm. Sudah beberapa hari ini Tn. Pikachu
mengeluh badan terasa lemas,sakit perut bagian kanan kedua mata kelihatan kuning, mual pada
pagi dan malam haI. Pasien mempunyai kebiasaan minum obat-obatan algesik tanpa resep
dokter.Pasien masuk rumahsakit dengan panas tinggi 39oC.Setelah dilakukan pemeriksanan
didapatkan hasil sebagai berikut:
USG : gambaran positif kolelitiasis
SGOT : 50 U/l
SGPT : 45 U/l
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Kolesterol total : 200 mg/dl
Bilirubin : 1 mg/dl
Hasil diagnosa dokter adalah Kolelitiasis.Saat ini pasien sedang menjalani rawat inap di ruang
internal laki-laki. Dari hasil recal diketahui rata-rata asupan Tn.Pikachu sebagaiberikut:
Energi : 2000 kkal
Protein : 62 gram
Lemak : 87 gram
Karbohidrat : 258 gram
KONSEP ASKEP
Identitas pasien
Meliputi: nama, umur, jenis kelamin, alamat, tempat tinggal, tempat tanggal lahir, pekerjaan dan pendidikan. Kolelitiasis
biasanya ditemukan pada tahun 20-50dan lebih sering terjadi anak perempuan pada dibanding anak laki – laki. (Cahyono,
2014)
Keluhan utama
Merupakan keluhan yang paling utama yang dirasakan oleh klien saat pengkajian. Biasanya keluhan
utama yang klien rasakan adalah nyeri abdomen pada kuadran kanan atas, dan mual muntah.
Pengkajian Fisik
Keadaan Umum
a) Penampilan Umum : Mengkaji tentang berat badan dan tinggi badan klien.
b) Kesadaran : Kesadaran mencakup tentang kualitas dan kuantitas keadaan klien.
c) Tanda-tanda Vital : Mengkaji mengenai tekanan darah, suhu, nadi dan respirasi.
Sistem endokrin
Mengkaji tentang keadaan abdomen dan kantung empedu. Biasanya Pada penyakit ini kantung empedu dapat
terlihat dan teraba oleh tangan karena terjadi pembengkakan pada kandung empedu.
Pola aktivtas
1) Nutrisi : Dikaji tentang porsi makan, nafsu makan
2) Aktivitas : Dikaji tentang aktivitas sehari-hari, kesulitan melakukan aktivitas dan anjuran bedrest
3) Aspek psikologis : Kaji tentang emosi, pengetahuan terhadap penyakit, dan suasana hati.
Aspek penunjang
a) Hasil pemeriksaan Laboratorium (bilirubin, amylase serum meningkat)
b) Obat-obatan satu terapi sesuai dengan anjuran dokter.
Diagnosis
Diagnosa Keperawatan yang biasa muncul pada klien Cholelithiasis dan mengalami
pembedahan adalah :
Masalah keperawatan pada Pre operatif :